Anda di halaman 1dari 12

Bina Darma Conferenceon Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM K3


DENGAN METODE
STANDAR WISE SAFETY DANONE DAN HAZARD

Shafrotu Jukaza1,Ir.Reni Laili.,M.T2, M.Kumroni Makmuri,S.E.,M.Sc.3

1,2,3Industrial Engineering,Bina Darma University, Palembang, Idnonesia

Email: 1safrojkz@gmail.com, 2renilaili@binadarma.ac.id, 1kumroni@binadarma.ac.id

Abstract

PT. Wijaya Karya Beton (WIKA) Tbk is one of the manufacturing companies engaged in
pre-printing or manufacturing concrete by printing. In 2017, work accidents experienced
by employees, especially the Spinning area in line 1. This study identified work accidents
and looked for potential sources of work accident hazards so that this research was
carried out with the Hazard method and the WISE Safety Danone Standard. This
identification makes field observations. And based on the process of identifying hazards
in the Spinning area there are several sources of potential hazards, namely; Work
environment conditions, tools and materials, cables are scattered, employees are not
disciplined, and often joke during work.

Keywords: Work Accidents, K3, WISE Safety Standards

1. PENDAHULUAN

Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan


terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat
pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, arus
listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain-lain), sudah sewajarnya bila
pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan kerja pada
prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan
kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, maka perusahan/industri/proyek
umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan khusus menangani masalah
keselamatan kerja. Ialah karyawan, karena karyawan merupakan salah satu aset
utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. Sebab setiap
perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya,

496
Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

berkompeten dan tekun adalah kunci bagi perusahaan dalam pencapaian


tujuannya (Ravianto, 1986:3).

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana menganalisis


faktor penyebab kecelakaan kerja dengan menggunakan metode standar WISE
Safety Danone dan Hazard And Operability Study (HAZOP), sehingga akan
mencapai tujuan dari penelitian, yaitu :
a. Dapat mengetahui bagaimana penerapan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di PT Wijaya Karya Beton Tbk Lampung Selatan.
b. Mampu menganalisis faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Estryastuti Nugraheni (2011)


dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan Standar Wise Safety Danone. Dalam penelitian penulis melakukan dengan
menggunakan metode deskriptif yang memberikan gambaran tentang penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan standar Wise Safety Danone. PT X
telah menerapkan standar WISE Safety Danone telah menerapkan 13 elemen
WISE dengan sesuai standar WISE Safety Danone yang berlaku secara
internasional dalam group Danone. Dengan saran yaitu lebih ditingkatkan dan
diharapkan mencapai target world class.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dian Palupi Restuputri, [3]
dalam laporan penelitian mereka yang berjudul “Analisis Kecelakaan Kerja
Dengan Menggunakan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP). Yang
mejelaskan tentang identifikasi kecelakaan kerja dan sumber mencari potensi
kecelakaan kerja sehingga dapat dilakukan pencegahan dengan menggunakan
metode Hazard and Operability Study (HAZOP).

2. METODOLOGI

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua), yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil sendiri dari lapangan.
Data primer pada penelitian ini adalah mengenai kondisi lokasi pekerjaan, yang
berhubungan dengan K3 pada proyek konstruksi.
Sedangkan data sekunder ialah data dari catatan-catatan perusahaan data tenaga
kerja dan data-data lainnya.

Shafrotu Jukaza,Reni Laili, M.Kumroni Makmuri|497


Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

2.1. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data diambil dengan cara observasi
untuk meneliti faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja.

Dari proses pelaksanaan pengumpulan data ini disebutkan pada observasi atau
terjun langsung kelapangan, namun hanya sebagai pengamat yang hanya
mengamati setiap kecelakaan kerja.

Gambar 1 Flow Chart Metodologi Penelitian

498 | Analisis Pelaksanaan Program K3 Dengan Metode Standar Wise DanOne


Dan Hazard
Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

2.2. Metode Standar WISE Safety Danone dan Hazard

Pada metode ini pengolahan data dilakukan dan penulis meneliti di PT.Wjaya
Karya BETON Tbk Lampung Selatan, dengan metode Standar WISE Safety
Danone dan Hazard. Kemudian data analisis berdasarkan tabel penilaian resiko
yang kemudian dinarasikan atau di analisiskan dan proses pengolahan data
menggunakan komputer dengan program microsoft word. [3].
Perencanaan k3 yang baik dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya dan
penilaian resiko.

8 kecelakaan
6 parah
4
kecelakaan
2
sedang
0
tahun tahun tahun kecelakaan
2015 2016 2017 ringan

Gambar 2. Identifikasi bahaya

Dari gambar tersebut bahwa insiden di PT Wijaya Karya BETON Tbk Lampung
Selatan Sangatlah kecil bahkan zero accident pun terlihat tetapi banyaknya
kecelakaan ringan yang mengakibatkan pekerja atau karyawan di skorsing kerjaan.
Dan penulis juga mewawancarai beberapa karyawan untuk menjelaskan atau
mengetahui seberapa sering terjadinya kecelakaan kerja, ternyata paling sering
terjadi kecelakaan ringan seperti, tangan terluka, kuku tangan terlepas.

Daftar checklist observasi persiapan pekerjaan


Tabel 1.
No. Uraian ya tidak Ket
1. Pemeriksaan peralatan dan perlengkapan 
2. Pemeriksaan APD tenaga kerja 
3. Surat izin masuk PT untuk semua pekerja 
4. Pada awal kegiatan berlangsung dilaksanakan safety 
talk oleh pengawas

5. Safety talk setiap hari oleh safety presentatif atau 


pengawas

Shafrotu Jukaza,Reni Laili, M.Kumroni Makmuri|499


Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

Persiapan inspeksi yang baik harus selalu dimulai dengan sikap perilaku
positif dan berfikir positif untuk keberhasilan tugas, merencanakan tugas dan
menentukan apa-apa yang akan dilihat dan apa-apa yang akan dicari. [7] Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam tugas persiapan ini ialah:
a) Mulailah dengan sikap perilaku positif. Ialah dengan memberikan perhatian
penuh, bahwa segala sesuatu yang ada ditempat kerja telah sesuai dengan
standar aturan yang berlaku.
b) Rencakan inspeksi. Mendefinisikan area yang menjadi tanggung jawab
masing-masing
c) Tentukan apa yang akan dilihat. Agar dapat berjalan dengan baik dengan
menentukan objek apa saja dan lokasi mana saja yang akan di inspeksi
d) Pahami apa yang akan dicari. Mencari sesuatu sifatnya lebih dalam bukan
hanya dari sekedar melihat.
e) Buatlah checklist. Merupakan alat utama untuk inspeksi.

2.3. Diagram Fishbone

Gambar 3. Diagram Fishbone

Berdasarkan diagram Fishbhone diatas kecelakaan kerja disebabkan


beberapa faktor yaitu :
a) Material
Beberapa bahan baku yang masih berantakkan dan tidak diletakkan
ditempatnya.
b) Mesin
Kurangnya perawatan terhadap mesin dan juga lantai sekitar mesin licin
sehingga terjadi tergelincir pada karyawan maupun alat-alat kerja.

500 | Analisis Pelaksanaan Program K3 Dengan Metode Standar Wise DanOne


Dan Hazard
Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

c) Lingkungan
Masih banyak sisa-sisa kayu dan bekas oli buat perawatan mesin berceceran
dan sering terjadi kecelakaan kerja.
d) Manusia
Tidak fokus pada saat bekerja dan masih banyak pekerja yang belum
memahami pekerjaannya serta seringnya pekerja mengobrol antara pekerja
lainnya.
e.) Metode
Banyaknya karyawan atau pekerja yang belum memahami metode kerja mesin
tersebut, dan kurangnya bekal pembelajaran bagi karyawan.

3. HASIL

Dari hasil observasi peneliti yang dilakukan dilapangan, diketahui bahwa sumber
bahaya yang terdapat di area Spinning, karena mesin berputar dan sekaligus
produk berputar dengan kecepatan tinggi dan bisa mengakibatkan baut terlepas
dan terlempar.

Berikut ini beberapa kutipan hasil wawancara dengan beberapa karyawan pekerja
di PT Wijaya Karya BETON Tbk Lampung Selatan dan rekan kerja penelitian.

“kita memantau dari jauh, kalau dekat juga bisa terkena lemparan baut/mur dari
mesin Spinning”(Staff Karyawan),

“itu juga ada maintenance yang kuku tangan nya lepas,karena kerja tidak hati-hati
dan tidak disarankan juga pekerja maintenance kuku panjang” (Karyawan
Spinning)

“jika tidak memakai earplug udah parah ini telinga,karena kebisingan mesin
sangatlah tinggi” (pegawai Spinning)

“kejatuhan dari ketinggian juga bisa, tapi sampai saat ini belum tau saya”
(Karyawan Pabrik 2).
“cuaca juga disini panas,iya dikatakan dingin bisa juga, karena kan dipinggir laut
jadi panas benerr” (Karyawan Stressing)

“kemarin tahun lalu itu ada pegawai karyawan stressing itu tangan kirinya patah
karena kelalaian pada saat mesin berputar (Karyawan Jalur 4)”
Shafrotu Jukaza,Reni Laili, M.Kumroni Makmuri|501
Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

3.1 13 Elemen standar Wise

Dalam prinsip WISE yang diterapkan di PT Wijaya Karya Tbk lampung selatan
juga diadakan klasifikasi rating sebagai berikut :
1. <30 : Unsatisfactory
2. 30-40 : Satisfactory
3. 40-50 : Excellent
4. >50 : World Class

Gambar 4. 13 elemen Standar Wise Safety Danone

1. Komitmen manajemen yang kuat


Dari hasil pengamatan, dibuktikan dengan penerapan program keselamatan
disegala bidang dan selalu mengutamakan safety, serta selalu menunjukkan
perhatian dalam masalah K3.
2. Kebijakan dan prinsip keselamatan prinsipnya keselamatan telah sesuai
dengan standar WISE safety Danone, dibuktikan dengan adanya prinsip dan
mencakup semua kecelakaan serta bisa dicegah
3. Standar safety tinggi
Mempunyai prinsip dan standar yang harus tertulis, mudah dimengerti, dan
harus selalu di tinjau ulang sesuai dengan situasi dan kondisi.
4. Tantangan dan tujuan keselamatan
Mencapai skor atau nilai standar yang bisa diebut dengan world class.
5. Dukungan safety professional terhadap keselamatan pribadi
Meyakinkan dengan dukungan, memberi bantuan dan menasehati serta
beranggungjawab atas pelaksanaan kerjas standar dan prosedur.
6. Safety sebagai tanggungjawab Line Management
Mengaudit, menentukan, menerapkan memberi motivasi dan latihan.
7. Organisasi safety terpadu

502 | Analisis Pelaksanaan Program K3 Dengan Metode Standar Wise DanOne


Dan Hazard
Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

Di PT Wijaya Karya BETON Lampung Selatan mempunyai organisasi yang


kuat dan menjamin bahwa permasalahan jalur untuk diangkat ke
manajement dan semua keputusan memiliki cara untuk
dilaksanakandilapangan dengan keterlibatan nyata karyawan.
8. Motivasi progresif
Audit diadakan setiap mingguan dengan berbagai pengalaman dari
pemimpin.
9. Komunikasi efektif
Melaksanakan safety tanggung jawab dengan cara memasukkan review
performa safety dalam pertemuan staff dan bisnis.
10. Pengembangan dan pelatihan keselamatan kerja
Diadakan pelatihan-pelatihan lainnya seperti pelatihan pemadam kebakaran
secara rutin,simulasi kecelakaan kerja dan reguler untutk setiap pegawai baru
atau kontraktor baru.
11. Laporan dan investigasi
Laporan kejadian dan kecelakaan dilakukan untuk menentukkan penyebab
kecelakaan kerja dan menentukkan cara perbaikan agar tidak timbul
kecelakaan kerja.
12. Audit dan evaluasi ulang yang efektif
Mengadakan audit setiap hari dilingkungan proyek atau pabrik dengan
pengamatan, pendekatan, analisa, dan mengkoordinasikan hasil audit
13. Kontraktor
Bekerja dengan menerapkan standar keselamatan kerja yang sama dengan
sebagaimana telah ditentukan oleh Danone.

Dari hasil pengamatan tenatng penerapan WISE Safety Danone di


PT.Wijaya Karya Tbk Lampung Selatan Sebagai berikut :

PT.Wijaya Karya Tbk Lampung Selatan belum menerapkan dari awal


berdirinya perusahaan sehingga nilai skornya 6,3 menunjukkan skor terendah
didalam grup Danone. Disebabkan karena belum ada seorang pun yang
mengetahui tentang standar WISE Safety Danone

3.2 HAZARD

Shafrotu Jukaza,Reni Laili, M.Kumroni Makmuri|503


Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

Identifikasi Hazard merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk


mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul ditempat kerja. Hazard
mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada:
a) Manusia baik bersifat langusng maupun tidak langsung terhadap pekerjaan.
b) Properti termasuk peralatan kerja dan mesin-mesin.
c) Lingkungan baik dialam perusahaan maupun diluar perusahaan.
d) Kualitas produk barang dan jasa.
e) Nama baik perusahaan

Tabel 2. Hasil Analisis Sumber Bahaya di Jalur 1 (satu) dan 2 (dua)


No Nama Stasiun Sumber Hazard L C* S* Risk
Level
1 Perakitan tulang Besi atau Lupa memakai sarung tangan 3 2 6 Sedang
Behel
2 Set Cetakan Sling Putus 5 4 20 Esktrim
3 Pengecoran Jalur kereta saat pengecoran 3 3 9 Tinggi
4 Spinning Saat memutar produk 4 3 12 Tinggi
5 Penguapan dan Pendinginan Putusnya Sling crane berjalan 4 2 8 Tinggi
6 Pengeluaran Produk Tidak fokus bekerja 3 3 9 Tinggi
7 Stressing Lepasnya Baut sedang di 4 3 12 Tinggi
press
Analisis dilakukan dengan memperhatikan Consequences Dan Likehood,
kemudian diperoleh hasil yaitu terdapat satu (1) sumber bahaya yang tergolong
Ekstrim yaitu pekerjaan Set Cetakan, dan satu (1) sumber bahaya yang tergolong
Sedang yaitu Perakitan Tulang Besi atau Behel, serta Lima (5) sumber bahaya yang
tergolong pekerjaan Tinggi yaitu Pengecoran, Spinning, Pendinginan, Pengeluaran
Produk, dan Stressing. Hasil dari tabel diatas disajikan bentuk diagram untuk
mempermudah dalam memahami hasil analisis.

Sumber Bahaya
Sedang Ekstrim Tinggi
80%
10% 10%

Gambar 5. Sumber Bahaya

504 | Analisis Pelaksanaan Program K3 Dengan Metode Standar Wise DanOne


Dan Hazard
Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

Berdasarkan Gambar diatas dapat diketahui bahwa sumber bahaya yang paling
banyak ditemukan adalah sumber bahaya yang tergolong Tinggi. Sumber bahaya
yang tergolong tinggi banyak dijumpai pada Jalur 1 dan jalur 2.

Gambar 6. Tingkat bahaya (risk level)

Langkah terakhir setelah menentukan nilai likelihood dan consequences


dari masing-masing sumber potensi bahaya adalah mengalikan nilai likelihood
dan consequences sehingga diperoleh tingkat bahaya (risk level) pada risk matrix.

Tabel 3. Kriteria Likehood


Level Kriteria Deskripsi
Kualitatif Semi Kualitatif
1 Jarang Dapat dipikirkan tetapi tidak hanya Kurang dari 1 kali dalam 10
Terjadi saat keadaan ekstrim tahun

2 Kemungkina Belum terjadi tetapi bisa Terjadi 1 kali per 10 tahun


n Kecil muncul/terjadi pada suatu waktu

3 Mungkin Seharusnya terjadi dan mungkin 1 kali per 5 tahun sampai 1 kali
telah menjadi/muncul disini atau pertahun
ditempat lain
4 Kemungkina Dapat terjadi dengan mudah, Lebih dari 1 kali per tahun
n Besar mungkin hingga 1 kali per bulan
muncul dalam keadaan yang paling
banyak terjadi
5 Hampir Sering terjadi, diharapkan muncul Lebih dari 1 kali per bulan
Pasti dalam
keadaan yang paling banyak terjadi

Shafrotu Jukaza,Reni Laili, M.Kumroni Makmuri|505


Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

Tabel 4. Kriteria Consequences


Level Uraian Deskripsi
Keparahan Cidera Hari Kerja
1 Tidak Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau Tidak menyebabkan
Signifikan cidera pada manusia kehilangan hari kerja

2 Kecil Menimbulkan cidera ringan, kerugian kecil Masih dapat bekerja pada
dan tidak menimbulkan dampak serius hari/shift yang sama
terhadap kelangsungan bisnis

3 Sedang Cedera berat dan dirawat dirumah sakit, Kehilangan hari kerja
tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian dibawah 3 hari
finansial sedang
4 Berat Menimbulkan cidera parah dan cacat tetap Kehilangan hari kerja 3
dan kerugian finansial besar serta hari atau lebih
menimbulkan dampak serius terhadap
kelangsungan usaha
5 Bencana Mengakibatkan korban meninggal dan Kehilangan hari kerja
kerugian parah bahkan dapat menghentikan selamanya
kegiatan usaha selamanya

3.3 Analisis Data Kualitatif

a. Sumber Bahaya
Berdasarkan hasil dari wawancara dapat diketahui sumber bahaya yang sering
ditemui dijalur 1 dan jalur 2 yaitu Perakitan Tulang Besi atau Behel
b. Resiko
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui resiko yang mungkin terjadi dari
sumber bahaya yang ada di jalur 1 dan jalur 2 yaitu tangan terluka,kena goresan
behel, tangan akan kapalan.
c. Fasilitas
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil yaitu fasilitas kelengkapan APD
masih kurang dan masih tidak ada yang memakai masker.

4. KESIMPULAN

• Penerapan sistem K3 di PT Wijaya Karya BETON Tbk Lampung


selatan, sudah baik, karena sudah ada personal yang mempunyai
kualifikasi ahli K3 umum.

506 | Analisis Pelaksanaan Program K3 Dengan Metode Standar Wise DanOne


Dan Hazard
Bina Darma Conferenceon Engineering Science
http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5777

• Berdasarkan analisa dari peneliti, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor


dominan penyebab terjadinya kecelakaan kerja meliputi:
a. faktor human error
b) faktor Skill dan pengalaman
c) faktor Lingkungan kerja.

Menurut hasil analisis data, disimpulkan bahwa Human Error, merupakan sangat
utama terjadinya kecelakaan kerja. Hal tersebut muncul diakibatkan oleh sikap
pekerja yang tidak disiplin terhadap peraturan kerja dengan bekerja secara tidak
serius dan mengobrol ataupun bercanda dengan pekerja lain saat jam kerja
berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Basri K, Sarinah. (2016). Dasar Dasar Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja.Yogyakarta: K-Media
[2] OHSAS 18001.(2007). Pengertian (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Diakses di https://nuruddinmh.files.wordpress.com/2013/08/ohsas-
18001-2007-dual-language.pdf. Diakses pada 23 Februari 2017.
[3] Restuputri, D.P; Sari, Dyan R.P. (2015). “Analisis Kecelakaan Kerja
denganMengunakan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP)”.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol. 14, No. 1, Juni 2015 Halaman, 24-35.
ISSN 1412-6869.
[4] Ridley, John. (2008). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Ikhtisar) edisi ke-
3(Alihbahasa: Soni Astantro, S.Si).Jakarta:Erlangga.
[5] Sholeh, Prasetyo.(2012). Analisis Implementasi Sistem Manajemen
KeselamatanDan Kesehatan Kerja Di SMK N 3 Yogyakarta. Tugas Akhir
Skripsi.Yogyakarta: FT UNY
[6] Tasliman Ahmad. (1993). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
[7] PGDip.sc., M.Erg, buku keselamatan dan kesehatan kerja, penerbit
TARWAKA.

Shafrotu Jukaza,Reni Laili, M.Kumroni Makmuri|507

Anda mungkin juga menyukai