Anda di halaman 1dari 12

Vol.1 No.

9 Februari2022 919
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENGARUH SIKAP DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPATUHAN
PENGGUNAAN APD DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA
PT. WASTEC INTERNATIONAL

Oleh
Ricco Ferdianto1, Ridwan Z. Sjoaf2, Kholil3
1,2,3Universitas Sahid Jakarta

Email: 1Riccoferdianto168@gmail.com

Abstrak
PT. Wastec International dalam hal ini didasarkan nilai p-value adalah 0,0000 dimana lebih kecil
dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih besar dari 1,96 yaitu 5,187 sehingga
disimpulkan bila hipotesis 1 diterima. Hubungan positif yang diperlihatkan menunjukkan bila
semakin baik sikap maka akan meningkatkan kepatuhan penggunaan APD ataupun sebaliknya
bila semakin buruk sikap maka akan menurunkan kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec
International. Dalam penelitian ini, lingkungan kerja terbukti berpengaruh positif terhadap
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec International. Hal ini didasarkan nilai p-value
adalah 0,0000 dimana lebih kecil dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih
besar dari 1,96 yaitu 4,595 sehingga disimpulkan bila hipotesis 2 diterima. Hubungan positif
yang diperlihatkan menunjukkan apabila semakin baik lingkungan kerja maka akan
meningkatkan terhadap kepatuhan penggunaan APD ataupun sebaliknya bila semakin buruk
lingkungan kerja maka akan menurunkan kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec
International.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, sikap tidak terbukti berpengaruh terhadap
pencegahan kecelakaan kerja pada PT. Wastec International. Hal ini didasarkan nilai p-value
adalah 0,746 dimana lebih besar dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih kecil
dari 1,96 yaitu 0,324 sehingga disimpulkan bila hipotesis 3 ditolak. Berdasarkan pengolahan data
yang dilakukan, lingkungan kerja tidak terbukti berpengaruh terhadap pencegahan kecelakaan
kerja pada PT. Wastec International. Hal ini didasarkan nilai p-value adalah 0,783 dimana lebih
besar dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih kecil dari 1,96 yaitu 0,276
sehingga disimpulkan bila hipotesis 4 ditolak. Hal ini didasarkan nilai p-value adalah 0,001
dimana lebih kecil dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih besar dari 1,96
yaitu 3,523 sehingga disimpulkan bila hipotesis 5 diterima. Hubungan positif yang diperlihatkan
menunjukkan bila semakin baik kepatuhan penggunaan APD maka akan meningkatkan terhadap
pencegahan kecelakaan kerja ataupun sebaliknya bila semakin buruk kepatuhan penggunaan
APD maka akan menurunkan pencegahan kecelakaan kerja pada PT. Wastec International.Hasil
pengujian tersebut membuktikan bahwa ada pengaruh tidak langsung (indirect effect) pengaruh
sikap terhadap kecelakaan kerja melalui kepatuhan penggunaan APD. Hal itu didasarkan pada
nilai p-value adalah 0,004 dimana lebih kecil dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t
statistic lebih besar dari 1,96 yaitu 2,863 sehingga disimpulkan bila hipotesis 6 diterima yaitu
terdapat pengaruh secara signifikan antara sikap terhadap pencegahan kecelakaan kerja melalui
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec International. Hasil pengujian pengaruh tidak
langsung (indirect effect) pengaruh lingkungan kerja terhadap kecelakaan kerja melalui
kepatuhan penggunaan APD. Hal itu didasarkan pada nilai p-value adalah 0,010 dimana lebih
kecil dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih besar dari 1,96 yaitu 2,584
sehingga disimpulkan bila hipotesis 7 diterima yaitu terdapat pengaruh secara signifikan antara

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
920 Vol..1 No.9 Februari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
lingkungan terhadap pencegahan kecelakaan kerja melalui kepatuhan penggunaan APD pada PT.
Wastec International.
Kata Kunci: Lingkungan Kerja, Kepatuhan Penggunaan APD, Pencegahan Kecelakaan
Kerja, PT. Wastec International

PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja


Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 tahun merupakan salah satu aspek dari
2001 dan No. 18 tahun 1999, Bahan kesejahteraan pekerja dalam menjaga sumber
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3 daya manusia yang dimiliki (Barthos, 2015).
adalah bahan atau limbah yang karena sifat, K3 adalah upaya pencegahan kecelakaan dan
konsentrasi atau jumlahnya berbahaya bagi melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan
tenaga kerja dan dapat membahayakan kerja yang akan menyebabkan traumatic
lingkungan. Upaya pengelolaan dan injury (Colling, dalam Halimah, 2015).
pengendalian limbah B3 harus dilakukan Menurut Tarwaka (2015:24) ada
untuk mencegah dan mengendalikan dampak beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja
lingkungan yang akan muncul sebagai ialah, teknis, lingkungan dan manusia. Untuk
konsekuensi atas penggunaan bahan ini. mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja,
Perusahaan dalam beroperasi tidak hanya maka perusahaan perlu memperhatikan
memikirkan pencapaian tujuannya saja, beberapa aspek ini dengan baik antara lain
perusahaan juga perlu memperhatikan tenaga penggunaan alat kerja yang benar, tata letak
kerja mereka yang merupakan salah satu faktor mesin-mesin, kondisi dinding, lantai, langit-
pendorong tercapainya tujuan perusahaan. langit, ventilasi, pengaturan suhu ruangan serta
Upaya untuk mendukung tercapainya tujuan implementasi K3 yang ideal bagi perusahaan.
perusahaan juga harus diimbangi dengan Oleh karena itu, K3 perlu di terapkan dengan
memberikan perlindungan terhadap tenaga baik, dikembangkan dan ditingkatkan dalam
kerja salah satunya ialah dengan semua tingkatan proses pengelolaan limbah B3
mengimplementasikan keselamatan dan dan harus mencangkup seluruh bagian
kesehatan kerja (K3). perusahaan. Dengan demikian, maka
Sistem manajemen keselamatan dan perusahaan akan mengurangi risiko terjadinya
kesehatan kerja di Indonesia disebut SMK3, kecelakaan kerja dan tidak menganggu proses
sedangkan didunia internasional dikenal pengelolaan limbah B3.
dengan OHSAS 18001. SMK3 merupakan Tingkat kepedulian dunia usaha
sistem manajemen yang mengelola terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
pengendalian risiko terkaitan dengan kegiatan masih rendah, padahal karyawan adalah aset
kerja agar dapat tercipta tempat kerja yang penting perusahaan. Program-program
aman, efisien, dan produktif. K3 merupakan keselamatan kerja pun sering menempati
hak asasi bagi seluruh tenaga kerja dan syarat prioritas terendah dan terakhir bagi
bagi perusahaan untuk meningkatkan manajemen perusahaan. Keselamatan dan
produktivitasnya dalam beroperasi. kesehatan kerja bukanlah segala-galanya,
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1992 tentang namun tidak disadari bahwa tanpa keselamatan
keselamatan, khususnya pasal 23 dinyatakan dan kesehatan kerja segalanya tidak berarti
bahwa keselamatan kerja diselenggarakan apa-apa jika terjadi kecelakaan kerja berupa
untuk mewujudkan produktivitas kerja yang kematian yang dialami oleh tenaga kerja
optimal yang meliputi pelayanan keselamatan (Budiono, 2016).
kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan
syarat kesehatan kerja.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.9 Februari2022 921
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PT. Wastec International merupakan Wastec International tahun 2018-2019 yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu, sebagai berikut :
pengelolaan limbah B3. Perusahaan ini Tabel 1.2. Permasalahan Limbah B3 di
berlokasikan di Kawasan Krakatau Steel PT. Wastec International Tahun 2018-2019
Cilegon. Perusahaan ini merupakan
perusahaan yang berpotensi memiliki risiko
kecelakaan kerja pada bidang pengelolaan
limbah B3. PT. Wastec International dalam hal
ini masih cukup kurang dalam
pengimplementasian K3 ditempat kerja,
sehingga masih banyak sekali ditemukannya
Incident yang berada didalam Plant. Beberapa
kecelakaan diantaranya adalah Tertusuk jarum,
kontaminasi dengan Limbah, Infeksi kulit,
Terpercik api/terbakar, kelelahan bekerja, sakit
paru-paru, kecelakaan kendaraan dan lain-lain.
Tabel 1.1. Permasalahan Limbah B3 di
PT. Wastec International Tahun 2016-2017
Sumber: PT. Wastec International (2020)
Berdasarkan Tabel 1.2.
menggambarkan permasalahan limbah B3 di
PT. Wastec International tahun 2018 belum
menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3). Adapun tahun 2019 PT.
Wastec International sudah lebih baik
dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga
pada tahun 2019, berarti penerapan sistem
keselamatan dan ksehatan (SMK3) baru
diterapkan kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir.
Oleh karena itu PT. Wastec International
berupaya secara maksimal agar pencegahan
kecelakaan kerja dapat diterapkan secara
berkesinambungan.
Orientasi PT. Wastec International
adalah menjadikan perusahaan ini maju,
Sumber: PT. Wastec International (2020) dengan memperoleh profit atas hasil yang
Berdasarkan Tabel 1.1. dicapai dengan baik. Namun disamaping itu,
menggambarkan permasalahan limbah B3 di dengan semakin banyaknya kecelakaan kerja
PT. Wastec International tahun 2016-2017 akan sangat mengurangi jumlah profit yang
bahwa sistem keselamatan dan kesehatan didapatkan. Sehingga harus mengeluarkan
kerja belum diterapkan secara optimal. Begitu biaya cukup besar setiap bulannya untuk
pula permasalahan yang lainnya seperti tidak kejadian yang terjadi dilapangan. Hal ini
adanya peraturan yang jelas untuk pekerja, sangat berpengaruh besar terhadap jalannya
tidak adanya pelatihan terkait Limbah B3, operasional dilapangan.
pekerja tidak memiliki sertifikasi, Menurut Tarwaka (2015:27)
menggunakan APD kurang sempurna. menyatakan keberhasilan dalam
Adapun permasalahan limbah B3 di PT. merealisasikan usaha kesehatan kerja akan
berdampak positif dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan dan pendapatan serta
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
922 Vol..1 No.9 Februari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kesejahteraan tenaga kerja. Usaha ini hanya melaksanakan proses produksi dalam suatu
dapat berhasil jika semua pihak ikut terlibat perusahaan tetapi lingkungan kerja
dengan kesadaran yang penuh tanggung jawab. mempunyai pengaruh langsung terhadap para
Oleh karena itu aspek ekonomi dan kesehatan karyawan yang melaksanakan proses
kerja harus dapat diperhitungkan secara operasional yang sedang berlangsung di
cermat, demi meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut.
secara keseluruhan. Suatu kondisi lingkungan kerja
Kecelakaan kerja merupakan suatu dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
kejadian yang tidak di duga dan tidak dapat melaksanakan kegiatan secara optimal,
dikehendaki, yang mengacaukan proses sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian
aktifitas yang telah diatur, dan terdapat empat lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam
faktor bergerak dalam suatu bagian berantai jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi
yakni: lingkungan, bahaya, peralatan dan lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik
manusia (Santoso, 2014:7). Pengetahuan dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja lebih banyak dan tidak mendukung
merupakan hal penting untuk menghindari diperolehnya rancangan sistem kerja yang
pekerja dan orang yang berada di tempat efisien. Nitisemito (2015) mendefinisikan
pekerjaan tidak mengalami kecelakaan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
maupun tidak mengalami penyakit akibat ada disekitar para pekerja yang dapat
kerja. Pengetahuan keselamatan kerja juga mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
berperan dalam pengendalian terhadap sumber tugas-tugas yang diembankan.
peralatan yang mempunyai risiko menjadi Rendahnya kepatuhan para pekerja
sumber bahaya. Pengetahuan keselamatan dan terhadap ketentuan mengenai K3, terutama
kesehatan kerja harus diberikan secara aktif pemakaian alat pelindung diri, merupakan
pada pekerja karena keaktifan pekerja dalam salah satu penyebab tingginya angka
memahami aspek keselamatan kerja akan kecelakaan kerja pada pekerjaan konstruksi
memiliki respon yang baik, pekerja bukan (Prihatiningsih dan Sugiyanto, 2010).
hanya mengetahui sebatas teori namun juga Kepatuhan pada peraturan keselamatan
diimbangi dengan praktik. menggambarkan aktivitas inti yang harus
Lingkungan kerja merupakan faktor dilaksanakan oleh seseorang untuk memelihara
yang paling banyak mempengaruhi perilaku keselamatan tempat kerja (Neal dan Griffin,
pekerja terutama dalam lingkungan pekerjaan 2016). Lebih lanjut, dikatakan bahwa
yang secara tidak langsung maupun langsung kepatuhan keselamatan meliputi kepatuhan
mempengaruhi kinerja. Tohardi (2015) terhadap peraturan keselamatan, mengikuti
mengatakan bahwa jika lingkungan kerja yang prosedur yang benar, dan menggunakan
tidak baik tentunya akan memberikan dampak peralatan yang tepat (Prihatiningsih dan
negatif terhadap para pekerja, yaitu Sugiyanto, 2010).
menurunkan semangat kerja, gairah kerja, dan
kepuasan kerja yang akhirnya menurunkan LANDASAN TEORI
kinerja karyawan. Perusahaan harus dapat Keselamatan dan kesehatan kerja
memperhatikan kondisi yang ada dalam merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
perusahaan baik di dalam maupun di luar menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
ruangan tempat kerja, sehingga karyawan jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan
dapat bekerja dengan lancar dan merasa aman. dan kesehatan kerja maka para pihak
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan
sangat penting untuk diperhatikan manajemen. aman dan nyaman. Disamping itu keselamatan
Meskipun lingkungan kerja tidak dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.9 Februari2022 923
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
menciptakan kenyamanan kerja dan (Rina Puspita Sari, Desy Dwi Nurcahyati,
keselamatan yang tinggi. Kondisi fisik 2018).
lingkungan dimana para pekerja beraktifitas Kesadaran akan penggunaan Alat
sehari-hari mengandung banyak bahaya secara Pelindung diri perlu ditanamkan pada setiap
langsung maupun tidak langsung. Risiko tenaga kerja, karena perasaan tidak nyaman
bahaya yang dihadapi tenaga kerja adalah (risih, panas, berat, terganggu) merupakan
kecelakaan kerja yang diakibatkan karena salah satu alasan mengapa pekerja tidak
kombinasi dari berbagai faktor seperti menggunakan Alat Pelindung Diri (Eko
peralatan kerja, tenaga kerja dan lingkungan Prasetyo, 2015). Perusahaan membuat
kerja (Sucipto, 2014). Kecelakaan kerja adalah peraturan-peraturan kerja, berbagai alat
suatu kejadian yang tidak diinginkan yakni pelindung diri dikembangkan, dan prosedur
peristiwa yang tidak diinginkan/ diharapkan, kerja disusun, maka masalah selanjutnya yang
tidak diduga, tidak disengaja terjadi dalam timbul adalah bagaimana cara membuat
hubungan kerja yang berdampak pada pekerja patuh. Selanjutnya, upaya-upaya
kerugian berupa cidera pada pekerja, promosi kesehatan di tempat kerja mulai
kerusakan barang-barang produksi dan dikembangkan agar pekerja mematuhi
kehilangan waktu selama proses produksi peraturan-peraturan kerja, misalnya
(Kawatu, dalam Novel Yunus Runtuwarow, penggunaan alat pelindung diri ketika bekerja
Paul Arthur Tennov Kawatu, Sri Seprianto (Notoadmojdo, 2016). Kepatuhan pekerja
Maddusa, 2020). dalam penggunaan alat pelindung diri terutama
Tenaga kerja merupakan asset penting pada perusahaan yang high risk, memerlukan
bagi perusahaan oleh karena itu tenaga kerja komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
harus diberikan perlindungan dalam hal (K3) baik dari perusahaan, manajemen,
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) karena maupun pekerja (Eko Prasetyo, 2015).
terdapat ancaman dan potensi bahaya yang
berhubungan dengan kerja, setiap terjadi METODE PENELITIAN
kecelakaan kerja wajib dilaporkan tujuannya Penelitian ini menggunakan
agar pekerja yang bersangkutan mendapatkan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2016 :8)
haknya dalam bentuk jaminan dan tunjangan penelitian kuantitatif adalah metode penelitian
agar dapat dilakukan penyidikan dan yang berlandaskan pada filsafat positivisme
penelitian serta analisis untuk mencegah yang digunakan untuk meneliti populasi atau
terulangnya kecelakaan kerja serupa sampel tertentu, pengumpulan data
(Djatmiko, 2016). menggunakan instrumen penelitian, analisis
Keselamatan kerja merupakan sarana data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja menguji hipotesis yang telah di tetapkan.
yang dapat menimbulkan kerugian yang Sugiyono (2016 :6) metode suvei digunakan
berupa luka atau cidera, cacat atau kematian, untuk mendapatkan data dari tempat tertentu
kerugian harta benda dan kerusakan peralatan yang alamiah, tetapi peneliti melakukan
atau mesin dan lingkungan secara luas. perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya
Keselamatan kerja erat hubungannya dengan dengan mengedarkan kuesioner. Metode
peningkatan produksi dan produktivitas, survei dipilih sebagai sumber data primer yang
dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, diperoleh melalui kuesioner, metode ini fokus
potensi terjadinya kecelakaan yang menjadi pada pengumpulan data responden yang
penyebabab sakit atau cacat dan kematian memiliki informasi tertentu sehingga
dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya. memungkinkan peneliti untuk dapat mengerti
Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dan menyelesaikan masalah.
dengan pemeliharaan dan penggunan peralatan
kerja dan mesin yang produktivitas yang tinggi

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
924 Vol..1 No.9 Februari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan APD pada PT. Wastec
Model pengukuran yang sudah melalui International
outer model kemudian dilanjutkan pengujian Berdasarkan pengolahan data yang
hubungan antar variabel laten dengan evaluasi dilakukan, sikap terbukti berpengaruh positif
model struktural. Pengujian model struktural terhadap kepatuhan penggunaan APD pada
bertujuan melihat apakah data dapat PT. Wastec International. Hal ini didasarkan
mendukung hubungan hipotesis-hipotesis nilai p-value adalah 0,0000 dimana lebih kecil
penelitian. Dalam evaluasi model struktural dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t
terdiri beberapa langkah pertama adalah statistic lebih besar dari 1,96 yaitu 5,187
mengevaluasi koefisien jalur harus sesuai sehingga disimpulkan bila hipotesis 1 diterima.
dengan hipotesisnya yang didasarkan nilai t Hubungan positif yang diperlihatkan
test dan critical ratio (CR). Langkah kedua menunjukkan bila semakin baik sikap maka
adalah mengevaluasi nilai R2. akan meningkatkan kepatuhan penggunaan
1. Pengujian Hipotesis APD ataupun sebaliknya bila semakin buruk
Menurut Hair, Ringle, & 2011 nilai sikap maka akan menurunkan kepatuhan
minimal t-statistics untuk menentuk penggunaan APD pada PT. Wastec
signifikan atau tidaknya hubungan dari suatu International.
variabel laten ke variabel laten lain adalah: H2 - Terdapat pengaruh secara signifikan
Tabel 4 Nilai t statistics berdasarkan Tingkat antara lingkungan terhadap kepatuhan
Signifikansi penggunaan APD pada PT. Wastec
International.
Dalam penelitian ini, lingkungan kerja
terbukti berpengaruh positif terhadap
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec
International. Hal ini didasarkan nilai p-value
Penelitian ini menggunakan tingkat adalah 0,0000 dimana lebih kecil dari 0,05
signifikansi 5% sehingga nilai t-statistics (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic
minimal 1,96. Apabila nilai t-statistic ≥ 1,96 lebih besar dari 1,96 yaitu 4,595 sehingga
dan p value ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian disimpulkan bila hipotesis 2 diterima.
diterima (Ho ditolak). Dari hasil pengolahan Hubungan positif yang diperlihatkan
data adapun hasilnya pada tabel dibawah ini: menunjukkan bila semakin baik lingkungan
Tabel 5. Uji Hipotesis Model Struktural kerja maka akan meningkatkan terhadap
kepatuhan penggunaan APD ataupun
sebaliknya bila semakin buruk lingkungan
kerja maka akan menurunkan kepatuhan
penggunaan APD pada PT. Wastec
International. Menurut Kaplan dan Shadock
Sumber: Data diolah (2015), kepatuhan adalah derajat dimana
Dari hasil diatas, Hipotesis 1 (H1), seseorang mengikuti anjuran peraturan yang
Hipotesis 2 (H2), Hipotesis 5 (H5), Hipotesis 6 ada. Menurut Tondok (2013) kepatuhan adalah
(H6), dan Hipotesis 7 (H7) dinyatakan sikap mau mentaati dan mengikuti suatu
diterima sedangkan hipotesis 3 (H3) dan spesifikasi, standar atau aturan yang telah
hipotesis 4 (H4) dinyatakan ditolak. Adapun diatur dengan jelas yang diterbitkan oleh
rinciannya sebagai berikut: organisasi yang berwenang.
H1 - Terdapat Pengaruh Secara Signifikan Menurut Neufelt (dalam Kusumadewi,
Antara Sikap Terhadap Kepatuhan 2015) kepatuhan adalah kemauan mematuhi
sesuatu dengan takluk atau tunduk.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.9 Februari2022 925
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Prijodarminto (2014) mengemukakan bahwa H6- Terdapat Pengaruh Secara Signifikan
kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta Antara Sikap Terhadap Pencegahan
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian Kecelakaan Kerja Melalui Kepatuhan
perilaku uang menunjukkan nilai ketaatan- Penggunaan APD
ketaatan, kepatuhan kesetiaan, keteraturan dan Hasil pengujian pengaruh tidak
ketertiban. langsung (indirect effect) pengaruh sikap
H3 - Terdapat Pengaruh Secara Signifikan terhadap kecelakaan kerja melalui kepatuhan
Antara Sikap Terhadap Pencegahan penggunaan APD. Menurut Gerungan
Kecelakaan Kerja. (2014:166-173) menguraikan faktor-faktor
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, yang mempengaruhi pembentukan sikap
sikap tidak terbukti berpengaruh terhadap seorang individu yang berasal dari faktor
pencegahan kecelakaan kerja pada PT. Wastec internal dan eksternal. Faktor internal
International. Hal ini didasarkan nilai p-value pembentuk sikap adalah pemilihan terhadap
adalah 0,746 dimana lebih besar dari 0,05 objek yang akan disikapi oleh individu, tidak
(tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic semua objek yang ada disekitarnya itu
lebih kecil dari 1,96 yaitu 0,324 sehingga disikapi. Objek yang disikapi secara mendalam
disimpulkan bila hipotesis 3 ditolak. adalah objek yang sudah melekat dalam diri
H4 - Terdapat Pengaruh Secara Signifikan individu. Individu sebelumnya sudah
antara Lingkungan Terhadap Pencegahan mendapatkan informasi dan pengalaman
Kecelakaan Kerja. mengenai objek, atau objek tersebut
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, merupakan sesuatu yang dibutuhkan,
lingkungan kerja tidak terbukti berpengaruh diinginkan atau disenangi oleh individu
terhadap pencegahan kecelakaan kerja pada kemudian hal tersebut dapat menentukan sikap
PT. Wastec International. Hal ini didasarkan yang muncul, positif maupun negatif.
nilai p-value adalah 0,783 dimana lebih besar Hal itu didasarkan pada nilai p-value
dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t adalah 0,004 dimana lebih kecil dari 0,05
statistic lebih kecil dari 1,96 yaitu 0,276 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic
sehingga disimpulkan bila hipotesis 4 ditolak. lebih besar dari 1,96 yaitu 2,863 sehingga
H5 - Terdapat Pengaruh Secara Signifikan disimpulkan bila hipotesis 6 diterima yaitu
antara Kepatuhan Penggunaan APD terdapat pengaruh secara signifikan antara
terhadap Pencegahan Kecelakaan Kerja sikap terhadap pencegahan kecelakaan kerja
Dalam penelitian ini, kepatuhan melalui kepatuhan penggunaan APD pada PT.
penggunaan APD terbukti berpengaruh positif Wastec International.
terhadap pencegahan kecelakaan kerja pada H7- Terdapat Pengaruh Secara Signifikan
PT. Wastec International. Hal ini didasarkan Antara Lingkungan Terhadap Pencegahan
nilai p-value adalah 0,001 dimana lebih kecil Kecelakaan Kerja Melalui Kepatuhan
dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t Penggunaan APD.
statistic lebih besar dari 1,96 yaitu 3,523 Hasil pengujian pengaruh tidak
sehingga disimpulkan bila hipotesis 5 diterima. langsung (indirect effect) pengaruh lingkungan
Hubungan positif yang diperlihatkan kerja terhadap kecelakaan kerja melalui
menunjukkan bila semakin baik kepatuhan kepatuhan penggunaan APD. Hal itu
penggunaan APD maka akan meningkatkan didasarkan pada nilai p-value adalah 0,010
terhadap pencegahan kecelakaan kerja ataupun dimana lebih kecil dari 0,05 (tingkat
sebaliknya bila semakin buruk kepatuhan signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih besar
penggunaan APD maka akan menurunkan dari 1,96 yaitu 2,584 sehingga disimpulkan
pencegahan kecelakaan kerja pada PT. Wastec bila hipotesis 7 diterima yaitu terdapat
International. pengaruh secara signifikan antara lingkungan
terhadap pencegahan kecelakaan kerja melalui

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
926 Vol..1 No.9 Februari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat
International. Menurut (Mardiana, 2015:78) disimpulkan bahwa kepatuhan penggunaan
lingkungan kerja adalah lingkungan dimana alat pelindung diri (APD) adalah derajat
pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. seseorang mau mengikuti aturan yang telah
Dari beberapa defenisi diatas dapat diatur oleh organisasi dalam menggunakan
disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah seperangkat alat keselamatan untuk
segala sesuatu yang ada disekitar para melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari
pekerja/karyawan yang dapat mempengaruhi bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
kepuasan kerja karywan dalam melaksanakan
pekerjaannya sehingga akan diperoleh hasil
kerja yang maksimal, dimana dalam
lingkungan kerja tersebut terdapat fasilitas
kerja yang mendukung karyawan dalam
penyelesaian tugas yang bebankan kepada
karyawan guna meningkatkan kerja karyawan
dalam suatu perusahaan. Tarwaka (2015)
menyatakan bahwa alat pelindung diri (APD)
adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi
seluruh atau sebagian tubuh dari kemungkinan
adanya paparan potensi bahaya lingkungan
kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat 2. Evaluasi Nilai R2
kerja. Langkah berikutnya yang dilakukan
Menurut (Buntarto, 2015) alat peneliti dalam evaluasi model strutural adalah
pelindung diri (APD) adalah kelengkapan mengevaluasi nilai R2. Nilai R Square adalah
yang wajib digunakan saat bekerja sesuai koefisien determinasi pada konstruk endogen.
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga Menurut Chin (1998), nilai R square sebesar
keselamatan pekerja itu sendiri maupun orang 0,67 (kuat), 0,33 (moderat) dan 0,19 (lemah).
lain disekitarnya. Menurut Occupational Untuk melihat kekuatan hubungan dari model,
Safety and Health Administration (OSHA) alat peneliti menggunakan nilai R2 dari setiap
pelindung diri adalah sebagian alat yang varibel endogen. Tabel 7 menunjukkan nilai r
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka square (R2) pada masing-masing variabel
atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya endogen.
kontak dengan bahaya (hazard) ditempat kerja, Tabel 7 Nilai R2 Variabel Laten Penelitian
baik yang bersifat kimia biologis, radiasi, fisik,
eletrik, mekanik dan lainnya. Berdasarkan
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa alat pelindung diri (APD) adalah alat Beberapa hal yang dapat disimpulkan
yang digunakan untuk melindungi pekerja dari dari tabel 7 adalah:
bahaya selama bekerja. Sedangkan menuut 1. Kepatuhan penggunaan APD memiliki
Absari (2016) mengemukakan bahwa milai R2 sebesar 0,674 memperlihatkan
penggunaan alat pelindung diri (APD) yang bahwa variabel endogen kepatuhan
baik dapat memberikan perlindungan bagi penggunaan APD dapat dijelaskan oleh
pekerja dari keparahan dampak kecelakaan variabel laten eksogennya yaitu sikap dan
kerja dan dapat mendukung kinerja pekerja, lingkungan sebesar 67,4% dan 32,6%
sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan sisanya dijelaskan variabel lainnya yang
produktivitas pekerja maupun perusahaan. tidak ada dalam penelitian ini.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.9 Februari2022 927
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Pencegahan kecelakaan kerja (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic
mempunyai milai R2 sebesar 0,605 lebih besar dari 1,96 yaitu 5,187 sehingga
memperlihatkan bahwa variabel disimpulkan bila hipotesis 1 diterima.
endogen pencegahan kecelakaan kerja Hubungan positif yang diperlihatkan
dapat dijelaskan oleh variabel laten menunjukkan bila semakin baik sikap maka
eksogennya yaitu sikap, lingkungan akan meningkatkan kepatuhan penggunaan
kerja, dan kepatuhan penggunaan APD ataupun sebaliknya bila semakin buruk
APD sebesar 60,5% dan 39,5 % sikap maka akan menurunkan kepatuhan
sisanya dijelaskan variabel lain. penggunaan APD pada PT. Wastec
3. Model Akhir Penelitian International.
Berdasarkan pengolahan data yang Dalam penelitian ini, lingkungan kerja
telah dilakukan, Dari hasil diatas, Hipotesis 1 terbukti berpengaruh positif terhadap
(H1), Hipotesis 2 (H2), Hipotesis 5 (H5), kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec
Hipotesis 6 (H6) dan Hipotesis 4 (H7) International. Hal ini didasarkan nilai p-value
dinyatakan diterima sedangkan Hipotesis 3 adalah 0,0000 dimana lebih kecil dari 0,05
(H3) dan Hipotesis 4 (H4) dinyatakan ditolak. (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic
Variabel sikap dan lingkungan masing- lebih besar dari 1,96 yaitu 4,595 sehingga
masing terbukti berpengaruh positif terhadap disimpulkan bila hipotesis 2 diterima.
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec Hubungan positif yang diperlihatkan
International.Variabel kepatuhan penggunaan menunjukkan bila semakin baik lingkungan
APD terbukti berpengaruh terhadap kerja maka akan meningkatkan terhadap
pencegahan kecelakaan kerja pada PT. kepatuhan penggunaan APD ataupun
Wastec International. Penelitian ini juga sebaliknya bila semakin buruk lingkungan
mengkonfirmasi peran kepatuhan penggunaan kerja maka akan menurunkan kepatuhan
APD sebagai mediator dalam hubungan baik penggunaan APD pada PT. Wastec
antara sikap terhadap pencegahan kecelakaan International.
kerja ataupun lingkungan terhadap Berdasarkan pengolahan data yang
pencegahan kecelakaan kerja. Adapun model dilakukan, sikap tidak terbukti berpengaruh
akhir penelitian yang telah dibangun peneliti terhadap pencegahan kecelakaan kerja pada
seperti pada gambar berikut: PT. Wastec International. Hal ini didasarkan
nilai p-value adalah 0,746 dimana lebih besar
dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t
statistic lebih kecil dari 1,96 yaitu 0,324
sehingga disimpulkan bila hipotesis 3 ditolak.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan,
lingkungan kerja tidak terbukti berpengaruh
terhadap pencegahan kecelakaan kerja pada
PT. Wastec International. Hal ini didasarkan
nilai p-value adalah 0,783 dimana lebih besar
dari 0,05 (tingkat signifikansi 5%) dan nilai t
statistic lebih kecil dari 1,96 yaitu 0,276
PENUTUP sehingga disimpulkan bila hipotesis 4 ditolak.
Kesimpulan Apakah sikap berpengaruh terhadap kepatuhan
Kesimpulannya adalah bahwa sikap penggunaan APD pada PT. Wastec
terbukti berpengaruh positif terhadap International?
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec Dalam penelitian ini, membuktikan
International. Hal ini didasarkan nilai p-value bahwa kepatuhan penggunaan APD terbukti
adalah 0,0000 dimana lebih kecil dari 0,05 berpengaruh positif terhadap pencegahan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
928 Vol..1 No.9 Februari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kecelakaan kerja pada PT. Wastec Lingkungan. (online) diakses pada tanggal
International. Hal ini didasarkan nilai p-value 9 November 2020.
adalah 0,001 dimana lebih kecil dari 0,05 [3] Barthos, Basir. 2015. Manajemen
(tingkat signifikansi 5%) dan nilai t statistic Kearsipan: Untuk Lembaga Negara,
lebih besar dari 1,96 yaitu 3,523 sehingga Swasta, dan Perguruan Tinggi. PT Bumi
disimpulkan bila hipotesis 5 diterima. Aksara: Jakarta.
Hubungan positif yang diperlihatkan [4] Budiono S. Bunga. 2016. Rampai
menunjukkan bila semakin baik kepatuhan Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
penggunaan APD maka akan meningkatkan Semarang: Universitas Diponegoro; 2003.
terhadap pencegahan kecelakaan kerja ataupun [5] Bangun, Wilson, Bangun. 2015.
sebaliknya bila semakin buruk kepatuhan Manajemen Sumber Daya Manusia.
penggunaan APD maka akan menurunkan Jakarta: Penerbit Erlangga.
pencegahan kecelakaan kerja pada PT. Wastec [6] Buntarto. 2015. Panduan Praktis
International. Keselamatan & Kesehatan Kerja untuk
Hasil pengujian tersebut membuktikan Industri. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
bahwa ada pengaruh tidak langsung (indirect [7] Blass, Thomas. 2016. The Milgram
effect) pengaruh sikap terhadap kecelakaan Paradigm After 35 Years: Some Things
kerja melalui kepatuhan penggunaan APD. Hal We Now Know About Obdience to
itu didasarkan pada nilai p-value adalah 0,004 Authority. Journal of Applied Social
dimana lebih kecil dari 0,05 (tingkat Psychology. 29, 5, hal. 955-978.
signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih besar [8] Colling, David A dalam Halimah. 2015.
dari 1,96 yaitu 2,863 sehingga disimpulkan Industrial Safety Management and
bila hipotesis 6 diterima yaitu terdapat Technology, chapter 10. Prentice Hall,
pengaruh secara signifikan antara sikap New Jersey.
terhadap pencegahan kecelakaan kerja melalui [9] Creswell, J., W., 2014. Research Design
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
International. Mixed; Cetakan ke-2, Yogyakarta:
Hasil pengujian pengaruh tidak Pustaka Pelajar.
langsung (indirect effect) pengaruh lingkungan [10] Dian Putri Maharani dan Anik Setyo
kerja terhadap kecelakaan kerja melalui Wahyuningsih (2017), Jurnal of Health
kepatuhan penggunaan APD. Hal itu Education ISSN 2527-4252, Universitas
didasarkan pada nilai p-value adalah 0,010 Negeri Semarang, Indonesia
dimana lebih kecil dari 0,05 (tingkat “Pengetahuan, Sikap, Kebijakan K3
signifikansi 5%) dan nilai t statistic lebih besar Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri
dari 1,96 yaitu 2,584 sehingga disimpulkan Di Bagian Ring Spinning Unit 1”.
bila hipotesis 7 diterima yaitu terdapat [11] Djatmiko, R. D. 2016. Keselamatan dan
pengaruh secara signifikan antara lingkungan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Deepublish
terhadap pencegahan kecelakaan kerja melalui [12] Eko Prasetyo (2015), The 2nd University
kepatuhan penggunaan APD pada PT. Wastec Research Coloquium 2015 ISSN 2407-
International. 9189m STIKES Cendekia Utama Kudus,
. “Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan
DAFTAR PUSTAKA Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD)
[1] Azwar, Saifudin. 2010. Sikap Manusia, Terhadap Kepatuhan dalam
Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Menggunakan APD di Unit Coating PT.
Pustaka Pelajar. Pura Barutama Kudus”.
[2] Absari, Susanto. 2016. Dampak [13] Ghozali, Imam, 2016. Aplikasi Analisis
Kebisingan Terhadap Kesehatan Multivarite Dengan Program PLS.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.9 Februari2022 929
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Cetakan Keempat. Jakarta: Badan [23] Notoatmodjo. 2016. Promosi Kesehatan
Penerbit Universitas Diponegoro. dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
[14] Gerungan, W.A. 2014. Psikologi Sosial. [24] Neufeldt, Victoria. 2015. Webster’s New
Bandung: Eresco. World Dictionary, New York: Webster’s
[15] Heinrich, H.W. 2016. Industrial Accident New World Dictionary.
Prevention. Mc Graw Hill Book [25] Nitisemito, Alex S. 2015. Manajemen
Company. New York. Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta.
[16] Haryono, Siwoyo. (2017). Metode SEM [26] Neal, A., & Griffin, M. A. 2016. A study
untuk Penelitian Manajemen dengan of the lagged relationships among safety
AMOS LISREL PLS. Jakarta: Luxima climate, safety motivation, safety
Metro Media. behavior, and accidents at the individual
[17] Isyandi, B. 2014. Manajemen Sumber and group levels. Journal of Applied
Daya Manusia Dalam Perspektif Global. Psychology, 91(4), 946–953.
Pekanbaru, Unri Press. http://doi.org/10.1037/0021-
[18] Jovi Saliha, Woodford B.S. Joseph, 9010.91.4.946.
Angela F.C. Kalesaran (2018), Jurnal [27] Notoatmodjo S. 2015. Ilmu Perilaku
KESMAS, Vol. 7 No. 5, Universitas Sam Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ratulangi, “Hubungan Antara [28] PER. 05/MEN/1996 Pasal 1, Sistem
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Kerja (SMK3)
Diri Pada Pekerja PT. Hutama Karya [29] Prihatiningsih, & Sugiyanto. 2010.
Proyek Pembangunan Jalan Tol Manado- Pengaruh Iklim Keselamatan dan
Bitung Tahun 2018”. Pengalaman Personel terhadap
[19] Kaplan H. I dan Shadock B. J. 2015. Kepatuhan pada Peraturan Keselamatan
Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Pekerja Konstruksi. Jurnal Psikologi,
Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi 2 Dr. I. 37(1), 82–93.
Made Wiguna S. Jakarta: Bina Rupa [30] Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Aksara. PER.05/MEN/1996 disebutkan bahwa:
[20] Kawatu, Parul Arthur Tennov, Novel kebijakan keselamatan dan kesehatan
Yunus Runtuwarow, Sri Seprianto kerja (K3)
Maddusa (2020), Indonesian Journal of [31] Prawirosentono, Suyadi. 2015.
Public Health and Community Medicine Manajemen Sumber Daya Manusia:
Volume 1 Nomor 2, April 2020 ISSN: Kebijakan Kinerja Karyawan. Edisi 1.
2721-9941, Indonesian Journal of Public Cetakan Kedelapan. BPFE. Yogyakarta
Health and Community Medicine Vol. 1, [32] Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001
No. 2, April 2020, Fakultas Kesehatan dan No. 18 tahun 1999
Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, [33] Rina Puspita Sari, Desy Dwi Nurcahyati.
“Hubungan Kepatuhan Penggunaan Alat 2018. Artikel Penelitian Jurnal Kesehatan,
Pelindung Diri Dengan Kejadian Vol. 7 No. 2 (2018). ISSN 2086-9266 e-
Kecelakaan Kerja”. ISSN, SI Keperawatan STIKesYatsi
[21] Mardiana. 2015. Manajemen Produksi. Tangerang “Hubungan Antara Kepatuhan
Jakarta: Penerbit Badan Penerbit IPWI. Penggunaan APD Dengan Kejadian
[22] Muhammad, Husni. 2015. Pengaruh Kecelakaan Kerja Karyawan di PT. STI
Program K3 dan Kompensasi terhadap Tbk. Cikupa Kabupaten Tangerang”.
Kinerja Karyawan pada PT. Wijaya [34] Santoso, Gempur. 2014. Manajemen
Karya (Persero) Tbk Pekanbaru. Jurnal Keselamatan Dan Kesehatan Kerja”
Fakultas Ekonomi Universitas Ghalia Indonesia, Bogor selatan.
Muhammadiyah Riau.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
930 Vol..1 No.9 Februari 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[35] Soemaryanto, Angkat. 2002. Analisa [49] UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja keselamatan
pada Pekerja Bangunan Perusahaan X. [50] Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992,
Tugas Akhir. (Diterbitkan). Universitas Pasal 23 tentang Kesehatan disebutkan
Sumatera Utara, Medan. bahwa Kesehatan Kerja
[36] Suma’mur, PK. 2017. Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: Sagung Seto.
[37] Sibarani Mutiara Panggabean. 2016.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bogor: Ghalia Indonesia.
[38] Sarwono, Sarlito W. & Eko A. Meinarno.
2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
[39] Slameto.2015. Belajar dan Faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
[40] Simanjuntak, P. J. 2016. Manajemen dan
Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit
Univ. Indonesia, Jakarta.
[41] Sedarmayanti. 2015. Sumber Daya
Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Rafika
Aditama, Bandung.
[42] Soetjipto. 2016. Seri Bimbingan
Organisasi dan Administrasi Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Surabaya;
Penerbit Usaha Nasional.
[43] Silalahi B. 2015. Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
[44] Sucipto CD. 2014. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing; 2014.
[45] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Bisnis, Edisi Pertama. Bandung: CV.
Alfabeta.
[46] Tarwaka. 2015. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja: Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja.
Surakarta: Harapan Press; 2014.
[47] Tohardi, Ahmad. 2015. Pemahaman
Praktis Manajemen Sumber Daya
Manusia, CV. Mandar Maju, Bandung.
[48] Undang-Undang Republik Indonesia No.
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)

Anda mungkin juga menyukai