Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN : 2528-3561

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681


e-ISSN : 2541-1934

Penurunan Kecelakaan Kerja dengan Mempertimbangkan


Human Error menggunakan Metode SHERPA dan HEART
(Studi Kasus pada Perusahaan Packaging)
Ridwan Riyadi1*, Winarno2
1,2
Program Studi Teknik Industri , Universitas Singaperbangsa Karawang, Jawa Barat Indonesia
*Koresponden email: 1910631140138@student.unsika.ac.id

Diterima: 10 Maret 2023 Disetujui: 20 Maret 2023

Abstract
Occupational safety and health is an important factor in the smooth running of production so that the
program must be implemented in the company. Work accidents can occur due to unsafe working conditions
or due to human error. The purpose of this research is to reduce work accidents by considering the human
error that occurs in the company. To solve this problem, the SHERPA and HEART methods are used. The
SHERPA method is used to predict errors and analyze potential solutions qualitatively, while the HEART
method is used to calculate the probability level of a possibility of an error occurring in a structured manner.
Based on the results of work accident data processing using the SHERPA method, it is known that 4 tasks
have moderate probability ordinal analysis and 1 task has low probability ordinal analysis. Based on the
HEART method, it is known that the largest human error probability with a value of 0.928 is located in task
1 and task 5. Proposed improvements to reduce work accidents by imposing penalties on workers who do
not use personal protective equipment while working and providing socialization regarding the importance
of work safety.
Keywords: human error, SHERPA, HEART, work accident, packaging company

Abstrak
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor penting dalam kelancaran produksi
sehingga program tersebut harus diterapkan di perusahaan. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi
lingkungan kerja yang tidak aman atau dikarenakan human error. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menurunkan kecelakaan kerja dengan mempertimbangkan human error yang terjadi di perusahaan tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut digunakan metode SHERPA dan HEART. Metode SHERPA
digunakan untuk memprediksi kesalahan dan menganalisis solusi potensial secara kualitatif, sedangkan
metode HEART untuk menghitung tingkat probabilitas suatu kemungkinan kesalahan terjadi secara
terstruktur. Berdasarkan hasil pengolahan data kecelakaan kerja dengan metode SHERPA diketahui 4 task
memiliki analisis ordinal probabilitas medium dan 1 task memiliki analisis ordinal probabilitas low.
Berdasarkan metode HEART diketahui human error probability terbesar dengan nilai 0,928 yang terletak
pada task 1 dan task 5. Usulan perbaikan untuk menurunkan kecelakaan kerja dengan cara memberikan
punishment kepada pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja dan memberikan
sosialisasi terkait pentingnya keselamatan kerja.
Kata Kunci: human error, SHERPA, HEART, kecelakaan kerja, perusahaan packaging

1. Pendahuluan
Setiap perusahaan memiliki tujuan utama dalam penerapan sistem kerja yang ergonomis yaitu untuk
meningkatkan K3 yang berkualitas, aman, serta nyaman [1]. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan salah satu faktor penting dalam kelancaran produksi sehingga program tersebut harus diterapkan
di perusahaan. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman atau
dikarenakan human error [2]. Pada masa kini, perusahaan dituntut untuk menerapkan teknologi yang
terbaru guna meningkatkan produktivitas dalam bekerja sehingga interaksi yang terjalin antara manusia
dengan mesin semakin meningkat [3]. Akan tetapi dalam melaksanakan proses produksi menggunakan
teknologi tersebut pekerja berpotensi terjadinya kesalahan kerja dikarenakan pekerja mempunyai
keterbatasan sehingga bisa mengakibatkan produk cacat [4]. Secara umum manusia dapat diberitahu
terlebih dahulu mengenai prosedur kerja yang ada, namun karena kompleksnya sistem yang berlaku
sehingga kurangnya pemahaman terkait prosedur kerja serta terjadinya kelalaian pekerja bisa
mengakibatkan resiko kerja yang tinggi [3].
5674
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681
e-ISSN : 2541-1934

Faktor yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan yaitu sumber daya manusia,
sehingga perusahaan harus memberikan perhatian terkait dengan faktor K3 ketika pekerja sedang
melaksanakan tugasnya. Salah satu fungsi K3 yaitu untuk pengawasan yang meliputi pengawasan orang,
mesin, serta metode yang digunakan agar pekerja tidak mengalami kecelakaan kerja [5]. Bahaya dapat
terjadi kapanpun dan di manapun tanpa terkecuali pada saat pekerja sedang melaksanakan pekerjaannya.
Pekerja tidak akan nyaman dalam bekerja ketika sedang berada di lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan ancaman bagi para pekerja [6]. Akibat dari kecelakaan kerja bisa berupa kerugian materi
dalam pembiayaan pengobatan dan perawatan. kecelakaan kerja yang paling berbahaya adalah kerugian
jiwa seperti cacat pada fisik hingga hilangnya nyawa pekerja [7].
Terdapat beberapa hal yang bisa menimbulkan human error pada sebuah perusahaan yaitu salah
satunya adalah masih terdapat pekerja yang belum mematuhi standar penggunaan alat pelindung diri yang
telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan [8]. Akan tetapi, dalam teori dominonya Heinrich
mengatakan yaitu penyebab terjadinya kecelakaan kerja disebabkan dari perlakuan yang tidak aman dapat
dicegah mencapai angka 80% [9].
Dalam penelitian ini dilakukan pada suatu perusahaan packaging dari bahan plastik, karton dan
impraboard. Perusahaan tersebut mengalami beberapa kali kejadian kecelakaan kerja ketika
mengoperasikan mesin produksinya. Sebagian besar kecelakaan kerja tersebut terjadi karena kelalaian para
pekerja yang tidak mengutamakan K3, salah satunya adalah para pekerja tidak menggunakan alat pelindung
diri pada saat bekerja. Oleh karena itu perlu tindakan agar kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan
packaging tersebut dapat menurun.
Adapun terdapat beberapa penelitian rujukan yaitu pada penelitian [10] yang memiliki tujuan yaitu
untuk mengidentifikasi dan menentukan nilai HEP yang paling tinggi dan dapat memberikan usulan
rekomendasi perbaikan pada kegiatan pekerja yang berpotensi terjadinya kesalahan manusia guna
meminimalkan tingkat terjadinya kecelakaan kerja. Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu
metode SHERPA dan metode HEART.
Pada penelitian [11] yaitu memiliki tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kelalaian pekerja yang
terdapat dalam proses pembuatan keramik serta menyimpulkan saran perbaikan guna menurunkan
kesalahan manusia dalam menjalankan tugasnya dalam bekerja. Artikel ini menerapkan metode SHERPA
dan HEART dalam mengolah data kesalahan manusia yang terjadi.
Penelitian rujukan selanjutnya pada penelitian [12], dimana pada penelitian ini yaitu hasil
penelitiannya untuk menyimpulkan saran untuk mengidentifikasi error pada proses pembuatan batu bata
dengan mengimplementasikan metode SHERPA yaitu melaksanakan pemeriksaan dengan sistematis serta
teliti terhadap masing-masing tahapan yang mengadakan pelatihan dengan berkala kepada pekerja.
Sedangkan kemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap pekerjaan dalam proses pembuatan batu bata
dengan menggunakan metode HEART.
Selanjutnya pada penelitian [13], menyatakan bahwa kesalahan yang berupa defect tersebut
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu salah satunya kesalahan dari pihak manusia atau pekerja yang
menjalankan proses produksi tersebut sehingga dapat menyebabkan kesalahan manusia. Sehingga dalam
penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesalahan manusia yang terjadi di CV Catur Bhakti
Mandiri. Dalam penelitian rujukan [14], penelitian tersebut memiliki tujuan penelitian yaitu menganalisa
tingkat kesalahan manusia yang menyebabkan kecelakaan kerja terjadi pada UD. Mebel Bima serta
mengusulkan rekomendasi tahapan pekerjaan yang aman dilaksanakan di perusahaan tersebut.
Perusahaan harus dapat menjamin K3 bagi para pekerjanya. Selain itu, semakin tersedianya fasilitas
yang tersedia guna menunjang K3 bagi para pekerja sehingga semakin menekan terjadinya kecelakaan
kerja. Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah suatu perusahaan di daerah Bekasi yang bergerak di
bidang manufaktur, perusahaan tersebut memproduksi berupa produk kemasan, oleh karena itu setiap
proses produksi pada masing-masing mesin memiliki potensi bahaya yang harus dihindari oleh para
pekerja. Adapun berikut adalah salah satu produk yang diproduksi pada perusahaan packaging tertera pada
Gambar 1.

5675
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681
e-ISSN : 2541-1934

Gambar 1. Produk Packaging


Sumber: Peneliti, 2022

Berdasarkan uraian masalah dan kajian literatur tersebut, maka penelitian ini menganalisis tingkat
human error yang terdapat di suatu perusahaan packaging untuk menurunkan kecelakaan kerja yang terjadi
dengan menerapkan metode SHERPA dan HEART. Metode Systematic Human Error Reduction and
Prediction Approach (SHERPA) adalah salah satu metode yang digunakan dalam memprediksi terjadinya
human error pada pekerjaan yang sedang dilakukan. Metode SHERPA bisa diimplementasikan secara
efektif guna mengevaluasi perubahan dalam kemungkinan terjadinya kesalahan manusia ketika sedang
melakukan pekerjaan [15]. Metode Human Error Assesment and Reduction Technique (HEART) yaitu
metode yang digunakan dalam mengukur kesalahan pekerja dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja
[16]. Metode HEART memiliki fungsi yang utama yaitu guna mengelompokkan tugas ke dalam kategori
umum dan nilai pada tingkat nominal untuk ketidakandalan manusia menurut tabel kategori umum [17].

2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, analisis menerapkan metode kualitatif serta metode kuantitatif. Dalam metode
kualitatif diterapkan dalam menjelaskan kelalaian manusia dan metode kuantitatif diimplementasikan guna
mendapatkan nilai probabilitas terjadinya human error. Dalam kegiatan mengumpulkan data kecelakaan
kerja tahun 2021-2022 pada perusahaan tersebut, peneliti menggunakan metode wawancara serta
melakukan observasi secara langsung.
Metode yang diterapkan untuk penelitian ini yaitu metode SHERPA dan Metode HEART. Dalam
metode SHERPA digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kesalahan manusia ketika pekerja
melakukan tugasnya sedangkan metode HEART diterapkan dalam menentukan kemungkinan terjadi
human error[18].
Metode SHERPA yaitu sebuah metode yang dikembangkan oleh Embery pada tahun 1986 suatu teknik
dalam memperkirakan kesalahan serta menganalisis solusi-solusi potensial secara kualitatif dengan
menerapkan task level sebagai dasar inputnya[19]. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pengolahan data
dengan menggunakan metode SHERPA yaitu pertama membuat Hierarchical Task Analysis (HTA), dalam
tahap ini yaitu memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada saat
bekerja. HTA di design dalam bentuk bagan-bagan yang sesuai dengan suatu proses operasi yang dibuat
pada setiap stasiun kerja pada proses produksi. Langkah kedua adalah mengklasifikasikan tugas atau
pekerjaan, pada tahapan ini dilakukan pemetaan tugas berdasarkan dengan pekerjaan. Contohnya dalam
departemen produksi berfungsi untuk memproduksi produk. Langkah ketiga adalah identifikasi Human
Error, dalam tahapan ini dilakukan penjelasan terhadap kesalahan manusia yang terjadi pada suatu
perusahaan yang bertujuan untuk menghilangkan error yang terjadi sehingga dilakukan perbaikan untuk
menurunkan terjadinya kecelakaan pada suatu perusahaan.
Dalam menjelaskan kesalahan manusia, dapat dilakukan dengan mengumpulkan data kecelakaan
kerja yang terjadi pada suatu perusahaan. Langkah keempat yaitu menganalisis konsekuensi, dalam tahapan
tersebut dilakukan analisis untuk mengetahui konsekuensi pada kecelakaan kerja yang terjadi, biasanya
berupa data kecelakaan kerja dalam suatu perusahaan terdapat penjelasan mengenai kecelakaan kerja yang
terjadi di suatu perusahaan packaging melalui penjelasan kesalahan pekerja pada saat melakukan
pengelasan tidak menggunakan alat pelindung diri sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Langkah
kelima adalah penilaian kekerapan kejadian, dalam tahapan ini adalah melakukan sebuah pengkategorian
nilai tingkat bahasa kecelakaan kerja yang terjadi, dalam proses analisis ini terdapat tiga nilai yang
diterapkan dalam menentukan tingkatan bahaya pada kecelakaan kerja yang terjadi, dengan tingkatan L
(low) menunjukkan bahaya rendah, tingkatan M (medium) menunjukkan bahaya sedang dan tingkatan H
5676
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681
e-ISSN : 2541-1934

(high) menunjukkan bahaya tinggi. Dalam penentuan kecelakaan kerja tersebut pada tingkat rendah,
sedang, atau tinggi dapat merujuk kepada identifikasi kecelakaan kerja yang terjadi. Langkah berikutnya
yaitu menganalisis tingkat kekritisan, pada tahapan ini dilakukan sebuah analisis identifikasi kecelakaan
kerja guna mendapatkan tingkat keparahan suatu error yang terjadi hal ini dapat melihat pada tabel analisis
kekritisan yang dirancang oleh William. Langkah yang terakhir yaitu tahapan sebuah proses analisis
perbaikan yang bertujuan untuk memperbaiki suatu kesalahan untuk menurunkan terjadinya kecelakaan
kerja pada suatu perusahaan, dalam proses analisis perbaikan kerja dapat merujuk kepada identifikasi
kesalahan yang terjadi, selanjutnya diajukan berupa solusi perbaikan sesuai dengan task yang terjadi.
William adalah orang yang pertama kali mengembangkan Metode HEART tepatnya pada tahun
1985. Metode ini memiliki manfaat guna mengetahui seberapa besar suatu kemungkinan kesalahan terjadi
secara terstruktur. Adapun tahapan-tahapan metode HEART yaitu langkah pertama menentukan jenis tugas
kedalam generic task, dalam tahapan ini mendapatkan suatu jenis tugas sesuai dengan tabel generic task
unreability yang memiliki kode dan nilai. Langkah kedua yaitu mengategorikan hasil Error producing
condition (EPC), dalam tahapan ini menjelaskan nilai error yang terjadi sesuai dengan identifikasi
kesalahan manusia, untuk menentukan EPC merujuk kepada tabel EPC.
Selanjutnya langkah ketiga adalah menentukan hasil assessed proportion of effect, pada tahap ini
menentukan proporsi nilai kecelakaan kerja yang terjadi pada sebuah perusahaan, untuk kisaran 0-1 dengan
nilai 0 (low), dan 1 (high). Dengan pengertian bahwa nilai 0 yang terjadi pada assessed proportion effect
memiliki nilai proporsional yang rendah dan nilai 1 memiliki nilai proporsi yang tinggi. Langkah keempat
adalah menghitung assessed effect, pada tahap ini menentukan assessed effect dapat dengan
memperhitungkan masalah yang terjadi dengan rumus (EPC-1) x assessed proportion of effect) + 1.
Langkah kelima adalah menentukan human error probability (HEP), pada tahapan tersebut menentukan
HEP dengan memperhitungkan nilai sebelumnya yang sudah ditentukan dengan nominal human unreability
x assessed effect. Langkah Keenan yaitu menentukan human reliability, dalam tahap ini untuk menentukan
nilai yang dapat memperhitungkan nilai yang sebelumnya dengan menggunakan rumus 1-HEP.

3. Hasil dan Pembahasan


Data kecelakaan kerja 2021-2022 yang telah diperoleh melalui proses wawancara kepada leader
produksi disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Data kecelakaan kerja tahun 2021-2022


No. Deskripsi Kecelakaan Kerja Konsekuensi
1. Pada saat melakukan proses Bagian Tubuh terluka
ultrasonik welding pekerja terjepit
mesin ultrasonik welding.
2. Pada saat melakukan pemotongan Tangan pekerja terluka
menggunakan cutter, pekerja tergores
cutter.
3. Ketika melakukan proses gerinda, Mata terluka
bara api gerinda tersebut terpancar
mengenai mata.
4. Ketika pekerja sedang melakukan Mata terluka
pengelasan, bercak las terkena mata.
5. Pada saat menggunakan mesin slitter Tangan terluka
dan pekerja lengah mengakibatkan
tangan terkena mesin.
Sumber: Peneliti, 2022

Tabel 2 adalah hasil pengolahan data kecelakaan kerja tahun 2021-2022 pada suatu perusahaan
packaging dengan menggunakan metode SHERPA.

5677
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681
e-ISSN : 2541-1934

Tabel 2. Pengolahan data menggunakan metode SHERPA


Stasiun Kerja Task Deskripsi Mode Deskripsi Konse- Perbaikan Analisis
Error Error kuensi Ordinal
Probabilitas
Production 1,1 Melakukan A7 Pada saat Tangan Mengguna- M
pekerjaan melakukan terluka. kan pelindung
ultrasonik pengelasan seperti sarung
welding. terhadap tangan dan
impraboard, memperba-
pekerja nyak
terjepit mesin sosialisasi
ultrasonik mengenai K3.
welding.
Production 1,2 Memotong A7 Pada saat Tangan Mengguna- M
raw melakukan tergores. kan pelindung
material. pemotongan, seperti sarung
tangan pekerja tangan dan
tergores oleh mengadakan
cutter. sosialisasi
mengenai K3.
Production 1,3 Proses A7 Pada saat Mata Mengguna- L
gerinda mengoperas- terluka. kan Face-
ikan mesin shield dan
gerinda, bara sosialisasi
api mesin mengenai K3.
gerinda
terpencar
mengenai
mata.
Production 1,4 Melakukan A7 Saat Mata Menggunakan M
pengelasan melakukan terluka. pelindung
pengelasan, seperti kaca
bercak lasnya mata atau
terkena mata faceshield dan
mengadakan
sosialisasi
mengenai K3.
Production 1,5 Penggunaan A7 Saat Tangan Menggunakan M
mesin slitter mengopera- terluka sarung tangan
sikan mesin dan evaluasi
slitter, pekerja kerja dan
lengah mengadakan
sehingga sosialisasi
mengakibat- mengenai K3
kan tangan
terbawa dan
terkena mesin
slitter.
Sumber: Peneliti, 2022

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil analisis yang telah diterapkan dengan menggunakan metode
SHERPA sesuai langkah-langkah yang sudah ditentukan. Hasil dari analisis metode SHERPA ini yaitu 1
task memiliki analisis ordinal probabilitas dengan nilai bahaya low atau rendah dan 4 task memiliki
analisis ordinal probabilitas dengan nilai bahaya medium atau sedang. Mayoritas kecelakaan kerja yang
dialami disebabkan oleh kurangnya kesadaran pekerja terhadap K3 terutama dalam menggunakan APD
ketika sedang bertugas.
Berikut ini adalah hasil pengolahan data kecelakaan kerja pada tahun 2021-2022 di suatu perusahaan
packaging menggunakan metode HEART. Adapun hasil daripada pengolahan data menggunakan metode
HEART yaitu terlampir pada Tabel 3.

5678
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681
e-ISSN : 2541-1934

Tabel 3. Pengolahan data kecelakaan kerja menggunakan metode HEART


Deskripsi Generic Task Nilai Error Assessed Assessed Human Human
Code Nominal Producting Proportion Effect Error Reliability
Human Condition of Effect Probability
Unreability (EPC) (HEP)
Pada saat C 0,16 9 0,6 5,8 0,928 0,072
melakukan proses
ultrasonik welding
pekerja terjepit
mesin ultrasonik
welding.
Pada saat D 0,09 4 0,6 2,8 0,252 0,748
melakukan
pemotongan
menggunakan
cutter, pekerja
tergores cutter

Ketika melakukan E 0,02 3 0,6 2,2 0,044 0,956


proses gerinda,
bara api gerinda
tersebut terpencar
mengenai mata
Ketika pekerja E 0,02 3 0,6 2,2 0,044 0,956
sedang melakukan
pengelasan, pekerja
terkena bercak
lasnya
Pada saat C 0,16 9 0,6 5,8 0,928 0,072
menggunakan
mesin slitter dan
pekerja lengah,
pekerja terkena
mesin pada bagian
tangan
Sumber: Peneliti, 2022

Hasil pengolahan data yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode HEART didapatkan HEP
terbesar dengan nilai 0,928 pada task 1 dan task 5 dengan pekerjaan yang terjadi pada mesin ultrasonik
welding serta mesin slitter.
Dalam proses tersebut perlu diterapkan perbaikan kerja agar dapat menurunkan terjadinya
kecelakaan kerja. Akan tetapi, dalam lingkungan perusahaan juga belum sepenuhnya memperhatikan K3,
dilihat dari banyaknya pekerja yang tidak menggunakan APD serta mengabaikan keselamatannya.
Sehingga kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan tersebut diakibatkan karena bekerja tidak sesuai
dengan aturan K3. Selain itu, kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan packaging tersebut hampir semua
memiliki permasalahan yang sama yaitu kurangnya pemahaman mengenai pentingnya K3 sehingga harus
diterapkan pada saat bekerja.
Maka dari itu, usulan perbaikan untuk menurunkan kecelakaan kerja yaitu dengan cara memberikan
punishment kepada para pekerja yang tidak mematuhi atau mengabaikan K3 serta memberikan reward
kepada pekerja yang patuh terhadap K3 sehingga para pekerja senantiasa mengutamakan keselamatan dan
juga kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu, manajemen dapat mengadakan
sosialisasi untuk para pekerja mengenai pentingnya K3 serta mengadakan evaluasi kerja secara berkala.

4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang menggunakan metode SHERPA dan HEART maka kesimpulan yang
dapat diambil dalam penelitian kali ini adalah penerapan dan pemahaman pekerja terhadap K3 pada suatu
perusahaan packaging masih tergolong belum optimal. Hasil pengolahan data menggunakan metode
SHERPA diperoleh bahwa dari 5 task yang ada, terdapat 4 task yang memiliki nilai medium (M) analisis
5679
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681
e-ISSN : 2541-1934

ordinal probabilitas dan 1 task memiliki L (low) dalam analisis ordinal probabilitas. Pada metode HEART
didapatkan hasil HEP terbesar adalah dengan nilai 0,928 yang terletak pada task 1 dan task 5. Cara
menurunkan intensitas kecelakaan kerja akibat kelalaian manusia yaitu dengan memberikan punishment
kepada pekerja yang mengabaikan K3 dalam bekerja seperti contohnya tidak menggunakan APD dan juga
memberikan reward kepada pekerja yang patuh terhadap K3. Selain itu, perusahaan juga perlu mengadakan
sosialisasi terkait pentingnya K3 serta yang paling utama yaitu perusahaan harus melakukan evaluasi kerja.

5. Referensi
[1] Y. Mauluddin And F. Azzahra, “Evaluasi Human Error Penyebab Kecacatan Produksi Pada Usaha
Konveksi Manda Hijab Cicalengka,” J. Kalibr., Pp. 68–76.
[2] Dede And Winarno, “Mengukur Potensi Bahaya Dan Resiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode
Hazard And Operabillity Study Pada Aktivitas Maintenance,” J. Sist. Tek. Ind., Vol. 23, No. 2, Pp.
121–131, 2021.
[3] P. N. Santoso, E. R. Sullyartha, And L. M. Sihombing, “Strategi Meminimalkan Error Pada Teknisi
Maintenance Mesin 350f Dengan Systematic Human Error Reduction And Prediction Approach
(Sherpa) Di Pt . Xyz,” Angkasa J. Ilm. Bid. Teknol., Vol. 9503, Pp. 199–208, 2022.
[4] E. Ryan, N. Hantara, I. Novie, S. St, M. Eng, And K. Kunci, “Dengan Metode Sherpa Dan Metode
Heart Pada Unit Skt Bl 53 Pt Djarum Kudus,” Ejournal Undip, 2012.
[5] M. Rifqi, A. Ma, And A. E. Nugraha, “Analisis Human Error Guna Meminimalkan Kecelakaan
Kerja Dengan Menggunakan Metode Sherpa Dan Heart,” J. Ilm. Wahana Pendidik., Vol. 8, No. 5,
Pp. 99–104, 2022, Doi: 10.5281/Zenodo.6408870.
[6] D. Okta, D. Ridwan, M. Adi, And S. Nalendra, “Identifikasi Human Error Pada Proyek Konstruksi
Dan Perancangan Layout Menggunakan Sign System Visual Identification Of Human Errors In
Construction Projects And Layout Designs Using The Visual Sign System,” J. Tek. Ind., Vol. 8, No.
1, Pp. 1–7, 2022.
[7] A. Firmansyah And E. M. Widodo, “Matrik Literature Review : Analisis Sistem Manajemen
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Proses Produksi Gula Kristal,” J. Manaj. Dan Tek. Ind.,
Vol. Xxii, No. 2, 2022, Doi: 10.350587/Matrik.
[8] W. Septiani, S. Adisuwiryo, D. M. Safitri, And B. C. Suudi, “Pelatihan Pencegahan Human Error
Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,” J. Pengabdi. Mandiri, Vol. 1, No. 7, Pp. 1223–1230, 2022.
[9] A. H. Wafi, R. I. Hartanti, And R. Indrayani, “Human Reliability Assessment Menggunakan
Modifikasi Metode Sherpa Dan Heart ( Studi Pada Pekerjaan Pengelasan Conveyor Chute Di Area
Coal Handling Pt . X ),” Garuda Kemendikbud, Vol. 5, No. 1, Pp. 1–10, 2020.
[10] V. A. Alfano, “Analisis Human Error Pada Proses Metode Sherpa Dan Heart Untuk,” J. Manaj. Ind.
Dan Teknol., Vol. 02, No. 03, Pp. 47–58, 2021.
[11] A. Shiddiq, “Analisis Human Error Pada Proses Produksi Keramik Dengan Menggunakan Metode
Heart Dan Sherpa,” J. Intech Tek. Ind. Serang Raya, Vol. 6, No. 1, Pp. 12–22, 2020.
[12] S. Zetli, “Analisis Human Error Dengan Pendekatan Metode,” J. Intech Tek. Ind. Univ. Serang Raya,
Vol. 7, No. 2, Pp. 147–156, 2021.
[13] G. L. Tahapary And S. Saptadi, “Analisis Human Error Dengan Metode Systematic Error Reduction
And Prediction Approach ( Sherpa ) Dan Human Error Assessment And Reduction Technique (
Heart ) Pada Operator Cv . Catur Bhakti Mandiri Studi Kasus : Cv . Catur Bhakti Mandiri,” Ejournal
Undip, Pp. 1–13.
[14] I. Phansyahri, N. Budiharti, And E. Adriantantri, “Analisa Systematic Human Error Reduction Dan
Job Safety Pada Kecelakaan Kerja Di Ud. Mebel Bima,” J. Valtech, Vol. 5, No. 2, Pp. 89–94, 2022.
[15] R. Patradhiani, M. H. Kurniawan, And M. Rosyidah, “Analisis Human Error Pada Proses Produksi
Batu Bata Dengan Metode Sherpa Dan Heart Untuk Mengurangi Kecelakaan Kerja Analysis Of
Human Error In Brick Production With Sherpa And Heart Method To Reduce Work Accident,” J.
Um Palembang, Pp. 24–31.
[16] E. Mas, A. Syakhroni, And A. A. Rachmawati, “Analisis Kesalahan Manusia Pada Pengemudi Bus
Rapid Transit (BRT) Menggunakan Metode Human Error Assessment And Reduction Technique
(Heart) Dan Systematic Human Error Reduction And Prediction,” J. Opsi, Vol. 12, No. 2, Pp. 77–
82, 2019.
[17] Syukriah And I. Muhammad, “Measurement Of Human Work Reliability Using Systematic Human
Error Reduction And Prediction Approach And Human Error Assessment And Reduction Technique
Method,” Int. J. Eng. Sci. Inf. Technol., Vol. 2, No. 1, Pp. 158–166, 2022.

5680
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5674 - 5681
e-ISSN : 2541-1934

[18] R. K. Rizky And A. E. Nugraha, “Analisis Human Error Terhadap Terjadinya Hilang Barang Pada
Gudang Dengan Metode Sherpa Dan Heart Di Pt Xyz,” J. Ilm. Wahana Pendidik., Vol. 8, No. 4,
2022, Doi: 10.5281/Zenodo.6357654.
[19] M. I. Siregar, C. I. Erliana, And Syafrudin, “Pengukuran Reliabilitas Kerja Manusia Menggunakan
Metode Sherpa Dan Heart Pada Operator,” SNTI, 2019.

5681

Anda mungkin juga menyukai