pada anak
Nama Kelompok:
Anggun Dewi
Eka Sulistiawati
Maria G. Sarbunan
Ratih Purwatih
Ummi Kultum Umairoh
Definisi Trauma Psikologis
Trauma adalah reaksi fisik dan psikis yang bersifat stress buruk akibat suatu peristiwa,
kejadian atau pengalaman spontanitas atau secara mendadak (tiba-tiba), yang membuat individu
kaget, menakutkan, shock, tidak sadarkan diri yang tidak mudah hilang begitu saja dalam ingatan
manusia. Sebagaimana yang disebutkan The American Psychological Association (2010)
Dari segi kognitif, kenangan akan kejadian traumatis dapat memicu perasaan cemas,
ketakutan berlebih, dan perasaan tertekan (American Psychiatric Association, 2013).Pada anak-
anak gejala trauma dapat berupa kesulitan tidur, perasaan takut ketika harus tidur sendiri, tidak
ingin ditinggal sendirian meskipun untuk waktu singkat, bersikap agresif ketika diajak membahas
masa lalu, dan marah secara tiba-tiba.
Definisi Trauma Psikologis Menurut Para Ahli
Wikan Susanti (2011)
Trauma psikologis adalah jenis kerusakan jiwa terjadi sebagai akibat dari peristiwatraumatik.Ketika
trauma yang mengarah pada gangguan stres pasca trauma, kerusakan mungkinmelibatkan perubahan fisik di
dalam otak dan kimia otak, merusak kemampuan seseorang untukmemadai mengatasi stress.
Trauma psikologis anak didefinisikan sebagai ancaman fisik atau psikologis ataupenyerangan kepada
fisik anak, integritas, rasa diri, keselamatan atau kelangsungan hidup atauuntuk keselamatan fisik orang lain
signifikan terhadap anak.
Trauma emosional dan psikologis adalah hasil dari peristiwa luar biasa stres yangmenghancurkan rasa
aman, membuat anak merasa tidak berdaya dan rentan di dunia yangberbahaya.
Menurut www.detik.com
Trauma psikologis merupakan gangguan pada jiwa yang timbul akibat peristiwa traumatik.Peristiwa
traumatik bisa sekali dialami, bertahan dalam jangka lama, atau berulang-ulang dialamioleh penderita.
Peristiwa tersebut mengalahkan individu untuk mengatasi dan mengintegrasik
Jenis – Jenis Trauma Psikologi
A. Herediter
Bakat genetik dapat menetukan reaksi seorang indidu terhadap situasi.Dapat juga mempengaruhi keadaan fisik dan mental
tertentu.
B. Lingkungan
Jika kita mempertimbangkan kepribadian secara total dan pola yang timbul, maka penting untuk mengenali bagian yang
dimainkan oleh lingkungan. Lingkungan dipengaruhi 3 faktor :
1. Lingkungan anak dipengaruhi oleh setiap gangguan (terutama setiap gangguan neurologis) yang diwariskan secara
genetik (ditransmisikan).
2. Faktor sosial Terdapat hubungan erat antara ganguan emosional serta kehilangan sosial dan budaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa status perkawinan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosial keluarga, perpisahan orangtua,
perceraian, fungsi perkawinan, atau struktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguan psikologis pada anak
3. Faktor psikologis
Ini berhubungan dengan pengalaman yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari Anak mempunyai ikatan
emosional yang kuat dengan orang tuanya akan mampu mengatasi setiap perubahan mendadak dalam rutinitas harian.
Penyebab trauma psikologis secara umum
Secara umum, kondisi trauma yang dialami individu disebabkan oleh berbagai situasi dan
kondisi, di antaranya:
1. Peristiwa atau kejadian alamiah (bencana alam), seperti gempa bumi, tsunami, banjir,
tanah longsor, angin topan, dsb.
2. Pengalaman dikehidupan sosial ini (psiko-sosial), seperti pola asuh yang salah, ketidak
adilan, penyiksaan (secara fisik atau psikis), teror, kekerasan, perang, dsb.
3. Pengalaman langsung atau tidak langsung, seperti melihat sendiri, mengalami sendiri
(langsung) dan pengalaman orang lain (tidak langsung), dsb.
Tanda dan gejala trauma psikologi
Pada anak yang berumur di bawah 5 tahun umumnya sulit untuk mengekspresikan secara
verbal apa yang membuat mereka menjadi stres atau mengatakan mereka sedang stres, namun
terdapat beberapa perilaku yang mencerminkan si anak dalam keadaan stres
Anak yang berada pada rentang usia 6 – 11 tahun umumnya sudah memiliki kemampuan
verbal yang cukup baik sehingga mereka mampu mengekpresikan perasaan dan pikirannya
melalui kata-kata
Pada usia remaja rentang usia 12 – 18 tahun sudah mampu untuk berkomunikasi secara verbal
dengan baik, namun mereka seringkali menjadi tidak komunikatif karena periode remaja
merupakan periode kritis, mereka cenderung ingin bebas dari orang tua dan menyangkal jika
mengalami stres
2. Neurosis
Neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih
bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di
rumah sakit. (Menurut Singgih Dirgagunarsa, 1978) Macam-macam neurosis Jenis-jenis neurosis menurut W.F. Maramis,
1980 sebagai berikut
1. Berapa lama waktu dalam satu hari klien merasakan ketegangan dan rasa ingin cepat
marah.
2. Apakah klien pernah mengalami perasaan panik.
3. Apakah klien pernah mengalami perasaan bersalah yang berkaitan dengan trauma.
4. Tipe aktivitas yang disukai untuk dilakukan.
5. Apasaja sumber –sumber kesenangan dalam hidup klien
6. Bagaimana hubungan yang secara emosional terasa akrab dengan orang lain.
Pengkajian intelektual (Intellectual asessment)
1. Bagaimana cara kelurga dan teman klien menyampaikan tentang prilaku klien yang
menjauh dari mereka
2. Pola komunikasi antara klien dengan keluarga dan teman
3. Apa yang terjadi jika klien kehilangan control terhadap rasa marahnya
4. Bagaimana klien mengontrol kekerasan terhadap sistem keluarganya.
B. Diagnosa Keperawatan
• Ansietas b/d Krisis situasiona
• Koping Defensif b/d Kurangnya system dukungan
• Ketakutan b/d berasal dari dlaam (neurotransmitter)
• Duka cita b/d kematian orang terdekat
• Resiko sindrom pasca trauma b/d bencana
• Sindrom stress akibat perpindahan b/d pindah dari
satu lingkungan ke lingkungan lain
C. Intervensi/ Perencanaan Keperawatan
Domain 9 : Koping/toleransi stress
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber
sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.
Batasan karakteristik:
1. Prilaku : penurunan produktivitas, gelisah, insomia, gerakan irreleven, kontak mata yang buruk,
tampak waspada
2. Affektive : gelisah, ditress, gugup, ketakutan, berfokus pada diri sendiri, menyesal, bingung,
khawatir, senang berlebihan
3. Fisiologis : suara bergetar, tangan tremor, peningkatan keringat, peningkatan ketegangan, wajah
tegang
4. Simpatik : pupil melebar, jantung berdebar-debar, lemah, anorexia, diare
5. Parasimpatik : vertigo, letih, mual, gangguan tidur, penurunan denyut nadi
6. Kognitif : melamun, lupa, cenderung menyalahkan orang lain, gangguan perhatian.
Intervensi ansietas D. Implementasi
Keperawatan
Proses pemberian tindakan keperawatan yang
1) Gunakan pendekatan yang menenangkan sesuai dengan rencana tinndakan yang telah
2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
disusun oleh perawat yang bersangkutan,
3) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
dengan tujuan untuk menunjang proses
4) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
pemulihan individu dari trauma psikologisnya
5) Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
6) Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
7) Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
8) Dengarkan dengan penuh perhatian
9) Identifikasi tingkat kecemasan
10) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
11) Kelola pemberian obat anti cemas
EVALUASI