kehidupannya
PENDAHULUAN
secara
normal.
Saat
tersebut
masih
nonmaterial
terus
dilakukan
guna
namun
juga
(psikis)
yang
kerugian
dapat
psikis
atau
mental
para
korban
Berbagai
dapat
mengakibatkan
ketidakseimbangan
psikologis
dikaji
mengganggu
kondisi
dapat
yang
dari teori
perkembangan
psikis
Maslow
meyakini
individu
yang
kebutuhan
fisik
bahwa
dapat
dan
setiap
memenuhi
melupakan
bahkan
menghilangkan
psikologinya
tumbuh
optimal.
dan
berkembang
dengan
Khusus
mengenai
ganguan
terjadi
bencana,
kejiwaan
pengungsian
setelah
belum
bencana
dan
saat
mendukung
ini
para
korban
setelah
telah
banyak
dibicarakan
dasar
maupun
kebutuhan
untuk
bersama
bencana.
Tengah
(2008),
dinyatakan
bahwa
korban
bencana
seringkali
secara
masyarakat
Dalam
mempunyai
Laporan
Badan
pasca
pada
kesehatan
(PTSD).
trauma/bencana
umumnya
dalam
yang
dunia
yang
khas,
sehingga
dapat
mendapatkan
terdeteksi
terdeteksi
segera
karakteristik
dan
dan
dibiarkan
tanpa
maka
dapat
medis
Dengan
kesempatan
naturalnya
Pada
penanganan,
mengakibatkan
komplikasi
umumnya
PTSD
dapat
bermain
berada
diberi
dalam
dunia
sebagai
anak
akan
mengekpresikan
tingkah
secara
bahwa
PTSD
umum
belum
didapati
menjadi
prioritas
penanganan.
merasa
anak
laku,
aman
dan
karena
dalam
melakukan
anak
tidak
(Roan, 2003).
kontrol
diri
serta
merasakan
belajar
kebebasan
untuk
PTSD
dalam
dapat
menyebabkan
berekspresi.
PTSD
baik
laki-laki,
DISORDER)
selain
kejadian
yang
kejadian
suatu
kecemasan,
autonomik,
biasa.
karena
telah
banyaknya
mengalami
labilitas
Roan
sebagai
psikiater
kejadian
beda
Sementara
dalam
dilingkungan
yang
psikis
seseorang
mengatasi
akan
trauma
dalam
traumatik
kejadian
mengakibatkan
sementara
antar
sebagian
lainnya
baru
manusia,
buruknya
hubungan
prestasi
pekerjaan.
bulan
tahun
hidup.
ataupun
beberapa
Diagnosis
PTSD
biasanya
gangguan,
yaitu:
(1)
Gangguan
mengalami
pengalaman
traumatik.
Kriteria
diagnosis
PTSD
meliputi:
(1).
Kenangan
lainnya
sekali;
(2)
Gangguan
kemampuan
yang
tentang
dingin;
mengganggu
atau
ingatan
(5)
Selalu
Berikut
merasa
adalah
lelah
simptom
tersinggung
terkejut.
masalah-masalah
Penderita
curiga
serta
PTSD
mudah
juga
mengalami
(1)
sulit
dan
atau
lambat
kecil
perasaan
dalam
(5)
mudah
selalu
takut
mengingat,
Teringat
sehingga
sering
kembali
pada
kajadian
traumatis
hanya
dengan
melihat,mencium,atau
mendengar
terjadinya
dan
putus
asa
antara
lain
bencana
(2)
mudah
yang
cedera,
merasakan
ancaman
lain
tidak
akan
penderitaannya
(5)
dapat
mengerti
perasaan
takut
kehilangan
anggota
keluarga,
korban
bencana
akan
mengalami
meningkatnya
masalah
SEBELUM
SESUDAH
BENCANA
BENCANA
BENCANA
ADAPTASI
rutin
tidak
- anxiety,
_ Bertujuan
menentu
- flashbacks,
_Dapat
dibagi
direncanakan bertujuan
Beberapa
menjadi
faktor
beberapa
risiko
kategori.
Tidak - recurrent
_Sepertinya
tidak
jenis
direncanakan
kelamin,
umur,
pengalaman
- Nightmarer
- avoidance
dapat
of reminders
of the event
status
PENANGANAN PTSD
kesehatan
jiwa
Ada
sebelum
pengobatan
penderita
dua
yang
PTSD,
macam
dapat
yaitu
terapi
dilakukan
dengan
menggunakan
farmakoterapi
dan
stopping,
yaitu
belajar
bagaimana
Dalam
cognitive
terapis
management,
exposure
cognitive
therapy
Pada
therapy,
anxiety
membantu
mengganggu
untuk
therapy,
emosi
dan
merubah
kegiatan
sehari-hari klien.
korban
kecemasan
dan
perlahan
lebih
secara
-lahan,
sistematis
santai
dan
Misalnya seorang
kejahatan
realistik
untuk
mungkin
membantu
(Anonim, 2005b).
therapy
para
terapis
membantu
mengingatkan
pada
trauma
dan
merasa
dengan
(Anonim, 2005b).
untuk
mengulang
nyaman
dalam
pengalaman
berproses
traumatiknya
cerita
serupa
dihindari
menyebabkan
menceritakan
situasi
karena
disertai
penyadaran
yang
(misalnya
korban
tentang
pengalaman
membuktikan
berbagi
lagi
mampu memperbaiki
kondisi
jiwa
penderita. Den
gan
berbagi,
bisa
beban
pikiran
dan
berbahaya
dan
dapat
diatasi
(Anonim, 2005b).
Selain
teknik-teknik
yang
bahwa
bencana
cerita
memperingan
terapi
mengenai
saling
trauma,
yang biasa
penanganan
PTSD.
Terapi
orang
lain.
Kondisi
ini
memicu
dengan
memakai
PTSD.
Terapis
Konselor
ahli
pentingnya
mempertimbangkan
penderita
PTSD
(dan
untuk
pelaksanaan
PTSD.
media
Walaupun
masalah.
terapi
alat-alat
Terapi
menggunakan
bermain.
Setiap
mem-
dapat
(Sukmaningrum, 2001).
ditempuh
seseorang
mengatasi
adalah
mengenali
B. Konsep Dasar
Landert
(1991)
menyatakan
humanis,
PLAY THERAPY
A. Definisi
Bermain
digunakan
sebagai
directive,
dan
eclectic.
(therapist-centered
untuk
therapy
orang-orang
merupakan
dewasa.
suatu
Play
teknik
bersifat
approach),
behavioristik.
Terdapat
ini, yaitu :
untuk
dan
mengungkapkan
dewasa
sumber
secara
semua
oleh
menggunakan
klien
sendiri)
maupun
oleh
teman-teman,
orang-orang
disekitar klien)
2) Sintesis
tidak
: Menghubungkan dan
Mengidentifikasi
Dalam pendekatan ini, anak
4) Prognosa :
Antisipasi
diberi
apakah
diri
seoptimal
Membantu
memberikan
yang
Tahap
ini
umpan
balik.
Selama
untuk
dengan mudah.
mengevaluasi
kesempatan
mengekspresikan
oleh
kecuali
menetap.
masalah
5) Terapi
nasehat
merangkum data
3) Diagnosis :
memberikan
perlu
wajahnya.
dilakukan terus-menerus.
Berdasarkan
pengamatan
sini
tersebut
memahami dirinya.
akhirnya
ia
anak
akan
akhirnya
akan
merasa
lebih
klien
Pendekatan
mengutarakan
pendekatan
sebenarnya
ketergantungan
dan
centered
biasanya
klien
kedua
directive
play
atau
therapy
adalah
child
yang
pada
Child-centered
10
play
therapy
lebih
memfokuskan
masalah
pada
yang
seringkali
anak
muncul.
terapis
daripada
Meskipun
yang
sedang
Ciri-ciri :
Personal
daripada
masalah
Saat ini
daripada
masa lalu
Perasaan
drpd
sepenting
Pengertian
daripada
penjelasan
Penerimaan
daripada
mengoreksi
Arah anak
drpd
anak.
Pendekatan
ini
kemampuan
sikap
tindakannya
serta
dasar
untuk
terapis
Hubungan ini terbentuk selama
dan
mengarahkan
dan
dirinya
penerimaan.
Terapis
pertanyaan
menerima
umumnya
cenderung
mengangkat
pengetahuan,
bermain
untuk
mengekspresikan diri
Terapis
cara
penyelesaiannya
dengan
diminta
bebas
anak
masalahnya.
diri
Klien
mulai
Anak
instruksi terapis
pikiran&tindakan
pernyataan-pernyataan
klien
evaluatif.
11
Selain
itu
menghindari
terapis
bermain
intervensi
seperti
sesuai tujuannya
7. Mengalami
mengendalikan
8. Mengembangkan
untuk
evaluation,
ketika
self-direction,
dan
terapis
self-
dan
memberi solusi.
Tujuan
sendiri
child-centered
play
Pendekatan
mengalami
proses
anak
akan
dalam
menemukan
individu
dengan
untuk
satu
terapi
directive.
Terapis
kegiatan
terapi.
Klien
dapat
rileks
karena
sehingga
positif
tidak
anak
ada
paksaan,
akan
merasa
membutuhkan terapis.
anak
lebih
directive
3. Menjadi
non
terapi
adekuat
adalah
ketiga
demikian
kemampuan
bertanggungjawab
mengevaluasi
perasaan
(serf
C. Teknik-Teknik
directing)
Dan
Prosedur
acceptance)
diantaranya:
12
untuk
memunculkan
menanamkan
simbolik
keterampilan
untuk
memungkinkan
mengeluarkan
anak
kehidupan
menyelesaikan
Bender,
mengungkapkan
bahwa
Negara
mengembangkan
1954
achievement,
play
kompetensi,
esteem.
dengan
6. Electronic techniques
Permainan
menjadi
mengingat
mengembangkan
bahwa
dan
5. Board games
media
dari
nilai-nilai
masalah.
Lauretta
insight,
bahan-bahan
elektronik
alat
dapat
untuk
kemampuan
menyelesaikan
masalah,
mengendalikan
agresi,
Shaw,
1938
meningkatkan
melukis
dan
interpersonal
memunculkan
painting
memproyeksikan
mengekspresikan
fantasi
dapat
dan
dan
asosiasi bebas.
4. Storytelling,
kemampuan
playing,
and
imagery techniques
yang
13
kritis
atau
traumatic
jangka
Agar
pelaksanaan
panjang.
Short
term
play
terapi
sekali.
melalui
komponen
penanganan
dinamis.
Orang
didaktik
tua
keterampilan tentang
dan
mendapat
terhadap
child-centered
yang
lebih
kasus-kasus
traumatic,
intensif
kritis
misalnya
atau
kecelakaan,
Terapi
dukungan
tua
dan
sampai
keterampilan
pola
Pertimbangannya
ini
emosional
memberikan
bagi
orang
mengembangkan
kali
per
adalah
minggu.
karena
ini
play
untuk
therapy
lebih
dalam 2 minggu,
maka dalam 8
pembatasan
waktu
terapi.
Dengan
demikian
terapis
play
terapi
penelitian
tentang
sebagai
mengembangkan
tritmen
terhadap
Model
anak
intensif
yang
lain
adalah
menit.
Model
lainnya
lagi
adalah
14
berresiko
tinggi
yang
dapat
whimpering,
excessive
mengalami
clinging,
gangguan
tidur,
Merapi
dan
perpindahan
yang
adanya
mendadak
1. Merasa
dari
peristiwa
crowded,
sebagai
diyakini
dapat
kondisi
yang
instingtif.
adalah:
dorongan-dorongan
peristiwa
atas
akibat
di
tinggal
tersebut
nightmare
15
mengalami
traumatik,
kembali
seperti
2. Menghindari
yang
mengingatkan
3. Kehilangan
stimulus
trauma
responsifitas
secara
mengalami
umum
gangguan
stress
pasca
4. Meningkatnya rousal
kewaspadaan,
irritabilitas,
seperti
dan
susah tidur
Selanjutnya
Terr
(1991)
yang
mengalami
peristiwa
traumatik, yaitu:
biasanya
akan
perkembangan
terjadi
penghentian
emosional.
(Kaplan,
dkk, 1997).
aspek-aspek
Anak-anak
yang
mengalami
untuk
bawah
sadar
yang
sekolah,
sendirian,
dapat
menolak
gangguan
ditinggal
perilaku,
16
terjaga,
perilaku
ngompol),
regresif
hiperaktif,
konsentrasi,
dan
(misal:
dengan
memberikan
gangguan
fasilitas
bermain.
keluhan-keluhan
alat-alat
Play
dan
therapy
anak
untuk
mengekspresikan
dan
dkk, 1998).
Berdasar
tersebut,
kondisi
maka
perlu
mental
dilakukan
melalui
media
(Landreth, 1991).
therapy
direkomendasikan
sebagai
media
terapi
bermain
karena
secara langsung
traumatik
dilakukan
dunia
dalam
bermain,
pada
feeling
anak
pasca
traumatik
juga
(play
therapy).
innermost
dan
terapi
menggunakan
mengekspresikan
mengeksplorasi
memberikan
dengan
karena
dialami
anak
yang
relasi
interpersonal
yang
Guna
memperoleh
atau
17
penguasaan
dengan
berdaya.
kemampuan
superhuman
diri
dalam
situasi
Bermain pasir
Senjata mainan
Bermain lilin
Penerapan
mengalami
prosedur
gambar-gambar
anak,
yang
anak
permainan
terapuitik,
tahap
pikiran-pikiran
yang
diawali
eksplorasi
atau
anak,
tahap
diri mereka.
Dalam
pasca
dapat
stress
gangguan
mereka
bermain
dalam cerita.
membuat
terapi
potongan-potongan
Menyusun
bumi:
18
TUJUAN
METODE
Ice
Breaking
Mengetahui
gambaran
diri
Mengenal
perasaan
Mengontrol
emosi
Strategi
pemecahan
masalah
Penutup
Menciptakan
keakraban antara
anak
dengan
terapis, dan antar
anak
peserta
terapi
Mengajarkan
kepada peserta
cara
memperkenalkan
diri
Peserta
mengenalkandiri
sendiri
Mengenal
berbagai
jenis
perasaan diri dan
orang lain
- Mengenalkan
situasi-situasi
yang
menumbuhkan
emosi tertentu
- Mengajarkan
anak
cara
mengontrol
perasaan
- Mengajarkan
anak
cara
mengekspresika
n
perasaan
dengan
cara
yang tepat
Mengajarkan anak
cara
memahami
masalah
dan
memikirkan
penyelesaian
Melatih anak agar
dapat
menyimpulkan
pengalaman
yang
telah dilalui dengan
melihat
manfaat
positif yang dapat
diperoleh
Materi-materi
tersebut
Permainan
Bercerita
Menggambar
- Bermain
lilin/malam
- Bercerita
- Diskusi
Menggambar
Bermain lilin
Diskusi
Sandiwara
(bermain
peran)
Diskusi
METODE
WAKTU
45
menit
60
menit
3.
Identifi
kasi
terhada
p
karakter
dan
kecema
san
(menge
nali
perasaa
n)
Bercerita
60
menit
1.Menga
mbar
60
menit
2.
Bermain
lilin
45
menit
4.
Eksplor
asi
perasaa
n
dijadikan
Bercerita
Tanya jawab
SESI
I. Ice
Breakin
g
2.
Asesme
n
(menget
ahui
gambar
an diri)
PROSEDUR
- Perkenalan
yang diawali
oleh terapis
dan
coterapis
19
- Perkenalan
dari peserta
- Perkenalan
dilakukan
dengan
berpasangpasangan
seolah-olah
peserta
A
menjadi
B,
dan
sebaliknya
Terapis
membaca
cerita
Anak
diminta
menambah
cerita sendiri
sesuai
pengalaman
yang pernah
dialami anak
- Anak saling
menyambung
cerita
Terapis
membaca
cerita
Anak
diminta
menambah
cerita sendiri
sesuai
pengalaman
yang pernah
dialami anak
- Anak saling
menyambung
cerita
Anak
menggambar
bebas namun
harus
ada
unsur rumah,
pohon,
dan
orang
Anak
diminta
menceritakan
hasil gambar
Anak
diminta
membuat
bentuk sesuai
peran mereka
dan
orangorang
dekatnya
Anak
diminta
5.
Mengo
ntrol
Emosi
1.
Ceramah
dan tanya
jawab
2.
Bercerita
6.
Strategi
pemeca
han
masalah
Sandiwara
45
menit
45
menit
75
menit
bercerita
tentang apa
yang mereka
buat
Terapis
menjelaskan
contoh-contoh
pentingnya
mengontrol
perasaan dan
dampak yang
terjadi ketika
ekspresi
perasaan tidak
tepat
Anak
diminta
membuat
kelompok dan
masingmasing
kelompok
menggambar
ekspresi
marah, sedih,
takut
Anak
diminta
menceritakan
gambar dan
cara
mengatasi
saat perasaan
yang
digambar
terjadi pada
diri mereka
Anak
diminta
membuat
setting tempat
dengan
menyusun
meja
kursi
dan perabotan
yang
dibutuhkan
Anak
membentuk
kelompok
Anak diminta
membuat
cerita sesuai
tema berupa
pengalaman
yang pernah
dialami
selama gempa
Anak
diminta
memerankan
cerita
yang
telah dibuat
- Diskusi
Penerapan
play
therapy
untuk
Dengan
terapi
bermain
mekanisme
digunakan
anak
mengeksplorasi
koping
yang
lain
serta
kehilangan
dan
SIMPULAN
Penerapan
anak
yang
konseling
memiliki
pada
karkateristik
orang
dewasa,
pemberian
menuntut
layanan
yang
20
Play therapy
kental
perkembangan
bermain.
anak
Selain
sebagai
itu,
masa
penanganan
pada
dimana
masyarakat
orangtua
jarang
korban
mengisi
waktunya
bermain
bersama
mereka
akan
sehingga
sangat
sekitar
lebih
anak,
banyak
kemungkinan
terikat
dengan
untuk
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Meskipun
play
therapy
dengan
adanya
kultur
mengekspresikan
emosi
kegiatan
play
Anonim.
therapy
kultur
yang
kedua
terkait
21
2008.
Laporan
Hasil
Penelitian PTSD di Jawa
Tengah.
Badan
Litbang
Propinsi Jawa Tengah.
,W.,
2003.
Melupakan
Kenangan
Menghapus
Trauma
dalam
Intisari,
Desember, http://www.jagajaga.com/anIjakTerkini. php?
ida= 65234, diakses 4 Mei
2005.
22