Anda di halaman 1dari 6

Nama : Endia Hergari

Npm : 201944500395

Kelas : S6G

Penentuan Tema dan Metode

1. Nama tempat Penelitian


“Home Industry DENNUS TEXTIL & TAILOR yang beralamat di Gg. H. M. Toyib,
Jl. Halim Perdana Kusuma, Kel. Kebon Pala, Kec. Kp. Makasar, Jakarta Timur ”

2. Harapan/Tujuan yang di inginkan terhadap objek penelitian


- Meningkatkan kualitas baju kerja dari 70% menjadi 80%
- Menjaga kualitas seragam kerja
- Mengetahui implementasi Seven Tools dan FMEA di DENNUS TEXTIL &
TAILOR.

3. Kondisi objek penelitian saat ini


DENNUS TEXTIL & TAILOR merupakan UMKM dibidang konveksi yang
memproduksi seragam atau baju kerja. Dalam usahaanya untuk memuaskan konsumen
dan pelanggan, terkadang terdapat cacat dari produknya. Kesalahan yang dialami
menjadi keluhan pengusaha tersebut terutama di bahan mentah, pada proses
pemotongan pola, proses bordir dan proses obras sehingga seragam yang dihasilkan
kualitasnya dibawah jauh dari 80%.

4. Tema yang akan digunakan sebagai problem solving


“Pengaruh Pengendalian Kualitas Terhadap Produk Seragam Kerja Dengan Metode
Seven Tools dan FMEA (Failure Mode Effect Analysis) Di Home Industry DENNUS
TEXTIL & TAILOR”

5. Jurnal
A. Jurnal Sistem dan Manajemen Industri, Desember 2018, Vol 2(2), Hal. 59-66,
ISSN 2580-2887. “ Aplikasi Seven Tools untuk Mengurangi Cacat Produk White
Body pada Mesin Roller”.
B. Jurnal Media Teknik & Sistem Industri, Oktober 2018, Vol.2 (no.2) hal.43-55,
ISSN 2581-056. “Analisis Cacat Produk Baju Muslim Di Pd. Yarico Collection
Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis”
C. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2018, Vol. 7 (2) Hal.2827-2845,
ISSN 2302-8203. “Pengendalian Kualitas dengan Metode Seven Tools dan FMEA
di CV. Babypro Jakarta”
D. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020,
Hal. 1-11. “EVALUASI KERUSAKAN BARANG DALAM PROSES
PENGIRIMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS”.
E. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Volume 9 No 2 - Juli 2020, Hal. 115-134. ISSN
2339-1499. “Analisis Risiko Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah
Penularan COVID-19 untuk Pekerja Informal di Indonesia”.
F. Jurnal Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi, Vol. 5 No. 3 April 2021, Hal.
252-262, ISSN 2527 – 9661. “ANALISIS SEVEN TOOLS PADA
PENGENDALIAN KUALITAS PROSES VULKANISIR BAN 1000 RING 20 DI
CV CITRA BUANA MANDIRI SURABAYA”.
G. JKBM (Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen), 7 (2) Mei 2021, Hal 149-166, ISSN
2407-2648. “Disain Mitigasi Risikio Penularan Covid-19 di Lingkungan Industri
Padat Karya Dengan Metode FMEA”.
H. JITMI Vol.3 Nomor 2 Oktober 2021, ISSN : 2620 – 5793, Hal. 114-127.
“ANALISIS FAKTOR PRODUK REJECT PADA POLYESTER FILMS TIPE
X2RY-31 DENGAN METODE FTA, FMEA DAN ANP DI PT. XYZ”.
I. Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat, Vol. 5 No. 3 Nopember 2021,
ISSN: 2550-0821. “Deteksi Defect Proses Produksi Sarung Menggunakan ATBM
Berbasis Failure Mode and Effect Analysis”
J. Jurnal Prosiding IENACO 2020, ISSN : 2337 – 4349. “ANALISIS
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CELANA DI PT. ALPINA
MENGGUNAKAN PETA KENDALI DAN FMEA”.
6. Ringkasan jurnal terkait dengan tema proposal penelitian yang diambil
A. Jurnal Sistem dan Manajemen Industri, Desember 2018, Vol 2(2), Hal. 59-66, ISSN
2580-2887. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan aplikasi efektif dari metode
seven tools sebagai salah satu dari quality management tools untuk mengurangi
cacat pada produk. Studi kasus dilaksanakan pada proses produksi white body di
PT. XYZ yang berlokasi di Semarang. Persentase cacat sangat tinggi dianggap
sebagai salah satu penyebab tidak tercapainya target perusahaan. Seven tools yang
mencakup check sheet, stratifikasi, histogram, scatter diagram, peta kendali,
Diagram Pareto, dan diagram sebab-akibat digunakan untuk menganalisis penyebab
terjadinya cacat. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan delapan jenis cacat,
yaitu: tobi, hage, bakar ulang, crolling, saya boro, rusak back stamp, hama kake,
dan nama kire. Rekomendasi usulan perbaikan telah diberikan dengan
menggunakan analisis 5W+1H untuk memperbaiki kinerja pengendalian kualitas
perusahaan serta meminimalisasi produk yang cacat.
B. Jurnal Media Teknik & Sistem Industri, Oktober 2018, Vol.2 (no.2) hal.43-55,
ISSN 2581-056. Penelitian bertujuan untuk mengatehaui prioritas penyebab cacat
dan mengetahui bagaimana cara menurunkan jumlah cacat terkait baju muslim
wanita yang terjadi pada proses cutting sebesar 20 unit dari 1250 unit, proses
penjahitan atau penyatuan baju sebesar 22 unit dari 1250 unit, proses obras sebesar
19 unit dari 1250 unit, dan pada proses pressing sebesar 14 unit dari 1250 unit.
Peneliti menggunakan metode Failure Modes Efect Analysis (FMEA) sehingga
didapat mode kegagalan paling dominan diproses produksi, hasil perhitungan Risk
Priority Number (RPN) yang dihasilkan pada proses pressing dengan nilai RPN
504, proses penjahitan dengan nilai RPN 448, proses obras jahitan dengan nilai
RPN 392, dan pada proses cutting dengan nilai RPN 384. Dari hasil penelitian
didapat beberapa usulan sesuai nilai RPN tertinggi untuk menurunkan jumlah cacat
produk, diantaranya : untuk cacat cutting dengan melakukan penambahan
penerangan serta melakukan perawatan mesin secara berkala, untuk cacat
penjahitan melakukan perawatan mesin secara terjadwal serta penggunaan
komponen yang sesuai standard, untuk cacat pada obras dibuat penjadwalan
perawatan mesin, penggunaan spare part yang sesuai standar, dan menggunakan
jarum obras yeng berbahan kuat, untuk cacat pada proses pressing dengan
melakukan perawatan mesin yang baik serta memberika pelatihan kepada pekerja
dengan penggunaan suhu mesin sesuai jenis kain.
C. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2018, Vol. 7 (2) Hal.2827-2845,
ISSN 2302-8203. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi seven
tools dan FMEA di CV. Babypro. Terdapat kecacatan harian yang melebihi batas
maksimum toleransi kecacatan dari CV. Babypro, sebesar 3%. Hasil penelitian
menunjukan bahwa proses produksi belum terkendali dan cacat saat obras menjadi
kecacatan tertinggi. Tindakan korektif berupa membuat SOP, maintenance mesin
secara periodik, mengatur kembali kontrak kerja dengan supplier dan pihak luar
sablon, dan mengembangkan budaya bersih pada pekerja.
D. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020,
Hal. 1-11. “EVALUASI KERUSAKAN BARANG DALAM PROSES
PENGIRIMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS”. PT.
Titipan Mahakam Express merupakan perusahaan ekspedisi yang merupakan
vendor dari Toyota untuk mengirim suku cadang mobil dari Jakarta ke Balikpapan.
Namun dalam pengiriman barang, seringkali barang mengalami kerusakan. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui barang yang mengalami kerusakan pada
proses pengiriman dan faktor penyebab terjadinya kerusakan barang, serta upaya
yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan barang. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis
menggunakan metode Seven Tools dan analisis 5W+1H. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa barang yang mengalami kerusakan dalam proses pengiriman yaitu
accu, kaca, bumper, kap mesin, dan radiator. Terjadinya kerusakan barang
disebabkan oleh kurangnya jumlah SDM, kurangnya skill mengemudi, driver
mengejar waktu, kualitas material packaging kurang bagus, barang terguncang saat
perjalanan, keterbatasan jumlah armada, biaya transportasi mahal, tidak adanya
pelatihan dan SOP kerja.
E. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Volume 9 No 2 - Juli 2020, Hal. 115-134. ISSN
2339-1499. “Analisis Risiko Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah
Penularan COVID-19 untuk Pekerja Informal di Indonesia”. Salah satu pencegahan
COVID-19 yang efektif adalah pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker, face shield, dan sarung tangan. Meskipun efektif, terdapat beberapa potensi
risiko APD tersebut yang dapat membahayakan, seperti pemakaian yang salah atau
berlebihan, pembersihan yang keliru, pemilihan jenis APD yang salah, dan lain-
lain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko rancangan
serta penggunaan APD pencegah penularan COVID-19 dan mengkaji rekomendasi
pencegahan risiko. Analisis risiko menggunakan metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) pada produk masker, face shield, dan sarung tangan terhadap
konteks pekerja informal secara umum. Terdapat 5 aspek yang dianalisis, yaitu
rancangan produk, proses persiapan pemakaian, proses pemakaian, proses
penyimpanan, dan proses pembuangan.
F. Jurnal Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi, Vol. 5 No. 3 April 2021, Hal.
252-262, ISSN 2527 – 9661. “ANALISIS SEVEN TOOLS PADA
PENGENDALIAN KUALITAS PROSES VULKANISIR BAN 1000 RING 20 DI
CV CITRA BUANA MANDIRI SURABAYA” CV.Citra Buana Mandiri
merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak pada bidang vulkanisir ban
bekas yang diolah menjadi ban baru. Dalam proses produksinya perusahaan masih
memiliki tantangan berupa defect pada produk yang disebabkan oleh faktor
eksternal dan internal perusahaan sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan standart mutu yang ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengidentifikasi penyebab defect ban ring 20, menganalisis apakah defect
produk masih dalam batas kendali dan memberikan usulan perbaikan guna
meningkatkan kualitas ban ring 20. Penelitian ini menggunakan metode seven tools
dengan hasil penelitian sebagai berikut, faktor yang menyebabkan defect ban 1000
ring 20 adalah faktor manusia, mesin, bahan baku, lingkungan dan metode yang
selanjutnya didapatkan 13 kemungkinan akar penyebab permasalahan. Proporsi
defect dalam produk ban 1000 ring 20, dapat disimpulkan bahwa produk tersebut
masih dalam batas kendali namun berdasarkan standart toleransi perusahaan
persentase defect yang ada masih berada di luar standart yang telah di tetapkan yaitu
sebanyak 1 persen dan 13 langkah usulan perbaikan.
G. JKBM (Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen), 7 (2) Mei 2021, Hal 149-166, ISSN
2407-2648. “Disain Mitigasi Risikio Penularan Covid-19 di Lingkungan Industri
Padat Karya Dengan Metode FMEA” Dengan terus terjadinya penularan Covid-19
di area industri, artikel ini bertujuan untuk mengajukan proposal penerapan desain
mitigasi risiko penu-laran Covid-19 pada industri padat karya dengan metode
FMEA, yang mencangkup layout area kerja, arus pergerakan manusia di area
pabrik, dan penerapan protokol kesehatan dengan harapan dapat membantu in-
dustri padat karya dalam menekan dan mencegah penularan Covid-19. Tujuan
penggunaan FMEA adalah menen-tukan tindakan untuk menghilangkan atau me-
ngurangi risiko bahaya terutama untuk prioritas risiko tertinggi. Prioritas risiko
ditentukan dari nilai risiko dalam bentuk Risk Priority Number (RPN) dengan
beberapa faktor. Pendekatan FMEA mengidentifikasi potensi penularan Covid-19
dengan RPN (Risk Priority Number) yang didapat dari hasil perhitungan Severity x
Occurance x Detectability (Kristyanto et al., 2013) dan FMEA pada penelitian ini
berfokus pada identifikasi jenis area dan bangunan yang berpotensi menjadi tempat
penularan Covid-19 melalui analisa kapasitas dan intensitas penggu-naannya.
H. JITMI Vol.3 Nomor 2 Oktober 2021, ISSN : 2620 – 5793, Hal. 114-127.
“ANALISIS FAKTOR PRODUK REJECT PADA POLYESTER FILMS TIPE
X2RY-31 DENGAN METODE FTA, FMEA DAN ANP DI PT. XYZ”. PT. XYZ
adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi lembaran plastik film dengan
bahan baku utama PET (Polyethylene Terephthalate) yang dijual dalam bentuk
gulungan. Pada lima tahun terakhir prosentase product reject melebihi target,
sehingga produktifitas menurun. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis faktor
produk reject pada polyester films tipe X2RY-31 dengan metode FTA, FMEA dan
ANP di PT. XYZ. Hasil analisa FTA menghasilkan 42 akar penyebab dari 15 jenis
cacat penyebab produkreject. Berdasarkan hasil analisa FMEA diperoleh 8 RPN
dengan resiko kritis (skala sangat tinggi dan tinggi), yaitu: Hajiki dengan RPN 576,
Profile dengan RPN 432, Sukafumark dan CCD defect dengan RPN 392, Star
dengan RPN 343, FD Tensha dan Pimple dengan RPN 210 dan Wanda dengan RPN
168. Metode ANP mengukur hubungan ketergantungan antara penyebab dengan
kontrol saat ini dariFMEA, dalam bentuk bobot nilai supermatriks dan
mengahasilkan nilai RPE dengan 6 (enam) skala prioritas resiko, yaitu Hajiki
dengan RPE 0,88, Profile, Sukafumark dan CCD Defect dengan masing-masing
RPE 0,67, Star dengan RPE 0,58, FD tensha dengan RPE 0,38, Pimple dengan RPE
0,36 dan Wanda dengan RPE 0,29. Nilai RPE tersebut sebagai urutan rekomendasi
tindakan perbaikan.
I. Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat, Vol. 5 No. 3 Nopember 2021,
ISSN: 2550-0821. “Deteksi Defect Proses Produksi Sarung Menggunakan ATBM
Berbasis Failure Mode and Effect Analysis”. UKM ACA adalah usaha skala mikro
kecil dan tergolong sebagai suatu industri rumah tangga produksi sarung.
Mempertahankan konsistensi kualitas merupakan permasalahan yang terjadi di
sepanjang lini produksi sarung. Permasalahan kualitas jika tidak diselesaikan akan
mengakibatkan peningkatan biaya pembuatan sarung tersebut.. Studi kasus ini
bertujuan untuk mengetahui pada tahapan proses produksi sarung yang memiliki
nilai kecacatan dan risiko tinggi guna perbaikan kulitas produk sarung muatan lokal.
Tahap awal adalah penentuan tahapan proses pembuatan sarung guna
mengidentifikasi pada proses mana terdapat kecacatan barang setengah jadi.
Selanjutnya pengambilan data produk yang mengalami kecacatan, dan penentuan
nilai kejadian, keparahan dan deteksi hasil brainstorming dengan responden untuk
mendapatkan perioritas risiko setiap penyebab dan analisis kecacatan proses atau
produk. Evaluasi kualitas pada lini produksi berbasis FMEA ini terdapat temuan
bahwa skor Risk Priority Number (RPN) pada peringkat paling tinggi ada tiga. Skor
nilai risiko dengan perioritas tertinggi yaitu warna memudar dengan RPN 84, putus
benang dengan RPN 72, motif tak beraturan dengan RPN 60. Fokus skenario
perbaikan yaitu adanya pelatihan cara tepat pencampuran warna dan kekuatan
benang.
J. Jurnal Prosiding IENACO 2020, ISSN : 2337 – 4349. “ANALISIS
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CELANA DI PT. ALPINA
MENGGUNAKAN PETA KENDALI DAN FMEA”. PT. Alpina merupakan
sebuah merk perlengkapan dan pakaian outdoor di Kawasan cisitu dago bandung.
Akan tetapi, terkadang terdapat kendala yang tidak diinginkan oleh perusahan saat
proses produksi berlangsung, seperti produk yang cacat atau reject diakibatkan oleh
beberapa faktor yang dapat terjadi. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan
dapat meminimasi produk celana yang cacat, maka dilakukan analisa dengan
menggunakan peta kendali, menggunakan diagram pareto, Fishbone Diagram dan
Failure Mode Effect and Analysis untuk dapat mengidentifikasi risiko kegagalan
dalam pembuatan celana. Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data
didapatkan bahwa tidak ada proporsi cacat yang keluar dari batas UCL maupun
LCL, jenis cacat yang mempengaruhi banyaknya cacat pada produk celana di PT.
Alpina adalah benang terbuka, resleting macet dan noda. Penyebab masalah yang
menjadi produk cacat celana pada jenis celana panjang cargo karena faktor man.
Risiko kegagalan dalam proses pembuatan produk celana sehingga mengakibatkan
produk cacat, yaitu pada kategori man dengan nilai RPN terbesar yaitu 180 dan
rekomendasi yang diberikan ialah menambah operator baru yang trampil.

7. Metode
“Seven Tools dan FMEA (Failure Mode Effect Analysis) ”

Anda mungkin juga menyukai