Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SINDHY FATIMAH

NIM : 220305501077
KELAS :G
NO.URUT : 09
MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGI GIZI

TUGAS 2

Jelaskan tentang 5 Level Prevention by Leavel and Clark dan berikan contoh pencegahan
penyakit pada masing-masing level

JAWAB

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)


Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Contoh Pencegahannya:
Fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia, masyarakat seringkali malas
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti halnya mencuci tangan
menggunakan sabun dengan air yang mengalir atau hand sanitizer sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas. Health promotion dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan
mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan adanya kasus wabah
Covid-19 ini masyarakat harus diberikan informasi mengenai cara mencuci tangan yang
benar dengan meggunakan sabun dan air yang mengalir atau menggunakan hand
sanitizer. Selain upaya agar masyarakat mau mencuci tangan, masyarakat juga harus
dimampukan agar perilaku mencuci tanganya dapat dijalankan, dengan cara diberikan
fasilitas tempat mencuci tangan di Sekolah, Rumah Sakit dan Gedung Perkantoran serta
tersedia sabun dan hand sanitizer sehingga masyarakat mau untuk mencuci tangan. Health
Promotion yang lain dengan adanya wabah Covid-19 di Indonesia, masyarakat Indonesia
menjadi sadar untuk menggunakan masker dimana fungsinya agar terhindar dari virus
Covid-19.
2. Spesifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau
kelompok yang berisiko terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan ini dimaksudkan
agar kelompok yang berisiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang
mengincarnya.
Contoh Pencegahannya:
Wabah Covid-19 dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tetapi kelompok yang
paling berisiko dari persebaran Covid-19 adalah para tenaga kesehatan, dimana tenaga
kesehatan bekerja sebagai garda terdepan dalam penanganan virus Covid-19. Bentuk
proteksi khusus kepada tenaga kesehatan adalah dengan menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD), APD digunakan ketika tenaga kesehatan sedang menangani pasien positif
korona. Selain APD, bentuk perlindungan khusus kepada kelompok yang beresiko dapat
berupa vaksinasi. Vaksinasi COVID-19 dilakukan untuk memberikan antigen pada tubuh
agar dapat merangsang pembentukan imunitas atau antibodi. Dengan begitu, tubuh
menjadi lebih kebal terhadap serangan virus korona.

3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat
Dan Tepat)
Diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat merupakan langkah pertama
ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya merupakan orang-orang yang
telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera di identifikasi dan secepatnya
pula diberikan pengobatan yang tepat. Perlu diketahui bahwa faktor yang membuat
seseorang dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya bukan hanya dipengaruhi oleh
jenis obat yang diminum dan kemampuan tenaga medisnya, tetapi juga dipengaruhi oleh
kapan pengobatan itu diberikan. Semakin cepat pengobatan diberikan kepada penderita,
maka semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh.
Contoh Pencegahannya:
Penularan virus Covid-19 ini sangat cepat, maka semakin cepat diagnosis dan
pengobatan yang diberikan maka semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh
sehingga dapat mengurangi biaya pengobatan dan dapat mencegah dari kematian. Gejala
umum dari penyakit korona yang disebabkan oleh virus Covid-19 pada umumnya yaitu
demam, flu, batuk, dan sesak napas, maka apabila kita telah memiliki gejala tersebut
segera periksakan kepada pelayanan kesehatan terdekat, akan tetapi banyak kasus orang
yang sudah positif terkena Covid-19 tidak menyebabkan atau menunjukan adanya gejala
klinik yang jelas atau Asimtomatik Carrier. Penyakit korona memiliki faktor resiko
terutama untuk orang yang telah bepergian dari negara yang terdampak, atau kontak
langsung dengan orang yang positif korona, maka diperlukan adanya pemeriksaan
laboratorium lebih lanjut atau dikenal dengan Rapid Tes untuk memeriksa kemungkinan
bahwa seseorang terinfeksi dan berpotensi menyebarkan virus ataupun tidak.

4. Disability Limitation (Pembatasan Cacat)


Pembatasan Kecacatan adalah membatasi agar orang yang sudah sakit tidak semakin
parah (cacat) atau bahkan mengakibatkan kematian. Pembahasan kecacatan di sini, yaitu
membiarkan penyakit menyerang dan membuat sakit pasien lebih parah, baru kemudian
diambil tindakan.
Contoh Pencegahannya:
Masa Inkubasi atau masa masuknya virus korona ke dalam tubuh seseorang sampai
dengan menimbulkan gejala berlangsung selama 2-14 hari. Setelah itu virus akan
menyerang sistem saluran pernapasan atas atau (ISPA). Selanjutnya, virus akan bergerak
kebawah menyebabkan faringitis, laringitis, dan bronkitis. Virus korona terus bergerak
kebawah secara progresif menuju saluran pernapasan bawah dan menyebabkan
pneumonia atau radang paru-paru. Saat terjadi pneumonia, asupan oksigen berkurang dan
mengakibatkan kegagalan pernapasan. Kegagalan pernapasan tubuh mengalami disfungsi
organ sehingga menyebabkan dapat kematian. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang
yang sudah positif terkena virus Covid-19 adalah dengan dikarantina. Orang yang positif
korona harus dikarantina di Rumah sakit yang dirujuk sebagai rumah sakit Covid-19.
Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara meningkatkan sistem imunitas dirinya seperti
mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan minum
rampah-rempah. Selain pembatasan kecacatan pada orang yang sakit, perlu adanya
pembatasan juga dari orang yang sehat, agar orang yang sehat tidak terpapar dengan
orang yang positif korona. Dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas di dalam
rumah atau Social Distancing. Hal ini berfungsi untuk menekan persebaran virus korona
dimasyarakat.

5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok
masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih
dari sakit sehingga dapat beraktivitas dengan normal kembali. Rehabilitasi juga diartikan
sebagai perbaikan anggota tubuh yang cacat atau mengalami kesakitan terhadap individu,
supaya menjadi manusia yang berguna, dan memiliki tempat dalam masyarakat.
Contoh Pencegahannya:
Rehabilitasi yang harus dilakukan setidaknya meliputi tiga aspek:
 Pertama yaitu pemulihan fisiknya. Seseorang yang sudah positif terkena penyakit
korona, harus benar-benar sembuh dan tidak terkena kembali virus Covid-19.
 Kedua yaitu pemulihan mentalnya. Seseorang yang sudah terkena penyakit korona
harus dikuatkan mentalnya, agar kembali bersemangat menjalani aktivitasnya sehari-
hari secara produktif.
 Ketiga adalah pemulihan status sosialnya. Seseorang yang sudah terkena penyakit
korona harus diterima kembali di lingkungan masyarakat jangan sampai ada
pengasingan atau pengucilan terhadap orang-orang yang sudah terkena penyakit
korona dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai