Anda di halaman 1dari 28

Home

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KONDISI PASCA TRAUMA PADA
ANAK
Home

ANGGOTA KELOMPOK 4

Gede Ridho Alfino Iksan Tabah P. M. Halaludin


205140002 205140025 205140035

Sabrina Aisya Fitri Ita Meisita Chut Atzel Guslia P.


205140021 205140022 205140023

Gede Yuliyanti
205140003
Topik 1

DEFINISI BENCANA

Bencana adalah sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau
faktor non- alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
(Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Ps 1).
TOPIK 2

DEFINISI POST TRAUMATIC


STRESS DISORDER (PTSD)

Menurut Kurniati, Trisyani, & Theresia, (2018) Post Traumatic Stress


Disorder (PTSD) adalah bentuk gangguan kecemasan yang
berkembang setelah terpapar dengan kejadian yang mengerikan,
siksaan yang berhubungan dengan ancaman kematian dan
ketidakberdayaan. Pertistiwa yang dapat menyebabkan
munculnya PTSD yakni kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan
personal, pemerkosaan, penjambretan, kecelakaan, bencana alam,
bencana yang dibuat manusia, dan pertempuran militer.
Topik 3

PATOFISIOLOGI
- Post-Traumatic Stress Disorder

PSIKOSOSIAL
Biologis
Pengalaman Hidup
Terjadi Proses Biologis di Mencakup Pengalaman
Otak Yang Dialami

Perubahan fisik KETAKUTAN

Sindrom Pascatrauma

Trauma Bencana Alam


lanjutan

Mempengaruhi SSP & PATOFISIOLOGI Perpisahan Dengan


SSO Orang Tua Uisa Dini

Tindakan pembedahan
Kurangnya Support Sosial
Penurunan Ukuran Amigdala Yang Over Reaktif
Hipokampus
Disfungsi Keluarga
Mengalami Kesulitan Untuk Ketakutan
Belajar Harapan-Harapan Baru
Untuk Berbagai Situasi Yang
Terjadi Selama Trauma Komunikasi Terganggu

Ancaman Ketidakberdayaan

Koping Keluarga Tidak


Keputusasaan Ansietas Efektif

Gangguan hubungan sosial Koping Defensif


Topik 4

GEJALA UTAMA PTSD

Re-experience Phenomena

1.Munculnya kembali perasaan tertekan atau terancam


baik dalam imajinasi, pikiran ataupun persepsi.
2.Munculnya mimpi-mimpi yang menakutkan.
3.Adanya reaksi psikologis yang merupakan simbol/
terkait dengan peristiwa trauma.
4.Adanya reaksi fisik yang merupakan simbol/ terkait
dengan peristiwa trauma.
GEJALA UTAMA PTSD

Avoidance Or Numbing Reaction

1.Menghindari pikiran, perasaan atau


pembicaraan yang berkaitan dengan
peristiwa traumatic.
2.Menghindari kegiatan, tempat atau
orang-orang yang terkait dengan trauma.
3.Ketidakmampuan untuk mengingat
aspek penting dari trauma.
4.Berkurangnya minat atau partisipasi
dalam kegiatan yang terkait.
GEJALA UTAMA PTSD
Symptoms of increased arousal : peningkatan
gejala distress

1.Seseorang biasanya mengalami atau


dihadapkan pada ancaman yang serius
termasuk bencana, kematian, kecelakan
luar biasa, ancaman fisik terhadap diri
maupun orang lain.
Topik 5

FAKTOR RESIKO
Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena stress pasca
trauma yakni sebagai berikut :

Pengalaman Trauma

Menurut Towndsend (2012) pengalaman trauma


merupakan peristiwa khusus yang berkaitan
dengan trauma yang telah terjadi.
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena stress pasca
trauma yakni sebagai berikut :

Demografi

Berdasarkan penelitian Figley (2016)


menyatakan bahwa faktor demografi yang
mempengaruhi kejadian PTSD adalah jenis
kelamin, dan usia.
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena stress pasca
trauma yakni sebagai berikut :

Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang


dipengaruhi oleh orang-orang yang berada
disekitar kita, seperti masyarakat, teman, dan
keluarga.
Topik 6

TEORI PENYEBAB PTSD


Menurut Yosep & Sutini (2016) menyatakan bahwa teori
penyebab PTSD terdiri atas:
A. Psikodinamika
Ego klien yang mengalami trauma berat, sering dirasakan
sebagai ancaman terhadap integritas fisik atau konsep diri.
Sehingga klien dengan trauma biasanya memiliki ansietas
berat yang tidak dapat dikendalikan oleh ego dan
dimanifestasikan dalam bentuk perilaku simtomatik.

B. Biologis
Abnormalitas dalam penyimpanan, pelepasan, dan eliminasi
katekolamin yang memengaruhi fungsi otak di daerah lokus
seruleus, amigdala dan hipokampus. Hipersensivitas Lokus
seruleus dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam belajar.
LANJUTAN

C. Dinamika Keluarga
Tipe pendidikan formal, kehidupan keluarga dan gaya
hidup merupakan perkiraan yang signifikan terjadinya
PTSD.
Topik 7

FASE – FASE PTSD


a. Fase Kritis

Pada fase ini kebanyakan


orang akan mengalami gejala- c. Fase Stressor
gejala depresi seperti
keinginan bunuh diri, perasaan Fase dimana terjadi perubahan
sedih mendalam, susah kepribadian yang
tidur,dan dapat juga berkepanjangan (dapat
menimbulkan berbagai gejala berlangsung seumur hidup)
psikotik. akibat dari suatu bencana
dimana terdapat dogma
b. Fase Setelah Kritis “semua telah berubah”.

pada fase ini telah tertanam


suatu mindset yang menjadi
suatu phobia/trauma akan
suatu bencana tersebut (PTSD)
PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Farmakologi
Seperti Antiansietas: alprazolam digunakan untuk
mengatasi depresi dan panik pada pasien PTSD,
buspirone dapat meningkatkan serotonin

b. Non-farmakologis
Psikoterapi yang dapat digunakan dan efektif untuk
penanganan PTSD yaitu dengan Anxiety
Management diamana terapis akan mengajarkan
beberapa keterampilan untuk membantu mengatasi
gejala PTSD dengan lebih baik
TOPIK 8

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian untuk klien dengan PTSD meliputi empat aspek yang akan
bereaksi terhadap stress akibat pengalaman traumatis, yaitu :
a). Pengkajian Perilaku ( Behavioral Assessment ) Yang dikaji adalah :
1. Dalam keadaan yang bagaimana klien mengalami perilaku agresif
yang berlebihan.
2. Dalam keadan yang seperti apa klien mengalami kembali trauma
yang dirasakan.
3. Bagaimana cara klien untuk menghindari situasi atau aktifitas yang
akan mengingatkan klien terhadap trauma.
4. Seberapa sering klien terlibat aktivitas sosial.
5. Apakah klien mengalami kesulitan dalam masalah pekerjaan
semenjak kejadian traumatis.
TOPIK 8

Lanjutan

b).Pengkajian Afektif ( Affective Assessment )


1. Berapa lama waktu dalam satu hari klien merasakan
ketegangan dan perasaan ingin cepat marah.
2. Apakah klien pernah mengalami perasaan panik.
3. Apakah klien pernah mengalami perasaan bersalah yang
berkaitan dengan trauma.
4. Tipe aktivitas yang disukai untuk dilakukan.
5. Apa saja sumber - sumber kesenangan dalam hidup klien.
6. Bagaima hubungan yang secara emosional terasa akrab dengan
orang lain.
TOPIK 8

Lanjutan

c). Pengkajian Intelektual ( Intellectual Assessment )


1. Kesulitan dalam hal konsentrasi.
2. Kesulitan dalam hal memori.
3. Berapa frekuensi dalam satu hari tentang pikiran yang
berulang yang berkaitan dengan trauma.
4. Apakah klien bisa mengontrol pikiran – pikiran berulang
tersebut
5. Mimpi buruk yang dialami klien.
6. Apa yang disukai klien terhadap dirinya dan apa yang tidak
disukai klien terhadap dirinya.
TOPIK 8

Lanjutan

d)Pengkajian Sosiokultural ( Sociocultural Assessment )


1. Bagaimana cara keluarga dan teman klien menyampaikan
tentang perilaku klien yang menjauh dari mereka.
2. Pola komunikasi antara klien dengan keluarga dan teman.
3. Apa yang terjadi jika klien kehilangan kontrol terhadap rasa
marahnya.
4. Bagaimana klien mengontrol kekerasan terhadap sistem
keluarganya.
Topik 8

Intervensi Keperawatan sesuai NIC-NOC (2013)

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Sindrom pasca Setelah dilakukan NIC :


trauma tindakan
berhubungan keperawatan klien Konseling : penggunaan proses bantuan interaktif yang memfokuskan
dengan respon mampu merespon pada kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dengan orang yang
maladaptif adaptif terhadap
berarti bagi pasien untuk meningkatkan atau mendukung koping,
berulang peristiwa trauma
terhadap yang ia alami. pnyelesaian masalah dan hubungan interpersonal.
 peristiwa NOC :
traumatik yang 1. Pemulihan dari Aktivitas keperawatan:
penuh tekanan. trauma.
1. BHSP
2. Pengendalian
impuls: kemampuan 2. Tunjukkan empati, kehangatan dan kesejatian
untuk menahan diri
dari perilaku 3. Gunakan teknik refleksi dan klarifikasi untuk memfasilitasi
impulsive. pengungkapan perasaan.

4. Hindari membuat keputusan pada saat pasien berada dalam keadaan


stress.
Topik 8

Lanjutan
2 Ketidakberdayaan Setelah dilakukan tindakan NIC I :
berhubungan keperawatan klien mampu 1. Eksplorasi pencapaian keberhasilan
dengan melaksanakan aktifitas sebelumnya.
ketidakmampuan sebelumnya dengan kriteria hasil 2. Dukung kekuatan- kekuatan diri yang dapat
untuk sebagai berikut : diidentifikasi oleh pasien.
melaksanakan NOC : Kepercayaan Kesehatan 3. Sampaikan kepercayaan diri terhadap
aktifitas 1. Mengungkapkan dengan kata- kemampuan pasien untuk menangani
sebelumnya. kaa tentang segala perasaan keadaan.
ketidakberdayaan.
2. Mengidentifikasi tindakan yang NIC II : Fasilitasi Tanggung Jawab Diri
berada dalam kendalinya. 1. Dorong pengungkapan perasaan, persepsi,
3. Mengungkapkan dengan kata- dan ketakutan tentang rasa tanggung jawab
kata kemampuan untuk 2. Dorong kemandirian, tetapi bantu pasein
melakukan tindakan yang jika tidak dapat melakukan.
diperlukan
4. Melaporkan dukungan yang
adekuat dari orang dekat, teman-
teman dan tetangga
Topik 8

Lanjutan
3 Ketakutan Setelah dilakukan tindakan NIC 1 : Pengurangan ansietas
berhubungan keperawatan pada klien 1. Sering berikan penguatan positif bila pasien
dengan diharapkan ketakutan yang mendemonstrasikan perilaku yang dapat menurunkan/
perubahan dialami klien menurun atau mengurangi takut
fisik. menghilang. 2. Tetap bersama pasien selama dalam situasi baru
NOC : Kontrol ketakutan 3. Gendong atau ayun-ayun anak
1. Klien mampu mencari 4. Sering berikan penguatan verbal/ non verbal yang
informasi untuk dapat membantu menurunkan ketakutan pasien
menurunkan ketakutan
2. Klien mampu NIC 2 : Peningkatan koping
menghindari sumber 1. Gunakan pendekatan yang tenang, meyakinkan
ketakutan bila mungkin 2. Bantu pasien dalam membangun pemikiran yang
3. Kilin mamapu objektif terhadap suatu peristiwa
mengendalikan respon 3. Tidak membuat keputusan pada saat pasien berada
ketakutan dalam stress berat
4. Klien mamapu 4. Dukung untuk menyatakan perasaan, persepsi, dan
mempertahankan ketakutan secara verbal
penampilan peran dan 5. Kurangi stimulasi dalam lingkungan yang dapat disalah
hubungan social interpretasikan sebagai ancaman
Topik 8

Lanjutan
4 Ansietas Setelah dilakukan NIC : Penurunan kecemasan
berhubungan tindakan keperawatan 1. Tenangkan klien
dengan pada klien diharapkan 2. Berusaha memahami keadan klien
perasaan cemas dan stress yang 3. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan
takut yang dialami klien menurun menurunkn rasa takut
disebabkan atau menghilang. 4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang
oleh NOC : Kontrol cemas menciptakan cemas
antisipasi 1. Intensitas kecemasan 5. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri dengan
terhadap berkurang atau hilang. cara yang tepat
bahaya 2. Tidak ditemukan 6. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat
tanda – tanda kecemasa. kecemasan.
3. Menunjukkan 7. Gunakan pendekatan dan sentuhan, verbalissi untuk
relaksasi. meyakinkan pasien tidak sendiri dan mengajukan
4. Menunjukkan pertanyaaan.
pemecahan masalah dan 8. Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan.
menggunakan sumber- 9. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.
sumber secara
efektif.
Topik 8

Lanjutan
5 Koping Setelah dilakukan tindakan NIC : Pencapaian Kesadaran Diri
keperawatan klien 1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dampak penyakit
defensif diharapkan terbentuk terhadap konsep diri
koping yang efektif. 2. Ungkapkan secara verbal mengenai pengingkaran
berhubungan NOC: Koping pasien terhadap kenyataanb dengan tepat.
dengan 1. Koping efektif. 3. Bantu pasien untuk mendidentifikasi prioritas
2. Harga diri positif. kehidupan  
harapan diri 3. Keterampilan interaksi 4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aspek positif
sosial positif. pada dirinya
yang tidak 4. Menyadari masalah atau
realistik. konflik spesifik yang
mempengaruhi interaksi
atau hubungan sosial.
5. Mengekspresikan
perasaan harga diri.
6. Menunjukan penurunan
kedefensifan.
Topik 8

Lanjutan
6 Koping Tujuan : NIC : Dukungan Keluarga
Keluarga Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien 1. Tingkatkan harapan yang realisis
tidak efektif diharapkan koping keluarga efektif, 2. Dengarkan keluhan, perasaan , dan
berhubungan dengan kriteria hasil sebagai berikut: pertanyaan keluarga
dengan NOC : Koping Keluarga 3. Fasilitasi pengkomunikasian
perpisahan 1. Menyadarkan kebutuhan unit keluarga keluhan/persaan antra pasien dan
dengan 2. Menyadari kebutuhan pasien keluarga atau antar anggota keluarga
orang tua 3. Mulai menunjukan keterampilan 4. Berikan perawatan kepada pasien
pada usia interpersonal secara efektif selain keluarga untuk mengurangi
dini. 4. Menunjukan kemampuan untuk beban mereka dan/ atau saat keluarga
menyelesaikan konflik tanpa kekerasan tidak mampu untuk memberikan
5. Mengungkapkan perasaan yang tidak perawatan
terselesaikan 5. Berikan umpan balik kepada keluarga
6. Mengidentifikasi gaya koping yang yang berkaitan dengan koping mereka
bertentangan
7. Berpartisipasi dalam penyelesaian masalah
yang efektif
8. Berpartisipasi dalam perencanaan
perawatan
TOPIK 9

EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP, yaitu :


S : Respon sebjektif klien terhadap intervensi keperawtan yang telah
dilakukan
O : Respon Objektif terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
A : Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data
yang kontradiktif dengan masalah yang ada.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasar hasil analisa pada respon
keluarga
Selesai

Thankyou,
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai