TINJAUAN PUSTAKA
4
5
aman dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah
Sakit(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
C. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Definisi
Menurut OSHA (2002) dalam Ilmy Alfa Baetin Nurul (2020)
Job Safety Analysis adalah sebuah analisis bahaya pada suatu
pekerjaan adalah teknik yang memfokuskan pada tugas pekerjaan
sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi
sebuah insiden atau kecelakaan kerja. Memfokuskan pada
hubungan antara pekerja, tugas, alat dan lingkungan kerja.
Idealnya adalah setelah dilakukannya identifikasi bahaya yang
tidak dapat dikendalikan, tentunya akan diambil tindakan atau
langkah-langkah untuk menghilangkan atau mengurangi mereka
ke tingkat risiko yang dapat diterima oleh pekerja.
Analisa keselamatan kerja atau yang biasa disebut dengan
Job Safety Analysis (JSA) adalah kegiatan pemeriksaan
sistematis pekerjaan, yang tujuannya untuk mengidentifikasi
potensi bahaya, menilai tingkat risiko, dan mengevaluasi langkah-
langkah yang telah dilakukan untuk mengendalikan risiko.
2. Metode job safety analysis
Menurut Friend dan Kohn (2006) dalam Ilmy Alfa Baetin Nurul
(2020) metode JSA dibagi sebagi berikut :
a. Metode observasi
Metode pertama dalam Job SafetyAnalysisadalah
wawancara observasi untuk menetukan langkah-langkah kerja
dan bahaya yang dihadapi yang bertujuan untuk melakukan
pengumpulan data terkait tempat kerja, lingkungan kerja, jam
kerja, dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
di tempat kerja.
6
b. Metode diskusi
Metode yang kedua ini biasa digunakan untuk pekerjaan
yang jarang dilakukan. Metode ini biasa diterapkan pada
pekerja-pekerja yang sudah selesai bekerja dan membiarkan
para pekerja bertukar pikiran tentang langkah-langkah
pekerjaan dan potensi bahaya yang ada
c. Metode meninjau kembali prosedur yang sudah ada
Metode yang terakhir ini dapat digunakan ketika proses
sedang berlangsung dan para pekerja tidak bisa bersama-
sama. Semua orang yang berpartisipasi pada proses ini dapat
menuliskan ide-ide tentang langkah-langkah dan potensi
bahaya yang ada di ruang lingkup pekerjaan para pekerja
3. Tujuan job safety analysis
Penerapan JSA harus dilakukan secara proaktif dimana fokus
untuk penerapan JSA berlandaskan pada pemeriksaan pekerjaan
dan bukan pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut. JSA dapat
digunakan untuk respon terhadap peningkatan cedera atau sakit,
akan tetapi proses identifikasi bahaya dan penetapan tindakan
(CCOHS, 2001)
Menurut Tarwaka (2014) tujuan untuk jangka panjang dari
program JSA ini diharapkan pekerja dapat ikut berperan aktif
dalam pelaksanaan JSA, sehingga dapat menanam kepedulian
pekerja terhadap kondisi lingkungan disekitar tempat kerja yang
berfungsi untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman
dan meminimalisasi kondisi tidak aman (unsafe condition)
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk atau situasi atau
tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera
pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. menurut WHO
analisis bahaya adalah suatu pendekatan ilmiah, rasional,
sistematik untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan
bahaya.
7
3) Tanggap Darurat
Mengingat banyaknya faktor risiko yang ada di rumah sakit
dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan ataupun penyakit
akibat kerja. Maka dari itu pengamanan pada setiap kondisi perlu
dilaksanakan. Seperti potensi terjadinya kebakaran maka RSUD
Margono menyediakan APAR disetiap ruangan.
4) Health Surveillance & Monitoring
Monitoring kesehatan dan lingkungan kerja perlu dilaksanakan
di RSUD Margono Soekarjo.
E. Pelaksanaan Audit SMK3
1. Definisi
Menurut Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 audit
SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan no 66 tahun 2016
pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS sebagaimana dimaksud
melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal
SMK3 Rumah Sakit
2. Audit Internal SMK3
Audit digunakan untuk meninjau dan menilai kinerja dan
efektivitas SMK3 Perusahaan. Audit internal dilaksanakan oleh
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
mengetahui dimana Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja telah diterapkan dan dipelihara secara tepat.
Pelaksanaan audit didasarkan pada hasil audit (audit-audit)
sebelumnnya. Hasil penilaian risiko juga menjadi dasar dalam
menentukan frekuensi pelaksanaan audit internal pada sebagian
aktivitas operasional perusahaan, area ataupun suatu fungsi atau
bagian mana saja yang memerlukan perhatian manajemen
12