Disusun oleh:
UMMI MAFTUKHATUN NI’MAH
NIM 31601501186
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalah yang telah dijelaskan diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian tersebut, yaitu
a. Jenis cacat apa saja yang sering terajadi pada produk sepatu serta apa saja
penyebabnya?
b. Seberapa besar resiko yang diakibatkan oleh kegagalan dalam proses proses
produksi yang terjadi selama ini?
c. Bagaimana usulan perbaikan untuk mengurangi tingat kecacatan dalam
proses produksi di UD. Aneka Sepatu?
4. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penyusunan laporan penelitian ini
adalah:
a. Objek penelitian hanya dilakukan pada proses kritis dan produk yang
memiliki jumlah kegagalan diatas batas toleransi.
b. Penelitan yang dilaksanakan dari bulan Oktober 2018 sampai bulan Januari
2019.
c. Data yang digunakan mulai dari data produksi, data jumlah cacat diambil dari
data UD. Aneka Sepatu serta responden kuesioner adalah pemilik UD. Aneka
Sepatu dan penanggung jawab dibagian produksi.
5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui jenis kecacatan produk sepatu dan mengetahui
penyebabnya.
b. Mengetahui seberapa besar tingkat resiko yang diakibatkan oleh kegagalan
pada proses produksi yang selama ini terjadi.
c. Mampu memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi kecacatan produk
dengen pertimbangan kondisi yang sesuai untuk UD. Aneka Sepatu.
6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempraktikkan teori yang sudah diperoleh selama di
perkuliahan dan meningkatkan kemampuan dalam menganalisa dan
memecahkan permasalahan sebelum masuk dalam dunia kerja khususnya
dalam pengurangan kecacatan produk dengan mengidentifikasi penyebab
kecacatannya.
b. Bagi Perusahaan
Memberikan usulan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan guna
mengurangi jumlah kecacatan produk.
c. Bagi Prodi Teknik Industri UNISSULA
Bagi prodi teknik industri sendiri dapat menambah relasi dan mempererat
hubungan kerja sama antara perusahaan dan prodi tenik industri, selain itu
laporan tugas akhir juga bisa untuk menambah literatur perpustakaan.
7. Tinjauan Pustaka
Menurut penelitian terdahulu terdapat beberapa metode yang digunakan
untuk melakukan analisa penyebab kecacatan yang diperoleh dari beberapa jurnal
diantaranya berikut ini yaitu metode 7 (seven) tools (Pradana, 2014), metode
DMAIC (Wibowo dkk, 2014), metode FTA dan FMEA (Mayangsari dkk, 2015)
serta (Supono dkk, 2018), metode six sigma (Alkatiri dkk, 2015), metode Fuzzy
FMEA mulitiple participle (Harya dkk, 2016), metode SPC (Gunawan dkk, 2016),
metode FTA dan Fuzzy FMEA (Bashori, 2017). Uraian dari tiap penelitian
terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.
Metode 7 (seven) tools tepat digunakan untuk pengendalian kualitas dan
meminimalisasi penyebab kecacatan pada tiap proses produksi. Kekurangannya
hanya mengetahui yang memiliki kegagalan tertinggi dan tidak bisa
membandingkan dari keseluruhan proses.
Metode DMAIC tepat digunakan untuk menurunkan risiko kegagalan produk
serta dapat memberikan kemampuan kepada tim untuk mengembangkan solusi
yang lebih baik. Kekurangannya yaitu hanya mengetahui masalah yang bersifat
kompleks.
Metode FTA dan FMEA tepat digunakan untuk mengetahui kemungkinan
kegagalan dari seluruh proses produksi dengan waktu yang terbatas dan
memberikan usulan perbaikan untuk meminimalisasi kecacatan. Kekurangannya
output yang dihasilkan masih kurang objektif kemudian proses pengendaliannya
hanya menurut peringkat dari nilai RPN yang kemudian langsung dilakukan proses
pengendalian tanpa melakukan peninjauan ulang. Serta tidak bisa digunakan untuk
mendeteksi sebagian proses saja.
Metode six sigma tepat digunakan untuk memecahkan seta dapat untuk
pengendalian kualitas juga. Kekurangannya yaitu penelitian memerlukan waktu
yang cukup lama dan harus melakukan pemantauan secara teratur.
Metode Fuzzy FMEA multiple participle tepat untuk mengetahui perbedaan
pengendalian dari 2 devisi serta dapat digunakan untuk identifikasi penyebab
penurunan kualitas. Kekurangannya tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi
tiap proses produksinya saja.
Metode SPC tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
bersifat kompleks. Kekurangannya yaitu tidak dapat menyediakan cara agar proses
tetap dalam batas kendali.
Metode FTA dan Fuzzy FMEA tepat digunakan untuk mengnalisa penyebab
kecacatan serta mengetahui kemungkinan kegagalan yang akan terjadi dari
keseluruhan proses dengan waktu terbatas, memiliki output yang objektif serta
pengendalian dilakukan berdasarkan peringkat FRPN yang sebelumnya sudah
dilakukan peninjauan ulang menggunakan beberapa tahapan perhitungan Fuzzy.
Kekurangnnya tidak dapat mendeteksi dati tiap proses produksi.
Dari penelitian pendahulu yang sudah dijelaskan diatas ditemukan perbedaan
antara FMEA dan Fuzzy FMEA yaitu yang terletak pada keputusan akhirnya atau
output. Keputusan akhir dari FMEA berupa nilai RPN yang langsung dilakukan
pengendalian. Sedangkan pada Fuzzy FMEA keputusan akhirnya berupa FRPN
yang sudah ditinjau menggunakan perhitungan Fuzzy yang keputusan akhirnya
dapat digunakan untuk evaluasi risiko kegagalan dengan tepat dan sesuai dengan
proses produksi. Kesimpulan dari penjelasan jurnal diatas bahwa penelitian yang
menggunkan metode Fuzzy FMEA lebih tepat sasaran dibandingkan dengan
peneliltian yang menggunakan metode FMEA saja.
Fokus dalam penelitian ini yaitu dapat menganalisa penyebab kecacatan serta
dapat mengertahui kemungkinan kegaglan dari keseluruhan proses produksi dengan
waku yang singkat dan dapatt memberikan saran perbaikan yang tepat dengan
tempat penelitian. Sehingga metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini
adalah metode FTA dan Fuzzy FMEA.
Tabel 1 Penelitian Pendahulu
No Penulis Judul & Sumber Variabel Alat Analisa Kesimpulan Kelebihan dan Kekurangan
Rizky Akbar Pradana Analisa Penyebab Kecacatan Penyebab 7 (seven) quality Dari penelitian Kelebihan penelitian menggunakan
(2014) Material Karton di PT. kecacatan tools tersebut dapat metode ini yaitu dapat digunakan untuk
Pertamina Lubricants dengan material diketahui penyebab meminimalisasi penyebab cacat dari
menggunakan metode karton kecacatannya yaitu setiap proses produksi. Dan untuk
1
7(seven) quality tools basah, off spec, dan kekurangannya yaitu hanya mengetahui
Sumber: Jurnal Logistik warna cat. proses yang memiliki kegagalan tertinggi
Bisnis, Vol.4, No.1, Mei saja dan tidak bisa membadingkan dari
2014 keseluruhan proses.
Heri Wibowo & Emy Analisa Kecacatan Produk Analisa cacat DMAIC Dari hasil Kelebihan penelitian menggunakan
Khikmawati (2014) Air Minu dalam Kemasan produk pengukuran data metode ini yaitu dapat menurunkan
(AMDK) sebagai Upaya kemasan air didapat bahwa 80% resiko kegagalan dan memberikan
Perbaikan Kualitas dengan minum kecacatan tertinggi kemampuan kepada tim untuk
Metode DMAIC ada pada jenis lid. mengembangkan solusi yang lebih tepat.
Sumber: Spektum Industri, Untuk upaya Kekurangannya yaitu hanya bisa
2014, Vol.12, No.2, 113-247 perbaikan mengetahui masalah yang bersifak
2 diperlukan komplek saja.
pemeriksaan pada
sealing unit
sebelum proses
produksi dan
pengamplasan
sealing unit setiap
seminggu sekali
Tabel 1 Penelitian Pendahulu (Lanjutan)
No Penulis Judul & Sumber Variabel Alat Analisa Kesimpulan Kelebihan dan Kekurangan
Diana Fitria Usulan Pengendalian Pengendalian FTA dan Dari penelitian yang dilakukan Kelebihan penelitian dengan
Mayangsari, Hari Kualitas Produk Kualitas FMEA diketahui terdapat 15 potential cause menggunakan metode ini dapat
Adianto, & Isolator dengan Metode dengan niali RPN terbesar yaitu 448 mengetahui kemungkinan
Yoanita Yuniati Failure Mode and yang diakibatkan karena tidak adanya kegagalan dari seluruh proses
(2015) Effect Analysis pemeriksaan mattres sebelum proses produksi dengan waktu yang
(FMEA) dan Fault produksi. Usulan perbaikan yang terbatas sehingga usulan
Tree Analysis (FTA) diberikan berdasarkan dengan 8 perbaikan dapat diberikan untuk
3 Sumber: Jurnal Tekik potential cause yaitu diberikan meminimalisasi kecacatan. Dan
Industri Itenas No.2 informasi secara lisan atau tertulis cara kekurangannya hasil atau
Vol.03 April 2015 pengoprasian mesin, pelatihan outputnya masih bersifat kurang
penggunaan mesin pada operator, objektif serta tidak bisa untuk
operator diberikan buku panduan, mendeteksi sebagian proses
tambahan waktu istirahat bagi operator, saja.
adanya pengawasan dan pengontrolan
sebelum proses produksi.
Hamzah Implementasi Mengurangi Six sigma Dari hasil penelitian didapatkan hasil Kelebihan penelitian
Asadullah pengendalian kualitas jumlah cacat yang paling tinggi yaitu cacat flag menggunakan metode ini yaitu
Alkatiri, Hari untuk mengurangi produk cacat obat dan gambar tidak pas. Serta selain bisa memecahkan
Adianto & Dwi jumlah produk cacat tektil kain kerugian yang diakibatkan sebesar Rp permasalahan yang dihadapi
Novirani (2015) tekstil kain katun katun 930.643,11/bulan. Untuk perbaikan juga bisa untuk mengendalian
menggunakan six dengan membuat katalog buku porsi kualitas juga. Dan
4
sigma pada PT.SSP pewarna, pembenahan tugas baru pada kekurangannya yaitu
Sumber: Jurnal Teknik operator, memberi pelatihan untuk memerlukan waktu penelitian
Industri Itenas No.03 operator serte melakukan pemeriksaan yang cukup lama dan harus
Vol.03 Juli 2015 screen yang akan digunakan secara dilakukan pemantauan yang
sampling teratur untuk mendapatkan hasil
yang baik.
Tabel 1 Penelitian Pendahulu (Lanjutan)
No Penulis Judul & Sumber Variabel Alat Analisa Kesimpulan Kelebihan dan Kekurangan
Eka Mulyo Identifikasi potensi Identifikasi Fuzzy Metode Fuzzy FMEA multiple Kelebihan penlitian dengan
Harya, Iwan penyebab penurunan potensi FMEA participant dapat digunakan untuk menggunakan metode ini yaitu
Aang Soenandi, kualitas produk dengan penyebab multiple mengidentifikasi penyebab dapat mengetahui perbedaan
dan Budi pendekatan metode penurunan participant penurunan kualitas produk pada salah pengendalian lebih dari 2 devisi
Marpaung Fuzzy FMEA multiple kualitas satu perusahaan sepatu. Penyebab serta dapat digunakan untuk
(2016) participant (Studi penurunan kualitas produk yaitu mengidentifikasi penyebab
5
kasus pada Perusahaan dengan jenis cacat defect dirty upper penurunan kualitas produk pada
Sepatu) yaitu terletak pada kurangnya salah satu perusahaan sepatu. Dan
Sumber: Jurnal Teknik pembersihan dan pengonrolan mesin untuk kekurangannya tidak bisa
dan Ilmu Komputer, serta operator. untuk mendeteksi sebagian proses
Vol.05, No.18, April- saja.
Juni 2016
Clara Valentina Analisa kinerja proses Analisa SPC Dari penelitian yang sudah dilakukan Kelebihan penelitian menggunakan
Gunawan & dan identifikasi cacat kinerja (statistical dari 40 data yang didapat ada 20 data metode ini yaitu dapat
Hendy Tannady dominan pada proses & proses yang berada diluar batas dan ada 3 menyelesaikan permasalahan secara
(2016) pembuatan bag dengan identifikasi control) yang menjadi prioritasnya yaitu komplek. Namun kekurangannya
metode statistical cacat robek, dimensi dan kotoran latex. yaitu metode ini tidak dapat
proses control (Studi dominan menyediakan cara untuk membuat
6
kasus: pabrik alat proses tetap dalam batas kendali.
kesehatan PT.XYZ,
Serang, Banten)
Sumber: Jurnal Teknik
Industri, Vol.XI, No.1,
Januari 2016
Tabel 1 Penelitian Pendahulu (Lanjutan)
No Penulis Judul & Sumber Variabel Alat Analisa Kesimpulan Kelebihan dan Kekurangan
Khoirul Bashori Analisa penyebab Analisa FTA dan Dari penelitian dapat diketahui Kelebihan penelitian dengan
(2017) kecacatan kain penyebab Fuzzy penyebab kecacatan serta nilai menggunakan metode ini untuk
menggunakan merode kecacatan FMEA FRPNnya yaitu rantas (544), palet menganalisa penyebab kecacatan
Fault Tree Analysis kain berekor (540), panjang lebih (501), serta dapat mengetahui
(FTA) dan Fuzzy benang berintip (500), pakan renggang kemungkinan kegagalan dari
Failure Mode and Effect (500), salah memasukkan sisir (444), seluruh proses produksi dengan
Analysis (Fuzzy FMEA kotor kapas (383), lengket (374), lusi waktu yang terbatas sehingga
7 di unit weaving I (studi putus (309), palet gembur (305), usulan perbaikan dapat diberikan
kasus di PT. Pandatex pinggiran jelek (290) untuk proses untuk meminimalisasi kecacatan
Magelang) pengendaliannya diprioritaskan mulai serta output yang dihasilkan sudah
Sumber: digibling.uin- dari nilai FRPN yang terbesar bersifat objektif. Dan untuk
suka.ac.id kekurangannya tidak bisa untuk
mendeteksi sebagian proses saja.
Joko Supono Analisa Penyebab Analisa FTA dan Jumlah defect bulan januari sampai Kelebihan penelitian dengan
dan Lestari kecacatan produk sepatu Penyebab FMEA maret 2017 melebihi batas toleransi menggunakan metode ini dapat
(2018) terrex AX2 goretex kecacatan yang telah ditetapkan. Dari diagram mengetahui kemungkinan
dengan menggunakan produk pareto RPN terdapat 2 nilai tertinggi kegagalan dari seluruh proses
metode Fault Tree sepatu yaitu pada proses sewing dan proses produksi dengan waktu yang
Analysis (FTA) dan terrex assembling. PT. Panarub masih terbatas sehingga usulan perbaikan
8
Failurt Mode and Effect AX2 memiliki kekurangan dalam proses dapat diberikan untuk
Analysis (FMEA) di PT. goretex pengendalian kualitas. Usulan meminimalisasi kecacatan. Dan
Panarub Industri perbaikan untuk proses sewing dan kekurangannya hasil atau outputnya
Sumber: Journal Industri assembling yaitu melakukan masih bersifat kurang objektif serta
Manufacturing Vol.3, pengawasan serta melakukan tidak bisa untuk mendeteksi
No.1, Januari 2018 pengecekan secara berkala. sebagian proses saja.
8. Landasan Teori
8.1 Kualitas
Dalam dunia industri kualitas adalah salah satu hal yang sering kita dengar
dan banyak dibicarakan. Misal saja tentang kualitas produk impor yang lebih
unggul daripada produk dan jasa dalam negeri. Kualitas sering kali dipakai atau
dijadikan sebagai ukuran standar untuk sebuah produk maupun jasa. Kata kualitas
memiliki banyak arti karna setiap individu akan memberikan makna yang berbeda
tentang kata kualitas, misalnya terhindarnya dari kegagalan sebuah produk, serta
dapat melakukan hal-hal yang dapat memuaskan permintaan konsumen.
Kualitas dapat diartikan sebagai tingkatan atau ukuran kesesuaian suatu
produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas diartikan sebagai tingkat
kesesuaian produk standar yang telah ditetapkan (Juita Alisjahbana, 2005).
Kualitas dilihat secara keseluruhan tidak hanya soal apa yang dihasilkan saja,
melainkan juga melihat mulai dari proses, lingkungan sampai dengan manusia.
Menurut (Lukman, 1999:9) definisi dari kualitas adalah bervarisi dari yang
kontroversional hingga kepada yang lebih straegis. Definisi konvensional dari
kualitas biasanya menggambarkan karakter langsung dari suatu produk, misalnya
seperti:
1. Performansi (performance)
2. Keandalan (reability)
3. Mudah dalam penggunaan (ease of use)
4. Estetika (esthetics)
Sebagai konsep yang sudah lama dikenal kemunculan kualitas juga memiliki
peran manajemen. Dari pendekatan modern tentang kualitas ada tiga bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Inspeksi
Pengendalian kualitas terdiri dari berbagai macam produk yang berperan
untuk mengukur kinerja yang sebenarnya. Dari berbagai macam produk itu bisa
berupa proses manufaktur yang meliputi pengembangan alat atau mesin-mesin
produksi agar dapat menunjang oprasi. Penerapan inspeksi terhadap produk
keluaran (output) dapat dilakukan secara langsung oleh pegawai, ataupun
menggunanakan alat bantu inspeksi yang sudah diatur dengan ketentuan produk
yang sudah sesuai dengan perusahaan. Secara formal kegiatan inspeksi selalu
dihubungkan dengan kegiatan pengendalian kualitas, hal tersebut terjadi sejak awal
abad ke-20.
2. Pengendalian kualitas statistik
Untuk pertama kalinya di tahun 1931 dengan pendekatan ilmiah gerakan
pengendalian kualitas diglobalkan oleh seorang peneliti kualiatas yang berasal dari
Bell Telephone Laboratories yaitu W.A Shewart. Beliau memberikan pernyataan
bahwa variabilitas adalah sebuah fakta di dunia industri dan hal tersebut dengan
prinsip probabilitas dan statistik dapat dipahami. Peran utamanya yaitu sebagai alat
pengendalian untuk merencanakan nilai produksi sebagai penentu apakah nilai
tersebut sesuai atau tidak dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
3. Biaya kualitas
Joseph Juran adalah seseorang yang telah menciptakan istilah biaya kualitas.
Joseph Juran menyatakan bahwa biaya dengan tingkat kualitas tertentu dapat
dibagi menjadi dua yaitu biaya yang dapat untuk dihindari dan biaya yang tidak
dapat dihindari. Biaya yang dapat dihindari adalah biaya kegagalan produk yang
diakibatkan karena rusaknya bahan baku, banyaknya waktu untuk perbaikan ulang,
dan kerugian karena kecewanya konsumen. Sedangkan biaya yang tidak dapat
dihindari adalah biaya yang sengaja dibuat atau dianggarkan untuk mencegah
terjadinya kegagalan atau kerusakan (defects). Dari segi pandang Joseph Juran
memunculkan sebuah penerapan manajemen yaitu bahwa biaya tambahan untuk
perbaikan kualitas dapat dipertimbangkan selama masih adanya biaya yang tinggi
akibat kegagalan.
8.2 Manajemen Kualitas
Menurut (Dean dan Bowen, 1994) manajemen kualitas (Quality Manajement)
adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk merangkai berbagai prinsip yang
memiliki keterkaitan anatara yang satu dan yang lainnya, dan dari setiap prinsip
didukung oleh seperangkat teknik dan penerapannya. Adapaun menurut (Hackman
dan Wegeman, 1995) praktek dari manajemen kualitas (Quality Management) agar
dapat meningkatkan kinerja maka harus ada pembedaan antara strategi perusahaan.
Manajemen kualitas (Quality Management) menurut (Gasperz, 2002) adalah
kumpulan pertata cara yang sudah tersusun rapi dan penerapan standar untuk
manajemen sistem yang berperan untuk jaminan ketepatan dari sebuah produk atau
jasa yang sudah ditentukan sesuai dengan konsumen atau sesuai dengan organisasi
manajemen kualitas yang menetapkan praktek manajemen kualitas secara paten
untuk memenuhi kebutuhan pasar dan konsumen.
Sesuai dengan (ISO 9001:2000) manajemen kualitas tersusun dari struktur
organisai, prosedur, dokumen serta peralatan dalam organisasi. Dan perannya
adalah agar struktur organisasi, prosedur, dan peralatan dalam organisasi terlihat
lebih transparan atau lebih terbuka terhadap konsumen.
8.3 Produk Cacat
Produk cacat merupakan produk dari proses produksi, yang mana produk
yang dihasilkan memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang
ditetapkan. Tetapi untuk secara ekonimisnya produk tersebut masih bisa diperbaiki
dengan mengeluarkan biaya tambahan, dengan catatan biaya yang dikeluarkan
tersebut lebih rendah dari nilai jual produk setelah perbaikan.
Definisi produk cacat menurut (Mulyadi, 2005:306) merupakan produk yang
memiliki kualitas dibawah standar yang telah ditetapkan. Dan untuk
menyempurnakan produk yang kualitasnya dibawah standar harus ada biaya
tambahan yang dikeluarkan. Adapaun definisi produk cacat menurut (Bastian
Bustami dan Nurlela, 2006:136) merupakan produk hasil dari proses produksi, yang
mana produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang ditak sesuai dengan ketetapan
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Adapun faktor-faktor penyebab cacat yaitu sebagai berikut:
1. Bersifat normal
Penyebab kecacatan yang bersifat normal yaitu terjadinya produk cacat pada
proses produksi tidak dapat untuk dihindari. Sehingga biaya perbaikan yang
dikeluarkan diberikan kepada setiap departemen yang mengalami kecacatan.
2. Akibat kesalahan
Penyebab kecacatan yang diakibatkan kesalahan yaitu produk cacat yang
diakibatkan karena kurangnya perencanaan, pengawasan dan pengendalian
kelalaian kerja, perawatan mesin dalam proses produksi. Untuk biaya yang
dikeluarkan untuk perbaikan langsung dianggap sebagai kerugian
perusahaan, dan biaya tidak dibebankan kepada setiap departemen.
Atau
Tabel 2 Simbol-simbol dalam FTA (Lanjutan)
Simbol Keterangan
Dan
Peristiwa eksternal
Peristiwa dasar
8.7 Fuzzy
Prof Lutfi A. Zadeh adalah seorang peneliti dalam bidang ilmu komputer di
Universitas California di Barkely, dan sejak awal tahun 1965 beliau
memperkenalkan Fuzzy untuk pertama kalinya. Menurut professor Zadeh
pemikiran benar atau salah tidak bisa mewakili pendapat setiap individu. Maka dari
itu beliau mengembangkan Fuzzy dengan tujuan bisa digunakan untuk
mempresentasikan dari tiap keadaan atau dapat mewakili pendapat manusia. Yang
membedakan logika jelas (salah dan benar) dengan logika Fuzzy adalah anggota
anggota dalam kelompok. Dalam logika jelas memiliki dua anggota yaitu benar
yang dalam kelompok memiliki nilai 1, sedangkan salah dalam kelompok memiliki
nilai 0. Dan dalam logika Fuzzy keanggotaan anggotanya berada di selang [0,1].
Logika Fuzzy dipilih untuk jadi alternatif dalam pengambilan keputusan yaitu
karena memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut:
1. Konsep yang dimiliki sederhana dan mudah untuk dipahami
2. Mampu menyesuaikan dengan adanya ketidakpastian dan perubahan
3. Mempunyai toleransi dengan ketidak tepatan data
4. Dapat mensistemkan peran non-linear yang sangat kompleks
5. Dapat menerapkan pengetahuan dari para ahli
6. Dapat bekerja sama dengan teknik kendali secara konvensional
7. Penjelasan dalam logika Fuzzy menggunakan bahasa sehari-hari sehingga
mudah untuk dipahami.
8.7.1 Peran Keanggotaan
Peran keanggotaan adalah peran yang mengelompokkan anggota dari setiap
kelompok ke nilai keanggotan dalam selang [0,1]. Yang membedakan peran
keanggotaan kelompok jelas dan kelompok Fuzzy adalah dari peran
keanggotaannya. Peran keanggotaan dapat dijelaskan dengan banyak cara, secara
globalnya dan yang sering digunakan dalam sistem logika Fuzzy yaitu melakukan
gambaran secara anlitik. Ada berbagai jenis cara mendiskripsikan kelompok Fuzzy,
tetapi pada penelitian penulis menggunakan gambaran kurva linier, segitiga dan
trapesium.
1. Gambaran kurva linear
Gambaran kurva linear merupakan gambaran sederhana dari peran
keanggotaan yang hanya digambarkan dengan garis lurus. Terdapat 2 bentuk
kelompok Fuzzy linear, yaitu kelompok mengalami penurunan dari derajat
keanggotaan dari 1 bergerak kekanan menuju ke 0 yaitu menuju kederajat
yang lebih rendah. Adapun gambarannya sebagai berikut:
Gambar 1 Kurva Linear Turun
Peran keanggotaan kurva linear turun:
................... (1)
Keterangan:
a = nilai domain terkecil saat derajat keanggotaan terkecil
b = derajat keanggotaan terbesar dalam domain
Ada pula saat kelompok yang mengalami kenaikan dari derajat keanggotaan
0 bergerak ke 1 menuju ke derajat keanggotaan yang lebih tinggi. Adapun
gambarannya sebagai berikut:
................(2)
Keterangan:
a = nilai domain terkecil saat derajat keanggotaan terkecil
b = derajat keanggotaan terbesar dalam domain
2. Gambaran kurva segitiga
Menurut (Klir, Clair dan Yuan, 1997:83-86) bentuk dari kurva segitiga adalah
penggabungan dengan kurva linear. Adapun gambarannya adalah sebagai
berikut:
.................(3)
Keterangan:
a = nilai domain kecil saat derajat keanggotaan terkecil
b = derajat keanggotaan terbesar dalam domain
c = nilai domain terbesar saat derajat keanggotaan terkecil
3. Gambaran kurva trapesium
Pada dasarnya bentuk kurva trapesium hampir mirip dengan kurva segitiga,
hanya saja mempunyai beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan.
Adapun gambarannya sebagai berikut:
...................(4)
8.7.2 Operasi Kelompok Fuzzy
Ada 3 operasi dasar pada kelompok Fuzzy yaitu komplemen, gabungan, serta
irisan. Adapaun penjelasan ke-3 kelompok Fuzzy adalah sebagai berikut:
1. Operasi dasar komplemen
Menurut (Klir, 1997:90) definisi dari operasi dasar komplemen yaitu
kelompok Fuzzy A diberikan kepada kelompok semesta U, kelompok Fuzzy
A memiliki komplemen Ā yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Objek Permasalahan:
Kebijakan yang telah dilakukan untuk mengendalikan
kejadian kecacatan produk yang hanya seputar pengecekan
bahan baku dan perbaikan ulang yang menyebabkan
membengkaknya biaya produksi serta tidak teratasinya
kejadian cacat hingga tuntas.
Langkah:
1. Identifikasi penyebeb kecacatan
Menggunakan metode FTA dengan melihat data kecacatan yang
selama ini terjadi.
