TINJAUAN PUSTAKA
mendukung, yang dilakukan dari atau oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan sosial
budaya dan kondisi setempat ( Depkes RI, 2000). Ruang lingkup kegiatan promosi
kesehatan mencakup :
2. Pemasaran sosial.
5. Upaya advokasi.
masyarakat terkait segala hal yang bertujuan pada peningkatan kualitas kesehatan; baik
hal ini Kementerian Kesehatan untuk menyampaikan segala macam informasi yang
4
5
dari tingkat masyarakat. Kegiatan promosi yang berlangsung di tingkat masyarakat dapat
menjadi sebuah media efektif untuk mengumpulkan data dan informasi yang kemudian
dapat diolah, dianalisis dan digunakan sebagai informasi penunjang untuk merancang
dan pengendali teknis kegiatan promosi kesehatan. Promosi ini dapat berupa kegiatan
lintas program, lintas sektoral ataupun melibatkan berbagai elemen masyarakat, instansi
Perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS adalah upaya memberikan pengalaman
belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan
gerakan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara hidup sehat dalam rangka
program PHBS tersebut mencakup lima tatanan yaitu : tatanan rumah tangga, institusi
pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan ( Depkes R1, 2002 dan
Menurut Grenn (1980), dalam mencapai kualitas hidup yg baik dapat dicapai melalui
peningkatan derajat kesehatan, faktor perilaku dan gaya hidup serta lingkungan, faktor
paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan adalah faktor perilaku dan gaya
hidup serta lingkungan misalnya misalnya seorang menderita diare karena minum air
yang tidak dimasak (masalah perilaku) atau seorang yang tidak merokok terkena kanker
paru akibat berada lingkungan orang yang merokok (masalah lingkungan).Faktor perilaku
dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang
6
atau organisme terhadap lingkungan nya. Faktor perilaku akan terjadi apabila ada
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dengan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung atau
kontak tidak langsung (menggunakan permukaan permukaan lain seperti handuk, gelas).
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia atau binatang, atau cairan
tubuh lain seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci
dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus dan parasit pada orang lain yang tidak
CTPS juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mitigasi terhadap
virus Covid-19. Masyarakat dihimbau agar melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum
atau sesudah aktivitas di lingkungan rumah. Mencuci tangan dengan cara yang baik dan
benar menggunakan sabun juga sama efektifnya dengan menghilangkan bakteri dan
virus. Di sisi lain, akses terhadap air mengalir dan sabun saat ini lebih mudah ketimbang
hand sanitizer. Mencuci tangan, baik menggunakan sabun maupun hand sanitizer, bisa
dilakukan setelah seseorang bepergian ke tempat umum seperti pasar, halte, stasiun,
atau rumah sakit. Terlebih, jika seseorang berada di rumah sakit dan melakukan kontak
F. Pengertian Covid-19
Corona virus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Pada manusia, beberapa virus corona diketahui menyebabkan
infeksi saluran pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti
7
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
COVID-19. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang
paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai
di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. COVID-19 sekarang menjadi pandemi yang
G. Gejala Covid-19
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan kelelahan.
Gejala lain yang kurang umum dan dapat mempengaruhi beberapa pasien termasuk sakit
dan nyeri, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
kehilangan rasa atau bau atau ruam pada kulit atau perubahan warna pada jari tangan
atau kaki. Gejala ini biasanya ringan dan dimulai secara bertahap.
Beberapa orang terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala yang sangat ringan.
Kebanyakan orang (sekitar 80%) sembuh dari penyakit tanpa memerlukan perawatan
rumah sakit. Sekitar 1 dari setiap 5 orang yang terjangkit COVID-19 menjadi sakit parah
dan mengalami kesulitan bernapas. Orang tua, dan mereka yang memiliki masalah medis
seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker,
berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius. Namun, siapa pun dapat tertular COVID-19
Orang-orang dari segala usia yang mengalami demam dan atau batuk yang
berhubungan dengan kesulitan bernapas / sesak napas, nyeri / tekanan dada, atau
kehilangan kemampuan bicara atau gerakan harus segera mencari pertolongan medis.
kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke klinik yang tepat. Jika
mengalami gejala ringan, seperti batuk ringan atau demam ringan, umumnya tidak perlu
mencari perawatan medis. Tetap di rumah, isolasi diri, dan pantau gejala Anda. Ikuti
Namun, jika tinggal di daerah dengan malaria atau demam berdarah, penting untuk
tidak mengabaikan gejala demam. Cari bantuan medis. Jika Anda ke fasilitas kesehatan,
pakailah masker jika memungkinkan, jaga jarak minimal 1 meter dari orang lain dan
H. Penularan Covid-19
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang memiliki virus. Penyakit ini
menyebar terutama dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut, yang
keluar saat penderita COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara. Tetesan ini relatif berat,
tidak bergerak jauh dan cepat tenggelam ke tanah. Orang dapat tertular COVID-19 jika
mereka menghirup tetesan ini dari orang yang terinfeksi virus. Inilah mengapa penting
untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Tetesan ini dapat mendarat di
benda dan permukaan di sekitar orang tersebut seperti meja, gagang pintu, dan
pegangan tangan.
Orang dapat terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan ini, kemudian
menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Inilah mengapa penting untuk mencuci
tangan secara teratur dengan sabun dan air atau membersihkan dengan antiseptik
berbasis alkohol. Beberapa laporan menunjukkan bahwa orang tanpa gejala dapat
menularkan virus. Belum diketahui seberapa sering hal itu terjadi. WHO sedang menilai
penelitian yang sedang berlangsung tentang topik tersebut dan akan terus membagikan
temuan terbaru.
Hal terpenting yang perlu diketahui tentang virus corona di permukaan adalah
bahwa mereka dapat dengan mudah dibersihkan dengan disinfektan rumah tangga biasa
yang akan membunuh virus. Penelitian telah menunjukkan bahwa virus COVID-19 dapat
bertahan hingga 72 jam pada plastik dan baja tahan karat, kurang dari 4 jam pada
tembaga dan kurang dari 24 jam pada karton. Maka, selalu bersihkan tangan dengan
antiseptik berbasis alkohol atau cucilah dengan sabun dan air. Hindari menyentuh mata,
COVID-19 meliputi :
1. Bersihkan tangan secara teratur dan menyeluruh dengan antiseptik berbasis alkohol
atau cuci dengan sabun dan air, agar dapat membunuh virus yang mungkin ada di
tangan Anda.
2. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Ketika seseorang batuk,
bersin, atau berbicara, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau
mulut yang mungkin mengandung virus. Jika terlalu dekat bisa menghirup tetesannya,
kerumunan, Anda lebih mungkin melakukan kontak dekat dengan seseorang yang
mengidap COVID-19 dan lebih sulit untuk menjaga jarak fisik 1 meter.
4. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak permukaan
dan bisa terkena virus. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke
mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh Anda dan
menginfeksi Anda.
5. Tetap di rumah dan isolasi diri meski dengan gejala ringan seperti batuk, sakit kepala,
6. Tetap up to date pada informasi terbaru dari sumber tepercaya, seperti WHO atau