Anda di halaman 1dari 49

DOA BELAJAR

“Aku ridho Allah SWT sebagai Tuhan ku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN SINDROMA
PASCA TRAUMA (PTSD)

PRASTIWI PUJI RAHAYU


TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami konsep sindroma pasca trauma


2. Mengkaji pasien dengan sindroma pasca
trauma
3. Merumuskan diagnosa keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan
PENDAHULUAN
- Setiap orang pernah mengalami trauma,
kecewa
- Bencana, keetidakstabilan politik, masalah
ekonomi dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hidup seseorang
- Kemampuan masing-masing orang dalam
merespon terhadap suatu peristiwa hidup
yang dialami sangat subyektif, berbeda-beda
setiap orang
PENGERTIAN TRAUMA
Trauma adalah sebuah respon emosi terhadap
kejadian yang sangat buruk seperti kecelakaan,
pemerkosaan atau bencana alam (American
Psychologial Association, 2010)
Trauma adalah reaksi fisik dan psikis yang bersifat
stress buruk akibat suatu peristiwakejadian atau
pengalaman spontanitas atau secara
mendadak/tiba-tiba yangmembuat individu kaget,
menakutkan, shock, tidak sadarkan diri yang
tidak mudah hilang begitu saja dalam ingatan
manusia
JENIS-JENIS TRAUMA
Berdasarkan kajian psikologi (Trauma & Deteksi Dini dan
Penanganan Awal, 2010) berikut ini adalah jenis-jenis trauma yang
dilihat dari sifat dan sebab terjadinya trauma:
1. Trauma Psikologis
Trauma ini adalah akibat dari suatu peristiwa atau pengalaman
yang luar biasa, yang terjadi secara spontan/mendadak pada diri
individu tanpa berkemampuan untuk mengontrolnya (loss control
and loss helpness) dan merusak fungsi ketahanan mental individu
secara umum. Akibat dari jenis trauma ini dapat menyerang
individu secara menyeluruh (fisik dan psikis)
2. Trauma Neurosis
Trauma ini merupakan suatu gangguan yang terjadi pada saraf
pusat (otak) individu akibat benturan benda keras atau pemukulan
di kepala. Komplikasinya kondisi otak individu mengalami
pendarahan, iritasi dsb. Biasanya sifatnya sementara.
3. Trauma Psikosis
Trauma psikosis merupakan suatu gangguan yang bersumber
dari kondisi atau problema fisik individu seperti cacat tubuh,
amputasi salah satu anggota tubuh yang menimbulkan shock
dan gangguan emosi. Pada saat-saat tertentu gangguan
kejiwaan ini biasanya terjadi akibat bayang-bayang pikiran
terhadap pengalaman atau peristiwa yang pernah dialaminya
yang memicu timbulnya histeris atau fobia.
4. Trauma Diseases
Gangguan kejiwaan jenis ini oleh para ahli ilmu jiwa dan medis
dianggap sebagaisuatu penyakit yang bersumber dari
stimulus-stimulus luar yang dialami individu secara spontan
atau berulang-ulang seperti keracunan, terjadi pemukulan,
teror, ancaman
POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)
Sindroma pasca trauma adalah gangguan kecemasan
yang dapat terbentuk dari sebuah peristiwa atau
pengalaman yang menakutkan/mengerikan, sulit dan
tidak menyenangkan dimana terdapat penganiayaan
fisik atau perasaan terancam (American
Psychological Association, 2004).
Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah sebuah
gangguan yang dapat terbentuk dari peristiwa
traumatik yang mengancam keselamatan individu
atau membuat inividu merasa tidak berdaya (Smith &
Segal, 2008).
• PTSD merupakan gangguan mental pada
seseorang yang muncul/berkembang
setelah mengalami suatu pengalaman/
kejadian traumatis dalam kehidupan
seperti bencana, kekerasan seksual,
peperangan, kecelakaan lalu lintas atau
peristiwa lain yang mengancam
keselamatan jiwanya
PTSD
ADA 3 MACAM PTSD:
• PTSD AKUT (1-3 BULAN SETELAH
TRAUMA)
• PTSD KRONIK (TERJADI SETELAH 3
BULAN)
• PTSD DENGAN ONSET YANG
MEMANJANG (WITH DELAYED ONSET)/
muncul setelah bertahun-tahun kemudian
FASE-FASE PTSD
a. Fase kritis
Fase dimana terjadi gangguan stres pasca akut (dini/cepat) yang mana terjadi
selama kira-kira kurang dari sebulan setelah menghadap bencana. Pada fase ini
kebanyakan orang akan mengalami gejala-gejala depresi seperti keinginan
bunuh diri, perasaan sedih mendalam, susah tidur,dan dapat juga menimbulkan
berbagai gejala psikotik.
b. Fase setelah kritis
Fase dimana telah terjadi penerimaan akan keadaan yang dialami dan
penstabilan kejiwaan, umumnya terjadi setelah 1 bulan hingga tahunan setelah
bencana, pada fase ini telah tertanam suatu mindset yang menjadi suatu
phobia/trauma akan suatu bencana tersebut (PTSD) sehingga bila bencana
tersebut terulang lagi, orang akan memasuki fase ini dengan cepat dibandingkan
pengalaman terdahulunya.
c. Fase stressor
Fase dimana terjadi perubahan kepribadian yang berkepanjangan (dapat
berlangsung seumur hidup) akibat dari suatu bencana dimana terdapat dogma
“semua telah berubah”.
PERIODE BENCANA MENURUT RICE (1999):
a. Periode impact: hanya berlangsung selama kejadian bencana.
Pada periode ini, korban selalu diliputi perasaan tidak percaya
dengan apa yang dialami. Periode ini selalu berlangsung singkat.
b. Periode penyejukan suasana (recoil period): berlangsung
beberapa hari selepas kejadian. Pada periode ini, tampak bahwa
para korban mulai merasakan diri mereka lapar dan mencari
bekal makanan untuk dimakan. Mereka tidak memahami
bagaimana mereka harus memulihkan keadaan dan mengganti
harta benda mereka yang hilang.
c. Periode post traumatic (recovery period): berlangsung lama,
bahkan sepanjang hayat. Periode ini berlangsung tatkala korban
bencana berjuan untuk melupakan pengalaman yang terjadi
berupa tekanan, gangguan fisiologi, dan psikologi akibat bencana
yang mereka alami.
PENYEBAB PTSD
• Kejadian traumatic
• Trauma masa kecil
• Trauma fisik
• Prosedur medikasi
• Jenis kepribadian introvert
• Lingkungan kerja
• Tingkat spiritual
• Tingkat pendidikan
• Pengalaman
• Bencana alam, perang, kehilangan, kekerasan
• Faktor psikodinamika
• Biologis
PREVALENSI PTSD
• Prevalensi seumur hidup PTSD adalah 4% dan angka
kejadiannya akan lebih tinggi pada daerah2 yang
mengalami bencana
• Penduduk pada usia 15 th ke atas 23% mngalami PTSD
• Approximately 70% of adults in the United States have
experienced a traumatic event at least once in their
lifetime. Up to 20% of these people will go on to develop
PTSD.
• An estimated 5.2 million American adults ages 18-54 have
PTSD (or approximately 3.6%).
• Women are about twice as likely as men to develop PTSD.
• Approximately 30% of Vietnam veterans developed PTSD
at some point after the war and 8% after the Persian Gulf
War.
Peristiwa Traumatik yang dapat
Mengarah PTSD
• Perang (War)
• Pemerkosaan (Rape)
• Bencana alam (Natural disasters)
• Kelakaan mobil/Pesawat (A car or plane crash)
• Penculikan (Kidnapping)
• Penyerangan fisik (Violent assault)
• Penyiksaan seksual/fisik (seksual or physical
abuse)
• Prosedur medikal - terutama pada anak-anak
(Medical procedures - especially inkids)
TANDA DAN GEJALA PTSD
a. Merasakan kembali peristiwa traumatic (experience
symptom), tanda merasakan kejadian seakan
terulang kembali
b. Menghindar (avoidance symptom), tanda berusaha
meenghindari pemikiran, pembicaraan tentang
traumanya, menghindari tempat yang
mengingatkan
c. Waspada (hyperarousal symptom), tanda sulit
tidur, tidur tapi gelisah, mudah marah, sulitt
konsentrasi, selalu awaas seakan bahaya
mengincar, gelisah, tidak tenang, waspada
Diagnostic dapat ditegakkan jika simtom-
simtom dalam tiap kategori berlangsung
selama lebih dari satu bulan.
DAMPAK PTSD
1. Gejala gangguan fisik: pusing, gangguan pencernaan,
sesak napas, tidak bisa tidur, kehilangan selera makan,
impotensi, dan sejenisnya.
2. Gangguan kognitif: gangguan pikiran seperti disorientasi,
mengingkari kenyataan, linglung, melamun berkepanjangan,
lupa, terus menerus dibayangi ingatan yang tak diinginkan,
tidak fokus dan tidak konsentrasi, tidak mampu menganalisa
dan merencanakan hal-hal yang sederhana, tidak mampu
mengambil keputusan.
3. Gangguan emosi: halusinasi dan depresi (suatu keadaan
yang menekan, berbahaya, dan memerlukan perawatan aktif
yang dini), mimpi buruk, marah, merasa bersalah, malu,
kesedihan yang berlarut-larut, kecemasan dan ketakutan.
4. Gangguan perilaku : menurunnya
aktivitas fisik, seperti gerakan tubuh yang
minimal. Contoh, duduk berjam-jam dan
perilaku repetitif (berulang-ulang).
5. Gangguan sosial: memisahkan diri dari
lingkungan, menyepi, agresif, prasangka,
konflik dengan lingkungan, merasa ditolak
atau sebaliknya sangat dominan.
PENATALAKSANAAN PTSD
1. Farmakologi
a. Selective seotonin reuptak inhibitors (SSRIs): mengatasi
gejala cemas, depresi, perilaku menghindar, dan pikiran
yang intrusif (mengganggu) pada penderita PTSD. Obat
golongan SSRIs antara lain:fluoxetine, sertraline
b. Mood stabilizers (ex: carbamazepin)
c. Beta adrenergic blocking agents (ex: propanolol)
d. Antidepresan
e. Atipikal Antipsikotik
f. Bertindak sebagai dopaninergik dan serotoninergik. Obat ini
digunakan pada pasien dengan psikotik sebagai
komorbidnya. Atipikal Antipsikotik tidak dianjurkan untuk
monoterapi pada PTSD.
g. Benzodiazepin
Non Farmakologi
1) CBT: Exposure therapy, cognitive therapy, Kognitif
restrukturisasi.
2) Anxiety management melalui: relaxation training, breathing
retraining
3) Positive thinking dan self-talk
4) Assertiveness training
5) Thought stopping
6) Terapi bermain berguna pada penyembuhan anak dengan
PTSD
7) Terapi debriefing
8) Support group therapy dan terapi bicara
9) Terapi keluarga
Merasa marah atau gusar
Menyatakan takut
Teringat kembali peristiwa
traumatis yang pernah
Wawancara dialaminya (flashback)
Merasa bersalah sehingga
peristiwa traumatis terjadi
kembali
Merasakan sakit kepala
PENGKAJIAN Merasakan pikiran terganggu
Menyatakan tidak lagi punya
Observasi rasa (perasaan tidak peka)
Merasa berdebar-debar
(palpitasi)
Agresi
Merasakan malu
Mengasingkan diri
Keadaan mood terganggu
Ansietas
Menghindar
Perilaku kompulsif
Denial (mengingkari)
Depresi
Data Obyektif ( Observasi)

Tak bisa dipengaruhi siapapun


Sulit berkonsentrasi
Mengompol (pada anak)
Sindroma terkejut yang berlebihan
Keadaan lambung yang sensitive
Berduka, Putus asa
Horor, Waspada berlebihan
Mimpi yang mengganggu
Mudah tersinggung
Neurosensori mudah terangsang
Mimpi buruk, Amnesia psikogenik
Represi, Serangan panik, Penyalahguna obat
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Sindroma pasca trauma
• Risiko pasca trauma
TINDAKAN KEPERAWATAN
UNTUK PASIEN
Tujuan: Pasien mampu
1. membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya
3. memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang
dialaminya dengan keadaan dirinya saat ini.
4. mengidentifikasi cara-cara mengatasi Sindroma pasca
trauma yang dialami
5. mengidentifikasi factor pendukung yang bisa dijangkau
6. memanfaatkan factor pendukung
7. menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai
dengan aturan.
Tindakan keperawatan:
1. Bina hubungan saling percaya dengan
pasien:
Perkenalkan diri
Buat kontrak asuhan dengan pasien
Jelaskan bahwa perawat akan membantu pasien
Jelaskan bahwa perawat akan menjaga
kerahasiaan informasi tentang pasien
Dengarkan dengan penuh empati ungkapan
perasaan pasien
2. Diskusikan dengan pasien kejadian traumatis
yang dialaminya:
Jika mewawancarai pasien, ruangan harus tenang, bebas
dari gangguan, tetapi mudah berhubungan dengan staf
yang lain dalam mengatasi masalah yang mungkin
timbul
Perawat harus menyadari bahwa menceritakan pengalaman
traumatis dapat menyebabakan ketidaknyamanan yang
bermakna kepada pasien
Jika pasien menjadi terlalu cemas, diskusi seharusnya
ditunda dan bantu pasien mengembalikan kontrol diri
terhadap rasa menderita (distress) atau memberikan
tindakan yang sesuai.
3. Diskusikan dengan pasien keadaan
pasien setelah mengalami peristiwa
traumatis:

