OLEH
KELOMPOK 4B
1. Odelberta Natalya Wale
2. Saskia Zahrani
3. Veronika Mbaro Roy
4. Yolanpia S. Reo
5. Yudi M. Anabanu
6. Yulius A. P. Wangge
7. Marnince B. Kahi
8. Bertyla I. Da Silva
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN ENDE
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa Karenadenganrahmatdankarunia-Nya, sehinggakami
dapatmenyelesaikanpenyusunanlaporan asuhan keperawatan ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN JIWAPADA PASIEN DENGAN PTSD( POST TRAUMATIC
STRESS DISORDER )”
Untukitupadakesempatanini, kamimengucapkanbanyakterimakasihkepadateman-
temankelompok yang telahmembantudalam proses penyelesaianpenyusunanasuhan keperawatan
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan post traumatic stress disorder pada pasien di
Rumah Sakit Jiwa.
1.3 Tujuan
a. mampu melakukan pengkajian pasien dengan post traumatic stress disorderdi Rumah
Sakit Jiwa
b. mampu merumuskan diagnosa keperawatan pasien dengan post traumatic stress
disorderdi Rumah Sakit
c. mampu menyusun rencana tindakan pasien dengan post traumatic stress disorderdi
Rumah Sakit Jiwa
d. mampu melaksanakan tindakan keperawatan pasien dengan post traumatic stress
disorderdi Rumah Salit Jiwa
e. mampu mengevalusi tindakan keperawatan yang sudah di lakukan pasien dengan di
post traumatic stress disorderRumahSakit Jiwa
f. mampu menganalisis Asuhan Keperawatan pasein dengan post traumatic stress
disorder
1. Bagi Rumah Sakit Sebagai acuan untuk meningkatkan peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
2. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai bahan acuan dalam kegiatan proses belajar
mengajar tentang asuhan keperawatan jiwa khususnya post traumatic stress disorder.
3. Bagi penulis Menambah wawasan dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dalam
bidang keperawatan tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan post traumatic
stress disorder.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KonsepDasarMedis
1. Defenisi
Beberapasumbermendefinisikan Post Traumatic Stress Disorder sebagaiberikut:
Post Traumatic Stress Disorder adalahgangguankecemasan yang
dapatterbentukdari,sebuahperistiwaataupengalaman yang menakutkan/mengerikan,
sulitdantidakmenyenangkandimanaterdapatpenganiayaanfisikatauperasaanterancam
(American Psychological Association, 2004).
Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalahsebuahgangguan yang
dapat,terbentuk,dariperistiwatraumatik yang
mengancamkeselamatanandanataumembuatandanmerasatidakberdaya (Smith & Segal,
2008).
2. Etiologi
a. Faktor-faktorpenyebab PTSD
Kejadian traumatic
Trauma masakecil
Trauma fisik
Prosedurmedikasi
Jeniskepribadian introvert
Lingkungankerja
Tingkat spiritual
Tingkat pendidikan
Pengalaman
b. Faktorpresipitasi :
c. FaktorPsikodinamika:
Ego klientelahmengalami trauma berat,
seringdirasakansebagaiancamanterhadapintegritasfisikataukonsepdiri. Hal
inimenyebabkanansietasberat yang tidakdapatdikendalikanoleh ego
dandimanifestasikandalambentukperilakusimtomatik. Karena ego menjadirentan,
superego dapatmenghukumdanmenyebabkanindividumerasabersalahterhadapkejadian
traumatic tersebut. Id dapatmenjadidominan, menyebabkanperilaku impulsive
tidakterkendali.
d. Biologis
Dari hasilpenelitin, abnormalitasdalampenyimpanan, pelepasan,
daneliminasikatekolamin yang memengaruhifungsiotak di daerahlokusseruleus,
amigdaladanhipokampus.
Hipersensitivitaspadalokusseruleusdapatmenyebabkanseseorangtidakdapatbelajar.
Amigdalasebagaipenyimpanmemori.
Hipokampusmenimbulkankoherennaratifsertalokasiwaktudanruang.
Hiperaktivitasdalamamigdaladapatmenghambatotakmembuathubunganperasaandalam
memorinyasehinggamenyebabkanmemoridisimpandalambentukmimpiburuk,
kilasbalik, dangejala-gejalafisik lain.
e. DinamikaKeluarga
Tipependidikan formal, kehidupankeluarga, dangayahidupmerupakanperkiraan yang
signifikanterjadinya PTSD. Keberhasilandalampendidikan yang di bawah rata-rata,
perilaku orang tua yang negatif, dankemiskinan orang
tuamerupakanprediktorperkembangan PTSD.
f. Faktorpsikologi
Classical dan operant
conditioning dapatdiimplikasikanpadaperkembanganterjadinya PTSD. Stresor yang
ekstremsecaratipikalmenimbulkanemosi yang negatif(sedih, marah, takut)
sebagaibagiandarigejalahiperarousalakibataktivasidarisistemsarafsimpatis ( fight or
flight response).
Classical conditioning terjadipadasaatseseorang yang mengalamiperistiwa trauma
kembaliketempatterjadinya trauma makaakantimbulreaksipsikologi yang
tidakdisadaridanmerupakanresponrefleks yang spesifik. Misalnya, padaanak yang
mengalamikecelakaanmobil yang seriusakantimbulresponberupaketakutan, berkeringat,
takkardisetiap kali diamelewatitempatkejadiantersebut.
g. Faktor social
Dukungansosial yang
tidakadekuatdarikeluargadanlingkunganmeningkatkanrisikoperkembangan PTSD
setelahanakmengalamikejadiantraumatik.
1. Farmakologi
SSRIs merupakan obat line pertama dan satu-satunya obat yang direkomendasikan Food and
Drug Administration (FDA) dalam mengatasi gejala cemas, depresi, perilaku menghindar, dan
pikiran yang intrusif (mengganggu) pada penderita PTSD. Obat ini secara primer mempengaruhi
neurotransmitter serotonin yang penting untuk regulasi mood, anxietas, appetite, tidur, dan
fungsi tubuh lainnya. Obat ini meningkatkan jumah serotonin dengan cara menginhibisi reuptake
serotonin diotak. Penelitian menunjukkan bahwa manfaat maksimal dari SSRI’s tergantug pada
dosis yang cukup dan durasi pengobatan.
Obat golongan SSRIs antara lain:
· Fluoxetine (Prozac) 20mg-60mg sehari.
· Sertraline (Zoloft) 50 mg-200mg sehari
· Citalopram (Celexa) 20mg-60 mg sehari
· Paroxetine (Paxil) à20mg-60mg sehari
Diantara obat-obat diatas yang direkomendasikan FDA untuk first line medikasi PTSD hanya
sertraline dan paroxetine.
b. Mood stabilizers Golongan ini dapat membantu mengatasi gejala arousal yang meninggi
dangejala impulsif.
- Dosis Carbamazepine (Tegretol):6-12 tahun: 100mg/hari peroral untuk initial lalu dapat
dinaikkan hingga100mg/hari, untuk dosis maintenance; 20-30 mg/kg/hari>12 tahun: samapai
kadar di plasma 8-12mcg/ml
- Dosis valporic acid (Depakene, depakote): 10-15 mg/kg/hari untuk dosisinitial dan kemudian
dapat ditingkatkan 5-10mg/kg/hari
c. Beta adrenergic blocking agents Obat yang digunakan golongan ini yakni, Propanolol
(Inderal). Obat inidapat mengatasi gejala hiperarousal. Dosis untuk anak-anak: 2,5
mg/kgBB/hari.
d. Antidepresan
Bekerja melui komninasi neurotransmitter lain atau melaui mekanisme berbeda untuk mengubah
neurotransmisi serotonin.
e. Atipikal Antipsikotik
f. Bertindak sebagai dopaninergik dan serotoninergik. Obat ini digunakan pada pasien dengan
psikotik sebagai komorbidnya. Atipikal Antipsikotik tidak dianjurkan untuk monoterapi pada
PTSD.
g. Benzodiazepin
Bekerja langsung pada system GABA yang menghasilkan efek menenangkan pada system saraf.
DX Intervensi
Tujuan
4. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan
sudah dianggap sempurna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencanamerupakansebagaiperistiwaataurangkaianperistiwa yang
mengancamdanmengganggukehidupandankehidupanmasyarakat yang di
sebabkanbaikoleh factor alamdan/atau factor non-alammaupun factor
manusiasehinggamengakibatkantimbulnyakorbanjiwamanusia, kerusakanlingkungan,
kerugianhartabenda, dandampakpsikologis. Bencanamenimbulkan trauma
psikologisbagisemua orang yang mengalaminya.
Peranperawatsangatlahpentingpadakasusini,
peranperawatsangatbergunauntukmemberikanasuhankeperawatan yang
sesuaidenganstandarkeperawatan dank ode etikdalammenanganipasiendengan Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD) pascabencanaalam.
Dan di
harapkankepadapembacadanpenulislebihmemahamimaterimengenaipenyakitdengan Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD) pascabencanaalam di lihatdariperbandingan data di
lahandankosepteori yang sesungguhnya.
B. SARAN
Kita
sebagaiperawathendaklahmenerapkandanmengaplikasikanasuhankeperawatandengan
Post Traumatic Sress Disorder (PTSD) pascabencanaalamefektif,
sehinggadalammemberikanpelayananbisadilakukansecara optimal.