SKRIPSI
Oleh :
NPM. 6516500026
FAKULTAS TEKNIK
2020
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kinerjanya untuk dapat bertahan dalam persaingan. Kondisi ini yang kemudian
miliki agar tercapai mutu sasaran yang diinginkan dengan memenuhi permintaan
pasar secara luas. Sebagai aset berharga yang dimiliki perusahaan, tenaga kerja
memerlukan dukungan dari tenaga kerja yang sehat dan produktif dengan suasana
konsep keselamatan dan kesehatan kerja selalu disatukan dan dibahas secara
kesehatan kerja atau biasa disebut sebagai K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan pencegahan
terhadap munculanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap
keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan
dan pada gilirannya terhadap kinerja perusahaan. Fasilitas keselamatan kerja yang
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan atau industri, terdapat berbagai keadaan dan
mengakibatkan meninggal dunia sebanyak tidak kurang dari enam pekerja setiap
3
mencatat, setiap hari terjadi sekitar 6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia. Di
Indonesia sendiri terdapat kasus kecelakaan yang setiap harinya dialami para
buruh dari setiap 100 ribu tenaga kerja dan 30% diantaranya terjadi di sektor
konstruksi, sedang ada sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja.
Pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan sebanyak 123.041
maupun penyakit akibat kerja yang terjadi di Indonesia terus meningkat dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja (2009) bahwa, potensi bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja dapat di mana dan kepada siapa saja. Resiko bisa
berakibat fatal atau hanya kecelakaan kecil, tergantung pada tingkat peluang
bahaya yang ada. Hazard atau bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau
menjadi dua yaitu bahaya keselamatan kerja (safety hazard) yang merupakan jenis
luka hingga kematian, serta kerusakan alat perusahaan; dan bahaya kesehatan
kerja (health hazard) yaitu jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan yang
potensi risiko yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat dilakukan tindakan
(HAZOP).
oleh ICI tahun 1960an oleh Dr. H.G Lawley pada sebuah perusahaan kimia di
Inggris. HAZOP pada saat itu lebih dikenal dengan teknik “Critical Examination”.
Karena itu pula, HAZOP lebih sering diimplementasikan pada industri kimia
hazard dengan unit proses yang semakin kompeks dan meningkatkan risiko,
5
(termasuk pengeboran minyak dan gas lepas pantai) juga mulai banyak
menerapkan HAZOP. HAZOP kemudian telah diterima secara luas di dunia dan
digunakan sebagai system dan bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau
proses yang telah ada atau operasi dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
unit proses bila menyimpang dari seharusnya. HAZOPS merupakan suatu teknik
untuk industri proses, namun dapat juga digunakan untuk jenis industri atau
aktivitas lainnya. Metode ini merupakan bagian dari manajemen risiko dan yang
telah diperluas dengan jenis lain dari sistem dan juga untuk operasi yang
kompleks seperti operasi boiler dan untuk merekam deviasi dan konsekuensi.
dengan Pendekatan Hazard and Operability Study (HAZOP) di CV. SS, terdapat
5 sumber bahaya kecelakaan kerja yang dapat terjadi di area proses produksi
paving. 5 sumber bahaya tersebut adalah conveyor bahan, sikap pekerja, proses
loading dan unloading, mixer semen dan mesin press. Dari kelima sumber hazard
tersebut, conveyor memiliki tingkat risiko paling tinggi. Penelitian lain oleh
Ningsih dan Hati (2019) terkait analisis risiko K3 dengan HAZOP di PT. Cladek
6
sedang. JSA dapat menurunkan resiko kecelakaan kerja, potensi kecelakaan kerja
jarang terjadi, dapat mengendalikan resiko dimasa yang akan datang, pemantauan
Pengembangan Layanan Geriatri RM, Anak dan TKT yang berada di Kabupaten
Tegal. Tegal merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki
pemerintah kabupaten tegal yaitu RS. Soeselo dan RSUD Kardinah. RS Soeselo
salah satu proyek pembangunan yang direncakan untuk menjadi poli rekam medik
45 persen pada minggu ke 15 pekan lalu dan terus di kebut supaya proyek tersebut
Anak dan TKT menjadi proyek pembangunan berskala besar dengan risiko
bahaya yang besar pula seperti proyek kontruksi lainnya. Guna meminimalisasi
potensi bahaya yang ada maka diperlukan identifikasi dan analisis risiko sebagai
dengan mengidentifikasi risiko untuk mengetahui sumber bahaya yang ada, dan
penilaian risiko untuk mengetahui tingkat risiko yang terdapat di setiap stasiun
merupakan teknik analisa untuk menemukan potensi bahaya dan suatu penilaian
yang terstruktur dan sistematis terhadap proses produksi atau operasi melalui
identifikasi dan evaluasi masalah yang mungkin berisiko pada karyawan atau
Gedung di salah satu rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Tegal. Maka
penelitian ini diberi judul “Analisa Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Tegal?
8
C. Tujuan Penelitian
di Kabupaten Tegal.
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
kerja
1) Kebersihan
14
boleh terjadi dan karenanya semua ruang kerja, gang dan tangga
jalan sempit dan tidak bebas dari tumpukan bahan dan hambatan
mesin.
pegawai tiap kali harus pergi ke luar akibat “keadaan kerja yang
tidak tertahan”.
6) Pencegahan Kecelakaan
teknis atau sebab yang datang dari manusia. Upaya ke arah itu
7) Pencegahan Kebakaran
8) Gizi
a. Pengertian Risiko
paparan dengan keparahan suatu cidera atau sakit penyakit yang dapat
sebab akibat.
17
akan terjadi bila ada bahaya dan kontak atau exposure antara manusia
b. Jenis-Jenis Risiko
a) Pergantian staf
berlangsung dilayani.
diidentifikasi sebelumnya.
Bencana alam merupakan risiko yang dihadapi oleh siapa saja dan
dapat terjadi setiap saat tanpa bisa diduga waktu, bentuk dan
kekuatannya.
4) Risiko operasional
teknologi.
5) Risiko K3
7) Risiko sosial
c. Manajemen Risiko
(Wardhana, 2015):
1) Identifikasi bahaya
resiko yang sudah dan akan terjadi. Menurut Ramli (2010) Jenis-
energi listrik.
dalam penelitian.
4) Menempatkan alternatif-alternatif
22
3. Kecelakaan Kerja
adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan tidak diduga semula yang
bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat
Teori ILCI Loss Causation model Bird & German (1992) tentang berbagai
terjadinya risiko tersebut dapat berasal dari unsafe act, unsafe condition,
job factor dan personal factor. Sedangkan akibat atau konsekuensi dari
pertemuan.
24
b. Prosedur HAZOPS
Process
No Parameter Deviasi Deviation
Parameter
1 Flow (rate) No flow Time Too Long
Low flow Too Short
High flow Too Late
Reverse flow Too Soon
2 Flow (quantity) Too much pH High pH
Too little Low pH
3 Pressure High Viscosity High
pressure viscosity
Low pressure Low
viscosity
4 Temperature High Heat High heat
temperature value value
Low Low heat
temperature value
5 Level High level Phases Extra phase
Low level Phase
missing
6 Mixing Too much Location Additional
mixing source
Not enough Additional
mixing destination
Loss of Wrong
agitation source
Reverse Wrong
mixing destination
7 Composition Component Reaction No reaction
missing Too little
High reaction
concretation Too much
Low reaction
concentration Reaction to
slow
Reaction to
fast
Sumber: Health and Safety Executive (2004)
c. Analisa HAZOP
1 2 3 4 5
Insignificant Minor Moderat Major Cataspopic
5 Almost Certain M (5) H (10) E (15) E (20) E (25)
4 Likely M (4) H (8) H (12) E (16) E (20)
3 Possible L (3) M (6) H (9) H (12) E (15)
2 Unlikely L (2) M (4) M (6) H (8) H (10)
1 Rare L (1) L (2) L (3) M (4) M (5)
Sumber: AS/NZS 4360:2004
Keterangan :
rendah
yang ekstrim, warna kuning untuk tingkat resiko tinggi, warna hijau
untuk tingkat resiko sedang, dan warna biru muda untuk tingkat resiko
rendah.
B. Penelitian Terdahulu
31
terjadi diarea proses produksi paving, 5 sumber bahaya tersebut adalah conveyor
bahan, sikap pekerja, proses loading dan unloading, mixer semen dan mesin
press. Dimana dari kelima sumber hazard tersebut, conveyor bahan memiliki
pembuatan visual display yang berisi peringatan untuk tidak memasukkan tangan
Hazard And Operability Study (HAZOP) Pada UMKM Eka Jaya”, menggunakan
Risiko yang masuk kategori rendah meliputi : tidak memakai alat pelindung diri
saat pengadukan bumbu dengan krecek; b) Risiko yang masuk kategori sedang
meliputi : jika suhu proses penggorengan tinggi maka pekerja cepat merasa lelah;
c) Risiko yang masuk kategori tinggi meliputi: terpeleset saat di bak perendaman,
bagian penggorengan.
32
fisik, lantai licin karena adanya tumpahan tepung terigu dan adonan bahan
ergonomi yang dalam pekerjaan proses pembuatan kerupuk. Resiko yang dialami
Keempat penelitian oleh Ningsih & Hati (2019) yang berjudul “Analisis
Hazard And Operability Study (HAZOP) Pada Bagian Hydrotest Manual di PT.
dengan teknik HAZOP dan pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan
Manual terdapat potensi bahaya dengan rata-rata bahaya resiko sedang, JSA dapat
dapat mengendalikan resiko dimasa yang akan datang, pemantauan dan evaluasi
baik.
33
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dengan Metode Hazard And Operability
dapat terjadi pada area Workshop PT. PDAM Tirta Kencana Samarinda berasal
dari sumber bahaya yang telah digolongkan menjadi 12 sumber, Risiko bahaya
yang ditimbulkan pada area Workshop PT. PDAM Tirta Kencana Samarinda
meliputi risiko ekstrim, risiko tinggi, risiko sedang, dan Rekomendasi yang
meliputi risiko ekstrem dan risiko tinggi. Untuk memperbaiki risiko ekstrem,
perlu dibuat prosedur operasional baku untuk keselamatan dan kesehatan kerja
Cleaning System di PT. RK”, menggunakan metode Hazard & Operability Study
terdapat 10 (sepuluh) komponen (parameter) pada area gas cleaning system dan
dengan perincian untuk level risiko extreme sebanyak 1 (satu) penyimpangan atau
sebesar 9%, level risiko high risk sebanyak 2 (dua) penyimpangan atau sebesar
18%, level risiko moderate sebanyak 6 (enam) penyimpangan atau sebesar 55%
dan level risiko low risk sebanyak 2 (dua) penyimpangan atau sebesar 18%. Pada
34
nilai extreme risk didapatkan pada komponen lower discharge valve of dust bin 1
Ketujuh penelitian oleh Nugroho (2015) yang berjudul “Analisa Dan Upaya
Terdapat 4 jenis kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian produksi kaleng
pada tahun 2015, 2016, 2017 secara berturut-turut adalah 13, 18, 18. Tingkat
risiko yang ada di PT. XY berdasarkan kriteria tingkat kekerapan (likelihood) dan
bahaya kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada area proses pembuatan pengaman
kaca (safety glass) berasal dari sumber bahaya yang telah digolongkan menjadi 9
sumber. Risiko bahaya yang ditimbulkan pada area proses pembuatan kaca
pengaman (safety glass) meliputi resiko ekstrim, risiko tinggi, risiko sedang, dan
risiko renda.
35
wawancara dan kuesioner dengan analisis resiko metode Hazard and Operability
Study (HAZOP) Melalui Perangkingan OHS Risk Assessment And Control (Studi
sumber hazard yang tergolong "Ekstrim", 4 sumber hazard yang tergolong "Risiko
Tinggi", 6 sumber hazard yang tergolong "Risiko Sedang", dan 2 sumber hazard
pelatihan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), jadwal pelaksanaan safety talk,
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang diamati.
sifat masalah serta tujuan yang ingin memperoleh dan bukan menguji hipotesis,
tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran nyata tentang risiko keselamatan dan
Anak dan TKT di Kabupaten Tegal. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
37
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2015:8).
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
kulitatif memiliki prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau
lisan dari berbagai sikap orang-orang atau dijadikan sebagai objek penelitian
yang dapat diamati, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis data secara
informan secara langsung dan peneliti sebagai instrumen kunci. Data penelitian
kualitatif tidak hanya berupa kondisi perilaku yang diteliti, tetapi juga kondisi dan
mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti harus terjun ke lapangan
data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber, sehingga hasil
dilaksanakan pada bulan Juli 2021 sampai dengan bulan Februari 2022.
39
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Melakukan studi
pendahuluan
2 Mengumpulkan
referensi
3 Penyusunan usulan
penelitian
4 Pendaftaran seminar
usulan
5 Seminar usulan
penelitian
6 Melakukan persiapan
7 Pelaksanaan
penelitian
8 Pengumpulan data
9 Laporan hasil
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Pengembangan Layanan Geriatri RM, Anak dan TKT Kabupaten Tegal. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
dipilih dengan cara selektif dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan fokus
penelitian ini, maka informan yang didapatkan dipilih secara selektif dengan
awal melalui purposive sampling, peneliti menemui salah satu kepala bagian
kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja. Dengan wawancara secara langsung
informasi yang memiliki jumlah awal sedikit, namun semakin lama akan lebih
41
banyak. Hal ini dilakukan karena sumber data yang jumlahnya sedikit itu belum
lain yang dapat dijadikan sumber informasi yang akurat dan memadai.
sampling bersifat snowball sampling yaitu tenaga kerja yang bekerja disetiap
stasiun kerja.
Sumber data yang dimaksud penelitian ini adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung diberikan oleh informan
primer ini merupakan unit analisis utama yang digunakan dalam kegiatan
analisis data. Dalam hal ini sumber data primer diperoleh peneliti selama
observasi terkait fokus penelitian. Adapun yang menjadi sumber data primer
dalam penelitian ini adalah data dari informan penelitian dan hasil
2. Data Sekunder
sebagai penunjang data primer. Dalam hal ini misalnya peneliti memperoleh
42
terkait mengenai manajemen risiko, metode HAZOP serta proses kerja dalam
dokumentasi.
1. Observasi
terkait konteks tuturan yang tidak dapat dijangkau oleh alat perekam saat
43
Geriatri RM, Anak dan TKT di RSUD DR. SOESELO Kabupaten Tegal.
2. Wawancara
dilakukan untuk keperluan konfirmasi terkait data yang masih belum jelas.
Selain itu, teknik ini juga dapat digunakan untuk memperjelas dan
objek peneliti. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data.
3. Dokumentasi
catatan peristiwa yang sudah berlalu, dimana hasil penelitian akan lebih
F. Instrumen Penelitian
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis, sehingga mudah diolah. Instrumen yang digunakan oleh
peneliti dalam hal ini adalah instrumen pokok dan instrumen penunjang.
serta menilai berbagai bentuk dari interaksi di lapangan. Menurut Moleong (2014:
observasi.
karena analisis data merupakan tahapan untuk memecahan permasalahan yang ada
dan untuk mencapai tujuan akhir dari penelitian dengan cara membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan atau dijelaskan kepada orang lain. Terdapat 2 jenis analisis
data pada penelitian ini yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
adalah model analisis interaktif yang mengadopsi dari Miles and Huberman.
alur atau tahapan kegiatan analisa data yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
cukup banyak sehingga perlu adanya pencatatan secara teliti dan rinci.
dan wawancara dari informan yang dianggap keluar dari topik dan tidak
dihubungkan dengan teori. Hasil dari display ini akan diketahui apakah
hasil temuan tersebut sesuai dengan teori yang ada dan apakah terdapat
dilakukan guna menjawab rumusan masalah yang telah di tulis pada bab
penelitian.
yang teliti. Teknik analisis dengan metode hazard and operability yang
mengadopsi dari Lllyod. Data yang diperoleh berasal dari metode observasi
yang diakukan untuk menemukan sumber bahaya yang ada pada tempat
sebagai berikut:
proses operasi.
tersebut (consequences).
terdiri dari Likelihood Index dan Severity Index (Long et.al., 2008).
Dimana:
ni = probabilitas responden
i = 0,1,2,3,4, …n
No Kelas Nilai
Keterangan :
pengembangan layanan geriatri RM, Anak dan TKT RSUD Dr. Soeselo
Kabupaten Tegal. Hal yang ingin dicapai adalah nilai tingkat risiko dari
terjadinya risiko dapat berasal dari unsafe act, unsafe condition, job
Mulai
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Identifikasi Risiko
Anasilis Data
Risiko HAZOP
Likelihood Consequence
Management Factor Accident
Personal factor Human
Job factor Environment
56
Selesai
57
DAFTAR PUSTAKA
Bird and Germain. 1992. Practical Loss Control Leadership, United States of
America: International Loss Control Institute.
Karthika, S. 2013. Accident Prevention by Using Hazop Study and Work Permit
System in Boiler. International Journal of Advanced Engineering
Research and Studies. Vol. 2, No. 2, Hal: 125-129. e- ISSN: 2249-8974.
Ningsih, S.C.D., dan Hati, S.W. 2019. Analisis Resiko Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Dengan Menggunakan Metode Hazard And
Operability Study (HAZOP) Pada Bagian Hydrotest Manual Di PT.
Cladtek Bi Metal Manufacturing. Journal of Business Administration,
3(1), Maret 2019, Hal: 29-39.
Prakoso, A. Bagus. 2016. Hazard And Operability Study (HAZOP) Dan Safety
Integrity Level (SIL) Dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Pada
Fuel Gas Superheat Burner Unit Ammonia PT. Petrokimia Gresik. Tugas
Akhir. Surabaya: Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Restuputri, D.P., dan Sari, Dyan R.P. 2015. Analisis Kecelakaan Kerja dengan
Menggunakan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP). Jurnal
Ilmiah Teknik Industri. Vol. 14, No. 1, Juni 2015 Hal: 24-35. ISSN 1412-
6869.
Rivai, Veithzal, Sagala, Ella Jawani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sedarmayanti. 2011. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar
Maju.