Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH PENGANTAR PERKULIAHAN

PENELITIAN KUALITATIF
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mengenai:
“Pengamatan Covid-19”

Disusun Oleh :
Ahmasd Nasrulloh
Kelas : D

Dosen pengampu :
Drs. Sahat Saragih, M.Si

Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2020
Kurangnya Kesadaran Masyarakat Dalam Hal Penting Untuk

Memutus Mata Rantai Virus Covid-19

Menurut WHO (World Health Organization), penyakit corona (Covid-19) adalah penyakit
baru yang disebabkan oleh virus corona. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus covid-19 akan
mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan
khusus. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin mengembangkan
penyakit serius. Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan adalah dengan
mencuci tangan atau sering menggunakan alkohol berbasis gosok dan tidak menyentuh wajah
Anda. Virus ini menyebar melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang
terinfeksi batuk atau bersin, jadi penting bagi Anda untuk berlatih etiket pernapasan (misalnya,
dengan batuk pada siku yang tertekuk). Di indonesia sendiri santar dikabarkan tentang isu
lockdown daerah atau karantina wilayah.

Lockdown atau isolasi bukanlah kunci untuk menangani persoalan laju penyebaran Covid-19.
Sekalipun penutupan wilayah dilakukan, jika masyarakat tidak bisa mematuhi aturan tersebut,
virus korona tetap akan menyebar kemana-mana. Kesadaran masyarakat, menurut dia, menjadi
kunci utama dalam upaya memutus rantai penyebaran penyakit menular mematikan itu. Apapun
konsep yang dilakukan, entah itu lockdown, social distancing atau apa pun lainnya, jika
masyarakat tidak bisa disiplin dan punya kesadaran tinggi, itu tidak akan pernah berhasil.

Pemerintah-pemerintah daerah, dalam kondisi seperti ini, juga diminta memiliki


manajemen kelola yang mumpuni dalam mengendalikan masyarakat mereka. Pemerintah daerah
juga harus memiliki strategi yang tegas agar imbauan-imbauan yang dikeluarkan dapat ditaati
oleh masyarakat setempat. Para pejabat desa harus turun langsung dan memberikan pemahaman
kepada masyarakat. Libatkan seluruh perangkat yang ada seperti PKK hingga Karang Taruna.

Pemuka-pemuka agama di berbagai daerah juga diminta untuk menanggapi persoalan


yang ada dengan bijaksana dan turut serta dalam menyosialisasikan arahan pemerintah. Jika
masyarakat disiplin, memiliki kesadaran tinggi, mau melindungi sesama, social distancing pun
mampu untuk menahan laju penyebaran Covid-19.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD


meminta media massa membantu menyadarkan masyarakat bahwa virus corona (Covid-19)
sangat berbahaya. Menurutnya, serangan virus corona datang tiba-tiba dan masif.

"Minta tolong ke media agar diberi kesadaran masyarakat bahwa corona virus ini sangat
berbahaya, serangannya itu sering tiba-tiba dan masif gitu," kata Mahfud melalui video
teleconference dengan Media, Senin (23/3) malam.

Oleh karena itu, Mahfud mengatakan pemerintah telah meminta masyarakat untuk tidak
melakukan aktivitas di luar rumah. Ia menyebut pemerintah juga telah melibatkan aparat TNI
dan Polri untuk membubarkan masyarakat yang masih 'bandel' berkumpul di luar rumah.Saat ini
kita sedang diuji, sejauh mana kepekaan dan kepeduluan kita terhadap masyarakat yang ada di
sekitar kita. Banyak masyarkat sampai sekarang pun masih menyepelehkan virus corona atau
Covid-19. Faktor-faktor ini yang menyebabkan masyarakat tidak peduli atau menyepelekan akan
bahayanya virus tersebut:

1. Karena tidak tau atau kurangnya wawasan.

Kurangnya wawasan, baikdari sisi penularannya dan bahayanya virus corona bagi
dirinya dan bagi masyarakat sekitarnya, masyarakat seolah olah menganggap sedang
tidak terjadi apa apa, sehingga himbauan saran atau peringatan dari pemerintah karena
ketidaktauannya maka banyak masyarkat mengabaikan sehingga ia tdk ada ikhtiar agar
tidak terjangkit virus corona.

Disinilah peran kita sebagai masyarakat yang masih memiliki kepedulian dan rasa
kemanusiaan untuk berjuang, berkiprah membantu pemerintah dengan cara memberikan
pengetahuan, wawasan dan pemahaman pada masyarakat yang tidak mengetahui
bagaimana penyebaran dan bahayanya virus corona atau Covid-19 bagi keselamatan
jiwanya, keluarga dan masyarakat sekitar.

2. Adanya pemahaman (pola pikir) yang berbeda.

Banyak seseorang berkata atau berpendapat tidak takut oleh virus corona karena
mereka hanya takut pada allah atau merasa bodoamat, tidak peduli. sombong atau angkuh
sikap demikianlah yang sehingga mereka tidak mau berikhtiar dengan cara mengikuti
progam pemerintah. Manusia diwajibkan untuk berikhtiar terlebihnya lagi apabila ia
tertular virus dan menularkan lagi kepada orang lain jelas sudah sangat merugikan orang
lain.

Mereka yang mengabaikan Fatma MUI yang mengatur bagaimana seorang


muslim harus bersikap atau bertindak menghadapi kondisi saat ini. Ketika kita tidak
mampu dan atau tidak mungkin mengingatkannya maka disinilah kewajiban pemerintah
untuk mengingatkan dan bila perlu memberi tindakan, Karena kalau dibiarkan akibat dari
perbuatannya itu, dapat menimbulkan dampak yang akan sangat merugikan orang lain,
bahkan masyarakat sekitar. Sehingga dalam kondisi sepertu ini harus ada ketegasan dari
pemerintah (pihak berwenang) sangatlah berdasar dan harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai