Anda di halaman 1dari 21

ANALISA RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

(K3) DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY


STUDY (HAZOP)
(STUDI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PENGEMBANGAN
LAYANAN GERIATRI RM, ANAK DAN TKT DI KABUPATEN
TEGAL)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Menurut Restuputri dan Sari (2015) untuk mengurangi ataupun menghilangkan bahaya yang
dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja, maka diperlukan suatu manajemen risiko
kegiatannya meliputi identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko,
pengendalian risiko, serta pemantauan dan evaluasi. Dalam proses identifikasi dan
melakukan analisis potensi bahaya dapat menggunakan metode Hazard and Operability Study
(HAZOP).
Gedung pengembangan layanan geriatri RM, Anak dan TKT merupakan salah satu proyek
pembangunan yang direncakan untuk menjadi poli rekam medik di RSUD DR Soeselo
Kabupaten Tegal. Pembangunan proyek ini telah mencapai 45 persen pada minggu ke 15
pekan lalu dan terus di kebut supaya proyek tersebut cepat terselesaikan tepat waktu.
Dengan sasaran tersebut, Gedung pengembangan layanan geriatri RM, Anak dan TKT
menjadi proyek pembangunan berskala besar dengan risiko bahaya yang besar pula seperti
proyek kontruksi lainnya. Guna meminimalisasi potensi bahaya yang ada maka diperlukan
identifikasi dan analisis risiko sebagai salah satu langkah dalam manajemen risiko.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang sebelumnya, berikut adalah rumusan masalah yang
diperoleh :
a. Apa saja sumber bahaya yang ada pada Pembangunan Gedung Pengembangan Layanan
Geriatri RM, Anak dan TKT RSUD SOESELO di Kabupaten Tegal?

b. Bagaimana risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada Pembangunan Gedung
Pengembangan Layanan Geriatri RM, Anak Dan TKT RSUD SOESELO di Kabupaten Tegal?

3. Tujuan Penelitian
Adapun dari perumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan, maka
dapat disimpulkan mengenai tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui sumber bahaya yang ada pada Pembangunan Gedung Pengembangan
Layanan Geriatri RM, Anak Dan TKT RSUD SOESELO di Kabupaten Tegal.

b. Untuk menganalisis risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada Pembangunan Gedung
Pengembangan Layanan Geriatri RM, Anak Dan TKT RSUD SOESELO di Kabupaten Tegal
dengan pendekatan HAZOP
4. Manfaat Penelitian

Manfaat akademis terkait penelitian ini adalah:

a. Bagi Pekerja dan Kontraktor.


b. Bagi Pemerintah Daerah

c. Bagi Peneliti.

d. Bagi Peneliti selanjutnya


BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Buntarto (2015) keselamatan kerja adalah keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan dan keselamatan yang berhubungan dengan mesin, peralatan kerja,
bahan dan proses pengolahannya, lingkungan kerja serta prosedur atau tata cara kerja.

Menurut Mangkunegara yang dikutip dalam Widodo (2008) tujuan dari Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial, dan psikologis
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif mungkin
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
Menurut Sedarmayanti (2011), Faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah:
a.Kebersihan
b.Air Minum dan Kesehatan
c.Urusan Rumah Tangga
d.Ventilasi, Pemanas dan Pendingin
e.Tempat Kerja, Ruang Kerja dan Tempat Duduk
f.Pencegahan Kecelakaan
g.Pencegahan Kebakaran
h.Gizi
i.Penerangan/Cahaya, Warna dan Suara Bising di Tempat Kerja
2. Risiko dan Bahaya

Menurut International Labour Organization atau ILO (2009: 3) resiko adalah kombinasi
dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut.
Ramli (2010:28) menyebutkan bahwa resiko keselamatan dan kesehatan kerja adalah resiko
yang berkaitan dengan sumber bahaya yang timbul dalam aktivitas bisnis yang menyangkut
aspek manusia, peralatan, material dan lingkunga kerja.

Menurut Charette dalam Wardhana (2015:5), resiko dapat dikategorikan menjadi


beberapa jenis, yaitu:
a.Resiko yang sudah diketahui
b.Resiko yang diramalkan
c.Resiko yang tidak diketahui
3. Manajemen Risiko

Menurut Ramli (2010), manajemen resiko adalah suatu upaya mengelola resiko
keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak
diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang
baik.

Dalam menerapkan suatu manajemen resiko secara tepat, diperlukan beberapa


tahapan yang harus dilakukan oleh perusahaan, yaitu (Wardhana, 2015):
a. Identifikasi bahaya
b. Mengidentifikasi bentuk-bentuk bahaya
c. Menempatkan ukuran dari suatu bahaya
d. Menempatkan alternatif-alternatif
4. Kecelakaan Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan, Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak
diinginkan dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda. Sedangkan tempat kerja merupakan ruangan atau lapangan tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber bahaya. Kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja pada saat melakukan suatu pekerjaan.
5. Hazard and Operability Study (HAZOPS)

Hazard and Operability Study atau biasa disebut HAZOP merupakan metode yang
digunakan untuk menganalisa bahaya (hazard) pada suatu sistem. Sistem ini menggunakan
teknik kualitatif untuk mengidentifikasi potensi bahaya dengan menggunakan guide word.
HAZOP digunakan untuk menjelaskan setiap bagian dari proses untuk mengetahui
penyimpangan-penyimpangan dari desain yang telah dibuat dan apa penyebab dan
akibatnya. Skematik ini diselesaikan dengan guidewords yang sesuai (Prakoso, 2016)
Secara garis besar hazop dijalankan dengan mengikuti prosedur berikut ini (IEC-
61882, 2001):
a.Pengumpulan gambaran selengkap-lengkapnya setiap proses yang ada dalam sebuah plant
b.Pembagian sistem menjadi beberapa subsistem yang lebih kecil. Tidak ada ketentuan/
prosedur khusus untuk pembagian sistem ini.
c.Penginvestigasian adanya kemungkinan penyimpangan pada subsistem menggunakan kata
kunci atau guide words untuk mempermudah proses analisis.
d.Pengidentifikasian kemungkinan penyebab dari penyimpangan - penyimpangan yang
terjadi.
e.Melakukan penilaian terhadap setiap konsekuensi atau efek negatif yang ditimbulkan dari
setiap penyimpangan. Ukuran besar kecilnya efek negatif ditentukan berdasarkan keamanan
dan keefisienan kondisi operasional plant dalam keadaan normal.
f.Penentuan tindakan proteksi yang sesuai untuk tiap penyimpangan yang terjadi di tiap
elemen.
6. Penelitian Terdahulu

Pertama penelitian oleh Retnowati (2017) yang berjudul “Analisa Risiko K3 Dengan
Pendekatan Hazard And Operability Study (HAZOP)
Kedua penelitian oleh Rahayuningsih (2018) yang berjudul “Identifikasi Penerapan
Dan Pemahaman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Metode Hazard And Operability
Study (HAZOP) Pada UMKM Eka Jaya
Ketiga penelitian oleh Mindhayani (2020) yang berjudul “Analisis Risiko Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazop Dan Pendekatan Ergonomi (Studi Kasus: UD.
Barokah Bantul)”,
Keempat penelitian oleh Ningsih & Hati (2019) yang berjudul “Analisis Resiko
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Menggunakan Metode Hazard And Operability
Study (HAZOP) Pada Bagian Hydrotest Manual di PT. Cladtek Bi Metal Manfacturing”,
Kelima penelitian oleh Anwar., et al (2019) yang berjudul “Analisis Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP)”
Keenam penelitian oleh Anthony (2019) yang berjudul “Analisis Risiko Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode HAZOP’s Di Area Gas Cleaning System di PT.
RK”, menggunakan metode Hazard & Operability Study (HAZOPs) dalam menganalisa risiko
Ketujuh penelitian oleh Nugroho (2015) yang berjudul “Analisa Dan Upaya
Pengendalian Kecelakaan Pada Bagian Produksi Kaleng PT. XY Sidoarjo Dengan Pendekatan
Hazop”
Kedelapan penelitian oleh Restuputri (2015) yang berjudul “Analisis Kecelakaan Kerja
Dengan Menggunakan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP)”
Kesembilan penelitian oleh Khamid (2018) yang berjudul “Analisa Risiko Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kecelakaan Kerja Serta Lingkungan dengan Menggunakan
Metode Hazard and Operability Study (HAZOP) pada Proses Scrapping Kapal di Bangkalan
Madura”
Kesepuluh penelitian oleh Pujiono (2013) yang berjudul “Analisis Potensi Bahaya Serta
Rekomendasi Perbaikan Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Melalui
Perangkingan OHS Risk Assessment And Control (Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas
Fortuna)”
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan studi diskriptif karena sesuai dengan sifat masalah
serta tujuan yang ingin memperoleh dan bukan menguji hipotesis, tetapi berusaha untuk
memperoleh gambaran nyata tentang risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada
pembangunan gedung pengembangan layanan geriatri RM, Anak dan TKT di Kabupaten
Tegal.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian merupakan tempat data penelitian diperoleh dan dilakukan sesuai dengan
topik permasalahan yang ada di tempat tersebut. Penelitian ini dilakukan di RSUD DR
SOESELO yaitu tepatnya di Jl. Dr Soetomo No. 63 Slawi Kulon Kecamatan Slawi Kabupaten
Tegal. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2021 sampai dengan bulan Februari
2022.

3. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pekerja di proyek pembangunan Gedung
Pengembangan Layanan Geriatri RM, Anak dan TKT Kabupaten Tegal.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling
bersifat snowball sampling yaitu tenaga kerja yang bekerja disetiap stasiun kerja
4. Sumber Data Penelitian
a.Data Primer
b.Data Sekunder

5. Teknik Pengumpulan Data


a.Observasi
b.Wawancara
c.Dokumentasi

6. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrumen pokok dan
instrumen penunjang. Instrumen pokok adalah manusia itu sendiri sedangkan instrumen
penunjang adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara.

7. Teknik Analisis Data


a.Analisis Data Kualitatif
b.Analisis Data Kuantitatif
Tabel 3.1 Kriteria Likelihood
Sumber: AS/NZS 4360:2004

Level Deskripsi Keterangan

A Almost certain Terjadi hampir setiap keadaan

Kemungkinan dapat terjadi


B Likely
hampir pada setiap keadaan
Kemungkinan besar dapat terjadi
C Possible
suatu waktu
Kemungkinan terjadi pada suatu
D Unlike
waktu
Kemungkinan bisa terjadi pada
E Rare
suatu waktu
Tabel 3.2 Kriteria Consequence
Sumber: AS/NZS 4360:2004

Level Deskripsi Contoh Consequence

1 Insignificant Tidak mengakibatkan cedera

2 Minor Perawatan / pertolongan pertama perlu di lakukan dan dapat di atasi di tempat kejadian

3 Moderat Memerluakan perawatan medis, dapat dia atasi di tempat kejadian resiko dengan bantuan dari pihak lain

4 Major Menyebabkan cidera yang cukup luas, hilang kemampuan produksi, dapat di atasi di luar area kejadian

5 Catashropic Dapat menyebabkan kematian, toxic / racun yang harus di atasi di luar area kejadian
Data skala likelihood dan severity yang dikumpulkan dari kuesioner dianalisis menggunakan Importance
Index (IMPI) yang terdiri dari Likelihood Index dan Severity Index (Long et.al., 2008). Detail dari rumus
adalah sebagai berikut :
Importance Index (IMP.I) = L.I x S.I (Pers. II.1)
Frequency Index (FI) menghasilkan Indeks frekuensi dari faktorfaktor risiko yang
mempengaruhi kinerja kontraktor. Rumus Likelihood Index (L.I.) :

Severity Index menghasilkan indeks dampak tingkat keparahan dari faktor-faktor risiko yang mempengaruhi
kinerja kontraktor. Rumus Severity Index (S.I.):

Dimana:
a = konstanta penilaian (0 s/d 4)
ni = probabilitas responden
i = 0,1,2,3,4, …n
N = total jumlah responden
Tabel 3.3 Klasifikasi keparahan (Severity Index)
(sumber: Davis dan Cosenza,1988)

No Kelas Nilai

0 Extremely Ineffective 0% < S.I ≤ 20%

1 Ineffective 20% < S.I ≤ 40%

2 Moderately Effective 40% < S.I ≤ 60%

3 Very Effective 60% < S.I ≤ 80%

4 Extremely Effective 80% < S.I ≤ 100%


•Tabel 2.5 Matriks Risiko
Sumber: AS/NZS 4360:2004

1 2 3 4 5

 
Insignificant Minor Moderat Major Cataspopic

5 Almost Certain M (5) H (10) E (15) E (20) E (25)

4 Likely M (4) H (8) H (12) E (16) E (20)

3 Possible L (3) M (6) H (9) H (12) E (15)

2 Unlikely L (2) M (4) M (6) H (8) H (10)

1 Rare L (1) L (2) L (3) M (4) M (5)

Keterangan :
E : Extreme Risk , perlu tindakan penagulangan segera
H : High Risk , perlu perhatian dari senior management
M : Moderate/Medium Risk , level management yang bertanggung jawab harus di spesifikasikan dengan jelas
L : Low Risk , diatasi dengan menggunakan prosedur rendah
THANKS FOR YOU’R
ATENTION

Anda mungkin juga menyukai