Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan

hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan

organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial, mental dan

fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja,

penurunan absensi dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya, tempat kerja yang kurang

sehat dapat meningkatkan angka sakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, rendahnya kualitas

kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

Perkembangan di dunia konstruksi semakin meningkat baik jumlah maupun

jenisnya, sehingga potensi bahaya akan lebih besar akibat penggunaan peralatan tersebut.

Peralatan yang semakin tua dan tidak layak dioperasikan menimbulkan potensi bahaya

apabila masih dipergunakan di lapangan. Secara keseluruhan, konstruksi bangunan harus

menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara lengkap dan utuh, dimana prinsip ini akan

mencakup aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung) didirikan pada tanggal 24

Oktober 2008, merupakan perusahaan yang besar dan berpengalaman dalam hal konstruksi

bangunan gedung. Saat ini sedang membangun sebuah hotel yaitu Hotel Brothers di daerah
Solo Baru. Solo Baru merupakan daerah pengembangan dari wilayah kotamadya Surakarta,

namun secara administrative termasuk dalam kabupaten Sukoharjo.

Dengan manajemen yang baik, perusahaan harus bisa mengetahui atau mengukur

setiap pekerjanya apakah paham dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang

diterapkan di perusahaan dan tidak hanya memberikan penerapan begitu saja, tanpa melihat

apakah pekerja tersebut mengerti atau tidak dengan penerapan itu. Studi ini mengukur

pemahaman pekerja dan penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang

diterapkan pada perusahaan dengan menganalisis setiap pekerja menggunakan analisis

pendekatan yang belum pernah digunakan pada penelitian keselamatan dan kesehatan kerja

sebelumnya yaitu safety passport 7 rules.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahannya dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

berdasarkan safety passport 7 rules pada Pembangunan Hotel Brothers oleh PT.

WIKA Bangunan Gedung (WIKA Gedung) ?

2. Apakah faktor yang menyebabkan program keselamatan dan kesehatan kerja

menjadi terhambat?
3. Apa saja usulan perbaikan berdasarkan safety paspport 7 rules untuk meminimalisir

risiko kecelakaan kerja pada Pembangunan Hotel Brothers oleh PT. WIKA

Bangunan Gedung (WIKA Gedung) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan

safety passport 7 rules pada Pembangunan Hotel Brothers oleh PT. WIKA

Bangunan Gedung (WIKA Gedung).

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan dan

kesehatan kerja.

3. Mengetahui usulan perbaikan berdasarkan safety paspport 7 rules untuk

meminimalisir risiko kecelakaan kerja pada Pembangunan Hotel Brothers oleh PT.

WIKA Bangunan Gedung (WIKA Gedung).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran pada masyarakat tentang hasil studi pada perusahaan

kontraktor PT. WIKA Bangunan Gedung (WIKA Gedung) dalam implementasi

program keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ).


2. Memberikan perbaikan pada sistem keselamatan dan kesehatan kerja untuk

pekerjanya dengan cara mengukur pemahaman pekerja dalam sistem keselamatan

dan kesehatan kerja yang diterapkan oleh perusahaan dengan melakukan analisis

dengan pendekatan safety passport 7 rules.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Analisis Data

Pada tahap ini menjelaskan mengenai analisis hasil kuesioner seluruh jumlah pekerja yang
telah didapat dari pengolahan data dengan pendekatan safety passport 7 rules dan analisis
kondisi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan perusahaan pada proses proyek
pembangunan Hotel Brothers Solo Baru oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung.

2.1.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Perusahaan/


Proyek

Pada umumnya sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan pada PT Wijaya
Karya (WIKA) sudah mengikuti standard peraturan pemerintah yang telah ada dan
penerapan keselamatan kerja bukan K3 lagi, melainkan Safety Health and Enviroment
(SHE). Penerapan tersebut harus sudah diterapkan pada proyekproyek WIKA dan anak
perusahaannya dengan toleransi zero. Sistem manajemen yang diterapkan oleh PT Wijaya
Karya (WIKA) atau diproyek pembangunan Hotel Brothers Solo Baru oleh PT Wijaya
Karya Bangunan Gedung. ada 4, yaitu:

1. Manajemen Mutu
Manajemen mutu yang telah diterapkan oleh WIKA banyak jenisnya dari mulai ISO
9001:2008, ISO 14001:2004/ SNI 19-14001:2005, dan OHSAS18001:2007
2. Manajemen Safety Health and Enviroment (SHE)
Dalam aplikasi SHE yang penting adalah kepedulian dan tindakan hatihati.Dibawah ini
merupakan kegiatan safety pada proyek pembangunan Hotel Brothers adalah :
a. Safety Induction
Suatu komunikasi yang dilakukan oleh Safety Officer mengenai penjelasan K3
kepada pihak yang berkepentingan dan pekerja sebelum malakukan pekerjaan. Hal-
hal yang wajib diketahui seperti pemakaian ID Card, APD, jangan buang sampah
dan tindakan apa apabila terjadi keadaan darurat.
b. Safety Morning Talk
Suatu komunikasi yang dilakukan oleh Safety Officer mengenai penjelasan K3
kepada pihak yang berkepentingan dan pekerja. Kegiatan ini biasanya dilakukan
pada setiap bulan pertama dan bulan terakhir sekali dan penjelasaan yang diberikan
hampir sama dengan safety induction.

c. Safety Tool Box Meeting


Suatu komunikasi yang dilakukan oleh Safety Officer mengenai penjelasan K3
kepada pihak yang berkepentingan dan pekerja. Biasanya penjelasaan mengenai
pekerjaan-pekerjaan yang baru akan dilakukan.
d. Safety Meeting
Suatu komunikasi yang dilakukan oleh Manejer Proyek dan Safety Officer
mengenai penjelasan K3 kepada pihak yang berkepentingan. Seperti Owner, Badan
K3, dll.
e. Pelatihan SHE Berkala
Pelatihan ini merupakan pelatihan penanganan kecelakaan dan jalur evakuasi.
Seperti pencegahan kebakaran, simulasi keadaan darurat.
f. Up date Papan Info
Pemasangan rambu-rambu mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Manajemen Sistem Pengamanan/Penanganan


Apabila terjadi kecelakaan kerja sistem penanganan yang dilakukan sangat terstruktur,
dimulai terjadinya kecelakaan, pertolongan pertama, klinik atau rumah sakit terdekat,
pengarahan, pembinaan dan pelaksanaan K3 lebih lanjut lalu menganalisis penyebab
kecelakaan dan solusi untuk menghindari terulang kembali kecelakaan.
4. Manajemen 5R
5R diantaranya, ringkas, rapih, resik, rawat, dan rajin. Manajemen ini biasanya lebih
kepada kebersihan lingkungan dan selalu dilakukan inspeksi terhadap lingkungan
proyek.

2.1.2 Jenis Pekerjaan

Pada studi kasus yang ada pada konstruksi pembangunan Hotel Brothers, terdapat jenis
pekerjaan yang sedang dilakukan pada pembangunan itu. Diantaranya :

1. Pekerjaan pasangan bata


Batu bata yang digunakan dalam proyek pembangunan Hotel Brothers ini menggunakan
bata ringan citicon dengan dimensi lebar 7,5 cm dan 10 cm, panjang 60 cm dan tinggi 20
cm. Pekerjaan pemasangan batu bata harus terkontrol waterpass baik dari arah horizontal
maupun vertical. Pada pelaksanaan batu bata, luas maksimal pemasangan batu bata ± 12
m2. Setiap 12 m2 harus dilakukan pengecoran kolom praktis agar pasangan batu bata
tidak roboh. Berikut adalah

2. Pekerjaan Plesteran dan Pekerjaan Acian


Permukaan bata yang sudah siap diplester disiram dengan air untuk mempermudah
ikatan semen dengan bata. Adukan plesteran tidak boleh terlalu encer untuk
mempermudah menempelnya plesteran pada dinding bata. Plesteran dinding bata
maupun dinding kolom dipasang dengan tebal ± 2 cm sesuai dengan rencana kerja dan
syarat yang ditentukan, kemudian diratakan menggunakan alat perata. Agar plesteran
dinding bata menjadi rata, maka dipasang kepala plesteran. Pasangan kepala plesteran
dibuat pada jarak 1,5 sampai dengan 2 m, dipasang tegak dan menggunakan kayu yang
sudah diserut dengan ukuran secukupnya untuk patokan kerataan bidang. Sebagai bahan
plesteran menggunakan MU 301 dan acian menggunakan MU 250. Berikut adalah
gambar pekerjaan plesteran dan acian.

2.2. PEMBAHASAN

Berdasarkan safety passport 7 rules, rules 1 merupakan keadaan kondisi tempat yang
berpotensi bahaya. Dimana setiap pekerja harus mengetahui risiko yang akan terjadi pada
pekerjaan yang dilakukan. Pada rules 2, pekerja diharuskan wajib mempunyai pemikiran
yang kritis untuk membedakan kondisi pekerjaan yang baik dilakukan sebagai mestinya
dan kebiasaan kurang baik. Ini bertujuan agar setiap pekerjaan yang dilakukan tidak hanya
dikerjakan begitu saja tanpa memikirkan resiko apa yang akan terjadi apabila tidak
memikirkan bahaya yang terjadi pada pekerjaan yang akan sedang dilakukan. Pada rules 3,
mewajibkan pekerja menggunakan pelidung diri pada saat bekerja. Rules ini bertujuan agar
pekerja dapat terlindungi dari bahaya. Pada rules 4, setiap pekerja harus mengikuti
peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan atau disesuaikan oleh perusahaan, agar
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dapat tercapai dengan menghindari risiko
kecelakaan. Pada rules 5, pekerja harus bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan
sekitarnya atau pekerjaannya, agar pekerja dalam melakukan pekerjaannya nyaman dalam
melakukan pekerjaannya. Pada rules 6, pekerja diwajibkan atau mengutamakan
keselamatan, sebab keselamatan dalam melakukan pekerjaan sangat penting. Dan yang
terakhir yaitu pada rules 7, pekerja harus mengetahui kondisi apabila terjadi kecelakaan
atau bahaya yang akan terjadi, agar pekerja mengetahui bagaimana cara menanggulanggi
kecelakaan tersebut. Berikut adalah deskripsi responden dari semua pekerja.
Gambaran secara umum keadaan tempat yang berpotensi bahaya (rule 1)
ditampilkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Rekapitulasi Rule 1

Gambar 2.1 Prosentase Rule 1

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa 80% karyawan memiliki keadaan yang
baik, dan sisanya 20% memiliki keadaan yang sedang, dan tidak ada yang keadaannya
buruk.

Berikut adalah rekapitulasi pada rule 2


Tabel 2.2 Rekapitulasi Rule 2

Gambar 2.2 Prosentase Rule 2


Berdasarkan observasi di lapangan diperoleh bahwa 100% karyawan mematuhi prosedur
pada rule 2 “saya harus berpikir sebelum melakukan tindakan”

Tabel 2.3 Rekapitulasi Rule 3

Gambar 2.3 Prosentase Rule 3

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa 92% karyawan dikategorikan baik dalam rule
3 ” Saya Harus Melindungi Diri Sendiri Dengan Menggunakan Personal Protect
Equipment (PPE)”, dan hanya 8% karyawan yang dikategorikan sedang sesuai rule 3.

Tabel 2.4 Rekapitulasi Rule 4


Gambar 2.4 Prosentase Rule 4

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa 93% karyawan mengikuti rule 4 “Saya Harus
Mengikuti aturan Dan Prosedur“, 7% karyawan dikategorikan sedang dalam mengikuti rule
4, dan tidak ada karyawan yang dikategorikan buruk dalam mengikuti rule 4.

Tabel 2.5 Rekapitulasi Rule 5

Gambar 2.5 Prosentase Rule 5

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa 75% mengikuti rule 5 “menjaga
kebersihan lingkungan kerja”, 23% karyawan dikategorikan sedang dalam penangannya
terhadap kebersihan lingkungan kerja, dan ada 2% karyawan yang buruk dalam penanganan
kebersihan lingkungan kerja.
Tabel 2.6 Rekapitulasi Rule 6

Gambar 2.6 Prosentase Rule 6

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hanya ada 22% karyawan yang mengikuti rule
6”saya harus menolak ide-ide lama”. Ada 60 % karyawan yang dikategorikan sedang dalam
menolak ide-ide lama. Dan masih ada 18% karyawan yang menolak ide-ide lama tentang
keselamatan.

Tabel 2.7 Rekapitulasi Rule 7

Gambar 2.7 Prosentase Rule 7


Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa sudah 97% karyawan mengikuti rule 7 ” Saya
Harus Segera Bertindak Dan Menginformasi Kepada Kolega Saya” dan hanya ada 3% yang
dikategorikan sedang dalam mengikuti rule 7.

Berdasarkan safety passport 7 rules yang diperoleh pada rules 1, rules 3, rules 4, rules 5,
rules 6, dan rules 7 kondisi pekerja masih melakukan risiko yang berbahaya walaupun
perusahaan telah memberitahukan kepada pekerja potensi bahaya yang dapat terjadi pada
setiap pekerjaan dan segala sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya atau risiko kerja.

Pada pekerjaan pasangan bata masih dijumpai pekerja yang tidak menggunakan helm. Hal
ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam bekerja.

Pada pekerjaan plesteran dan acian pekerja telah menggunakan alat pelindung diri, akan
tetapi untuk kelayakan alat pelindung diri yang terdapat di perusahaan sangat minim.
Seperti sepatu yang digunakan pada pekerja masih ada sepatu yang tidak layak
digunakan/pakai.

2.3 Usulan Perbaikan

Usulan perbaikan merupakan tujuan meningkatkan kinerja sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja pada perusahaan/proyek yang dilakukan, untuk meminimalisir risiko
terjadinya kecelakaan akibat pekerjaan yang dilakukan pada proyek. Berikut merupakan
usulan yang dapat diberikan kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk
meminimisasi risiko kecelakaan dan keselamatan kerja diperusahaan atau proyek.

Berdasarkan analisis yang didapat dari penelitian dengan ini peneliti dapat memberikan
usulan berdasarkan safety paspport 7 rules yang dihasilkan dari analisis, yaitu:

 Rules 1 Saya Harus Mencari Keadaan Tempat yang Berpotensi Bahaya Pada rules ini
pekerja harus mengetahui atau lebih waspada dan berhati-hati terhadap potensi
bahaya pada masing-masing pekerjaannya, agar kemungkinan terjadinya bahaya pada
saat melakukan pekerjaan dapat dihindari dan di minimisasi.
 Rules 2 Saya Harus Berpikir Sebelum Melakukan TindakanPada rules ini pekerja
dituntut setiap melakukan pekerjaan harus memikirkan potensi bahaya yang akan
terjadi pada pekerjaannya, agar kemungkinan terjadinya potensi bahaya pada saat
melakukan pekerjaan dapat dihindari dan diminimalisir.
 Rules 3 Saya Harus Melindungi Diri Dengan Personal Protect Equipment Pada rules
ini pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri, agar kemungkinan terjadinya
bahaya pada saat melakukan pekerjaannya dapat dihindari rules ini juga pekerja
telah menggunakan alat pelindung diri dan telah menggunakan dengan baik.
 Rules 4 Saya Harus Mengikuti Aturan dan Prosedur Pada rules ini pekerja wajib
mengikuti peraturan dan prosedur yang telah dibuat atau dirancang oleh perusahaan,
agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dan tanpa ada satu kejadian yang dapat
merugikan pekerja dan perusahaan. Pada rules ini juga pekerja telah mengikuti aturan
dan prosedur yang telah dirancang oleh perusahaan.
 Rules 5 Menjaga Kebersihan Lingkungan Kerja Pada rules ini pekerja tidak dapat
menjaga kebersihan lingkungan kerjanya. Dengan lingkungan yang bersih dan nyaman
pekerja dapat terhindar dari penyakit dan bahaya yang dapat merugikan pekerja. Oleh
karena itu, pekerja dituntut bertanggung jawab dengan keadaan lingkungan kerjanya,
agar pekerjaan yang sedang dikerjakan atau dilakukan dapat terhindar dari segala
bahaya yang dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja.
 Rules 6 Saya Menolak Ide-ide Lama Pada rules ini pekerja mengganggap keselamatan
dan kesehatan kerja pada saat bekerja masih kurang mengerti atau paham mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, pada rules ini pekerja dituntut untuk
memahami tentang keselamatan dan kesehatan kerja, agar pada waktu bekerja, pekerja
tidak hanya memikirkan “saya harus bekerja dan mendapatkan uang”, melainkan
dituntut harus memikirkan keselamatan dan kesehatannya juga.
 Rules 7 Saya Harus Segera Bertindak dan Menginformasikan Kepada Kolega
Saya Pada rules ini pekerja dituntut untuk melakukan tindakan yang sifatnya dapat
mengakibatkan kecelakaan atau merugikan orang lain, agar pekerja sewaktu-
waktu pada saat melakukan pekerjaannya dihadapkan dengan bahaya pekerja
dapat mengatasinya dan menginformasikan kepada Atasannya atau perusahaan.

Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil dari rules-rules diatas berupa usulan
yang dapat diberikan kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan, dapat dijelaskan
dibawah ini.

2.3.1 Usulan Menumbuhkan Kesadaran Terhadap Keselamatan dan Kesehatan


Kerja

Pada dasarnya melakukan atau menumbuhkan kesadaran terhadap keselamatan dan


kesehatan kerja sangat penting. Berikut ini usulan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja, diantaranya dengan cara:

1. Menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada pekerja Pada umumnya para pekerja harus
budayakan “selamat” dalam setiap pekerjaannya, dengan membudayakan hal tersebut
maka akan timbul rasa tanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja. Berikut
merupakan usulan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab seorang pekerja,
diantaranya:
a. Menginformasikan bahaya yang dapat terjadi pada setiap jenis pekerjaan.
b. Melaporkan hal-hal yang dapat menimbulkan kecelakaan
c. Membersihkan lingkungan kerja dan menempatkan peralatan kerja pada
tempatnya.
d. Bekerja dengan aman
e. Menggunakan personal protective equipment (PPE) yang sesuai

2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab perusahaan/proyek terhadap keselamatan dan


kesehatan pekerja. Yang perlu dilakukan oleh perusahaan, yaitu:
a. Evaluasi kerja disetiap jenis pekerjaan.
b. Evaluasi tentang kinerja keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja
c. Menambahkan bagian Pengawas pada bagian K3.
d. Menambahkan alat pelindung diri (APD).
e. Menambahkan jumlah rambu-rambu K3.

2.3.2. Usulan Memberikan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan diberikan kepada para pekerja.
Pelatihan ini berupa seminar atau penjelasan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
untuk menambah wawasan dalam lingkup keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun tujuan
dari pelatihan ini agar pekerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah
kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja, memahami ancaman bahaya yang ada ditempat kerja dan menggunakan
langkah pencegahan kecelakaan kerja.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini dapat diambil dari hasil pengolahan data, analisa dan usulan

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan safety passport

7 rules, pekerja (responden) pada rule 1, rule 2, rule 3, rule 4, rule 5 dan rule 7 dengan

kategori baik, tetapi pada rule 6 dengan kategori buruk.

Yang menjadi faktor penyebab program keselamatan dan kesehatan kerja menjadi

terhambat pada rule 6 adalah sebagai berikut:

 Pekerja beranggapan keselamatan bersifat membatasi

 Pekerja beranggapan keselamatan membutuhkan banyak uang

 Pekerja beranggapan keselamatan bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan dan

adapun faktor lain yaitu:

 Kurangnya rasa tanggung jawab pada diri sendiri

Usulan perbaikan berdasarkan safety paspport 7 rules untuk meminimalisir risiko

kecelakaan kerja pada Pembangunan Hotel Brothers adalah sebagai berikut:

 Menumbuhkan rasa tanggung jawab pekerja:

a. Menginformasikan bahaya yang terjadi pada setiap jenis pekerjaan,

b. Melaporkan hal-hal yang dapat menimbulkan kecelakaan,


c. Membersihkan lingkungan kerja dan menempatkan peralatan kerja pada tempatnya,

d. Bekerja dengan aman,

e. Menggunakan personal protective equipment (PPE) yang sesuai,

f. Menambahkan alat pelindung diri,

g. Menambahkan rambu-rambu K3

 Memberikan pelatihan K3

3.2. Saran

Adapun saran yang diberikan kepada pihak perusahaan untuk dapat dipertimbangkan dari

hasil penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk pembangunan atau pekerjaan selanjutnya perusahaan dapat menggunakan

Safety assport 7 Rules, sehingga dapat diketahui pemahaman setiap pekerja yang

bekerja dipekerjaan selanjutnya.

2. Evaluasi kerja pada setiap jenis pekerjaan

3. Evaluasi tentang kinerja keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja mulai dari

melakukan pekerjaan sampai selesai bekerja

4. Menambahkan bagian Pengawasaan pada bagian K3

5. Menambahkan alat pelindung diri (APD).

6. Menambahkan jumlah rambu-rambu K3.

Anda mungkin juga menyukai