2. Perhitungan FMEA
- Menentukan tingkatan saveriy
- Menentukan tingkatan occurance
- Menentukan tingkatan detection
- Menentukan nilai RPN
3. Perhitungan Fuzzy FMEA
- Memasukkan Input fuzzy berupa nilai severity, occurance, dan
detection
- Fuzzyfikasi
- Aturan Inferensi
- Defuzzyfikasi
- Menentukan nilai FRPN
Penutup
Mulai
Identifikasi
penyebab
Identifikasi Masalah dan
kecacatan produk
Perumusan Masalah
Produk
Cacat Penetapan Tujuan Penelitian Penyebaran
Metode Kuesioner
FTA
Metode
FMEA Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Identifikasi
failure mode
Membuat
Fault Tree Identifikasi
Analysis effect of failure
Identifikasi
couse of failure
Perhitungan
nilai RPN
Input fungsi
kenggotaan fuzzy Fuzzyfikasi
Identifikasi resiko
yang dominan
Penyusunan
alternatif perbaikan
Melakukan analisa
Kesimpulan dan
saran
Selesai
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Ahmad, Y., dan Aulawi, H. (2016). Analisa Pengendalian Kualitas Produk Peci
Jenis Overset yang Cacat di PD. Panduan Ilahi dengan menggunakan Fault
Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis. JurnalI-
setgarut.ac.id Vol.14 No.1.
Alkatiri, Hamzah Asadullah, dkk. (2015). Implementasi Pengendalian Kualitas
untuk Mengurangi Jumlah Produk Cacat Tekstil Kain Katun Menggunakan
Metode Six Sigma Pada PT. SSP. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional,
Juli 2015, Vol.03, No.3, Reka Integra ISSN: 2338-5081.
De Souza, R. V. B, dan Carpinetti, L. C. R. A. (2014). FMEA-Bassed Approach to
Prioritize Waste Reduction in Lean Implementation. Internaional Journal of
Quality & Reliability Management, Vol.31, No:4, 346-366.
Gunawan, Clara Valentina dan Hendy Tannady. (2016). Analisa Kinerja Proses dan
Identifikasi Cacat Dominan pada Pembuatan BAG dengan Metode Statistical
Proses Control (Studi Kasus: Pabrik Alat Kesehatan PT.XYZ, Serang,
Banten). Jurnal Teknik Industri, Vol.XI, No.1.
Harya, Eka Mulyo dan Budi Marpaung. (2016). Identifikasi Potensi Penyebab
Penurunan Kualitas Produk dengan Pendekatan Metode Fuzzy FMEA
Multiple Participle (Sudi Kasus Pada Perusahaan Sepatu). Jurnal Teknik dan
Ilmu Komputer, Vol.05, No.08.
Harya, Eka Mulyo dan Marpaung, Budi. (2015). Identifikasi Potensi Penyebab
Penurunan Kualitas Produk dengan Pendekatan Metode Fuzzy FMEA
Multiple Participant (Studi kasus pada Perusahaan Sepattu). Jurnal Teknik
dan Ilmu Komputer, Vol.05, No.19.
Mayangsari, Diana Fitria dan Adianto, Hari. (2015). Usulan Pengendalian Kualitas
Produk Isolator dengan Metode Failur Mode and Effect Analysis (FMEA)
dan Fault Tree Analysis (FTA). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional,
Vol.03, No.2.
Pradana, Rizky Akbar. (2014). Analisa Penyebab Kecacatan Material Karton di PT.
Pertamina Lubricants dengan Menggunakan Metode 7 (seven) Quality Tools.
Jurnal Logistik Bisnis, Vol.4, No.1.
Sukwadi, Ronald, Wenehenubun, Frederikus dan Wenehenubun, Tarsina Wati.
(2017). Pendekatan Fuzzy FMEA dalam Analisa Faktor Kecelakaan Kerja.
Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Vol.6, No.1, ISSN: 0216-1036.
Supono, Joko dan Lestari. (2018). Analisa Penyebeb Kecacatan Produk Sepatu
Terrex AX2 Goretex dengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis
(FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Panarub
Industri. Journal Indusrial Manufacturing Vol.3, No.1, pp. 15-22 P-ISSN:
2502-4582, E-ISSN: 2580-3794.
Wibowo, Heri dan Khikmawati, Emy. (2014). Analisa Kecacatan Produk Air
Minum dalam Kemasan (AMDK) Sebagai Upaya Perbaikan Kualitas dengan
Metode DMAIC. Spektrum Industri, Vol.12, No.2, 133-247, ISSN: 1963-
6590.