PEMBAHASAN
Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang selalu digaungkan sejak
lama untuk menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi adalah mencuci tangan. Perilaku
ini seharusnya menjadi kebiasaan yang sangat baik, karena selain untuk menjaga
kesehatan dan kebersihan, agama juga mengajarkannya. Tangan merupakan media yang
sangat ampuh untuk berpindahnya penyakit, karena tangan digunakan untuk memegang
Salah satu contoh adalah ketika kita memegang handle pintu atau pegangan dalam
kendaraan, kita tidak pernah tahu apakah ada agen penyakit (virus/bakteri) yang
menempel disana, bisa jadi sebelumnya dipegang oleh orang yang batuk/bersin ditutup
oleh tangannya. Kemudian tangan kita yang sudah memegang handle pintu tersebut
menutup mulut kita yang menguap atau langsung memegang makanan. Jelas sudah
terjadi proses perpindahan agen penyakit disana. Jika saat itu daya tahan tubuh kita
lemah, dalam masa inkubasi kita pun akan mengalami gejala yang sama.
Mencuci tangan sangat diutamakan pada waktu-waktu penting, antara lain sebelum
menyusui/menyiapkan susu bayi, dan setelah beraktifitas. Sebagai kebiasaan yang baik,
mencuci tangan perlu memenuhi cara yang benar, agar kita yakin bahwa seluruh
Berikut 6 langkah mencuci tangan yang benar menggunakan air mengalir dan
1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
10
11
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air
B. Strategi Promosi Kesehatan terhadap Peningkatan Perilaku Cuci Tangan pakai Sabun
Strategi promosi kesehatan terhadap peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun
1. Advokasi CTPS
dan sarana prasarana di Desa Ngrajun dapat dilakukan melalui upaya dukungan
kebijakan baik tertulis maupun tidak tertulis. Secara tertulis, pihak desa
diwujudkan dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis atau tindakan seperti penyuluhan
masa pandemi COVID-19 jika tidak dimungkinkan melakukan pertemuan warga dalam
kemudian dikirimkan ke setiap warga atau setiap kader melakukan penyuluhan dengan
sarana prasarana penunjang antara lain air bersih, sabun, tempat penampungan air,
kran, gayung, ember, dan penampungan atau saluran air limbah yang aman. Sarana
prasarana tersebut wajib dimiliki disetiap rumah warga dan diletakkan dititi-titik tertentu
di Desa Ngrajun.
12
dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kader. Saat situasi pandemi COVID-19
kegiatan pendidikan masyrakat berupa pelatihan dan penyuluhan CTPS bisa dilakukan
secara virtual menggunakan aplikasi zoom, via wa, live youtube, live instagram dan
aplikasi online lainnya. Pelatihan berisikan secara administrasi maupun teknis dengan
dilingkungan sekitar desa seperti pada sudut-sudut desa, jalan desa, pos ronda, aula
pertemuan, dan tempat lain yang strategis. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam
penyampaian informasi CTPS kepada semua warga Desa Ngrajun. Selain itu banner
tunarungu.
setelah digunakan cebok BAB tidak dicuci dengan sabun hanya air saja kemudian
diberi pewarna makanan warna kuning diumpamakan sebagai feses. Cara ini
merangsang jijik masyarakat untuk melakukan cuci tangan pakai sabun sehingga
hanya dengan air menjadi mencuci tangan menggunakan air mengalir dan pakai
sabun. Pemicuan ini saat pandemi COVID-19 bisa dilakukan melalui media virtual,
13
Pemanfaatan media ini sangat cocok digunakan pada masa pandemi COVID-19
Beberapa jenis kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perilaku cuci
tangan menggunakan sabun di Desa Ngrajun saat pandemi COVID-19 sebagai berikut :
protokol kesehatan.
3. Penyuluhan CTPS melalui media sosial seperti via zoom, live youtube instagram.
5. Pemasangan banner di lingkungan Desa Ngrajun yang strategis yang bisa dilihat
6. Pengadaan fasilitas cuci tangan di setiap rumah dan lingkungan di Desa Ngrajun.
10. Pemasangan banner ajakan melakukan CTPS di lingkungan desa seperti pinggir
jalan.
11. Program diberlakukannya sanksi denda kepada warga yang tidak melakukan CTPS.
12. Program adanya penghargaan kepada warga yang telah melaksanakan CTPS
dengan rutin.
14
15. Program pembuatan kebijakan secara tertulis mengenai CTPS yang disepakati oleh
semua warga.
Tangan Pakai Sabun saat Pandemi COVID-19 pada Masyarakat di Desa Ngrajun
Program promosi kesehatan dapat berlangsung lama dan lambat sering terjadi
hal-hal tertentu yang menjadi bagian dari promosi kesehatan baru tercapai beberapa
tahun sesudah kegiatan selesai. Oleh karena itu perlu dilakukan evalusi program secara
berkala minimal satu kali dalam satu bulan dengan membuat dokumen evaluasi program
Meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun saat Pandemi COVID-19 pada
yang terjadi misalnya terdapat warga yang tidak memiliki ponsel sebagai media
dengan kendala masalah keuangan yang pastinya menurun saat masa pandemi ini,
kendala pada warga lanjut usia terdapat warga yang buta huruf, gangguan pada
pendengaran, penglihatan yang sudah tidak jelas lagi dan gangguan fungsi tubuh
Jumlah air bersih yang tidak mencukupi dalam setiap rumah sehingga warga
enggan secara rutin mencuci tangannya dan tidak dengan air mengalir hanya dikobokan
saja. Kepemilikan tempat cuci tangan yang tidak memenuhi syarat sehingga kader tidak
maksimal dalam promosi kesehatan CTPS. Penyampaian kepada anak kecil terkendala
keaktifannya yang suka bermain sehingga sulit untuk mengajak melakukan CTPS.
15
Kurang lancarnya korrdinasi, sosialiasi dan pelatihan program CTPS. Kelemahan dalam
pencatatan dan pelaoran. Kurangnya dukungan dari instansi setempat dalam kegiatan
F. Manfaat Cuci Tangan Pakai Sabun sebagai Bentuk Pencegahan Penyebaran COVID-19
percikan pernapasan yang dihasilkan pada saat batuk dan percikan dari seseorang yang
sedang bersin serta didapat dari permukaan benda yang sudah terkontaminasi yang
kemudian secara tidak sengaja menyentuh wajah seseorang. Pengobatan secara primer
yang dilakukan berupa terapi suportif dan simtomatik. Beberapa langkah pencegahan
direkomendasikan yaitu menjaga jarak dengan orang lain, mencuci tangan dengan
sabun, menutup mulut saat batuk atau menggunakan masker, serta memantau dan
Tangan adalah salah satu anggota tubuh yang harus di jaga kebersihannya,
karena tangan sering terkontaminasi kotoran maupun mikroba sehingga dengan melalui
perantara tangan mikroba akan masuk kedalam tubuh. Kebersihan tangan juga sangat
perlu dilakukan terutama pada bidang mikrobiologi maupun pada tempat perawatan
serta tempat - tempat dimana sering terjadi penyebaran mikroorganisme melalui media
tangan kita. Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran yang menempel pada tangan dengan memakai deterjen yang mengandung
agen antiseptik serta air yang mengalir,dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan
bakteri ditangan dapat berbeda, dalam hal ini jika hanya dicuci dengan air, bakteri yang
akan keluar hanya sedikit, sedangkan sabun dapat mengeluarkan banyak bakteri karena
dalam sabun terdapat bahan khusus yang dapat mengendalikan bakteri yang ada pada
tangan, dalam hal ini terdapat beberapa bahan aktif yang terkandung dalam sabun cuci
Sabun tersusun dari molekul yang modelnya seperti pin, pada tiap molekul mempunyai
kepala hidrofilik yang dapat menyatu dengan air, sedangkan ekor hidrofobik tidak bisa
menyatu dengan air, tetapi hanya bisa bergabung dengan minyak dan lemak. Pada saat
molekul - molekul ini, tersuspensi dalam air maka molekul tersebut akan bergantian
mengapung menjadi unit soliter. Molekul ini bisa terhubung dengan molekul lain pada
larutan dan membentuk gelembung - gelembung kecil yang dinamakan misel, posisinya
kepala arahnya keluar dan ekor terselip didalamnya. Mekanisme sabun merusak
membran virus COVID-19. Beberapa bakteri virus mempunyai membran lipid mirip misel
berlapis ganda yang memiliki dua pita ekor hidrofobik yang dijepit diantara dua cincin
kepala hidrofilik. Membran tersebut penuh dengan protein penting sehingga virus
memiliki kesempatan untuk menginfeksi sel dan melakukan tugas vital yang
menyebabkan bakteri tetap hidup, dalam hal ini termasuk patogen yang dibungkus
membran lipid yaitu corona virus atau yang disebut dengan COVID-19. Sabun dapat
membuat membran lemak larut, hal ini membuat virus tidak aktif karena virus tidak aktif
lagi. Secara singkatnya, paling banyak virus terbentuk dari tiga blok pembangunan
utama yaitu asam ribonukleat (RNA), lipid, dan protein. Pada saat sel terinfeksi virus,
maka secara otomatis terbentuk banyak blok bangunan yang berkumpul sendiri menjadi
virus. Secara kritis, belum ada ikatan kovalen yang kuat bisa menyatukan unit ini,
sehingga tidak membutuhkan bahan kimia keras untuk membuat unit - unit tersebut
menjadi terpisah.
Saat sel terinfeksi mati, semua virus yang baru ini akan melarikan diri dan terus
membuat sel lain terinfeksi. Dari beberapa sel akan berakhir pada saluran udara paru -
paru, sehingga pada saat batuk atau bersin, keluar tetesan kecil dari saluran udara yang
bisa terbang sampai 10 meter. Penyebab terbesar yang dianggap sebagai pembawa
virus corona utama setidaknya dalam jarak 2 meter. Oleh karena itu, mencuci sesuatu
yang terkena virus tidak cukup dengan menggunakan air saja, karena air tidak mampu
17
untuk bersaing dengan segala sesuatu yang interaksinya kuat dan menyerupai lem
membran virus. Molekul sabun “bersaing” dengan lipid di dalam membran virus.Ini
kurang lebih bagaimana sabun juga menghilangkan kotoran normal dari kulit. Sabun
tidak melonggarkan “lem” antara virus dan kulit tetapi juga interaksi seperti Velcro yang
menyatuhkan protein, lipid, dan RNA dalam virus.Produk berbasis alkohol, yang
tinggi (biasanya 60-80% etanol) dan membunuh virus dengan cara yang sama. Tetapi
sabun lebih baik karena hanya membutuhkan sedikit air sabun, yang dengan