Anda di halaman 1dari 10

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Disusun oleh:

1. Nabila Maharani (40901800062)


2. Nadia Amalia S (40901800063)
3. Nadiatul Aulia (40901800064)
4. Nadiffatur Rokhayanti (40901800065)
5. Naelin Faoziyati (40901800066)
6. Naili Zulfah (40901800067)
7. Nihayatul Quswa (40901800068)
8. Nila (40901800069)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada
tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status
kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain
itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
     B. Tujuan Penulisan
 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur
khususnya pada Sdr.Naili di ruang (Ruang Rawat Gabung) RRG di RSU dr. Pirngadi.

 Tujuan Khusus
a.Mampu melakukan pengkajian pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan
tidur
b.Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar
istirahat dan tidur
c.Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada An.S dengan masalah kebutuhan
dasar istirahat dan tidur.
d.Mampu melakukan implementasi pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan
tidur.
e.Mampu melakukan evaluasi pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur
BAB II
ISI

A. Deskripsi pelaksanaan tugas:


Pengertian istirahat dan tidur
istirahat berarti suatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan
gelisah.
Istirahat tidak hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas,
menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun.
Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang
bervariasi,perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal

TAHAPAN TIDUR
DIIDENTIFIKASI MELALUI :
* EEG / Electroencephalogram
untuk aktivitas listrik otak
* EMG/ Electromiogram
pengukuran tonus otot
* EOG/ Electrooculogram
mengukur gerakan mata
* SOMNOGRAFI
Mengkaji kegiatan selama tidur (pergrkan, pernafasan dan kekacauan yang
terjadi)
Penelitian tentang tidur telah menunjukkan bahwa tidur tidak saja merupakan satu
keadaan tidak sadar; tetapi sesungguhnya mengandung 2 jenis tidur yang berbeda:
1. Non-Rem Sleep (NREM): tidur dimana mata tidak bergerak dengan cepat.
2. REM Sleep: Tidur dimana mata bergerak dengan - cepat waktu mimpi

Pasien berumur 20 tahun ,bernama Naili Zulfa jenis kelamin perempuan , agama
Islam,pendidikan kuliah ,datang kerumah sakit pada tanggal 2 April 2019 jam 16.00
WIB . Riwayat kesehatan sekarang sebelumnya Naili mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan ada cedera pada kepalanya keluarga membawa pasien ke ruang
isntalasi gawat darurat pada tangga 2 April 2019 jam 16.00 dengan keluhan kurang
tidur dan susah tidur merasa trauma dengan kecelakaanya sebelumnya , pada malam
hari setelah kecelakaanya Naili hanya bisa tidur kurang lebih 2-3 jam karena masih
cemas dan trauma.Di lakukan nya tindakan di ruang IGD yaitu ketika pasien datang
pertama kali dan langsung di tangani oleh dokter.tujuan dibawa ke IGD adalah agar
pasien mendapatan penanganan dokter terlebih dahulu.Sedangkan tindakan yang
selanjutnya di lakukan di ruang pasien.. Tujuan di bawanya pasien ke ruang pasien
yaitu untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Perawat di ruang pasien akan
melakukan tindakan keperawatan berupa perbaikan pola tidur agar pasien bisa tidur
dengan normal.

B. Setting tempat: Rumah sakit


C. Setting waktu : 2 april, jam 16.00
D. Pembagian peran :
1. Dokter : Nadia Amalia Solekhah
2. Perawat : Nadiffatur Rokhayanti
Nabila Maharani
Naelin Faoziyati
Nila
3. Pasien : Naili Zulfah
4. Keluarga : Nihayatul Quswa
Nadiatul Aulia
E. Dialog :
Prolog
Naili mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ada cedera pada kepalanya keluarga
membawa pasien ke ruang isntalasi gawat darurat pada tangga 2 April 2019 jam 16.00
dengan keluhan kurang tidur dan susah tidur merasa trauma dengan kecelakaanya
sebelumnya

MENUJU RUANG PEMERIKSAAN


Dokter : “Assalamualaikum ibu, ada keluhan apa ya ibu”
Niha : “Ini dok anak saya kemarin habis kecelakaan setelah kecelakaan dia
tidak bisa tidur dok sepertinya masih trauma dan cemas.”
Nadiatul : “Iya dok kaka saya setelah kecelakaan suka melamun dan katanya
tidak bisa tidur.”
Dokter : “Baik bu saya periksa dahulu ya bu anak ibu.”
Niha : “Iya dok.”
Dokter memeriksa pasien dan diketahui diagnosa sebagai berikut
Dokter : “Jadi gini ibu tanda vitalnya normal ya cuma terganggu pada pola
istirahat dan tidurnya.”
Naili : “Apakah saya boleh pulang dok?.”
Dokter : “Untuk sementara dek Naili harus di rawat terlebih dahulu agar
mendapatkan perawatan pola istirahat dan tidur agar dapat tidur dengan
normal kembali.”
Naili : “Baik dok.”
Dokter : “Nanti dek Naili bisa ikut perawat ke ruang pasien ya.”
Nadiatul : “Terimakasih dok.”
Perawat 1 : “Mari bisa ikut saya keruang pasien.”
(perawat mengantar pasien ke ruang pasien)
Perawat 1 : “Ini ruangannya ya nanti sekitar 15 menit saya atau rekan saya akan
kesini lagi untuk memberi perawatan kepada Naili.
15 menit kemudian

Perawat 2 : “Assalamualaikum ibu,dengan ibu siapa bisa sebutkan tempat tanggal


lahir?.”
Pasien : “Waalaikumsalam, saya Naili tempat lahir Pati 2 januari 1999”
Perawat 2 : “Baik, sesuai ya bu. Perkenalkan saya perawat ............. yang berjaga
pada sore hai ini.”
Perawat 3 : “Perkenalkan saya ..... perawat yang berjaga hari ini juga.”
Perawat 2 : “Disini kami akan melakukan pengkajian kualitas tidur dan kuamtitas
tidur adek dengan tujuan untuk mengetahui kualitas tidurnya,
waktunya sekitar 5-10 menit, prosedurnya nanti kami akan memeriksa
apakah ada kecemasan pada ade atau tidak apakah adek bersedia?.”
Pasien : “Iyaa”
(Perawat 3 mengecek adanya perasaan lelah, gelisah dan cemas pada pasien, melihat
apakah ada kehitaman pada sekitar mata)
Perawat 3 : “Berdasarkan apa yang sudah saya amati adek mengalami kelelahan,
dan adek juga gelisah, cemas mungkin karena masih trauma ya dek,
dan disekitar mata terdapat kehitaman karena kurang tidur.”
Pasien : “Iya mba saya masih merasa trauma karena kecelakaan sebelumya
sehingga saya susah tidur.”
Nadiatul : “Bagaimana sus agar kaka saya bisa tidur seperti biasanya.”
Perawat 2 : “Apabila nanti pasien masih merasa cemas nanti saya akan
memberikan oba agar pasien bisa tenang, dan untuk masalah istirahat
dan tidurnya kami minta kerja samanya dengan pihak keluarga untuk
memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur dek naili
sepperti mendengarkan musik, ataupun membaca buku.”
Naili : “Berarti saya boleh mendengarkan musik apapun ya sus.”
Perawat 2 : “Boleh kok dek tapi saran saya musik musik yang membuatma tenang
rileks.”
Naili : “Baik sus.”
Perawat 3 : “Dan dek Naili maupun keluarga juga bisa menciptakan lingkunganya
senyaman mungkin agar pasien dapat tidur dengan nyaman, dan
melakukan persiapan tidur malam seperti tidur jam 21.00-04.00.”
Naili : “Harus dipakakan tidur jam segitu ya sus apakah tidak boleh lebih.”
Perawat 3 : “Boleh asalkan tidurnya memadai kurang lebih adek harus tidur
sekitar 8 jam agar kebutuhan istirahat dan tidurnya terpenuhi.
Naili : “Baik terimkasih sus.”
Nadiatul : “Iya baik sus inshaAllah akan saya usahakan melakukan yang telah
suster anjurkan”
Perawat 2 : “Terimaksih kerjasamanya ya, tindakan kami telah selesai apabila ada
keperluan bisa hubungi ke ruang perawatan, kami pamit terlebih dahulu
Assalamualaikum.”
( pasien dan keluarga melakukan yang telah dianjurkan perawat tadi )
Keesokan harinya tanggal 3 April 2019
perawat 1 : “Assalamualaikum.”
Pasien : “waalaikum salam sus.”
Perawat 4 : “Mohon maaf bisa sebutkan nama dan tanggal lahirnya dek.”
Pasien : “Naili tanggal lahirnya 2 Januari 1999”
Perawat 1 : “Baik benar ya dek. Perkenalkan saya perawat ..... yang bertugas pada
pagi ini.”
Perawat 4 : “Dan saya perawat .... yang bertugas pada pagi ini juga, kami disini
aka mengecek keadaan ibu dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kondisi ibu sudah membaik atau belum, untuk waktunya kurang lebih
10 mnt prosedurnya nanti saya mengecek tanda vital adek, apakah
bersedia?.”
Pasien : “Iya sus saya bersedia.”

(sambil perawat 4 mengecek tanda vitalnya perawat 1 menanyakan beberapa hal


kepada pasien untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak)

Perawat 1 : “Bagaimana keadaannya dek setelah semalam telah dilakukan


pemeriksaan? Apakah sudah membaik, apakah sudah bisa tidur?.”
Pasien : “Belum sepenuhnya membaik sus, saya belum bisa tidur dan masih
merasa trauma.”
Perawat 4 : “Dari hasil pemeriksaan juga adek masih terlihat kurang tidur, masih
cemas dan masih ada lingkaran hitan sekitar mata.”
Niha : “Padahal anak saya sudah melakukan yang diperintahkan perawat
sebelumnya kok hasilnya masih sama ya sus.”
Perawat 1 : “Mungkin karna Naili masih ada trauma dan cemas sehingga Naili
tidak bisa fokus dengan aktivitas membacanya sehingga proses
aktivitasnya sedikit terhalang.”
Perawat 4 : “Iya ibu selain aktivitas membaca juga bisa mendengarkan musik
atupun melakukan aktivitas lain yang ringan.”
Naili : “Iyaa sus mungkin karena masih cemas sehingga saya masih kurang
fokus dengan aktivitas saya.”
Perawat 4 : “Jangan lupa untuk makanan dan obatnya diminum ya dek agar luka
bekas kecelakaanya cepet sembuh.”
Niha : Iya sus terimakasih ya sus
Perawat 1 : “Baik karena pemeriksaan sudah selesai kami pamitan ya bu,
mungkin nanti perawat yang berjaga akan kembali kesini untuk
mengecek luka adek dan memberikan obat kepada adek untuk
mengurangi kecemasan.”
Pasien : ”Iya sus terimkasih banyak.”

(perawat kembali keruangan dan mendokumentasikannya)


Jam 12.00
Perawat kembali untuk membersihkan luka akibat kecelakaan dan memberikan obat
untuk mengurangi kecemasan

Jam 15.00
Perawat 2 : “Assalamualaikum ibu,dengan ibu siapa bisa sebutkan tempat tanggal
lahir?”
Pasien : “Waalaikumsalam, saya Naili tempat lahir Pati 2 januari 1999.”
Perawat 2 : “Baik, sesuai ya bu. Perkenalkan saya perawat ............. yang berjaga
pada sore hai ini.”
Perawat 3 : “Perkenalkan saya ..... perawat yang berjaga hari ini juga.”
Perawat 2 : “Disini kami akan melakukan pengkajian kualitas tidur dan kuamtitas
tidur adek dengan tujuan untuk mengetahui kualitas tidurnya,
waktunya sekitar 5-10 menit, prosedurnya nanti kami akan memeriksa
apakah ada perubahan setelah diberikan obat untuk mengurangi cemas
atau tidak, apakah ibu bersedia?.”
Pasien : “Iyaa saya bersedia.”
(Perawat 3 memeriksa pasien)
Perawat 3 : “Untuk semuanya norma ya, tingkat kecemasanya pun sudah menurun
tinggal pola istirahat dan tidurnya diperbaiki, untuk memperbaikinya
bisa dilakukan aktivitas seperti kemarin yang sudah di sampaikan
perawat sebelumya seperti melakukan aktivitas sebelum tidur.”
Pasien : “Iya sus saya juga sudah merasa mendingan tidak seperti
sebelumnya.”
Perawat 2 : “Untuk tambahanya dari pihak keluarga bisa memonitor waktu makan
dan minum 1 jam sebelum tidur ya, untuk linguannya juga diusahan
tetap berikan senyaman mungkin.”
Nadiatul : “Baik sus akan saya lakukan sesuai yang diperintahkan.”
Perawat 3 : “Terimkasih kerjasamanya ya bu semoga cepet pulih, karena
pemeriksaannya telas selesai kami pamitan ya bu.”
Keluarga : “Terimakasih banyak sus.”

( pasien dan keluarga melakukan yang telah dianjurkan perawat tadi )

Keesokan hainya tanggl 4 April 2019

Dokter : “Gimana mb?,apakah bisa tidur?”


Pasien : “Alhamdulillah saya sudah bisa tidur semalam dok.”
Keluarga : “Dok,apakah hari ini sudah boleh pulang?”
Dokter : “Iya,nanti ditunggu dulu perkembangannya 4-5 jam lagi,kalau sudah
baik boleh pulang hari ini.”
Keluarga : “Baik dok.”

( Setelah 4 jam kemudian perawat datang umtuk menensi pasien )

Perawat : “Nyonya Naili sebelum pulang saya tensi dahulu ya untuk


memastikan kondisi nyonya naili benar-benar stabil.”
Pasien : “Baik sus.”
( Setelah selesai tensi )
Perawat : “Baik nyonya naili sudah boleh pulang dan kondisinya sudah
stabil,semoga lekas sembuh ya mba.”
Pasien dana Keluarga :” Iya sus terima kasih.”
( Pasien dibawa pulang oleh keluarganya )

F. Hasil Evaluasi
Evaluasi di dapat pada hari akhir dan didapat satu masalah keperawatan yang dapat
teratasi dari dua masalah keperawatan yang muncul.Msalah yang dapat teratasi
yaitu,resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan keluarga yang berhubungan
dengan halusinasi pendengaran.

BAB III
PENUTUP
Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Saat memmberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan halusinansi
pendengaran, pasien sangat membutuhkan peran keluarga sebagai sistem
pendukung kesembuhan pasien yang mengerti keadaan dan permasalahan dirinya.
Selain itu perawat atau petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran untuk
memberikan data dan membina kerja sama dalam memberika perawatan pada
pasien, dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa peran serta keluarga
merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan pasien atau klien.
2. Saran
1. Untuk Perawat
Perawata hendaknya mampu membina hubungan saling percaya kepada klien
dengan menggunakan komunikasi terapeutik.
2. Untuk Klien atau Pasien
Klien atau pasien hendaknya sering berlatih dan melakukan ineteraksi sosial
secara bertahap.
3. Untuk Keluarga
Keluarga hendaknya dapat bekerja sama dengan perawat sehingga mendukung
kesembuhan klien atau pasien.
4. Untuk Rumah Sakit
Pihak RS melibatkan keluarga dalam proses perawatan klien dan
meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan jiwa.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemenkes RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang


Kemenkes RI.
Filtness, Ashleigh. J, Mackeinze, Janelle, & Armstrong, Kerry. (2014).
Longitudinal Change in Sleep and Daytime Sleepiness in Postpartum
Women.Plosone. Vol 9. No. 7.
Hawari, D. (2008). Manajemen stres, cemas, & depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Hidayat, A. A., & Ulliyah, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai