Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada
tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status
kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain
itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur
khususnya pada Sdr.Naili di ruang (Ruang Rawat Gabung) RRG di RSU dr. Pirngadi.
Tujuan Khusus
a.Mampu melakukan pengkajian pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan
tidur
b.Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar
istirahat dan tidur
c.Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada An.S dengan masalah kebutuhan
dasar istirahat dan tidur.
d.Mampu melakukan implementasi pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan
tidur.
e.Mampu melakukan evaluasi pada An.S dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur
BAB II
ISI
TAHAPAN TIDUR
DIIDENTIFIKASI MELALUI :
* EEG / Electroencephalogram
untuk aktivitas listrik otak
* EMG/ Electromiogram
pengukuran tonus otot
* EOG/ Electrooculogram
mengukur gerakan mata
* SOMNOGRAFI
Mengkaji kegiatan selama tidur (pergrkan, pernafasan dan kekacauan yang
terjadi)
Penelitian tentang tidur telah menunjukkan bahwa tidur tidak saja merupakan satu
keadaan tidak sadar; tetapi sesungguhnya mengandung 2 jenis tidur yang berbeda:
1. Non-Rem Sleep (NREM): tidur dimana mata tidak bergerak dengan cepat.
2. REM Sleep: Tidur dimana mata bergerak dengan - cepat waktu mimpi
Pasien berumur 20 tahun ,bernama Naili Zulfa jenis kelamin perempuan , agama
Islam,pendidikan kuliah ,datang kerumah sakit pada tanggal 2 April 2019 jam 16.00
WIB . Riwayat kesehatan sekarang sebelumnya Naili mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan ada cedera pada kepalanya keluarga membawa pasien ke ruang
isntalasi gawat darurat pada tangga 2 April 2019 jam 16.00 dengan keluhan kurang
tidur dan susah tidur merasa trauma dengan kecelakaanya sebelumnya , pada malam
hari setelah kecelakaanya Naili hanya bisa tidur kurang lebih 2-3 jam karena masih
cemas dan trauma.Di lakukan nya tindakan di ruang IGD yaitu ketika pasien datang
pertama kali dan langsung di tangani oleh dokter.tujuan dibawa ke IGD adalah agar
pasien mendapatan penanganan dokter terlebih dahulu.Sedangkan tindakan yang
selanjutnya di lakukan di ruang pasien.. Tujuan di bawanya pasien ke ruang pasien
yaitu untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Perawat di ruang pasien akan
melakukan tindakan keperawatan berupa perbaikan pola tidur agar pasien bisa tidur
dengan normal.
Jam 15.00
Perawat 2 : “Assalamualaikum ibu,dengan ibu siapa bisa sebutkan tempat tanggal
lahir?”
Pasien : “Waalaikumsalam, saya Naili tempat lahir Pati 2 januari 1999.”
Perawat 2 : “Baik, sesuai ya bu. Perkenalkan saya perawat ............. yang berjaga
pada sore hai ini.”
Perawat 3 : “Perkenalkan saya ..... perawat yang berjaga hari ini juga.”
Perawat 2 : “Disini kami akan melakukan pengkajian kualitas tidur dan kuamtitas
tidur adek dengan tujuan untuk mengetahui kualitas tidurnya,
waktunya sekitar 5-10 menit, prosedurnya nanti kami akan memeriksa
apakah ada perubahan setelah diberikan obat untuk mengurangi cemas
atau tidak, apakah ibu bersedia?.”
Pasien : “Iyaa saya bersedia.”
(Perawat 3 memeriksa pasien)
Perawat 3 : “Untuk semuanya norma ya, tingkat kecemasanya pun sudah menurun
tinggal pola istirahat dan tidurnya diperbaiki, untuk memperbaikinya
bisa dilakukan aktivitas seperti kemarin yang sudah di sampaikan
perawat sebelumya seperti melakukan aktivitas sebelum tidur.”
Pasien : “Iya sus saya juga sudah merasa mendingan tidak seperti
sebelumnya.”
Perawat 2 : “Untuk tambahanya dari pihak keluarga bisa memonitor waktu makan
dan minum 1 jam sebelum tidur ya, untuk linguannya juga diusahan
tetap berikan senyaman mungkin.”
Nadiatul : “Baik sus akan saya lakukan sesuai yang diperintahkan.”
Perawat 3 : “Terimkasih kerjasamanya ya bu semoga cepet pulih, karena
pemeriksaannya telas selesai kami pamitan ya bu.”
Keluarga : “Terimakasih banyak sus.”
F. Hasil Evaluasi
Evaluasi di dapat pada hari akhir dan didapat satu masalah keperawatan yang dapat
teratasi dari dua masalah keperawatan yang muncul.Msalah yang dapat teratasi
yaitu,resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan keluarga yang berhubungan
dengan halusinasi pendengaran.
BAB III
PENUTUP
Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Saat memmberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan halusinansi
pendengaran, pasien sangat membutuhkan peran keluarga sebagai sistem
pendukung kesembuhan pasien yang mengerti keadaan dan permasalahan dirinya.
Selain itu perawat atau petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran untuk
memberikan data dan membina kerja sama dalam memberika perawatan pada
pasien, dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa peran serta keluarga
merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan pasien atau klien.
2. Saran
1. Untuk Perawat
Perawata hendaknya mampu membina hubungan saling percaya kepada klien
dengan menggunakan komunikasi terapeutik.
2. Untuk Klien atau Pasien
Klien atau pasien hendaknya sering berlatih dan melakukan ineteraksi sosial
secara bertahap.
3. Untuk Keluarga
Keluarga hendaknya dapat bekerja sama dengan perawat sehingga mendukung
kesembuhan klien atau pasien.
4. Untuk Rumah Sakit
Pihak RS melibatkan keluarga dalam proses perawatan klien dan
meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan jiwa.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA