Abstract
The rapid development of the industry has made many companies use increasingly sophisticated technology
and machines. However, the addition of these machines also has the potential for work accidents. Every
workplace has potential and risks that can be the reason for work accidents. Therefore, the company needs
to ensure that every employee gets good K3 protection. The implementation of K3 must be carried out
properly in every company, whether large or small. One way is to identify risks from potential hazards in
the workplace. This research is intended to identify hazard risks and assess the risks that exist in PT.
Indonesia Thai Summit Plastech (ITSP). In achieving this goal, the methods used in this study are Hazard
Identification, Risk Assessment and Determining Control (HIRADC). Then the results obtained from the
analysis process are known to have 9 potential risks that can cause work accidents. Of the 9 risks, 2 are in
the low-risk category, 2 are moderate risk, 2 are high risk, and 2 are extreme risk. From these potential
risks, control measures that can be taken include regular employee meetings, operator certification, and
reaffirming the use of PPE.
Keywords: PT. ITSP, hazard, HIRADC, accident, K3
Abstrak
Perkembangan industri yang sangat pesat membuat banyak perusahaan menggunakan teknologi dan mesin
yang semakin canggih. Namun penambahan mesin tersebut juga disisi lain memiliki potensi untuk
terjadinya kecelakaan kerja. Setiap tempat kerja memiliki potensi dan risiko yang dapat menjadi alasan
terjadinya kecelakaan kerja. Perusahaan perlu menjamin setiap karyawan mendapatkan perlindungan K3
yang baik. Pelaksanaan K3 harus dilakukan dengan baik disetiap perusahaan baik besar ataupun kecil. Salah
satu caranya adalah dengan mengidentifikasi risiko dari potensi bahaya yang terdapat ditempat kerja.
Adapun penelitian ini ditujukan untuk melakukan identifikasi risiko bahaya dan menilai risiko yang ada di
PT. Indonesia Thai Summit Plastech (ITSP). Dalam mencapai tujuan tersebut digunakan metode pada
penelitian ini yaitu Hazard Identification, Risk Assesment and Determining Control (HIRADC). Kemudian
hasil yang diperoleh dari proses analisis yaitu diketahui terdapat 9 potensi risiko yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Dari 9 risiko tersebut 2 berada pada kategori low risk, 2 pada moderate risk, 2 high risk,
dan 2 pada extreme risk. Dari potensi risiko tersebut, upaya pengendalian yang dapat dilakukan seperti
adanya pertemuan berkala pada karyawan, sertifikasi operator, dan menegaskan kembali penggunaan APD.
Kata Kunci: PT. ITSP, bahaya, HIRADC, kecelakaan, K3
1. Pendahuluan
Dalam proses pertumbuhan ekonomi suatu negara, sektor industri berperan sangat penting didalam
proses tersebut terlebih pada era globalisasi seperti saat ini [1]. Saat ini industri berkembang begitu pesat,
terdapat beberapa dampak yang timbul dari perkembangan tersebut baik positif ataupun negatif. Dampak
negatif tersebut khususnya pada karyawan seperti terkena penyakit dari proses pekerjaan, terluka karena
kerja bahkan terjadinya kematian karena pekerjaan [2]. Dalam memperoleh keberhasilan sebuah organisasi,
salah satu aspek yang berperan sangat penting adalah sumber daya manusia. Dari hal itu, perusahaan perlu
memberikan perhatian kepada karyawannya terutama dalam jaminan karyawan memperoleh keamanan
ketika bekerja dan diatur pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) [3]. K3 merupakan sebuah
implementasi ilmu yang digunakan untuk mempelajari risiko keselamatan manusia di berbagai hal salah
satunya industri [4]. K3 adalah hal dasar dalam berbagai aspek kehidupan terlebih lagi di lingkungan
pekerjaan pada suatu perusahaan yang dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan [5]. Kecelakaan kerja
merupakan sebuah kondisi atau keadaan yang tidak terencana, tidak dapat dikendalikan dan tidak
4211
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4211 - 4217
e-ISSN : 2541-1934
diinginkan saat melakukan pekerjaan. Hal ini dapat terjadi secara langsung ataupun tidak yang ditimbulkan
dari tindakan yang aman ataupun tidak yang kemudian menyebabkan pekerjaan terhenti [6].
Risiko terjadinya kecelakaan kerja akan selalu dimiliki di semua tempat kerja. Namun tingkat
keparahannya, besar kecilnya risiko tersebut tergantung dari bentuk tempat kerja seperti teknologi, alat
hingga pada bagaimana perusahaan tersebut mengendalikan risiko bahayanya [7] [8]. Risiko kecelakaan
didefinisikan secara sederhana adalah suatu kondisi gabungan dari kemungkinan terjadinya suatu kejadian
yang memiliki dampak negatif dari kejadian tersebut [9]. Oleh karena itu, dalam bekerja sudah menjadi
kewajiban perusahaan dalam memberikan rasa aman, nyaman kepada karyawan dalam melakukan
pekerjaannya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian karena sejatinya SDM merupakan sebuah asset
yang sangat penting bagi perusahaan dan dapat menjadi wajah dari kinerja perusahaan [10].
Dalam upaya mengendalikan risiko bahaya ditempat kerja, cara yang dapat dilakukan salah satunya
dengan melakukan proses identifikasi dari risiko bahaya yang ada. Proses ini dapat menjadi alat yang bisa
diterapkan untuk melakukan pengendalian bahaya yang mungkin dimiliki suatu tempat kerja yang dapat
menimbulkan dampak negatif [11]. Dalam upaya mencegah dan mengendalikan, terdapat beberapa metode
yang dapat digunakan salah satunya dengan HIRADC (Hazard, Identification, Risk Assesment and
Determining Control). HIRADC adalah sebuah bagian utama pada sistem manajemen K3 dimana metode
ini memiliki hubungan langsung dengan proses mencegah dan mengendalikan bahaya di sebuah perusahaan
[12].
PT. Indonesia Thai Summit Plastech adalah sebuah perusahaan manufaktur yang berfokus dalam
produksi plastic injection sparepart. Memiliki karyawan yang berjumlah 208 orang secara total dimana
84% diantaranya adalah non staff dan sisanya adalah staff. Dalam proses produksi di PT. Indonesia Thai
Summit Plastech banyak menggunakan mesin-mesin berat seperti mesin mold, crane dan yang lainnya.
Dari mesin-mesin besar tersebut tentu ada potensi terjadinya kecelakaan kerja karena adanya risiko bahaya
ketika melakukan pekerjaan. Bagian section injection di PT. ITSP menjadi salah satu departemen yang
memiliki potensi bahaya yang cukup tinggi dibandingkan departemen lain di PT. ITSP. Penerapan metode
HIRADC diharapkan mampu mengidentifikasikan risiko bahaya yang ada sekaligus meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat risiko yang
menjadi potensi terjadinya kecelakaan kerja.
Penelitian yang dilakukan [13], menggunakan metode HIRADC untuk mengidentifikasi risiko dan
menghitung tingkat risiko kerja. Dari penelitian ini didapatkan hasil identifikasi yaitu 42% risiko rendah,
54% risiko sedang dan 4% risiko tinggi dari total 81 risiko yang ada. Penelitian yang dilakukan [14],
menggunakan HIRADC untuk mengidentifikasi jenis dan tingkat risiko pada aktivitas reparasi kapal. Hasil
identifikasi didapatkan dari 4 pekerjaan 1 diantaranya berisiko sedang dan 3 berisiko tinggi. Penelitian yang
dilakukan [15], menggunakan metode HIRADC untuk menilai risiko yang terdapat di tempat kerja. Hasil
dari proses identifikasi pada penelitian ini diketahui terdapat 59,2% risiko tinggi, 38,9 risiko sedang, dan
1% risikonya rendah. Penelitian yang dilakukan [16], metode HIRADC digunakan untuk
mengidentifikasikan bahaya yang ada di area kerja galangan. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa risiko
bersifat moderate dan dapat ditekan risiko terjadinya dengan beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti
penggunaan APD sesuai prosedur, serta adanya pengecekan peralatan secara berkala. Penelitian yang
dilakukan [17], HIRADC digunakan untuk mencegah kecelakaan kerja di perusahaan fabrikasi. 25 potensi
bahaya diketahui dari hasil pada penelitian ini dengan 16 diantaranya risiko sedang dan sisanya berisiko
rendah.
2. Metode Penelitian
Alur penelitian, dalam pelaksanaan penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu seperti
berikut:
a. Tahapan awal yang dilakukan adalah dengan mempelajari teori yang berkaitan dengan penelitian
melalui studi pustaka dari berbagai sumber baik buku, artikel, ataupun makalah.
b. Pada tahapan kedua yaitu mempelajari objek penelitian dengan studi lapangan. Studi lapangan dilakukan
dengan observasi secara langsung pada objek penelitian dalam hal ini PT. ITSP.
c. Dari hasil pada studi pendahuluan baik literatur maupun lapangan, kemudian ditemukan permasalahan
yang terjadi dan diidentifikasikan yaitu masih tingginya risiko bahaya yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja di PT. ITSP.
d. Tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses penelitian ini. data-data
tersebut seperti risiko bahaya, kondisi kerja, dan yang lainnya. Data ini didapatkan melalui proses
observasi dan juga wawancara terhadap pihak yang berkaitan seperti operator dan bagian K3.
4212
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4211 - 4217
e-ISSN : 2541-1934
e. Dari data yang didapatkan kemudian dilakukan analisis dengan metode HIRADC. Analisis dilakukan
dengan tiga tahapan yaitu mengidentifikasi risiko yang ada, kemudian membuat tabel HIRADC, dan
yang terakhir adalah mengusulkan pengendalian yang dapat dilakukan. Dari hasil analisis menggunakan
metode HIRADC tersebut kemudian dapat diusulkan perbaikan untuk menekan risiko bahaya yang
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
f. Dari hasil analisis tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses penelitian
ini dan penelitian ini selesai.
Adapun dari tahapan yang telah disebutkan di atas, digambarkan dalam bentuk diagram alir
seperti pada Gambar 1.
Quick mold Keluar masuk mold dimesin Tertabrak mesin Memar di bagian kaki ataupun
change QMC QMC bisa mengakibatkan patah kaki
Sumber: Hasil analisis data, 2022
4214
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4211 - 4217
e-ISSN : 2541-1934
1. Melakukan safety
morning talk,toolbox
meeting secara
berkala untuk
mengingatkan
Memar di
pekerja akan risiko 1. Safety shoes
Quick Keluar masuk Tertabrak bagian kaki
Menggunakan bahaya 2. ID Card
mold mold dimesin mesin ataupun bisa V 1 E
APD 2. Adanya lampu 3. Hat
change QMC QMC mengakibatkan
indikator crane yang 4. Handgloves
patah kaki
sedang dioperasikan
3. Pastikan operator
bersertifikat SIO
untuk item kerja
terkait
Sumber: Hasil analisis data, 2022
Dari hasil penyusunan tabel HIRADC pada Tabel 2 merupakan penilaian awal dan sesuai dengan
kondisi di lapangan di mesin Mold Injection. Adapun penjelasan hasil pada Tabel 2 yaitu sebagai
berikut:
1) Pada kategori extreme terdapat 2 aktivitas atau proses yang termasuk dalam kategori ini yaitu pada
proses pergantian molding berdasarkan planning produksi dan proses keluar masuk mold di mesin
QMC.
2) Pada kategori high risk terdapat juga 2 aktivitas atau proses yang termasuk dalam kategori ini yaitu
proses bongkar pasang kabel hot runner dan bongkar pasang jig robot.
3) Pekerjaan dengan tingkat moderate risk didapatkan sebanyak 2 aktivitas/proses yaitu proses
pengisian material/resin dan membawa material menggunakan staker.
4) Pekerjaan dengan tingkat low risk didapatkan sebanyak aktivitas/proses yaitu proses pengisian
material/resin, penyimpanan part wip dan memotong gate runner.
Berdasarkan hasil diatas maka menunjukkan rata-rata aktivitas/proses berada ditingkat risiko
yang hampir sama rata dimana jumlah aktivitas/proses sebanyak 9 aktivitas. Dari 9 aktivitas atau proses
yang ada kemudian dianalisis dalam tabel HIRADC, dikonversikan dalam bentuk persen untuk setiap
kategori adalah sebagai berikut:
2 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
Ekstreme risk = × 100% = 22,2%
9 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
2 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
High Risk = × 100% = 22,2%
9 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
2 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
Moderate Risk = × 100% = 22,2%
9 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
3 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
Low Risk = × 100% = 33.3%
9 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
4215
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4211 - 4217
e-ISSN : 2541-1934
2) Sertifikasi operator untuk mengetahui bahwa operator tersebut memang kompeten dalam melakukan
item pekerjaan terkait dan mempunya SIO aktif untuk menggunakan dengan alat berat yang
digunakan,
3) Ketiga yaitu APD (alat pelindung diri) dimana semua aktivitas pekerja wajib memakai alat pelindung
diri untuk melakukan proses pekerjaan di mesin mold injection. APD yang digunakan adalah safety
shoes, ID card, helm/hat, handgloves. Aspek ini memiliki peran yang begitu penting dalam upaya
menekan potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
4) Pada aspek terakhir tentang administrasi yaitu pengadaan SOP. Usulan-usulan pengendalian yang
disebutkan sebelumnya kemudian diikat dalam kebijakan tertulis pada SOP. Hal ini agar dalam
pelaksanaannya semua elemen dapat terlibat secara aktif. Selain itu, adanya SOP ini akan menambah
kesadaran kepada karyawan untuk melaksanakannya karena sifat SOP sebagai peraturan yang
mengikat
4. Kesimpulan
Berdasarkan proses analisis yang dilakukan, diketahui hasilnya yaitu terdapat 9 potensi risiko yang
dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Dari 9 risiko tersebut 2 berada pada kategori low risk, 2 pada
moderate risk, 2 high risk, dan 2 pada extreme risk. Dari potensi risiko tersebut, upaya pengendalian yang
dapat dilakukan seperti adanya meeting berkala pada karyawan seperti pengarahan terkait pentingnya K3
dalam bekerja dan mengingatkan karyawan tentang bahaya. Pemberian sertifikasi kepada operator agar
menjamin para pekerja melakukan pekerjaan dengan baik dan sesuai.
Kemudian yang terakhir yaitu menegaskan kembali penggunaan APD karena hal dasar ini menjadi
penting dalam upaya mencegah dan meminimalisir bahaya yang ada. Upaya pengendalian ini tidak akan
berhasil jika dalam pelaksanaannya semua elemen pekerjaan tidak ikut berkontribusi secara aktif. Oleh
karena itu, hasil analisis ini dapat dilaksanakan dan menjadi perhatian kepada semua elemen dalam
pekerjaan agar mendapatkan hasil yang optimal.
5. Referensi
[1] T. Saputro And D. Lombardo, “Metode Hazard Identification, Risk Assessmentand Determining
Control (HIRADC) Dalam Mengendalikan Risiko Di PT. Zae Elang Perkasa,” J. Baut Dan
Manufaktur, Vol. 3, No. 1, Pp. 23–29, 2021.
[2] S. A. Silviya And E. Purnamawati, “Analisis Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Menggunakan Metode HIRADC Dan Shell Model Di PT. Dika Teknik Madiun,” In Proceeding
Seminar Nasional Waluyo Jatmiko 2021, 2021, Pp. 237–252.
[3] M. R. Lazuardi1, T. Sukwika, And K. Kholil, “Analisis Manajemen Risiko Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Menggunakan Metode HIRADC Pada Departemen Assembly Listrik,” J. Appl.
Manag. Res., Vol. 2, No. 1, Pp. 11–20, 2022.
[4] M. G. C. Yuantari And M. Kes, “Analisis Manajemen Risiko Dengan Metode HIRADC Pada Industri
Meubel Ud Ulum Jaya,” J. Kesehat. Visikes, Vol. 21, No. 1, Pp. 52–63, 2022.
[5] T. Ihsan, S. A. Hamidi, And F. A. Putri, “Penilaian Risiko Dengan Metode HIRADC Pada Pekerjaan
Konstruksi Gedung Kebudayaan Sumatera Barat,” J. Civronlit Unbari, Vol. 5, No. 2, Pp. 67–74,
2020, Doi: 10.33087/Civronlit.V5i2.67.
[6] N. Kurniasih, Fadhilah, And A. Prihatanto, “Aplikasi Metode Job Safety Analysis Dan Pendekatan
HIRADC Untuk Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Penambangan Bawah
Tanah Bijih Emas PT . Dempo Maju Cemerlang Pesisir Selatan,” J. Bina Tambang, Vol. 6, No. 2,
Pp. 43–52, 2019.
[7] M. A. Nugroho, “Faktor Lingkungan Dan Analisis Hazard Identification Risk Assessment And
Determining Control (HIRADC) Pada Industri Batik Tulis,” J. Makma, Vol. 3, No. 2, Pp. 166–176,
2020.
[8] I. Muhammad And I. H. Susilowati, “Analisa Manajemen Risiko K3 Dalam Industri Manufaktur Di
Indonesia : Literature Review,” Prepotif J. Kesehat. Masy., Vol. 5, No. 1, Pp. 335–343, 2021.
[9] T. Ihsan, A. Safitri, And D. P. Dharossa, “Analisis Risiko Potensi Bahaya Dan Pengendaliannya
Dengan Metode HIRADC Pada PT. Igasar Kota Padang Sumatera Barat,” J. Serambi Eng., Vol. 5,
No. 2, Pp. 1063–1069, 2020.
[10] D. F. Hidayat And J. Hardono, “Penerapan Metode HIRADC Pada Bagian Proses Penerimaan Di
PT. CA,” J. Ind. Manuf., Vol. 6, No. 2, Pp. 87–92, 2021.
4216
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.1, Januari 2023 Hal 4211 - 4217
e-ISSN : 2541-1934
[11] W. Rohmatillah, D. Sari, And T. Yuniastuti, “Analisa Strategi Proaktif Dalam Mencegah Risiko
Bahaya Dengan Metode HIRADC Di CV. X Pakis,” Media Husada J. Environ. Heal., Vol. 1, No. 1,
Pp. 28–35, 2021.
[12] M. Ramadhania, N. Saputra, D. Herdiansyah, And Dihartawan, “Analisis Hazard Identification, Risk
Assesment, Determining Control (HIRADC) Pada Aktivitas Kerja Di UD Ridho Abadi Tangerang
Selatan Tahun 2020,” Environ. Occup. Heal. Saf. J., Vol. 2, No. 1, Pp. 59–68, 2021.
[13] H. D. Pranata And T. Sukwika, “Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bidang Freight
Forwader Menggunakan Metode HIRADC,” J. Tek., Vol. 20, No. 1, Pp. 1–13, 2022.
[14] N. Faizah, E. Purnamawati, And Tranggono, “Analisis Risiko K3 Pada Kegiatan Reparasi Kapal
Dengan Menggunakan Metode Hazard Identification , Risk Assessment And Determining Control (
HIRADC ) Dan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada PT. NF,” Juminten J. Manaj. Ind. Dan
Teknol., Vol. 02, No. 05, Pp. 74–85, 2021.
[15] I. M. Harahap, Firdasari, And M. Purwandito, “Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Melalui Metode HIRADC Dan Metode JSA Pada Proyek Lanjutan Pembangunan Rumah Sakit
Regional Langsa,” Menara J. Tek. Sipil, Vol. 17, No. 2, Pp. 43–50, 2022.
[16] V. Dekanawati, J. Subekti, E. B. Santoso, And J. A. Lie, “Analisa Risiko Pada Pekerjaan Perbaikan
Kapal Dengan Hazard Identification Risk Assessment And Determining Control (HIRADC) Di
Galangan Kapal Banjarmasin,” In 3rd National Seminar On Maritime And Interdisciplinary Studies,
2021, Vol. 3, No. 1, Pp. 34–30.
[17] M. I. Pramadi, H. Suprapto, And R. R. Yanti, “Pencegahan Kecelakaan Kerja Dengan Metode
HIRADC Di Perusahaan Fabrikasi Dan Machining,” J. Terap. Tek. Ind., Vol. 1, No. 2, Pp. 98–108,
2020, Doi: 10.37373/Jenius.V1i2.60.
[18] H. Hamdani, W. Wahyudin, And C. G. G. Putra, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk 4l45w 21
. 5 My Menggunakan Seven Tools Dan Kaizen,” Go-Integratif J. Tek. Sist. Dan Ind., Vol. 02, No.
02, Pp. 112–123, 2021.
4217