BAB II (Repaired)
BAB II (Repaired)
(pers).1
Pada sejarah pers di Hindia Belanda terdapat penggolongan dalam tiga kategori,
yaitu pers nasional, pers kolonial, dan pers cina. Keadaan pers pada abad ke-19
Bumiputera.
1
Istilah jurnalisme dan pers pada dasarnya memiliki keterkaitan. Jurnalisme
merupakan istilah tentang pekerjaan menulis, mengedit, dan menerbitkan. Sedangkan
pers merupakan usaha percetakan, penerbitan dan penyiaran berita melalui surat
kabar, majalah, radio, dan sebagainya. Lihat Tim Penyusun Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Pusat Bahasa ,2008) hlm.649 dan 1166.
Sebelumnya, pers memunculkan suatu dampak tersendiri bagi semua
golongan. G.H.von Faber menilai positif dari kehadiran pers di Hindia Belanda.
Menurutnya:
“Besides affourding the resident the pleasure of being able to read all
the news, the object of the paper…. Was to publish all the acts of the
general interest,as also the condition of the finance and the employment
of the revenue, in order that each and everyone might be given the
opportunity to study the affairs, of the colony and acquaint himself with
the great changes that had been made in the administration and be
Bagi von Faber, kehadiran pers di Hindia Belanda memberikan ruang kepada
masyarakat untuk dapat membaca semua pemberitaan. Selain itu, pers dapat
pers di Hindia Belanda. Meskipun pada faktanya, kemunculan mesin cetak tidak
berkaitan secara langsung dengan definisi pers secara komunikasi. Namun dengan
masuknya pengaruh mesin cetak ada keterkaitan secara erat dengan tujuan
2
von Faber, A Short History of Journalism in The Dutch East Indies (Sourabaya:G.Kolff
&Co.,1930) hlm.21.
memperbanyak jumlah media surat kabar Mayoritas pada alat cetak dikuasai oleh
terjadi pada tahun 1744 hingga 1854. Babak kedua terjadi pada tahun 1854 hingga
Masa tersebut merupakan masa mulainya pers Belanda (pers babak putih)
tahun 1744. Surat kabar tersebut menjadi paradigma bagi kehidupan surat
Lelangan tahun 1776) dan Bataviasche Courant (tahun 1828). Sejak saat
Pada masa ini, ditandai dengan kemunculan kebijakan Politik Etis dari
3
Tuufik Razen, Muhidin M. Dahlan,et al., Seabad Pers Kebangsaan (Jakarta:
IBOEKOE,2008). hlm.x.
yang sebelumnya hanya dipegang oleh pejabat kolonial. Solusi kemudian
hadir
Melalui pers. Pada babak kedua ini, pengusahaan pers tidak hanya
mendominasi.
penguasa. Tidak jarang pada periodesasi ini, kritik sosial serta berbau
komunikasi, antara lain mengubah pola komunikasi tradisional yang berupa oral
memperoleh komunikasi, terlepas dari status golongan sosial apapun. Hal tersebut
juga mengurangi adannya sistem hierarki serta monopolitis golongan. Kaum –kaum
suatu pengaruh bagi cari pandang masyarakat pribumi. Salah satu yang berdampak
besar adalah pesatnya surat kabar pribumi. Dari daftar yang disusun oleh B. Schrieke
107 surat kabar serta majalah yang terbit sekitar tahun 1920. 5 Penggolongan Surat
kabar tersebut digolongkan ke dalam benerapa corak yaitu nasional, liberal, radikal,
dan komunistis. Berdasarkan jumlah tersebut, terdapat surat kabar yang mulai terbit
4
Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme (Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2014). hlm. 131
5
Abdurrachman Surjomihardjo, et al., Beberapa Segi Perkembangan Sejarah
Pers di Indonesia.(Jakarta: Penerbit Kompas.2002).hlm. 94.
Surakarta (sejumlah 7 surat kabar), Semarang (sejumlah 5 surat kabar), Surabaya
bumiputera yang bekerja di penerbitan Eropa, Indo dan tionghoa. 6 Peran penerbitan
Tokoh-tokoh seperti Tirto Adhi Soerjo, Mas Ngabehi Wahidin Soediro Hoesodo,
pergerakan nasional juga ikut dalam pengembangan dunia pers di Hindia Belanda.
Akhir abad ke-19 ditandai dengan simbol api yang akan menyala bagi kaum
lain-lain. Fenomena tersebut kemudian semakin mencolok pada permulaan abad ke-
20. Orientasi melawan penindasan dari bangsa Eropa menjadi senjata utama dalam
Memasuki akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, pengaruh pers dalam
6
Takashi Shiraishi. Zaman bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926
(terjemahan Hilmar Farid). (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,1997) hlm.35.
pergerakan di Hindia Belanda. Pemilik perusahaan pers, baik Eropa maupun
Tionghoa merasa tertarik dengan para jurnalis Bumiputera. Beberapa contoh, seperti
(Yogyakarta), Tirto Adhi Soerjo sebagai editor Pembrita Betawi, serta Raden Mas
Koesoemo Oetojo sebagai editor Pewarta Prijaji 7 . Tjokroaminoto dengan surat kabar
Oetoesan Hindia pada tahun 1912 juga menjadi surat kabar yang diperhitungkan
kekuasaan penuh atas terbitnya surat kabar. Konten atau muatan artikel yang
tulisan-tulisan yang memberikan kritik soal situasi sosial dan ekonomi yang muncul.
Situasi tersebut membuahkan respon yang gila terhadap situasi represif terhadap pers
Bumiputera.
Dalam kesempatan lainnya, pers pada abad ke-20 yang dikelola oleh jurnalis
contohnya, yaitu Medan Prijaji (surat kabar yang dikelola oleh Tirto Adi Soerjo).
Pembawaan surat kabar Medan Prijaji kenyataanya mampu menyita perhatian bagi
kalangan umum. Selain itu, kepemilikan usaha pers yang dikuasai oleh orang
7
Muhidin M.Dahlan, Raditya Iswara. Karya-Karya Lengkap Tirto Adhi
Soerjo: Pers Pergerakan dan Kebangsaan.
Bumiputera (salah satunya Tirto), mampu memberikan pengaruh yang besar. Dari
membawa suara organisasi. Kedudukan pers menjadi lebih penting setelah berdirinya
Gambar.4
Surat Kabar yang berafiliasi dengan organisasi
Sumber :Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia
Relasi yang didapatkannya adalah dengan Ir.HH.van Kol serta van Deventer. Lihat
8
Hindia Belanda. Api dalam pergerakan pers seolah-olah ikut meramaikan dan
menguasai dinamika pers Nasional waktu itu. Boedi Oetomo yang pada permulaan
abad ke-20 menggeliat sebagai organisasi pergerakan yang dibentuk pertama kali
propagandanya. Surat kabar yang memuat propaganda Boedi Oetomo adalah Darmo
Kondho yang terbit di Surakarta.9 Selain itu, Boedi Oetomo juga menggunakan surat
kabar lainnya seperti Boedi-Oetomo (nama yang sama dengan badan organisasi)
Siasat serupa dilakukan oleh Sarekat Islam (SI). Organisasi tersebut memiliki
corong sebagai saluran propaganda yaitu surat kabar. Surat kabar yang digunakan
adalah Sinar Djawa (yang kemudian berubah menjadi Sinar Hindia) serta Oetoesan
Hindia. Pada Sinar Djawa, digunakan untuk memuat informasi tentang pendidikan
maka secara perlahan surat kabar Sinar Djawa mencapai tahap radikal. Mengikatnya
antara Sarekat Islam dengan persoalan sosial politik menjadi jalan perjuangan
Latar belakang SI yang berasal dari pertikaian antara pedagang pribumi dengan
pedagang Tionhoa juga menjadi senjata Sarekat Islam untuk memasukkan ke dalam
membuat arus pers semakin kencang. Siasat tersebut bertahan hingga menjelang akhir
Parindra, Gerindo, serta Muhammadiyah yang juga bergerak melalui penerbitan pers.
munculnya pers pribumi dapat menjadi ancaman bagi penguasa kolonial. Pembahasan
dalam surat kabar tidak jarang mengalami persdelict atau tindak pidana dalam dunia
pers. Tindak pidana tersebut yang membuat beberapa tokoh seperti Tirto Adhi Soerjo,
Douwes Dekker dan beberapa tokoh lainnya menjalani hukuman diasingkan oleh
pemerintah Hindia Belanda. Tidak hanya itu, pers lokal juga mendapat tantangan,
seperti yang dialami oleh Warna Warta yang dipimpin redaksi oleh
Keberadaan pers pribumi semakin masif seiring dengan hadirnya surat kabar
yang berhaluan radikal. Meskipun jumlahnya terbatas, namun tidak mengurangi daya
gencar dari politisasi terhadap masyarakat. Sifat radikal timbul dari surat kabar yang
Pada tahun 1928, jumlah pers pribumi mengalami dinamika yang pelik.
Gambar.2
Ikhtisar surat kabar di Indonesia tahun 1928
Sumber: buku Bebaerapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesi
10
Abdurrachman Surjomihardjo, et al., Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia.
(Jakarta: Penerbit Kompas.2002).hlm. 94.
Pada jumlah tersebut,terdapat perbedaan di antara kota-kota yang mengalami
pengelolaan surat kabar. Belum adanya kesadaran secara keseluruhan dari masyarakat
pribumi yang kala itu masih “tersibukan” dengan budaya kolonial. Masih terbatasnya
pengaruh hindu- budha. Pengaruh ekonomi, sosial politik membuat agama islam
mudah masuk di masyarakat. Agama islam yang telah tertanam kuat bahkan sejak
pada abad ke-15, telah menjadi media politik dengan munculnya berbagai kerajaan
islam di Indonesia. Maka, secara garis besar, islam telah menjadi bagian dari sejarah
Kemajuan islam juga tidak dapat dilepaskan dari apa yang disebut sebagai
yang berpengaruh besar adalah peradaban islam di Timur Tengah. Bidang keilmuan
11
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1992).hlm 110.
yang banyak diadopsi oleh instrumen pendidikan islam di Indonesia yang bertahan
dapat menjadi fakta di masa depan. Dalam sejarah peradaban islam, tidak hanya
bertumpu pada peristiwa, pelaku, waktu, serta tempat. Penyataan tersebut kemudian
dilengkapi dengan latar belakang sejarah kejadian dan dampak di waktu yang akan
a) Berasas Tauhid
Islam berpijak pada asas wahdaniyah atau esa yang mutlak dalam akidah.
Islam merupakan peradaban pertama yang menyerukan bahwa Tuhan itu esa dan
islam menyatakan perang terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai kaidah serta
yang bersekutu selain Tuhan. Maka dalam konteks kolonialisme dinilai sebagai
b) Kosmopolitan
menghilangkan jati diri sebuah bangsa. Hal itu dapat dipelajari dari sejarah
12
Nurhayati,et.al., Muhammadiyah Konsep Wajah Islam Indonesia.
(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2019).hlm.3.
pergerakan nasional yang membentuk sebuah kesatuan untuk melawan politik
kolonial.
pada aspek moral. Ajaran tersebut kemudian menjadi teladan bagi seluruh umat
tersebut terletak pada pandangan antara negara dan religiusitas. Kaum sekuler
politik dan sosial oleh kaum muslim di Nusantara sejak abad ke20.
e) Toleransi
Islam mencoba untuk berbuat baik dengan tidak memandang apa agama dan
13
Proses sekulerisasi dinilai sebagai suatu pengikisan sistematik dari praktik,
nilai, dan keyakinan keagamaan. Lihat Pippa Norris, Ronald Inglehart. Sekularisasi
Ditinjau Kembali : Agama dan Politik di Dunia Dewasa Ini (Terjemahan Zaim
Rofiqi). (Tangerang: Pustaka Alvabet, 2009). Hlm.5.
berdasar pengertian yang sama dan memperlakukan pemeluknya dengan ukuran
yang sejajar. 14
dengan lingkungan intelektual. Hal tersebut didukung oleh faktor tumbuhnya media
islam atas kemajuan peradaban islam pada era sebelumnya. Peradaban islam yang
dimaksud adalah masa Rasulullah SAW, masa khalifah Abu Bakar hingga Ali bin
Abi Thalib, serta pada Dinasti Umayyah hingga Dinasti Bani Abbasiyah.15
Belanda). Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan islam, baik
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah. Meskipun islam telah memperkuat
pengaruhnya dalam waktu yang singkat serta dengan proses damai, namun
penyebaran ajaran murni tidak dapat dilakukan dengan sistem yang sama. Di
14
15
Abrari Syauqi, et,al., Sejarah Peradaban Islam. (Yogyakarta:Aswaja
Pressindo, 2016) hlm.11-60.
beberapa wilayah , islam dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan tradisi-tradisi yang
Portugis dan VOC (Belanda). Dua kekuatan tersebut menjadi faktor penting
Nusantara.17 Selain itu, VOC muncul sebagai pengancam dari barat. Kongsi
16
Harry J. Benda. Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia Pada
Masa Pendudukan Jepang (terjemahan Daniel Dhakidae (Jakarta: Dunia Pustaka
Jaya.1980) hlm. 64.
17
A,K. Pringgodigdo.Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia (Jakarta : Dian
Rakyat,1950) hlm. 16-18.
untuk memperkuat legitimasinya atas negeri koloninya, termasuk di Nusantara
islam ke dalam hal mistis atau takhayul. Adanya situasi tersebut semakin
Pada akhir abad 19, umat islam di Hindia Belanda mencapai titik
gerakan tersebut adalah memajukan umat islam di Hindia Belanda serta ingin
poin utama dalam tujuan gerakan. Kedua bidang tersebut dinilai sebagai suatu
18
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta:
LP3ES). hlm. 12.
hingga ke daerah-daerah. Pemahaman tersebut kemudian dimanfaatkan untuk
setempat yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Piobang, kembali dari ibadah
tersebut kemudian mendapat hambatan dari kaum adat yang masih ingin
Perang Padri. 20
Selain itu, fenomena gerakan modern islam juga tumbuh dari pesantren. 21
19
Christine Dobbin, Islamic Revivalism in a Changin Peasant Economy
Central Sumatra 1784-1847 (London : Curzon,1983) hlm. 131.
20
Perang Padri merupakan konflik yang melibatkan antara kaum adat dengan
kaum revolusioner di Sumatra Barat. Konflik tersebut terjadi pada tahun 1803-1837.
21
Secara terminologis, sebelum proses penyebaran islam, sistem pesantren telah
digunakan secara umum oleh pengajaran agama Hindu. Kemudian setelah
penyebaran islam, diambil alih oleh islam dan menjadi pesantren. Lihat Karel
A.Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah (Jakarta:LP3ES,1994) hlm. 20.
keberadaanya setelah abad ke-16. Jumlah pesantren pun kemudian mencapai
tahap masif. Berdasarkan laporan dari Van den Berg, tahun 1885 terdapat
tahap puncak dalam pergerakan modern, yaitu melalui asosianis atau perkumpulan.
pergerakan kaum islam di abad 20. Panggung politik yang semakin masif di abad
tersebut membuat jalur pergerakan islam ikut terbawa arus. Sarekat Islam yang
semula berfokus pada keresahan di bidang ekonomi dengan nama sebelumnya yaitu
Sarekat Dagang Islam (SDI) kemudian mencapai puncak pada panggung politik.
Adapun poineer yang menjadi tokoh utama adalah kaum terpelajar islam, seperti
lembaga sosial keagamaan islam, hanya berfokus pada pengajaran serta kegiatan
sosial. Namun dengan siring berjalannya waktu, Muhammadiyah juga menjadi wajah
22
Mochtar Effendy, Ensiklopedia Agama dan Filsafat (Palembang : Universitas
Sriwijaya.2001) hlm. 492.
Adanya gerakan tersebut, membutuhkan waktu untuk mendapatkan dukungan
zaman. Pengetahuan yang semakin meluas membutuhkan media atau saluran untuk
pada sebuah media yang dinamakan pers. Hal tersebut juga disebabkan oleh faktor
Pers islam dimulai dari penyebaran ajaran islam di Timur Tengah yang
islam yang semakin progresif menjadi faktor pendukung dalam tumbuhnya pers islam
23
A,K. Pringgodigdo.Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia (Jakarta:…..,19 50)
hlm. 16-18.
24
Verslag Moehammadijah tahun 1923.
masif dengan sendirinya. Maka pers islam menjadi salah satu sejarah pergerakan
menjadi salah satu wilayah progresif islam di masa kolonial. Hal tersebut ditunjang
dengan para ulama setempat yang bepergian haji ke Tanah Suci Mekkah. Tokoh-
tokoh tersebut seperti Syaikh Ahmad Khatib, Syaikh Thaher Djalaluddin, Syaikh
Muhammad Djamil Djambek, Haji Abdul Karim Amrullah, serta Haji Abdullah
Ahmad.25 Ajaran-
ajaran islam yang didapat stelah menunaikan ibadah haji, juga dimuat dalam beberapa
Hadirnya media propaganda islam dari luar, menjadikan suatu inspirasi bagi
milik umat islam di Hindia Belanda. Contoh pers pembaharuan islam tersebut adalah
Majalah Alam Minangkabau, dan majalah Al-Munir. 26 Dalam isi artikelnya, masing-
(terutama yang berkaitan dengan islam) serta persoalan agama lainnya. Propaganda
25
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta:
LP3ES). hlm. 40-46.
Moh.Rosyid, “ Membingkai Sejarah Pers Islam di Tengah Terpaan Era Digital”, At-
26
Jawa. Dengan beragamnya tokoh jurnalis pers bumiputera di Hindia Belanda serta
masifnya organisasi pergerakan islam , mendukung populasi pers islam. Dimulai dari
hadirnya Sarekat Islam yang menggunakan peran surat kabar, seperti Oetoesan
27
Hindia, Hindia Serikat, Pantjaran Warta, serta Sinar Djawa. Keempat surat kabar
menerbitkan Suara Muhammadiyah, Pancaran Amal, Suara Aisyiyah, Adil dan Panji
Muhamadiyah juga menarik dalam sejarah pers islam di Hindia Belanda, seperti
Moeslimin (1915), serta Bintang Islam.28 Beberapa surat kabar tersebut memiliki
melawan Djawi Hisworo dengan umat islam bumiputera. 29 Hal tersebut dikarenakan
27
Lahyanto Nadhie, Media Massa dan Pasar Modal (Jakarta: Media Center,2018) hal.50
28
Ibid, hlm.52
29
Peristiwa tersebut berupa ujaran kebencian yang dilakukan oleh
surat kabar Djawi Hisworo dengan umat islam yang menyebut Nabi
terjadi penghinaan terhadap umat islam di Hindia Belanda. Dari hal tersebut, umat