Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

ROLE PLAY MOTIVASI


Tema : Arti Sebuah Ikhlas The Series

Oleh Kelompok 2

1. Dwi Ari Novita Sari 1814401056


2. MentariAnggeraini U 1814401057
3. PreptiAyu Maharani 1814401058
4. Nurma Sari Hasan 1814401059
5. SelviAndriani 1814401060

POLTEKKES TANJUNG KARANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan skenario role play ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam naskah ini membahas mengenai Motivasi dengan tema “Arti
Sebuah Ikhlas The Series”.
Dalam menyelesaikan naskah ini, banyak tantangan dan hambatan yang kami lalui.
Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan naskah ini.
Akhir kata semoga naskah ini dapat memberikan menfaat bagi kita sekalian.

Bandar Lampung, 6 Oktober 2019


Tema : Arti Sebuah Ikhlas The Series
Tokoh :
1. Perawat Selvi : Selvi Andriani
2. Perawat Dwi : Dwi Ari Novita Sari
3. Pasien : Nurma Sari Hasan
4. Anak pasien yang bungsu : Mentari Anggeraini Usman
5. Ilusi Anak pasien yang sudah meninggal : Prepti Ayu Maharani

Setting :
1. Waktu : Sore Hari
2. Tempat : Rumah Sakit
3. Suasana : Sedih

KASUS :

Setelah kepergian anaknya yang bernama Prepti yang meninggal akibat kanker darah,
kini sang ibu terus terpuruk dalam kesedihan. Hingga akhirnya sang ibu jatuh sakit dan
dibawa ke rumah sakit oleh anaknya yang bungsu yang bernama mentari. Dimana mentari
adalah adik dari prepti yang meninggal satu minggu yang lalu di rumah sakit ini.
Dalam kasus ini perawat akan memberikan sebuah motivasi kepada pasien dan
keluarganya. Motivasi sendiri merupakan
SKENARIO :

Di ruang rawat

Anak pasien : Bu, makan ya? Mentari suapin.


Pasien : (hanya menggeleng)
Anak pasien : Ibu, ibu belum makan dari kemarin. Ibu denger kan kata dokter tadi
kalau ibu harus makan.
Pasien : (Pandangan kosong) Prepti .. Kenapa kamu ninggalin ibu, nak?
Anak Pasien : Bu, ibu harus ikhlasin kepergian kakak. Biarkan dia tenang di surga.
Pasien : (masih dengan pandangan kosong) Prepti .. Kenapa kamu pergi?
Anak Pasien : Bu, ibu sadar, kakak udah gak ada bu.
Pasien : Ibu kangen Prepti.
Anak Pasien : Bu, aku ke ruang perawat bentar ya.

Sang Anak pun pergi menuju ruang perawat untuk meminta bantuan perawat
supaya sang ibu mau makan.

Setelah sang anak pergi meninggalkannya sendiri, tiba-tiba sang pasien


berhalusinasi melihat anaknya yang bernama Prepti.

Prepti : Bu, ibu… ini aku Prepti.


Pasien : Prepti? Anakku, ibu kangen.
Prepti : Prepti kangen bu,
Pasien : (pasien menangis) Prepti …

Sang Pasien menangis kejar, dan sang anak yang bernama Mentari telah
kembali dengan membawa dua orang perawat.

FASE ORIENTASI
Anak Pasien : Ibu, ibu kenapa? Ibu kenapa nangis?
Perawat Selvi : Bu, ibu, ibu kenapa? Apa yang membuat ibu menangis?
Pasien : Saya melihat anak saya ada disini. Anak saya tidak meninggal, anak
saya masih disini.
FASE KERJA
Perawat Dwi : (mendekat dan mengusap tangan pasien) ibu, itu hanya halusinasi ibu
saja. Anak ibu tidak disini bu. Anak ibu sudah tenang di atas sana.
Pasien : Enggak, sus! Saya tadi melihat anak saya. Anak saya belum
meninggal!
Perawat Selvi : Itu karena ibu merindukan anak ibu. Makanya ibu melihat seolah-
olah anak ibu ada disini. Tapi itu hanya ilusi ibu saja. Anak ibu sudah
tenang di atas sana.
Pasien : Tidak, sus! Anak saya masih disini. (pasien kembali menangis)
Anak Pasien : Bu, ibu tenang. Ibu jangan nangis.
Pasien : Ibu, kangen kakakmu nak.
Anak Pasien : Iya bu, mentari tau. Tapi kita harus ikhlaskan kepergian kakak.
Perawat Dwi : Bu, ibu dengankan saya ya bu.
Pasien : (menatap suste Dwi)
Perawat Dwi : Ibu sayang anak ibu?
Pasien : (mengangguk)
Perawat Dwi : Ibu ingin kan anak ibu bahagia di surga?
Pasien : Iya, sus.
Perawat Dwi : Ibu ikhlasin ya anak ibu. Kami tahu Ibu sangat menyayangi prepti.
Tapi ibu harus mencoba mengikhlaskannya. Ibu gak mau kan prepti
sedih?
Perawat Selvi : Iya bu, benar yang dikatakan suster Dwi. Ibu sekarang ikhlasin
kepergian Prepti ya?
Pasien : Iya sus.
Perawat Dwi : Sekarang ibu makan ya?
Pasien : (mengangguk)

Perawat pun menyuapkan makanan kepada pasien. Setelah selesai makan


perawat kembali ke ruangannya.

FASE TERMINASI
Perawat Selvi : Baik bu, kalau begitu kami berdua permisi ya? Kalau ada apa-apa
anak ibu bisa hampiri kami di ruang perawat.
Anak Pasien : Iya sus.
Perawat Dwi : Dik, tolong jaga ibu adik ya? Jangan biarkan ibu adik sedih lagi.
Anak Pasien : Iya sus. Saya akan menjaga ibu saya dengan baik. Saya akan pastikan
ibu saya tidak akan seperti tadi. Saya akan terus berada di samping
ibu saya.
Perawat Dwi : Baik, kami permisi ya?
Anak Pasien : Terima kasih, sus.

Akhirnya kedua perawat tersebut kembali ke ruangan dengan perasaan lega.


Dan sang anak pun merasa tenang karena ibunya bisa menerima apa yang sudah
tejadi.
Dari kisah tersebut, dapat kita simpulkan bahwa motivasi sangatlah penting
dalam asuhan keperawatan. Semoga kita sebagai calon perawat dapat memahami dan
untuk saat ini mari kita mulai belajar bagaimana cara kita memberikan motivasi
kepada pasien kita nanti.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai