Anda di halaman 1dari 6

Nama : Safarena Salsabella

Norek : 1503617011
Tempat tinggal di kelurahan Pancoran dan kecamatan Pancoran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN


MASYARAKAT TERKAIT COVID 19.

1. Gambaran Umum Derajat Kesehatan Masyarakat (DKM)


Derajat kesehatan masyarakat dimaksud adalah meningkatnya umur harapan
hidup, menurunnya angka kematian bayi, ibu dan anak, menurunnya angka kesakitan
maupun angka kecacatan dan ketergantungan serta meningkatnya status gizi
masyarakat.(Beaglehola,2003). Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang
untuk dapat hidup produktif. Spectrum sehat paling minimal adalah bebas dari
penyakit.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat komplek yang saling
berkaitan dengan masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Pemecahan masalah
kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi harus
dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya

2. Perilaku Masyarakat
Menurut Notoatmodjo, (2007) perilaku kesehatan merupakan respon
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
seseorang terhadap sakit atau penyakit adalah cara manusia merespon baik secara
pasif (mengetahui, bersikap dan, mempersepsi tentang suatu stimulus Rangsang
Proses Stimulus Reaksi Tingkah laku (terbuka) Sikap (tertutup) penyakit yang ada
pada (dirinya dan diluar dirinya) maupun secara aktif (praktik) yang dilakukan
sehubungan dengan penyakit tersebut.
Perilaku kesehatan di bidang kesehatan menurut Azwar (2005) dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu:
a) Latar belakang seseorang yang meliputi norma – norma yang ada, kebiasaan,
nilai budaya dan keadaan sosial ekonomi yang berlaku dalam masyarakat,
b) Kepercayaan dalam bidang kesehatan, perilaku seseorang sangat dipengaruhi
oleh kepercayaan orang tersebut terhadap kesehatan. Kepercayaan yang
dimaksud meliputi manfaat yang akan didapat, hambatan yang ada, kerugian dan
kepercayaan bahwa seseorang dapat terserang penyakit,
c) Sarana tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
d) Cetusan seseorang yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang baik dan
bertempat tinggal dekat dengan sarana kesehatan, bisa saja belum pernah
memanfaatkan sarana kesahatan tersebut. Suatu ketika orang tersebut terpaksa
minta bantuan dokter karena mengalami perdarahan ketika melahirkan bayi
kejadiaan itu dapat memperkuat perilaku orang tersebut untuk memanfaatkan
sarana kesehatan yang sudah ada.
Dalam lingkungan saya, perilaku masyarakat dalam menaggapi covid-19 adalah
dengan menjaga jarak antar sesama terlebih dahulu. Melakukan social distancing,
agar mencegah tersebarnya virus covid-19 ini. Juga masyarakat membuat tempat
cuci tangan untuk umum, suapa masyarakat sekitar dapat mencuci tangan, jika habis
berbelanja ataupun lainnya.

3. Ginetik pada Masyarakat


Faktanya, para peneliti telah mulai meneliti bagaimana faktor genetik bisa
membuat seseorang yang terinfeksi virus corona lebih berisiko terkena penyakit
parah atau kematian. "Kami tahu banyak tentang penyakit ini, tapi ada juga jumlah
yang luar biasa yang tidak kami ketahui dan terus pelajari," kata Luke Jeffrey
Jahre, ahli penyakit menular dari Jaringan Kesehatan Universitas St. Luke Jeffrey
Jahre. 
Masyarakat tidak lengah lantaran faktor gen yang dianggap kuat menjaga
tubuh dari Covid-19. Sebaliknya dalam melawan virus corona, masyarakat
senantiasa melakukan gaya hidup sehat. Adapun, beberapa gaya hidup sehat yang
dimaksud ialah mengonsumsi makanan matang, sehat dan bergizi, istirahat cukup,
mengonsumsi vitamin jika diperlukan, mengontrol stres, dan selalu mencuci tangan .
“Entah genetik apapun kalau kita hidup sehat, imunitas tubuh tinggi dan virus bisa
diatasi,” tutur Syahrizal Syarif.

4. Kesehatan Lingkungan
Masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya lingkungan yang baik jika ingin
menciptakan komunitas yang sehat dan bahagia. Apabila mereka mampu menjaga
lingkungan dengan baik secara tanggung jawab, munculnya banyak penyakit, yang
umumnya dikarenakan adanya lingkungan kotor, dapat dihindari. Kesehatan
lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh
positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang optimum pula.
Pada lingkungan rumah saya, terdapat komunitas yang keliling menemprot
rumah masyarakat menggunakan anti bakteri/kuman dalam rangka menghindari
covid-19, setiap 1 minggu 3 kali.

5. Pelayanan Kesehatan
Menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Ada beberapa pelayanan kesehatan pada daerah ini, dari mulai puskesmas
sampai rumah sakit. Untuk penyakit riangan dan tidak ada kaitannya denga covid 19,
biasanya masyarakat pergi ke puskesmas. Tetapi jika sudah terjangkit, atau terdapat
tanda-tanda, dapat langsung dilarikan kerumah sakit.

6. Pendapat anda terkait faktor2 lain, misalnya social, ekonomi dan


budaya
Pandemi Covid-19 di Indonesia memiliki dampak multi sektor, dari kesehatan,
pendidikan, sosial, ekonomi, hingga aktivitas beribadah di masyarakat. Dampak pada
sektor-sektor tersebut kian hari mulai dirasakan masyarakat. Ini tersebab menyangkut
persoalan kesejahteraan sosial masyarakat. Jika kesejahteraan masyarakat diabaikan,
dikuatirkan akan memicu kerentanan sosial yang masif di masyarakat. Ini tentu semakin
membuat situasi dan kondisi di Indonesia bisa seperti benang kusut. Menyelesaikan satu
masalah, muncul masalah lain. Kerentanan sosial membuat produktivitas menurun, mata
pencarian terganggu, dan munculnya gangguan kecemasan sosial di masyarakat (seperti
kepanikan).
Dampak kerentanan sosial dapat membuat masyarakat melakukan tiga tindakan
yang saling terkait, yaitu tindakan apatis, tindakan irasional, dan tindakan kriminal. Hal ini
bisa kita lihat pada fenomena masyarakat yang terjadi saat ini. Sehingga apa yang terjadi
pada masyarakat merupakan kulminasi dari kerentanan sosial yang kini sedang dihadapi
oleh masyarakat. Pertama, tindakan apatis. Pada tindakan apatis bisa kita lihat pada
tindakan masyarakat yang tidak peduli dengan instruksi pemerintah untuk physical
distancing  dan tidak pulang ke kampung halamannya (mudik). Nyatanya masih banyak
masyarakat yang bisa kita lihat melakukan kegiatan kumpul-kumpul dan kegiatan
kerumunan lainnya. Selain itu saat ini banyak masyarakat yang memilih kembali ke
kampung halamannya. Tindakan pulang kampung masyarakat ini rupanya justru
meningkatkan jumlah kasus Covid-19.
Kedua, tindakan irasional. Pada tindakan irasional tidak sedikit masyarakat
meyakini berbagai bahan obat dan metode pencegahan agar tidak terkena Covid-19
sekalipun belum ada bukti penelitian ilmiahnya. Misalnya saja ada masyarakat yang
meyakini bahwa metode berbaring untuk berjemur di atas rel kereta api dapat membantu
mencegah penularan Covid-19. Tindakan irasional lainnya, yaitu panic buying. Panic
buying menjadi respon masyarakat untuk tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan sehari – harinya, dan ini justru malah membuat berbagai harga kebutuhan
melonjak tinggi dan menjadi langkah karena adanya penimbunan ilegal.
Ketiga, tindakan kriminal. Hal yang paling dikuatirkan dari kerentanan sosial atas
pandemi Covid-19 adalah tindakan kriminal yang dilakukan oleh oknum masyarakat.
Secara sosiologis, tindakan kriminal merupakan perbuatan yang melanggar hukum serta
merugikan dirinya dan orang lain (korban) yang mengganggu keseimbangan, ketentraman
dan ketertiban di masyarakat. Bentuk tindakan kriminal yang terjadi misalnya saja
pencurian, penjambretan, pencopetan, pemalakan, penjarahan, bahkan
pembunuhan. 
Bukan hanya faktor sosial, ekonomi juga berpengaruh, seperti contoh
pariwisata yang mengalami kelumpuhan sementara, dan para karyawan dari jenis
perusahaan lainnya ikut merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Yang dimana
pekerjaan atau kegiatan yang biasanya dilakukan diluar rumah secara langsung
sekaran terpaksa harus dilakukan di dalam rumah.
7. Saran/kriti/ide anda terkait upaya yng sudah dilakukan
Menerapkan lockdown dalam jangka pendek, terutama di kota-kota yang
paling berat terinfeksi virus Corona. Hal itu menyikapi kian bertambahnya temuan
pasien Covid-19. Lockdown dilakukan sementara untuk membatasi pergerakan
manusia dan menutup arus manusia keluar dan ke dalam sebuah wilayah, namun
dengan tetap menjaga kelancaran arus barang, terutama bahan-bahan pokok.
Lockdown pasti akan berdampak pada ekonomi, tapi keselamatan manusia dan
masyarakat adalah yang utama.
Memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang sangat
terpuruk, kelompok yang paling rentan kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat
krisis Corona ini, antara lain melalui bantuan langsung tunai (BLT) atau program
jaring pengaman sosial lainnya. pemerintah harus mampu menjaga stok dan menjaga
stabilitas harga bahan pokok di pasaran, terutama menjelang datangnya bulan suci
Ramadhan dan Idul Fitri.

8. Apa ide anda utk mengatasi Covid di lingkungan anda


Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan dengan sabun dan air atau
cairan berbasis alkohol. Pertahankan jarak fisik atau physical distancing. Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus
dapat menempel. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata,
hidung, atau mulut. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.
Tetap di rumah jika merasa tidak sehat. Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan
bernapas, cari bantuan medis dan hubungi mereka terlebih dahulu. Ikuti arahan
otoritas kesehatan setempat. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi
terbaru tentang situasi di daerah. Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan
penyedia layanan kesehatan mengarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat. Ini juga
akan melindungi dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai