Anda di halaman 1dari 2

Penyebab Trauma

a. Faktor internal (psikologis)

Secara sederhana, trauma dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat

ketidakmampuan seseorang mengatasi persoalan hidup yang harus dijalaninya,

sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Berikut ini penyebab

yang mendasari timbulnya trauma pada diri seseorang:

1) Kepribadian yang lemah dan kurangnya percaya diri sehingga menyebabkan

yang bersangkutan merasa rendah diri.

2) Terjadi konflik sosial budaya akibat adanya norma yang berbeda antara

dirinya dengan lingkungan masyarakat.

b. Faktor eksternal (fisik)

Adapun faktor eksternal tersebut, ialah:

1) Faktor orang tua dalam bersosialisasi dalam kehidupan keluarga, terjadinya

penganiayaan yang menjadikan luka atau trauma fisik

2) Kejahatan atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang

mengakibatkan trauma fisik dalam bentuk luka pada badan dan organ pada

tubuh korban

Dampak Trauma

Salah satu dampak trauma pada individu, terutama an ak-anak, terletak pada kemampuan individu
untuk membentuk hubungan interpersonal yan g positif dan bermakna.Tokoh pengasuh atau
orangtua merupakan jendela bagi anak untuk mem andang dunia sebagai hal yang aman ataupun
berbahaya. Anak yang mengalami kejadian tra umatis berupa kekerasan oleh tokoh pengasuh akan
memandang dunia sebagai tempat yang b erbahaya. Oleh karena itu, anak yang memiliki
pengalaman traumatis cenderung bersikap cu riga pada orang-orang di sekitar mereka dan
mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan so sial ataupun romantis. Selain dampak pada
kognisi, kejadian traumatis juga memiliki dampak terhadap fisiologi individu.Ketika berhadapan
dengan situasi yang meng ingatkan mereka pada kejadian traumatis, individu dapat menunjukkan
nafas yang tidak teratur , detak jantung berlebih, ataupun mengalami dampak psikosomatis seperti
sakit perut dan kepala (Kolk, Roth, Pelcovitz, & Mandel, 1993). Anak dengan sejarah kejadian trauma
yang kompleks d apat dengan mudah terpancing dan mengeluarkan reaksi berlebih akan stimulus-
stim ulus yang umumnya tidak berbahaya. Anak tersebut juga akan mengalami kesulitan dalam
mengen dalikan emosinya (misal sulit amenenangkan diri ketika marah) dan seringkali berti ndak
secara impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya. Oleh karena itu, anak yang mengalam i trauma
dapat berperilaku secara tidak L terduga dan ekstrem.Ia dapat bersikap agresif atau malah bersikap
kaku dan penurut secara tidak wajar(American Psychiatric Association,2013).
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa anak yang hid up dalam lingkungan traumatis, seperti
orangtua yang abusive, dan secara terus menerus berhadapan dengan stres akan mengalami
gangguan dalam perkembangannya. Daya taha n tubuh, sistem otak, dan jaringan saraf pada anak
tidak akan berkembang sempurna keti ka ia beranjak dewasa.( Kaplan, Harold Sadock, Benjamin, &
Grebb, 1997

Anda mungkin juga menyukai