OLEH :
BADARUDIN
NIM : 20160301373
PENDAHULUAN
pembangunan gedung dan industri transportasi semakin meningkat. Karena itu banyak
negara lain menilai negara Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi di kawasan
Namun harus disadari, bahwa kemajuan di sektor industri harus diimbangi dengan
faktor kualitas SDM pekerja yang kreatif dan inovatif. Untuk itu diperlukan perbaikan
ketenagakerjaan tenaga kerja yang sesuai dengan Undang-undang No.13 Tahun 2013
pada pasal 86 dan 87 tentang perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja terdahap
memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang dan memiliki potensi bahaya
tinggi sesuai dengan peraturan pemerintah no. 50 tahun 2012 pada pasal 5 ayat (1) dan (2)
(Himaningrum, 2011).
Tenaga kerja atau SDM merupakan salah satu aset yang harus dilindungi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan
akibat bekerja. Pencegahan kecelakaan dapat dipelajari dari kecelakaan itu sendiri dan
kecelakaan yang hampir terjadi. Dengan menginvestigasi setiap kejadian, sehingga dapat
1
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak hanya menjadi kepentingan pekerja
namun juga menjadi kepentingan dunia usaha. Secara global, ILO memperkirakan sekitar
337 juta kecelakaan kerja terjadi tiap tahunnya yang mengakibatkan sekitar 2,3 juta
pekerja kehilangan nyawa. Sementara itu data PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja
2013).
Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja tersebut dapat berasal
dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar
proses kerja (Tarwaka, 2008). Oleh karena itu penerapan program keselamatan dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan,
ketentuan pelaksanaan yang dibuat oleh pembuat program yang mencakup antara lain
cara pelaksanaan, agen pelaksana, kelompok sasaran dan manfaat program. Sedangkan
pada perspektif hasil, program dapat dinilai berhasil manakala program membawa
dampak seperti yang diinginkan. Suatu program mungkin saja berhasil dilihat dari sudut
proses, tetapi boleh jadi gagal ditinjau dari dampak yang dihasilkan, atau sebaliknya
Selain itu keberhasilan sebuah program juga harus didukung oleh sistem yang
bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam
2
suatu situasi yang majemuk pula. Sistem dapat disebut pula suatu kesatuan yang utuh dan
terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan
sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen
enam unsur yaitu masukan (input), proses, keluaran (output), umpan balik, dampak dan
lingkungan.
Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis
dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem tersebut bila
dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan terpisah bagian demi
bagian. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisik (misalnya:
sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya:
jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis
gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup)
(Maulana, 2010).
Hal ini juga dikemukakan oleh Carol Baker dalam jurnal manajemen pelayanan
kesehatan yang ditulis oleh Ayuningtyas (2008), bahwa penentuan kebijakan atau
program merupakan sebuah sistem yang tidak lepas dari keadaan di sekitarnya yaitu
semua faktor-faktor sosial, politik, ekonomi, sejarah dan pengaruh faktor lainnya. Selain
itu komponen, proses, alokasi sumber daya, aktor dan kekuasaan merupakan faktor yang
Berdasarkan teori Loss Causation Model yang ditemukan oleh Bird and Germain
dengan cepat sebelum menjadi situasi yang lebih kompleks karena adanya kemajuan
teknologi. Selain itu mereka mengembangkan teori domino yang diperbaharui dan
dianggap bahwa manajemen K3 berhubungan dengan penyebab dan efek kerugian dari
bahaya terjadinya kecelakaan. Faktor yang menyebabkan kecelakaan adalah pekerja atau
manusia, alat/mesin dan lingkungan kerja yang dikendalikan oleh manajemen. Program
K3 merupakan salah satu cara untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan
proyek pembangunan light rapid transit (LRT) Cawang di sepanjang Jalan MT Haryono
sisi selatan. berlokasi di jalan cawang - MT haryono Hingga Tugu Pancoran Sepanjang
Besarnya potensi bahaya yang ada tersebut, maka PT X membuat sebuah program
menghilangkan risiko-risiko yang terkait dengan pekerjaan. Program ini terdiri dari 8
access control, PPE (Personal Protective Equipment), MSDS (Material Safety Data
Sheet), housekeeping, izin kerja dan standar bekerja yang aman lainnya. JSA merupakan
salah satu komponen dalam prosedur analisa bahaya yang bertujuan untuk
pekerjaan. Prosedur analisa bahaya ini terdiri dari fase perencanaan yaitu fase
menentukan pekerjaan dan risiko bahaya yang mungkin ada, fase perijinan yaitu fase
pembuatan, penyertaan dan pelaksanaan JSA saat akan bekerja, dan fase pelaksanaan
yaitu saat pekerja melakukan “berpikir bebas insiden” dalam melakukan setiap pekerjaan.
(PT X, 2017).
angka kecelakaan kerja pada PT X dalam tiga tahun terakhir ini. Dengan persentase
4
74,2 % tahun 2014, 57,6 % tahun 2015 dan 33,33 % tahun 2016, namun demikian
angka kecelakaan kerja pada pekerjaan rutin dan sering dimonitoring masih terjadi
yaitu pekerjaan yang dianggap tugas sehari-hari pada operasi dan perawatan serta
bukan merupakan pekerjaan yang berisiko tinggi (confined space, hot work,
pelaksanaan JSA di lapangan. Hal ini juga terlihat pada studi pendahuluan yang telah
dilakukan, ketidakpatuhan pelaksanaan JSA ini dapat berupa JSA tidak didiskusikan
kembali saat akan memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai dengan kondisi
lapangan, pekerja tidak membaca JSA kembali saat akan melakukan pekerjaan dan
lapangan sehingga pekerja menjadi kurang memiliki komitmen dan motivasi dalam
melakukan implementasi
teknik Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi bahaya di tempat kerja yang dilakukan
pada proyek pembangunan light rapid transit (LRT) Cawang Jakarta PT. X
pelaksanaan JSA di lapangan. Hal ini juga terlihat pada studi pendahuluan yang telah
dilakukan, ketidakpatuhan pelaksanaan JSA ini dapat berupa JSA tidak didiskusikan
kembali saat akan memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai dengan kondisi
lapangan, pekerja tidak membaca JSA kembali saat akan melakukan pekerjaan dan
lapangan sehingga pekerja menjadi kurang memiliki komitmen dan motivasi dalam
melakukan implementasi.
5
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengamati gambaran pelaksanaan
teknik Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi bahaya di tempat kerja yang dilakukan
pada proyek pembangunan light rapid transit (LRT) Cawang Jakarta PT. X
pada proyek pembangunan light rapid transit (LRT) Cawang Jakarta PT. X
6
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain
yang akan melakukan penelitian sejenis terkait pelaksanaan teknik Job Safety
tempat kerja yang dilakukan pada proyek pembangunan light rapid transit
(LRT) Cawang Jakarta Pada Bulan November – Desember 2017. Subjek dari
(operator plant, driver dan helper vacuum truck, pekerja chemical, dan
pekerja maintenance). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Ada tiga teknik yang digunakan dalam
analisis dokumen.
lapangan. Hal ini juga terlihat pada studi pendahuluan yang telah dilakukan,
kembali saat akan memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai dengan
kondisi lapangan, pekerja tidak membaca JSA kembali saat akan melakukan
bahaya di tempat kerja yang dilakukan pada proyek pembangunan light rapid
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah untuk menjawab pertanyaan apa
1. Mencakup seluruh kegiatan organisasi baik kegiatan rutin maupun non rutin.
Tujuannya agar semua hazard yang ada dapat diidentifikasi dengan baik,
termasuk hazard yang dapat timbul dalam kegiatan non rutin seperti
yang kurang baik mendorong terjadinya tindakan berbahaya yang dapat mengarah
terjadinya insiden.
9
4. Identifikasi semua hazard yang berasal dari luar tempat kerja karena dapat
5. Hazard yang timbul di sekitar tempat kerja dari aktivitas yang berkaitan
tidak hanya berasal dari internal organisasi tetapi juga bersumber dari sekitar
tempat kerja. Sebagai contoh, kemungkinan penjalaran api, gas, suara, dan
debu dari aktivitas yang berada di luar lokasi kerja. Faktor eksternal ini
kompleks.
10
Adapun data-data untuk mengidentifikasi bahaya dapat diperoleh dari :
dengan melibatkan personil senior, dan untuk proses kerja yang sangat
masalah.
4) Konsultasi dengan karyawan adalah salah satu hal paling mudah dan
5) MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah hal penting sebagai sumber
6) Praktisi dan representative khusus dari asosiasi ahli K3, SPSI dan badan
11
a. Mengurangi peluang kecelakaan
dilakukan.
2010):
12
a. Lingkup identifikasi hazard yang dilakukan.
dapat menjangkau seluruh hazard baik yang nyata maupun yang bersifat potensial.
Teknik idetifikasi hazard ada berbagai macam yang dapat diklasifikasikan atas:
a. Teknik pasif
lebih baik karena tidak perlu mengalami sendiri setelah itu baru
karena :
kelebihan :
5. Analisis moda kegagalan dan efek (Failure Mode and Effect Analysis –
14
6. Analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis – JSA)
Menurut Canadian Centre for Occupational Health and Safety, Job Safety
diterimanya prinsip dan praktek keselamatan dan kesehatan untuk tugas tertentu
atau operasi kerja. Dalam JSA, setiap langkah dasar dari pekerjaan adalah untuk
prosedur ini adalah Job Hazard Analysis (JHA) dan Job Hazard Breakdown.
JHA difokuskan kepada hubungan antara pekerja, pekerjaan, alat kerja, dan
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Agar pelaksanaan JHA efektif, maka
kerja yang diiringi dengan pengendalian terhadap hazard yang ditemukan. Jika hal
ini tidak dilakukan, maka perusahaan dapat kehilangan kredibilitas dan karyawan
akan ragu untuk melaporkan penemuan kondisi tidak aman kepada manajemen
15
(OSHA 3071, 2001).Hazard yang ditemukan melalui JHA berguna untuk (OSHA
3071,2001):
3071, 2001) :
untuk melaksanakannya.
terkait insiden.
16
pekerjaannya baik metode atau yang sejenisnya.
langkah.
tidak ada langkah yang hilang. Gambar foto dan video dapat
Format lembar kerja JSA umumnya terdiri dari tiga kolom, yaitu langkah-langkah
prosedur kerja selamat. Adapun contoh lembar JSA dapat di lihat di bawah ini
(Geigle, 2002):
Gambar 2.1
Contoh Form Job Safety Analysis
18
perilaku tidak selamat. Material Safety Data Sheets (MSDSs),
pertama (first aid statistical records), dan Behavior Base Safety (BBS)
(Rausand, 2005) :
dilaksanakan?
benda?
teridentifikasi.
baik.
berbahaya.
20
b. Mengganti hazard (subsitusi)
beracun diganti dengan bahan lain yang lebih aman dan tidak
paparan hazard.
5. Buddy systems
6. Pelatihan
21
Pengendalian secara administrative control ini, umumnya
(Geigle, 2002 )
Menurut Azwar (1997), sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling
berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen
tersebut ialah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak demikian, maka tidak
ada yang disebut dengan sistem tersebut. Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya,
yang jika disederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur, yaitu seperti bagan di
bawah ini :
22
LINGKUNGAN
MASUKAN KELUARAN
PROSES DAMPAK
(INPUT) (OUTPUT)
UMPAN BALIK
Bagan 2.1.4
Model Sistem Azrul Azwar
1. Masukan (Input)
a. Sumber (resources)
dibagi 3 macam:
23
Sitanggang (2009), kinerja karyawan dipengaruhi oleh
b. Tatacara (prosedures)
c. Kesanggupan (capacity)
24
metode diberi istilah the use sehingga ia mengungkapkan,
market.
2. Proses
3. Keluaran (Output)
4. Umpan Balik
sistem tersebut.
25
5. Dampak
6. Lingkungan
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
LINGKUNGAN
(INPUT) (OUTPUT)
UMPAN BALIK
26
2.3 Penelitian Terkait
27
2 Analisa Penerapan Deddi Independen : Kualitatif 1.Nilai tingkat kinerja
Metpde HIRARC Septian potensi bahaya program sebesar 78%
(Hazard Identificatio Purnama, dan resiko proses dengan kategori warna
n Risk Assesment and
2015 unloading unit kuning, sedangkan
Risk Control) dan
Hazops (Hazard and Dependent : kategori kecelakaan
Operability study) HIRARC dan kerja termasuk kedalam
dalam kegiatan HAZOPS kelompok nearmiss
identifikasi potensi dengan kategori hijau
bahaya dan resiko sehingga didapatkan
pada proses unloading bahwa level atau
unit di PT. Toyota
tingkat implementasi
Astra Motor
program dari hirarc
pada proses unloading
unit dengan truk car
carrier tipe semi trailer
berada pada tingkat 2
(cukup aman) dengan
kategori warna kuning.
2. Hazard yang
memiliki nilai resiko
ekstrim pada proses
unloading dengan
menggunakan metode
hazops.
3. Perbandingan antara
metode hirarc dan
hazops yaitu hirarc
memiliki form lebih
simple, waktu
identifikasi yang lebih
dominan terhadap
faktor man sedangkan
metode hazops lebih
mudah dibaca oleh
operator, mendetail
dalam mengidentifikasi
bahaya, lebih dominan
terhadap equipment
namun bentuk form
lebih rumit,
membutuhkan waktu
identifikasi lebih lama
dan kurang mudah
digunakan
28
3 Analisis Keselamatan Shinta Independent : Kualitatif 1. Pembelajaran
dan Kesehatan Kerja Wahyu Keselamatan dan dilaboratoriu m prodi
(K3) pada Hati, 2014 Kesehatan Kerja teknik mesin Politeknik
pembelajaran di
(K3) Negeri Batam mesin.
Laboratorium
Program Studi Teknik Dependent : 2. Mahasiswa mesin
Mesin Politeknik Pembelajaran menyatakan 66,67%
Negeri Batam dilaboratoriu m faktor lingkungan
prodi teknik mempengaruhi
mesin Politeknik keselamatan dan
Negeri Batam kesehatan kerja di labor
mesin.
3. Mahasiswa mesin
menyatakan 67,429%
kinerja belajar labor
adalah baik.
4. Sikap kerja
profesional sangat
dibutuhkan oleh
perusahaan, sikap
profesional ditunjukkan
dengan menjalankan
prosedur K3 dan
kesadaran pentingnya
K3 untuk bidang teknik
mesin
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Feedback
30
3.2 DEFINISI OPERASIONAL
31
diberikan oleh
pekerja dalam
pelaksanaan JSA
32
Pelaksanaan identifikasi a. Cara yang dilakukan Pengamatan Lembar
bahaya (Job Safety PT X dalam lapangan, pengamatan
Analysis (JSA)) menentukan wawancara lapangan,
a. memilih pekerjaan yang akan mendalam dan pedoman
(menyeleksi) pekerjaan dibuat JSAnya analisis dokumen wawancara
yang akan dianalisis b. cara yang dilakukan mendalam dan
b. membagi pekerjaan PT X dalam dokumen JSA
dalam langkah-langkah mengembangkan
pekerjaan pekerjaan menjadi
c. melakukan identifikasi langkah-langkah
hazard dan kecelakaan pekerjaan yang akan
yang potensial dilakukan
d. mengembangkan c. cara yang dilakukan
prosedur kerja PT X dalam
menentukan potensi
bahaya yang ada
disetiap langkah-
langkah pekerjaan
d. cara yang dilakukan
33
yang aman PT X dalam
menentukan tindakan
pencegahan terhadap
potensi bahaya yang
telah di tentukan
Penelitian ini n di dilakukan pada proyek pembangunan light rapid transit (LRT)
34
3.4 JENIS PENELITIAN
pembangunan light rapid transit (LRT) Cawang Jakarta PT. X Tahun 2017, jenis
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat. Beberapa macam kasus yang
a. Data primer
b. Data Sekunder
35
3.5. Pengumpulan Data
dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2010).
1. Pengamatan Lapangan
penciuman, mulut, dan kulit. Usman dan Akbar dalam Prastowo (2010)
pekerjaan yang dilakukan oleh tim leader dan HES terkait JSA.
2. Wawancara Mendalam
data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk
bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga
pekerja
3. Telaah Dokumen
37
yang digunakan dalam kalangan sendiri. Termasuk di dalamnya risalah
2010).
yaitu :
38
a. Prosedur keunggulan operasi PT X
d. Prosedur JSA
f. Dokumen MSDS
4. Laptop
6. Kertas catatan
7. Alat tulis
tersebut dan untuk menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain
(Emzir, 2011). Selain itu analisis data juga dapat diartikan sebagai proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh
39
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data menggunakan teknik
analisis isi (content analysis). Analisis isi merupakan suatu analisis mendalam
pesan menggunakan metode ilmiah dan tidak terbatas pada jenis-jenis variable
yang dapat diukur atau konteks tempat pesan-pesan diciptakan atau disajikan.
Secara kualitatif, analisis isi dapat melibatkan suatu jenis analisis, di mana isi
mencatat atau menuliskan kembali seluruh data yang dipeoleh seperti apa
3. Hasil pencatatan atau penulisan kembali data yang diperoleh seperti apa
yang diperlukan.
6. Membuat kesimpulan
40
3.8 KEABSAHAN DATA
1. Perpanjangan keikutsertaan
subjek.
dikumpulkan.
41
2. Teknik Triangulasi
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data. Data yang
pengumpulan data, ada dua jenis triangulasi yakni triangulasi teknik dan
teknik yang sama oleh peneliti untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda.
rekaman wawancara.
dalam waktu 3 minggu dari hari senin sampai hari minggu jam 6 pagi
sampai jam 6 sore dengan ikut serta dalam setiap pekerjaan yang
dari beberapa informan yaitu HES Spesialist, pengawas dan pekerja yang
43
Substansi Penelitian Observasi Wawancara Dokumen Informan
Mendalam
Sumber Daya - Prosedur JSA HES Spesialist, tim leader dan pekerja
Manusia - Prosedur pelaksanaan kerja (operator plant, driver dan helper
aman PT X vacuum truck, pekerja chemical, dan
√ √ - Formulir penilaian kinerja pekerja maintenance PT X)
analisa bahaya (JHA/JSA)
Metode - Prosedur JSA HES Spesialist, tim leader dan pekerja
- Prosedur pelaksanaan kerja (operator plant, driver dan helper
√ √ aman PT X vacuum truck, pekerja chemical, dan
pekerja maintenance PT X)
Fasilitas - Prosedur JSA HES Spesialist, pengawas dan pekerja
- Formulir penilaian kinerja (operator plant, driver dan helper
√ √ analisa bahaya (JHA/JSA) vacuum truck, pekerja chemical, dan
- Dokumen SOP dan JSA pekerja maintenance PT X)
beberapa bagian
Pelaksanaan - SOP HES Spesialist, tim leader dan pekerja
identifikasi bahaya √ √ - Prosedur dasar pelaksanaan (operator plant, driver dan helper
44
(Job Safety Analysis kerja aman PT X vacuum truck, pekerja chemical, dan
(JSA)) - Dokumen MSDS pekerja maintenance PT X)
- Manual Book peralatan
- Prosedur JSA
- Formulir penilaian kinerja
analisa bahaya (JHA/JSA)
- Dokumen SOP dan JSA
beberapa bagian
Teridentifikasi - Dokumen SOP dan JSA HES Spesialist, pengawas dan pekerja
bahaya di tempat beberapa bagian (operator plant, driver dan helper
kerja √ √ vacuum truck, pekerja chemical, dan
pekerja maintenance PT X)
Feedback HES Spesialist, pengawas dan pekerja
(operator plant, driver dan helper
√ √ - vacuum truck, pekerja chemical, dan
pekerja maintenance PT X)
45
DAFTAR PUSTAKA
Akib, Haedar & Antonius Tarigan. 2011. Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan:
Perspektif, Model Dan Kriteria Pengukurannya. Jurnal Kebijakan Publik
Ayuningtyas, Dumilah. 2008. Kotak Hitam Sistem Penetapan Kebijakan Dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan
Chao, Elaine L. 2002. Job Hazard Analysis OSHA 3071. US : Occupational Safety and
Health Administration
Ericson, Clifton A. 2005. Hazard Analysis Techniques for System Safety. Virginia:
Wiley Interscience
Geigle, Steven. 2002. OSHAcademy Course 706 Study Guide Conducting a Job
Hazard Analysis. Geigle Communications: Oregon
Martiana, Tri. 2010. Paradigma Sehat Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pidato
Revitalisasi K-3 Melalui Paradigma Sehat (Sebagai Optimalisasi Pencegahan
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja)
46