(RKK)
DAFTAR ISI
Perilaku tidak aman pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang dapat
memicuh timbulnya kecelakan kerja yang umumnya disebabkan dari faktor internal
pekerja di lapangan. Secara umum perilaku tidak aman dapat dikategorikan menjadi
beberapa faktor yaitu:
Karakteristik Pekerja: Hal ini menyangkut sifat dan karakter dari setiap pribadi
pekerja yang dapat dipengaruhi oleh pengalaman selama bekerja, usia,
posisi/jabatan, tingkat keahlian/skill, kondisi fisik, asal daerah,
kebiasaan/behaviour, misalnya kebiasaan bermain hp dalam proses konstruksi,
merokok, ngobrol, tidak memakai alat pelengkap keamanan, melompat, berlari-
lari dsb.
Ketersediaan dan Ketertipan Dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD): Dalam hal ini sebagai pihak pelaksana konstruksi haruslah menyiapkan
alat-alat pelindung diri bagi para pekerjanya selama proses konstruksi
berlangsung dan untuk pencegahan Pendemi Virus Covid 19.. seperti
: Helmet, safety shoes, kaca mata, masker, safety belt, rompi, gloves, kotak K-3,
dsb. Sebagai pihak pelaksana konstruksi tentunya rutinitas inspeksi
dan breafing terhadap penggunaan APD merupakan kewajiban utama yang
harus sering dilakukan guna menertipkan kedisiplinan dalam penggunaan APD
bagi para pekerjanya di lapangan.
Faktor berikutnya yaitu kondisi dan unsur-unsur yang terdapat dalam area kerja
(Work Site Job) yang dapat menjadi pemicuh timbulnya kecelakaan kerja, misalnya :
Kondisi Jalan masuk proyek (Access Road Project), kondisi jalan masuk
suatu proyek yang tidak mendukung seperti becek, amblas dan kotor tentu saja
dapat berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakana dalam pelaksanaannya
misalnya berpotensi menyebabkan kendaraan proyek terguling, pekerja terjatuh,
dsb.
Kondisi instalasi listrik dan mesin yang berserakan, hal ini juga dapat
berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakana bagi para pekerja yang berada
disekitarnya, misalnya kondisi instalasi listrik proyek yang berserakan dan
tergenang oleh air tentunya dapat membahayakan bagi para pekerja yang
melintasi area tersebut.
Tidak memasang rambu pemberitahuan dan peringatan di sekitar area
proyek, dengan memasang rambu pemberitahuan dan peringatan dalam
pelaksanaan konstruksi tentunya dapat membantu dalam memberikan pentunjuk,
arahan maupun peringatan terhadap kondisi berbahaya di sekitar area proyek,
misalnya rambu peringatan terhadap bahaya terjatuh dengan memasang safety
line, rambu pemberitahuan terhadap penggunaan APD selama berada dalam
area konstruksi, rambu peringatan terhadap lokasi galian, rambu peringatan
bahaya listrik tegangan tinggi, rambu peringatan terhadap aktifitas peralatan
kosntruksi. dsb. Tentunya hal ini tidak diharapkan hanya menjadi persyaratan
administrasi yang hanya dibuat dan tidak dilaksanakan selama proses
konstruksi.
Kondisi penerangan yang tidak memadai, pekerjaan proyek konstruksi juga
membutuhkan penerangan yang cukup selama pekerjaan berlangsung contohnya
pada pekerjaan galian bawah tanah dan pekerjaan yang dilakukan pada malam
hari. Jika fasilitas penerangan yang diberikan tidak memadai tentunya dapat
menimbulkan risiko terjadinya kecelakan kerja.
Kondisi pengudaraan yang tidak memadai, sama halnya dengan kondisi
pencahayaan, pengudaraan juga merupakan hal yang tidak kala penting dalam
proses pelaksanan proyek konstruksi misalnya pada pekerjaan yang dilakukan di
bawah tanah atau diruangan yang sempit karena harus membutuhkan sistem
sirkulasi udara yang ideal, hal ini harus menjadi perhatian bagi pihak pelaksana
sehingga tidak menimbulkan terjadinya hal yang tidak diinginkan selama proyek
berlangsung.
Kondisi peralatan konstruksi yang tidak layak pakai, kondisi demikian juga
memiliki tingkat risiko dalam menimbulkan kecelakanan kerja, misalnya kondisi
peralatan Tower Crane yang tidak layak pakai atau rusak tentunya dapat berisiko
menimbulkan kejadian yang fatal bagi para pekerja maupun masyarakat
disekitarnya hal ini juga berlaku pada peralatan konstruksi lainnya.
Penggunaan jenis material konstruksi yang berbahaya, tidak semua material
konstruksi dapat dengan aman digunakan dalam pelaksanaan kosntruksi, ada
beberapa material atau bahan yang membutuhkan penanganan khusus dalam
penggunaannya maupun material yang berbahaya dalam penggunaannya
misalnya material yang berbahan asbes sangat berbahaya bagi kesehatan
pernafasan pekerja, bahan peledak/detonator pada pekerjaan peledakan tebing,
serta penggunaan bahan-bahan kimia lainnya yang berbahaya selama proses
konstruksi.
Pemilihan metode kerja yang tidak sesuai prosedur, kadang dalam
pelaksanaan konstruksi pemilihan metode kerja dilakukan berdasarkan
kebiasaan, tentunya jika kebiasaan yang telah mengikuti prosedur tidak
menimbulkan risiko, tetapi jika kebiasaan yang dilakukan tidak sesuai dengan
standar yang berlaku maka dapat berpotensi menimbulkan risiko terjadinya
kecelakaan kerja, misalnya prosedur pengoperasian peralatan konstruksi yang
tidak safety maka akan membahayakan keselamatan pekerja yang ada
disekitarnya.
Secara garis besar terdapat hubungan logis yang saling berkaitan antara sumber
daya material, man power dan peralatan konstruksi (Equipment) dalam
penerapan K-3, secara umum hubungan material dan peralatan akan berdampak
terhadap dampak lingkungan di sekitarnya, sedangkan hubungan antara material
dengan man power akan berdampak terhadap kesehatan pekerja dari
penggunaan material selama aktifitas konstruksi berlangsung, serta hubungan
antara peralatan dengan man power akan berdampak kepada aspek
keselamatan pekerja terhadap peralatan yang digunakan
selama pekerjaan konstruksi. Adapun hal-hal yang dapat menjadi masukan
dalam mereduksi tingkat risiko terjadinya kecelakan kerja dalam industri
konstruksi antara lain:
Dengan melakukan training dan breafing secara berkala bagi para staff dan
pekerja konstruksi sebelum kegiatan proyek mulai dilaksanakan, sehingga
dapat menjadi pembekalan yang membentuk suatu kebiasaan dan kesadaran
dalam menjalankan aktifitasnya terhadap pentingnya penerapan K-3.
Segera memasang Rambu – rambu peringatan SMK3 pada titik yang
ditentukan.
Dengan memberikan reward dan punishment terhadap pekerja konstruksi,
yaitu dengan memberikan penghargaan terhadap staff dan pekerja yang
patuh dan disiplin terhadap penerapan K-3 selama proyek berlangsung serta
memnberikan sanksi yang tegas terhadap staff dan pekerja yang lalai dalam
melaksanakan prosedur K-3 selama kegiatan proyek berlangsung, dapat
berupa potongan sallary maupun jenis sanksi administrasi lainnya yang
dianggap rasional.
Dengan sering melakukan inspeksi dadakan selama proyek berlangsung
dengan membentuk suatu divisi khusus yang dapat menilai dan mengevaluasi
persoalan K-3 pada proyek konstruksi, baik berupa inspeksi terhadap
kelengkapan ketersediaan APD, kedisiplinan pekerja dalam menggunakan
APD, kondisi area proyek, kondisi peralatan, metode kerja, material
konstruksi, pencahayaan, pengudaraan serta aspek lainnya yang dianggap
dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja di lokasi proyek.
Bagi pihak pelaksana konstruksi (kontraktor) dapat dengan memberikan
jaminan sosial bagi setiap staff dan pekerjanya yaitu berupa jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan amanat UUD yang telah
ditentukan, agar dapat mengurangi beban ketika terjadi
suatu incident kecelakaan dalam proses pelaksanaan konstruksi.
Dengan penjelasan mengenai penerapan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3) diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi pihak
pelaksana maupun pihak-pihak yang bertugas dalam kegiatan konstruksi agar
dapat menekan tingkat kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan korban jiwa
dan harta benda ke depannya khusunya di Indonesia.
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi
TTD �
•
•
KEBIJAKAN K3
Kebijakan ini dibuat untuk dapat dipahami oleh seluruh karyawan dan menjadi
acuan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan.
ORGANISASI K3
MANAJER LAPANGAN
AHLI K3/PETUGAS K3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
a
memekai APD
Tejadi Gangguan
Lengkap, diberi rompi
Kesehatan/Tubuh,
yang berwarna, helm,
akbibat kondisi Permenaker
Kecelakaan Saat masker, sarung
lingkungan kerja 01/1980 dan
Mobilisasi tangan, kacamata, Petugas K3
yang tidak Aturan lainnya
Pekerjaan Alat sepatu safety, (sedang)
memenuhi syarat, tenntang 2 3 6 Administratif N/A N/A N/A N/A Konstruksi/
Umum
Luka ringan, luka SMK3/K3 Ahli K3
penempatan rambu
berat, Terkena Proyek
yang dapat terlihat
Alat, cacat anggota Konstruksi
dengan jelas.
tubuh, meninggal
Dunia
Peralan K3 dilapangan
memekai APD
Tejadi Gangguan
Lengkap, diberi rompi
Kesehatan/Tubuh,
yang berwarna, helm,
akbibat kondisi Permenaker
masker, sarung
lingkungan kerja 01/1980 dan
tangan, kacamata, Petugas K3
Alat Tergelincir yang tidak Aturan lainnya
sepatu safety, (sedang)
Saat memenuhi syarat, tenntang 2 3 6 Administratif N/A N/A N/A N/A Konstruksi/
Perpindahan Alat Luka ringan, luka SMK3/K3 Ahli K3
penempatan rambu
berat, Terkena Proyek
yang dapat terlihat
Alat, cacat anggota Konstruksi
dengan jelas.
tubuh, meninggal
Dunia
Peralan K3 dilapangan
memekai APD
Tejadi Gangguan
Lengkap, diberi rompi
Kesehatan/Tubuh,
yang berwarna, helm,
akbibat kondisi Permenaker
masker, sarung
lingkungan kerja 01/1980 dan
tangan, kacamata, Petugas K3
yang tidak Aturan lainnya
Kecelakaan Lalu sepatu safety,
memenuhi syarat, tenntang 3 5 15 Administratif N/A N/A N/A N/A Konstruksi/
Lintas (sangat
Luka ringan, luka SMK3/K3 Ahli K3
penempatan rambu tinggi)
berat, Terkena Proyek
yang dapat terlihat
Alat, cacat anggota Konstruksi
dengan jelas.
tubuh, meninggal
Dunia
Peralan K3 dilapangan
DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO
NO KET
PERSYARATAN PENGENDALIAN PENGENDALIA
URAIAN IDENTITAS JENIS BAHAYA PEMENUHAN AWAL KEM KEP NILAI TINGKAT N LANJUTAN KEMU KEP NILAI TINGK
PEKERJAAN BAHAYA (Tipe Kecelakaan ) PERATURAN UNG ARA RESIK RESIKO NGKI ARA RESIK AT
(Skenario KINA HAN O (F X (TR) NAN HAN O (F X RESIK
Bahaya) N (F) (A) A) (F) (A) A) O (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
memekai APD
Tejadi Gangguan
Lengkap, diberi rompi
Kesehatan/Tubuh,
yang berwarna, helm,
akbibat kondisi Permenaker
masker, sarung
lingkungan kerja 01/1980 dan
tangan, kacamata, Petugas K3
yang tidak Aturan lainnya
Terkena Alat sepatu safety,
memenuhi syarat, tenntang 2 5 10 (tinggi) Administratif N/A N/A N/A N/A Konstruksi/
Berat Pemadat
Luka ringan, luka SMK3/K3 Ahli K3
penempatan rambu
berat, Terkena Proyek
yang dapat terlihat
Alat, cacat anggota Konstruksi
dengan jelas.
tubuh, meninggal
Dunia
Peralan K3 dilapangan
b memekai APD
Tejadi Gangguan
Lengkap, diberi rompi
Kesehatan/Tubuh,
yang berwarna, helm,
akbibat kondisi Permenaker
Tertabrak Dump masker, sarung
lingkungan kerja 01/1980 dan
Lapis Truck tangan, kacamata, Petugas K3
yang tidak Aturan lainnya
Pondasi Pengangkut sepatu safety,
memenuhi syarat, tenntang 2 5 10 (tinggi) Administratif N/A N/A N/A N/A Konstruksi/
Agregat Agregat
Luka ringan, luka SMK3/K3 Ahli K3
Kelas A & B penempatan rambu
berat, Terkena Proyek
yang dapat terlihat
Alat, cacat anggota Konstruksi
dengan jelas.
tubuh, meninggal
Dunia
Peralan K3 dilapangan
memekai APD
Tejadi Gangguan
Lengkap, diberi rompi
Kesehatan/Tubuh,
yang berwarna, helm,
akbibat kondisi Permenaker
masker, sarung
lingkungan kerja 01/1980 dan
tangan, kacamata, Petugas K3
yang tidak Aturan lainnya
Terkena Alat sepatu safety, Konstruksi/
memenuhi syarat, tenntang 2 5 10 (tinggi) Administratif N/A N/A N/A N/A
Berat Pemadat
Luka ringan, luka SMK3/K3 Ahli K3
penempatan rambu
berat, Terkena Proyek
yang dapat terlihat
Alat, cacat anggota Konstruksi
dengan jelas.
tubuh, meninggal
Dunia
Peralan K3 dilapangan
-�
=·t.
-�
.�:iQ
�--� •
""Q
,I'
if�< f"" "<
< ·-
z < f3 � �
� i= a:: 0
•
•w :s-¥X �<
(/,I u.. -
� �
�
•
-w
z.o '
5•
2
Q. � z �
�<��
, � �
w
"
e,
� i � s: " 1 1
�
-�� •i• ..
•
" j l '
0
ii
�
"
.i"i,
"O
-·M
• I I
I fl;• • g g
�ii�
!
�
urs
•
'
�11
N N
!I ! � Ji••- " �.
e
� ti '�B i ti[�> �
ii - ii]!
� a •
�
I. E - •
O
e s s
��
.� : �
=" •�
Ill j if! !}} " efg,e
..fci 12.:·-
z< -e jj
• .,.-.., c: ::,
i� i!} < "
<
•w 1t' ii ;t! ;J j
1 i
<
••' ��
I
••
!Ii ]If N�Ji iN�·f
i��1·i�f�
t��,,
i��
�
� 0.
•
��ii�.�
�
t. Q< (I) '.l£ e;::!
a. 0 ,(
u:,Q.Q
'.l£
1
I=
-·.t
jil il!Jll ��
Jftf1
�ii�1!irJtJ!i.)
§�
•
�.!jj
tEf �- i
. j2
1-�f�
J!jl! � .. .<l
0
< 1-!1= .!!"
�it·
�
w
�·;i
�
g;•
�iif
00
•
1 �
m•
�m "
•w"< w
Q
:i - •••
•• •
0
"
ii
�·ii
e
"I � �
�w �:l -�
•C"'.9]cS
c
0
w
•
i!:B!"o.
::�1:t1: "
�
••
�
• 2 u
i
� '
.!!1
c
�
z
c(
"'-
c
l!l
I
j
: "
0
'c'
� .,,E
N
c( • • • • • • • • •
., "' c
�"
z :Ii
�
:I j
c( �
Zc,
ii: 0
>
:::,
z
w
"'
ll.
!::;;
w
0..
en
t
ll. :::,
..J 0..
w s:
a, ill
s
I
;::! &i
j:: �
Zc
c( ..
-� .g,
"' s:
�.Q
·E
> 0.."
o
•
•
0
z •
'
B. 3 Standar dan Peraturan Perundangan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN K3
No Nama Peraturan Perundangan Judul
1 Undang – Undang RI No 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
2 Undang – Undang RI No 3 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
3 Undang – Undang RI No 23 Tahun 1992 Kesehatan
4 Undang – Undang RI No 28 Tahun 2002 Bangunan Gedung
5 Undang – Undang RI No 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
6 Undang – Undang RI No 2 Tahun 2017 Jasa Konstruksi
7 Peraturan Pemerintah RI No 101 Tahun Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
8 Peraturan Pemerintah RI No 50 Tahun Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
2015 Keselamatan
9 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
Transmigrasi RI No 1 Tahun 1980 Bangunan
10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Transmigrasi RI No 2 Tahun 1980 Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
11 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Transmigrasi RI No 1 Tahun 1981
12 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Kwalifikasi Juru Las Di Tempat Kerja
Transmigrasi RI No 2 Tahun 1982
13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Pelayanan Kesehatan Kerja
Transmigrasi RI No 3 Tahun 1982
14 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Pesawat Angkat Angkut
Transmigrasi RI No 5 Tahun 1985
15 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Syarat – Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Transmigrasi RI No 4 Tahun 1986 Pemadam Api Ringan (APAR)
16 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Transmigrasi RI No 4 Tahun 1987 (P2K3)
17 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Transmigrasi RI No 2 Tahun 1989
18 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tata Cara Penunjukan, Kewajiban, Dan Wewenang Ahli
Transmigrasi RI No 92 Tahun 1992 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3)
19 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan Kerja
Transmigrasi RI No 3 Tahun 1998
20 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Di Tempat
Transmigrasi RI No 15 Tahun 2008 Kerja
21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Alat Pelindung Diri (APD)
Transmigrasi RI No 8 Tahun 2010
22 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Operator dan Petugas Pesawat Angkat Angkut
Transmigrasi RI No 9 Tahun 2010
23 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisika dan Faktor
Transmigrasi RI No 13 Tahun 2011 Kimia
24 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
5 Kesehatan
25 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik Di
Tahun 2015 tempat
26 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 31 Perubahan Atas Permenakertrans No 2 Th 1989
Tahun 2015 Tentang
27 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 33 Perubahan Atas Permenakertrans No 12 Th 2015
Tahun 2015 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik di
28 Peraturan Menteri Tenaga kerja RI No 44 Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Tahun 2015 Kerja
(JKK) dan Jaminan Kematian (JK) Bagi Pekerja
Harian Lepas, Borongan, dan Perjanjian Kerja
29 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam
Tahun 2016 Pekerjaan
30 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 70 Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Tahun Industri
31 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Perumahan Rakyat No 2 Tahun 2018 No. 5
Tahun 2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
32 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Pedoman Sistem Manajemen Keselamatam Konstruksi
Perumahan Rakyat no 21/PRT/M/2019
33 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Lingkungan
Tahun 2018 Kerja
34 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja
186
35 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja
187
36 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1405 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantroran
Tahun 2002 dan
37 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Perusahaan Wajib Melaksanakan Pelatihan Kerja
261
38 Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Tempat
RI No 174 Tahun 1986 dan Menteri Kerja
Pekerjaan Umum RI No 104 Tahun 1986 Konstruksi
C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja (APK)
yang memadai, antara lain :
a. Safety helm.
b. Sarung tangan
c. Safety shoes.
d. Masker
e. Ear Plug.
f. SunGlasses.
g. Pemberian rambu-rambu petunjuk
dan larangan.
h. Pemasangan pagar
pengaman/rubber cone.
3. Pengendalian kesehatan
a. Penyediaan air bersih.
b. Pembuatan sarana MCK yang memadai.
c. Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja.
d. Penyediaan obat-obatan / kotak P3K.
e. Penyediaan kantin proyek yang bersih dan sehat.
f. Kerja sama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.
4. Rambu-rambu K3
a. Rambu K3 (Petunjuk)
- Arah jalur evakuasi (evacuation route)
- Area smoking (smoking area)
- Tempat pertolongan pertama kondisi darurat
- Petunjuk arah evakuasi
- Tempat tandu (stretcher point)
- Titik kumpul (assembly point)
- Peralatan Pemadam api
- Lokasi APAR
b. Rambu K3 (Larangan)
- Dilarang merokok
- Dilarang menyalakan api
- Dilarang masuk
c. Rambu-rambu (Peringatan)
- Awas bahaya kebakaran
- Awas bahaya sengatan listrik tegangan tinggi
- Awas bahaya muatan diatas
- Awas bahaya benda jatuh dari atas
- Awas bahaya jatuh ke air
- Awas bahaya terperosok (Lubang)
- Awas Bahaya tersandung
5. Daftar sumber daya (Prasarana) untuk keadaan darurat :
No Potensi Bahaya Prasana Yang Diperlukan
1 - Terkena alat manual - Kotak P3K
- Jatuh dari ketinggian - Ambulan / Kendaraan, Tandu
- Kejatuhan benda - Daftar Nomor Telepon Penting
- Tersandung
- Tergelincir
- Terjepit antara benda
- Terpotong
- Terkilir
- Terbakar akibat/berhubungan
2 Tersambar Petir - Kotak P3K Ambulan / Kendaraan, Tandu
- Daftar Nomor Telepon Penting
3 Kebakaran - APAR Instruksi kerja opersional
- Maintanance
4 Huru hara Daftar nomor telepon penting
6. Adapun bentuk sumber daya (Personil K3) yang akan diterpakan dalam
pelaksanaan K3 dapat dijabarkan sebagain berikut :
No Posisi Dalam K3 Uraian
1 Penanggung jawab K3 Menetapkan kebijakan K3 di lingkungan proyek.
Memberikan dukungan agar pelksanaan K3 berjalan
2 Emergency / Kedaruratan Merencanakan & melaksanakan keadaan kedaruratan.
Mengidentifikasi potensi bahaya akibat keadaan kedaruratan
Membuat laporan kegiatan kedaruratan
Memantau secara berkala penggunaan APD
Mengkoordinasikantugas tugas kedaruratan dan
melaksanakan keputusan organisasi K3
3 P3K Merencanakan & melaksanakan P3K.
Mengidentifikasi pekerja akibat kecelakaan kerja
Memberikan pertolongan pertama pada korban sesuai kondisi
korban.
Membuat laporan kegiatan P3K.
Memantau secara berkala penggunaan APD.
Mengkoordinasikan kegiatan P3K danmelaksanakan
keputusan organisasi K3.
4 Petugas Evakuasi Melaksanakan evakuasi
Mengangkut korban yang terjadi dengan tandu Dan
Menyerahkan korban ke petugas P3K
5 Petugas P3K Menangani korban dengan P3K
6 Petugas Komunikasi Memberikan informasi terkait dengan K3
7 Petugas Penangan Huru- Memberi petunjuk ke arah tempat berkumpul
Hara Menjaga pintu masuk dari gangguan
Mencegah orang luar masuk
2. Bahan
C. 2. Kompetensi
Daftar Personil
Kompetensi Personil dan Pelatihan (SMK3 PP 50/2012; Elemen 12)
Kebutuhan kompetensi dan dan pelaksanaan pelatihan personil dianalisa dan dimonitor serta
ditinjau ulang oleh Bagian SDM di proyek secara berkala. Jika hasil tinjauan menilai diperlukan
pelatihan maka harus disusun matrik kompetensi dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan proyek.
Berikut ini adalah table kompetensi untuk kegiatan proyek sesuai dengan peraturan
perundangundangan Yang berlaku :
1. T UJ UA N
Memberikan panduan dalam kegiatan peningkatan kompetensi
pegawai pada CV. WIRA SANTIKA
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup kegiatan kompetensi
pegawai pada CV. WIRA SANTIKA meliputi: Usulan program peningkatan kompetensi
pegawai, Pembentukan tim, Penentuan peserta, Pelaksanaan kegiatan peningkatan
Komptensi Karyawan.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Prosedur Penerimaan Karyawan
5. DIAGRAM ALIR, DOKUMEN DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2
prosedur ini)
6. FORM
a. Daftar peserta program peningkatan kompetensi pegawai
b. Daftar hadir peserta
c. Jadwal kegiatan
d. Form evaluasi
7. INSTRUKSI KERJA
8. REKAMAN MUTU
a. Daftar peserta program peningkatan kompetensi pegawai
b. Daftar hadir peserta
c. Jadwal kegiatan
d. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
1. PELATIHAN K3
Semua personil yang mengerjakan proyek ini harus dilatih untuk mengubah
sikap dan meningkatkan keterampilan karyawan juga untuk mencegah
kecelakaan. Khusus untuk tim darurat akan ada pelatihan seperti pemadam
kebakaran dasar dan pertolongan pertama dasar. Pelatihan wajib untuk karyawan
yang bekerja di proyek ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada:
a. Pelatihan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Pelatihan pekerjaan ruang terbatas c. Pelatihan Izin Kerja Aman
d. Pelatihan Pemadam Kebakaran Dasar & Pelatihan Pemadam Kebakaran
Tingkat Lanjut (Untuk ERT)
e. Pelatihan Pertolongan Pertama Dasar & Pertolongan Pertama Lanjutan (Untuk ERT)
f. Pelatihan Penanganan Kimia
g. Pelatihan Keselamatan Jalan
h. Pelatihan keselamatan penggunaan Listrik
i. Pelatihan scafollding untuk scafolder
j. Pelatihan Manual Handling
k. Pelatihan Bekerja di ketinggian
l. Latihan evakuasi
C. 3. Kepedulian
C. 4. Komunikasi
Sebagai bentuk komitmen perusahaan yang bertujuan untuk melakukan
komunikasi, baik internal maupun eksternal, yang berkaitan dengan K3 : Kebijakan
K3, dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan K3.
Melakukan konsultasi masalah K3 dengan tujuan agar pelaksanaan system
manajemen K3 dapat berjalan dengan efektif dan sesuai serta dalam rangka
perbaikan yang berkelanjutan di perusahaan.
KOMUNIKASI INTERNAL
1. Komunikasi melalui Rapat
Pimpinan harus mengkoordinir rapat untuk mengkomunikasikan informasi/isu K3
yang bersangkutan seperti :
a. Hasil pemantauan dan pengukuran K3
b. Diskusi masalah K3 antara wakil pekerja
dan manajemen
c. Kebijakan K3
d. Masalah-masalah K3
e. Penyelidikan kecelakaan (Insiden atau kecelakaan yang baru terjadi/ yang
berulang), Ketidaksesuaian mutu atau lingkungan
f. Tindakan Perbaikan (Status perbaikan dari masalah-masalah K3)
g. Status Pencapaian tujuan dan Sasaran dan Program Manajemen K3
h. Prosedur, Instruksi Kerja K3, ketidaksesuaian hasil audit,
aspek dampak penting K3.
i. Saran-saran peningkatan.
2. Sistem Pengumpulan Saran
a. Karyawan harus terdorong untuk menyampaikan tinjauan/ pengamatan
dan ide mereka yang berhubungan dengan isu K3 mengajukan sarannya
secara tertulis pada formulir Komunikasi dan Konsultasi K3, saran-saran
yang terkait dengan isu K3.
b. Kemudian selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat K3, selanjutnya
manajemen memeriksa dan mengkaji saran-saran yang mungkin untuk
dilaksanakan (dapat dikerjakan) minimal 1 (satu) bulan sekali diperiksa.
c. Minimal sebulan sekali, Koordinator K3 atau personel yang ditunjuk
mengumpulkan semua saran yang masuk untuk dipakai sebagai
bahan diskusi dalam pertemuan K3.
3. Sosialisasi K3
a. Seluruh Karyawan perusahaan memperoleh
sosialisasi K3.
b. Koordinator K3 mendistribusikan Kebijakan, Tujuan, Sasaran dan
Program Manajemen K3 yang telah dimutakhirkan, kepada jajaran
manajemen untuk dikomunikasikan kepada seluruh karyawan yang
menjadi tanggung jawabnya.
c. Manajemen melakukan sosialisasi kepedulian K3 yang dijadwalkan
setiap tahun, atau mengajukan permohonan kepada Koordinator K3 dan
kepala bagian untuk melatih karyawannya mengenai K3 dengan topik
sebagai berikut :
- Kebijakan, Tujuan, Sasaran dan Program Manajemen K3
- Kegiatan-kegiatan dan proses di perusahaan
- Identifikasi Aspek Lingkungan dan Bahaya Kesehatan dan
Keselamatan
Kerja.
- Undang-Undang, peraturan dan
persyaratan
lain yang berlaku.
d. Induksi Untuk karyawan baru,:
- Kebijakan K3
- Persyaratan umum Sistem Manajemen K3.
- Kesiapan tanggap darurat.
e. Untuk karyawan baru yang dalam pekerjaannya berkaitan langsung
dengan proses atau kegiatan yang mengandung aspek lingkungan
dan bahaya K3, harus diberikan informasi antara lain:
- Identifikasi Aspek Lingkungan dan Bahaya K3 yang
berkaitan dengan tempat karyawan baru tersebut bekerja.
- Pengetahuan APD.
- Instruksi kerja yang harus diikutisesuai dengan pekerjaannya.
4. Komunikasi Pengakuan / Penghargaan
Karyawan harus diakui/dihargai untuk saran positif mereka dan ini dapat berupa
sertifikat/ penghargaan dari manajemen. Jika karyawan melanggar aturan/
larangan K3 dapat dikenakan peringatan dalam bentuk lisan dan tertulis; bila
dapat menimbulkan dampak K3 yang serius maka dikenakan sanksi.
5. Penanganan Komunikasi Internal
a. Sekretariat K3 mencatat isu komunikasi K3 internal dalam Log Book
Komunikasi internal dan memelihara isu komunikasi tersebut.
b. Koordinator K3 mengevaluasi isu komunikasi internal, bila diperlukan,
bersama dengan fungsi terkait, dan diambil kesimpulan serta rekomendasi
diserahkan kepada Wakil Manajemen untuk persetujuan.
c. Bila disetujui, Wakil Manajemen mendisposisikan rekomendasi kepada
Manajer terkait dan mengeluarkan Permohonan Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan.
6. Rapat Manajemen Organisasi
a. Rapat Manajemen dilakukan minimal tiga bulan sekali
oleh Koordinator K3.
b. Rapat Kajian Manajemen dilakukan minimal satu tahun sekali sesuai
dengan Prosedur Tinjauan manajemen K3.
C. 5. Informasi Terdokumentasi
4. Pengendalian
Kesehatan
a. Penyediaan air bersih.
b. Pembuatan sarana MCK yang memadai.
c. Penyediaan tempat sampah dan pembuangan
keluar lokasi kerja. d. Penyediaan obat-obatan
/ kotak P3K.
e. Penyediaan kantin proyek yang bersih dan sehat.
f. Kerja sama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.
5. Rambu-rambu K3
a. Rambu K3 (Petunjuk)
- Arah jalur evakuasi (evacuation route)
- Area smoking (smoking area)
- Tempat pertolongan pertama kondisi darurat
- Petunjuk arah evakuasi
- Tempat tandu (stretcher point)
- Titik kumpul (assembly point)
- Peralatan Pemadam api
- Lokasi APAR
b. Rambu K3 (Larangan)
- Dilarang merokok
- Dilarang menyalakan api
- Dilarang masuk
c. Rambu-rambu (Peringatan)
- Awas bahaya kebakaran
- Awas bahaya sengatan listrik tegangan tinggi
- Awas bahaya manuver alat berat
- Awas bahaya muatan diatas
- Awas bahaya benda jatuh dari atas
- Awas bahaya jatuh ke air
- Awas bahaya terperosok (Lubang)
- Awas Bahaya tersandung
6. Pengendalian Lingkungan
a. Green Construction
Proyek meelakukan go-green untuk mengurangi dampak pemanasan global
sebagai Berikut :
- Matikan lampu penerangan bila tidak diperlukan
- Matikan peralatan listrik bila tidak diperlukan lagi
- Menggunakan lampu yang hemat energi
- Mengontrol penggunaan BBM dengan melakukan maintenance secara berkala
- Hindari penggunaan yang tidak mempu terurai oleh tanah
- Gunakan gelas air yang dapat digunakan secara berulang
- Hindari penggunaan plastik sekali pakai
- Gunakan kertas recycle
- Gunakan kertas bolak balik jika memungkinkan
- Tempat sampah sesuai dengan jenis sampah
- Matikan aliran air jika tidak diperlukan lagi
- Membuat resapan air seperti air hujan & bekas pakai
- Memasang meteran air di pompa air
- Pembuatan taman hijau dilokasi proyek
b. Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Daftar material yang memerlukan penanganan khusus antara lain :
- Semen, floor hardener
- Solar, Oli, bensin
- Waterproofing, Bonding agen, minyak bekisting.
- Gas Oxigen/acetelin
- Aspal
c. Penanganan Limbah B3
- Penyediaan tempat penyimpanan dan pembuangan limbah B3 di area proyek
- Pekerja yang dilatih oleh HSE untuk pengambilan dan penyimpanan B3
- Tersedia alat pelindung diri yang sesuai dengan limbah yang tersedia
7. Program Inspeksi K3
Inspeksi adalah salah satu alat untuk mengidentifikasi sumber bahaya. Pada
prinsipnya setiap pekerja wajib berandil secara aktif untuk melakukan inspeksi.
Segera lakukan suatu tindakan apabila anda menemukan sumber bahaya atau
laporkan kepada pengawasan anda bila anda merasa tidak dapat mengatasinya
sendiri.
Jenis – jenis inspeksi yang wajib dilakukan selama masa konstruksi
adalah sebagai berikut:
a. Inspeksi terhadap equipment atau peralatan
- Inspeksi sebelum dipergunakan
- Inspeksi terjadwal untuk perawatan
b. Inspeksi terhadap kondisi dan pelaksanaan kerja yang dilakukan minimal 1x
dalam seminggu antara lain mencakup:
- Kebersihan proyek.
- Rescue equipment dan elektrikal.
- Pagar pengaman dan proteksi lubang.
- Warehouse/ gudang.
- Penempatan material.
- Penempatan minyak dan gas.
- Akses.
- Sarana P3K.
- Scaffolding dan Tangga.
- Pelaksanaan dan prilaku kerja.
- Hal lain yang berhubungan dengan keselamatan.
- Inspeksi kelayakan dan kesesuaian dari Safety Department head office
minimal 1x dalam sebulan.
8. Kebersihan Area Kerja (Housekeeping)
a. Housekeeping adalah Sebuah tempat untuk sesuatu dan sesuatu berada
dalam
tempatnya
b. Lokasi kerja, peralatan dan gedung-gedung harus selalu dalam keadaan
bersih
dan teratur.
c. Seluruh lapangan kerja harus bebas dari rintangan-rintangan atau tonjolan-
tonjolan yang membahayakan dan harus dipelihara bebas dari kotoran,
minyak dan air.
d. Semua fasilitas kamar kecil, termasuk bak pencuci tangan harus dipelihara
dalam
keadaan bersih dan higenis.
e. Tidak dibenarkan makan dilapangan kerja. Kecuali telah dibentuk pengaturan/
penanganan khusus.
f. Semua bak sampah harus diberi tanda-tanda yang jelas sesuai jenisnya.
g. Sampah pada bak sampah harus dibuang ke tempat penimbunan
sampah
sementara yang berlokasi di dalam proyek setiap hari.
h. Sampah pada tempat penimbunan sementara harus dibuang keluar proyek
setiap
hari.
i. Sampah yang mudah menyala / terbakar (flammable & combustible) harus
disimpan di dalam kontainer yang terbuat dari logam dan ditempatkan diluar
sumber atau jangkauan api.
j. Tumpahan minyak, oli dan material lain yang dapat mengakibatan bahaya licin
dan atau terbakar harus segera mungkin dibersihkan.
k. Semua material harus diatur sedemikian rapi, aman, stabil dan tidak menghalangi
jalan/ akses.
l. Penempatan dan penyimpanan material yang mudah tergelinding harus diatur
sedemikian rupa sehingga terkunci dan tidak mudah lepas.
m. Pada dasarnya kebersihan adalah tanggung jawab dari semua orang. Masing
– masing supervisor harus memastikan kebersihan pada lokasi kerjanya.
Untuk Tamu
• Tamu wajib melaporkan diri kepada petugas keamanan yang berada dipintu
masuk utama.
• Tamu harus mendapatkan konfirmasi dari pihak yang akan dikunjungi sebelum
diproses lebih lanjut.
• BIla telah mendapatkan konfirmasi tamu wajib mengisi buku tamu dan meninggalkan
tanda pengenalnya pada pos jaga.
• Tamu wajib menggunakan APD standar (Helm, Rompi, Sepatu), tanda pengenal
tamu dan dikembalikan kepada petugas keamanan saat akan meninggalkan
lokasi dan ditukarkan dengan tanda pengenalnya.
• Tamu wajib mendapatkan “Safety Induction” oleh petugas K3, sebelum
melakukan kunjungan lapangan. Untuk Pengirim Barang/Material (Supplier)
• Parkir kendaraan anda diluar pagar proyek pada tempat yang aman.
• Laporkan kepada petugas keamanan pada pintu masuk utama.
• Dapatkan tanda pengenal dan APD yang dibutuhkan dari petugas keamanan.
• Bersama petugas keamanan laporkan keberadaan anda kepada petugas gudang.
• Setelah mendapat persetujuan dari petugas gudang bawa kendaraan
pengangkut material anda ke depan pos keamanan untuk pemeriksaan.
• Berkoordinasilah dengan petugas gudang untuk pembongkaran.
• Pembongkaran material yang menggunakan alat berat wajib didampingi oleh
Petugas K3.
• Setelah selesai melakukan pembongkaran dapatkan seluruh dokumen terkait dan
laporkan kembali kepada petugas keamanan untuk pemeriksaan keluar sebelum
meninggalkan proyek.
Petugas Teknik
Memberikan pengarahan teknik pemakaian alat kerja dengan aman
dan tidak menimbulkan potensi bahaya.
Melakukan rekayasa teknik yang benar apablia ada pekerjaan yang
memiliki tingkat resiko bahaya.
Memberikan penjelasan mengenai K3
Mengevaluasi pelaksanaan K3 secara perodik.
Memonitor kondisi dan siatuasi fisik dan personil yang ada di lingkungan
proyek
Koordinator P3K
Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan
manajemen k3
Memperlajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk
melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
Membuat hubungan yang baik dengan pihak terkait seperti rumah
sakit, dokter dan tim medis
Memberikan pertolongan pertama pada korban sesuai kondisi korban
Koordinator evakuasi
Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan
manajemen K3
Mempelajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk
melakukan evakuasi
Melaksanakan evakuasi bila terjadi keadaan darurat, kecelakaan
kerja, bahaya kebakaran, ancaman bom dan huru hara
Selalu mendahulukan keselamatan jiwa daripada barang
kebakaran
Kondisi darurat atau emergency adalah suatu kondisi yang tidak lazim diluar
nilai ambang batas dan dapat mengakibatkan kerugian (loss) dan seluruh karyawan
yang terlibat dalam operasional wajib melaporkan segala bentuk keadaan darurat
kepada supervisor yang kemudian dilanjutkan kepada Tim K3.
Emergency plan harus dibuat disebaik mungkin sebgai persiapan untuk
menghadapi kondisi darurat/ emergency dan bentuk sesuai dengan dimana lokasi
proyek berada. Emergency plan dapat dibuat dengan menganalisa kemungkinan
terjadinya suatu kondisi darurat dari jenis pekerjaan / proyek yang dilakukan. Berikut
beberapa hal yang dapat menjadikan terjadinya kondisi darurat:
• Kebakaran dan ledakan.
• Kebanjiran.
• Sabotase.
• Tumpahan bahan kimia.
• Kebocoran radiasi.
• Kekacauan / amuk massa.
• Kerusakan Lingkungan.
• Kecelakaan Serius.
• Cuaca
• Kerusakan besar properti.
Setelah mengetahui kemungkinan keadaan darurat yang akan timbul maka
harus dianalisa lebih dalam tentang probabilitas, severity dan frequensinya serta
kemungkinan menentukan langkah selanjutnya yaitu apa yang harus dilakukan.
Dalam membentuk darurat/ emergency plan harus dibuat sefleksibel mungkin,
sehingga mampu / tetap berfungsi dalam situasi yang berubah serta dapat
dikembangkan dan direvisi setelah diuji coba.
a. Rencana darurat / emergency plan setidak-tidaknya mencakup hal
sebagai berikut :
- Prosedur pelaporan suatu keadaan darurat
- Prosedur penyampaian ke seluruh karyawan tentang kondisi darurat dan
mendapatkan partisipasi dan respon dari karyawan.
- Rancangan central control area, termasuk alternatifnya.
- Prosedur evakuasi menuju lokasi aman
- Kontrol tamu dan subkontraktor
- Hazardous material controls.
- Proteksi terhadap vital equipment, material dan pendataanya.
b. Melakukan hubungan kerja sama dengan pihak lain perlu
dipertimbangkan dalam pembentukan emergency plan antara lain:
- Rumah Sakit
- Pemadam Kebakaran
- Aparat dan pihak terkait lainya
c. Rencana darurat/ emergency plan juga memuat tentang proteksi dan sistem
rescue seperti dibawah ini:
- Fire extinguisher system.
- Sistem proteksi kebakaran.
- Deteksi hazard dan sistem alarm.
- Emergency lighting and Power.
- Perlengkapan P3K.
- Rescue Equipment.
d. Untuk memastikan effektifitas dari rencana darurat / emergency plan yang telah
dibuat maka perlu dilakukan pelatihan / emergency drill. Cakupan emergency drill
setidak – tidaknya sebagai berikut:
- Tindakan individu/ perorangan.
- Tindakan pengawasan.
- Respond Team.
- First Aid / P3K.
- Pusat Komando.
- Pencarian & rescue.
- Lokalisir dan handling material berbahaya
- Penggunaan emergency equipment
e. Tabel penanganan keadaan darurat di proyek
Potensi Darurat Cara Penanganan Prasarana Yang Diperlukan
- Memasang
penerangan
untuk pekerjaan di
malam hari
- Seluruh pekerja
mengikuti safety talk
Internal Audit
1. Perusahaan melakukan audit internal secara berkala untuk memastikan
keefektifan penerapan & pemeliharaan K3 serta kesesuaiannya dengan
persyaratan perundangan Perusahaan merencanakan program audit
berdasarkan status & kepentingan proses.
2. Perusahaan menetapkan, menerapkan & memelihara prosedur audit
internal yang menunjukkan:
a) Tanggung jawab & persyaratan untuk merencanakan, melaksanakan,
melaporkan & memelihara catatan audit.
b) Penetapan kriteria, ruang lingkup, frekwensi & metode audit.
3. Perusahaan memastikan pemilihan auditor & pelaksanaan audit dilakukan
secara
objektif & independen.
4. Perusahaan memastikan tindakan perbaikan & tindak lanjut hasil audit
dilaksanakan, dievaluasi & diverifikasi.
5. Menyimpan informasi terdokumentasi sebgai bukti penerapan program audit dan
hasil audit
E. 2. Tinjauan Manajemen
Kegiatan tinjauan manajemen terhadap efektifitas K3 dilakukan pada waktu
yang terencana sebagai bentuk komitment Top Manajemen. Kegiatan tinjauan
manajemen dilakukan dalam bentuk rapat-rapat yang dilakukan disetiap bagian,
rapat koordinasi serta rapat tinjauan Manajemen. Tatacara tinjauan manajemen
mulai penetapan agenda serta tindak lanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Pertemuan
a. Mempersiapkan Pelaksanaan Pertemuan
- Koord. K3/Sekretariat mengidentifikasi kebutuhan pertemuan tinjauan
manajemen yang dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali.
- Koord. K3/Sekretariat mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan
agenda pada pertemuan tinjauan manajemen.
- Koord. K3/Sekretariat menentukan pejabat yang akan diundang pada
pertemuan tinjauan manajemen dan menyampaikan undangan 0 s/d 5 hari
sebelum pertemuan dilaksanakan.
b. Mempersiapkan Agenda Pertemuan
- Koordinator K3 / Sekretariat mempersiapkan agenda pertemuan tinjauan
manajemen di antaranya dan tidak terbatas hanya pada :
• Laporan Unjuk Kerja Sistem Manajemen K3 oleh Koord. K3 guna
peninjauan
sistem.
• Tindak lanjut hasil tinjauan manajemen sebelumnya.
• Hasil audit K3.
• Evaluasi terhadap penerapan Kebijakan K3.
• Evaluasi terhadap Tujuan, Sasaran dan Kinerja KL.
• Umpan Balik Pelanggan.
• Evaluasi Hasil kinerjaproses dan kesesuaian produk atau jasa
• Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan
• Hasil Pemantauan dan Pengukuran K3
• Kinerja penyedia eksternal
• Kecukupan sumber daya
• Tinjauan tentang efektifitas tindakan yang diambil terhadap risiko dan
peluang
2. Pelaksanaan Pertemuan
a. WM memimpin pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen.
b. Koordinator K3 /Sekretariat mengedarkan daftar hadir dengan
menggunakan formulir dan peserta mengisinya.
c. Pimpinan rapat memastikan bahwa pertemuan membahas bahan-bahan
yang telah dipersiapkan sesuai
agenda.
d. Pimpinan rapat menutup pertemuan dan bila perlu WMK3 menyampaikan
rencana jadwal pertemuan berikutnya.
•
Honnat Kami . "·,
»:
JAKA JAVA SANTIKA
btrektur