Perasaan (emosi) dan pikiran saat ini


Kondisi fisik yang dialami saat ini
Kondisi sosial (hubungan dengan orang lain baik
keluarga, maupun orang lain)
Kondisi spiritual
4. Diskusikan dengan pasien:
Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan
spiritual pasien sebelum peristiwa
traumatis terjadi
Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan
spiritual pasien sesudah peristiwa
traumatis terjadi
Hubungan antara kondisi saat ini dengan
peristiwa traumatis yang terjadi
5. Diskusikan cara-cara mengatasi
sindroma pasca trauma:

Cara verbal (ventilasi perasaan)


Cara fisik (nafas dalam, senam, jogging)
Cara social (sharing dengan rekan senasib
melalui self help group)
Cara spiritual (berdoa, berserah)
6. Diskusikan tentang sumber bantuan yang ada di
masyarakat yg dpt dimanfaatkan oleh pasien
Bantu mengidentifikasi kekuatan dan sumber yang
dimiliki
Eksplorasi system pendukung yang tersedia
Bantu berhubungan dengan system pendukung
atau nara sumber untuk memenuhi kebutuhan
pasien
Bantu membuat rangkuman aktivitas lama dan
memulai aktivitas yang baru
7. Bantu pasien menggunakan obat-obatan sesuai
aturan jika perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN KEPADA
KELUARGA
Tujuan: Keluarga mampu
- mengenal masalah Sindroma pasca trauma
yang terjadi pada pasien
- memahami cara merawat pasien
- mempraktekkan cara merawat pasien
- memanfaatkan sumber yang tersedia di
masyarakat
Tindakan keperawatan kepada keluarga:

Diskusikan dengan keluarga tentang peristiwa


traumatis yang terjadi dan dampak yang terjadi pada
pasien
Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengatasi
Sindroma pasca trauma yang dialami oleh pasien
Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
Diskusikan dengan keluarga sumber-sumber bantuan
yang bisa dimanfaatkan oleh keluarga untuk
mengatasi Sindroma pasca trauma yang dialami
oleh pasien
Tindakan keperawatan untuk Pasien Risiko
Sindroma Pasca Trauma
Tujuan : Pasien mampu :
1. membina hubungan saling percaya
2. memahami adanya risiko sindroma pasca trauma
3. mencegah timbulnya sindroma pasca trauma
Meningkatkan kekuatan ego
Mengekspresikan perasaan kepada orang lain
Meningkatkan hubungan social
Meningkatkan dukungan social
Mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping yang
efektif
4. menggunakan obat sesuai aturan
Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan
pasien:
Berkenalan dengan pasien
Buat kontrak terapi
Jelaskan bahwa perawat akan menjaga
kerahasian infromasi tentang pasien
Tunjukkan sikap empati terhadap ekspresi
perasaan pasien
2. Diskusikan dengan pasien peristiwa
traumatis yang telah dialami oleh pasien:

Diskusikan dengan pasien tentang sindroma


psikologis terhadap trauma
Diskusikan ketersediaan dan keadekuatan
sistem pendukung dan sumber yang ada
di masyarakat
Diskusikan situasi di dalam keluarga
3. Diskusikan dan latih pasien:
Meningkatkan kekuatan ego
Ekspresi perasaan kepada orang lain
Meningkatkan hubungan social
Meningkatkan dukungan social
Mengidentifikasi dan menerapkan mekanisme
koping yang adaptif

4. Latih pasien menggunakan obat sesuai aturan


EVALUASI
Pasien dengan Sindroma Pasca Trauma:
Pasien, menceritakan :
1. peristiwa traumatis yang dialaminya
2. kondisi perasaan,pikiran, fisik, sosial, spiritual saat ini
3. hubungan antara pengalaman traumatis dengan kondisi
pasien saat ini
4. cara-cara mengatasi masalah akibat sindroma pasca
trauma yang dialami
5. Mempraktekkan cara mengatasi masalah sindroma
pasca trauma yang dialami
6. Memanfaatkan sumber bantuan yang bisa dimanfaatkan
di masyarakat
Keluarga:
Menjelaskan masalah Sindroma pasca trauma
yang terjadi pada pasien
Menjelaskan cara merawat pasien
Mempraktekkan cara mengatasi masalah
pasien
Melaporkan telah memanfaatkan sumber yang
tersedia di masyarakat
Tindakan untuk Keluarga Pasien Risiko
Sindroma Pasca Trauma
Tujuan: Keluarga mampu,
1.memahami masalah risiko sindroma pasca
trauma
2. mengetahui cara merawat pasien
3. merawat pasien dengan risiko sindroma pasca
trauma
4. memanfaatkan sumber bantuan yang tersedia di
masyarakat
Tindakan keperawatan:
Bina hubungan saling percaya dengan
keluarga
Diskusikan risiko sindroma pasca trauma
Diskusikan cara mencegah sindroma pasca
trauma
Latih keluarga merawat pasien
Diskusikan dengan keluarga sumber
bantuan yang bisa dimanfaatkan oleh
keluarga
Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien
dengan Risiko Sindroma Pasca Trauma
Pasien:
Menunjukkan kekuatan ego yang adekuat
Memiliki dukungan social yang adekuat
Mendemonstrasikan afek yang sesuai dengan
situasi
Mendemonstrasikan interaksi social yang adekuat
Mengidentifikasi dan menggunakan koping yang
efektif
Keluarga:
Menjelaskan masalah risiko yang dialami oleh pasien
Menjelaskan cara mencegah terjadinya sindroma
pasca trauma
Memperagakan cara merawat pasien untuk mencegah
sindroma pasca trauma
Memanfaatkan sumber bantuan yang tersedia di
masyarakat
Latihan 1:
Mendiskusikan peristiwa trauma yang
dialami oleh pasien, Sindroma yang terjadi,
cara mengatasi, dan belajar satu cara
mengatasi Sindroma pasca trauma
Orientasi:
Assalamualaikum. Nama Saya …. Saya senang
dipanggil …. Nama Ibu siapa? Senang
dipanggil apa?
Bagaimana perasaan Ibu setelah mengalami
kejadian trauma yang lalu?
Bagaimana kalau kita berbincang tentang apa
yang Ibu alami dan perasaan saat ini
berhubungan dengan kejadian tersebut? Mau
berapa lama kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 30 menit? Mau di mana?
Bagaimana kalau di ruang tamu ini saja?
Kerja:
Coba Ibu ceritakan peristiwa yang Ibu alami!
Apa yang Ibu rasakan? Apa yang Ibu pikirkan
saat ini dengan adanya peristiwa itu?
Bagaimana kondisi fisik setelah peristiwa itu?
Bagaimana kehidupan beribadah Ibu setelah
peristiwa itu terjadi?
Bagaimana hubungan Ibu dengan orang lain?
Apakah ada perubahan?
Bagus. Ibu sudah mau menceritakan peristiwa
yang Ibu alami dan apa yang Ibu alami saat
ini.
Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi rasa tidak
nyaman selama ini?
Apakah cara itu bisa mengatasi masalah Ibu?
Ada satu cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi
ketidaknyamanan yang Ibu alami akibat peristiwa
trauma tersebut yaitu dengan bercerita dengan
orang lain. Silakan Ibu ceritakan apa pikiran dan
perasaan yang Ibu alami kepada orang yang Ibu
percayai. Seperti saat ini yang kita lakukan.
Bagaimana Bu? Mau dicoba?
Ya, bagus.
Terminasi:
Bagaimana perasaan Ibu setelah bercerita panjang
lebar tadi? Apakah merasa lebih lega?
Jadi peristiwa yang Ibu alami adalah …. Persitiwa itu
menimbulkan perasaan …, kondisi fisikIbu menjdi ….,
sementara itu hubungan dengan orang lain menjadi
…., kehidupan spiritual menjadi … sampai sekarang.
Saya anjurkan Ibu mau bercerita hal-hal yang Ibu
rasakan kepada saya atau keluarga sehingga beban
perasaan menjadi berkurang.
Kita akan ketemu lagi 2 hari lagi ya Bu? Saya akan
dating jam 10 pagi. Apakah Ibu bersedia? Tempatnya
di sini saja ya Bu?
DOA SESUDAH BELAJAR
‫الر ِح ِيم‬
‫الر ْح َم ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬

‫ار ُز ْقنَا‬
ْ ‫اطالً َو‬ ِ َ‫عه ُ َوأ َ ِرنَا ا ْلب‬
ِ َ‫اط َل ب‬ َ ‫ار ُز ْقنَا ِاتـبَا‬ ‫اَلله ُه هم أ َ ِرنَا ا ْل َح ه‬
ْ ‫ق َحقًّا َو‬
ُ‫اجتِنَابَه‬
ْ

Ya Allah, Tunjukkanlah kepada kami


kebenaran sehinggga kami dapat
mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada
kami kejelekan sehingga kami dapat
menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai