Anda di halaman 1dari 2

Diskusi kelompok dari:

1. Masyitoh Aulia (B0419035)


2. Mochammad Ridwan (B0419037)
3. Nuralif Ramzuraso (B0419043)
4. Putri Pradesi (B0419049)
5. Rifqi Amrulah Fatah (B0419052)

Bagaimana respon social masyarakat (perilaku social kesehatan) dalam


menghadapi pandemic wabah COVID 19 saat ini ?

Respon masyarakat dalam menghadapi pandemi covid19 ini, berdasarkan fakta sosial
masih kurang, masif dilakukan. Faktanya di lapangan masih banyaknya masyarakat yg belum
menuruti himbauan pemerintah dengan melindungi dirinya seperti menggunakan masker, dll.
Dapat dilihat dalam lingkungan masyarakat kebijakan lockdown atau social distancing masih
kurang di lakukan karena cukup jelas bahwa sebagian dari masyarakat memang perlu untuk
bekerja di luar rumah untuk menghidupi keluarganya.

Dari banyaknya kasus yang ada, beberapa sudah ada yang sembuh dan beberapa ada
yang tak tertolong. Perlu kita ketahui bahwa masih ada peningkatan kasus covid 19. Hal ini
tentu masyarakat masih belum memahami apa yang diperintahkan pemerintah, yakni sosial
distancing dan physical distancing. Namun, ada beberapa kemungkinan lain juga. Tidak
sepenuhnya orang yang terjangkit covid 19 tidak memahami bahaya ini. Mereka memahami
dampak dari covid 19. Akan tetapi, diantara dari mereka harus tetap kerja. Bagaimana nasib
keluarganya jika tidak bekerja.

Bagi yang sudah memahami dampak covid 19, mereka berusaha menjaga kesehatan
dan mejaga diri dari pademik wabah Covid 19 dengan melakukan kegiatan kecil yang di
terapkan dalam sehari hari seperti menggunakan masker, rajin cuci tangan, dan membeli alat2
kesehatan lainnya. Masyarakat juga menerapkan kebijakan yang dianjurkan pemerintah
seperti penyemprotan disinfektan di lingkungan rumah dan tempat umum untuk menjaga dan
menghindari penularan dari wabah tersebut.

Sebagian masyarakat bisa menaati apa yang di perintahkan untuk meminimalisir


penyebaran virus, adapula masyarakat yang belum menerima dan masih bersikap santai
dalam menanggapi virus ini dan ini sangat meresahkan masyarakat lainnya. Disisi lain respon
masyarakat terhadap COVID-19 ini dirasa kurang baik, masih banyak masyarakat yang tidak
mengindahkan aturan social distancing dari pemerintah, larangan untuk tidak berkerumunan
atau berkumpul disuatu tempat yang bisa menularkan virus itu sendiri. Padahal fungsi social
distancing itu sendiri untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Ahli tenaga medis yang menangani COVID-19 ini pun juga kurang diperhatikan,
padahal mereka berhadapan langsung dengan virus corona, kurangnya APD yang memadai
saat bertugas sangat membahayakan nyawanya sendiri, meskipun banyak berita menyebutkan
bantuan APD, banyak pula bantuan tersebut yang disalahgunakan oleh oknum tertentu.
Masyarakat egois dalam menghadapi pandemik ini, berusaha memenuhi kebutuhannya
sendiri tanpa memikirkan orang lain, seperti menimbun masker,handsanitizer dan kebutuhan
pangan lainnya tanpa memikirkan orang lain.

Kurangnya edukasi tentang pandemik COVID-19 kepada masyarakat, hingga


banyaknya penolakan pemakaman jenazah yang terkena virus corona. Karena kurangnya
edukasi dan pemahaman terhadap masyarakat, masyarakat jadi mudah terpengaruh berita di
media sosial yang belum tentu benar, kepanikan massal hanya bisa dilawan dengan informasi.
Media sosial dapat dan harus dimanfaatkan untuk mendukung respons kesehatan masyarakat.
Sebagai contoh, di China selama karantina besar-besaran masyarakat sangat penting untuk
menggunakan media sosial secara bijaksana karena media sosial memberikan kesempatan
untuk mengomunikasikan alasan karantina, memberikan kepastian dan saran praktis untuk
mencegah rumor dan kepanikan.

Anda mungkin juga menyukai