Anda di halaman 1dari 26

Makalah

Small Group Discussion


Stroke

Oleh :
Kelompok 3
Gt. Wisnu Januar Wijaya
M. Dedy Faisal
Akbarian Noor
Karmila
Sartika Pebri Pratami
Nurul Fitria Hayati
Putri Anggraini
Vuspa Handayani
Ridha Fahliati Dewi

(I1B112233)
(I1B112222)
(I1B112018)
(I1B112218)
(I1B112228)
(I1B112035)
(I1B112219)
(I1B112229)
(I1B112002)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
2014

1 | Asuhan Keperawatan Stroke

Konsep Penyakit Stroke


A. Definisi
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.
B. Epidemiologi
Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan terdapat
100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun (Hacke dkk, 2003). Di
Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 insiden stroke per tahun, yang
menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke
yang bertahan hidup. (Goldstein dkk, 2006). Rasio insiden pria dan wanita adalah
1.25 pada kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1.07
pada kelompok usia 75-84 tahun dan 0.76 pada kelompok usia diatas 85 tahun (Lloyd
dkk, 2009).
C. Klasifikasi Stroke
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan atas patologi
anatomi (lesi), stadium dan lokasi (sistem pembuluh darah) (Misbach, 1999).
1) Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
a. Stroke iskemik
I. Transient Ischemic Attack (TIA)
II. Trombosis serebri
III. Emboli serebri
b. Stroke hemoragik
I. Perdarahan intraserebral
II. Perdarahan subarakhnoid
2) Berdasarkan stadium:
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in evolution
c. Completed stroke
3) Berdasarkan lokasi (sistem pembuluh darah):
a. Tipe karotis
b. Tipe vertebrobasiler
D. Faktor Resiko

2 | Asuhan Keperawatan Stroke

Faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan


kemungkinannya untuk dimodifikasi atau tidak(nonmodifiable, modifiable, atau
potentially modifiable) dan bukti yang kuat (well documented atau less well
documented) .
1. Non modifiable risk factors :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Berat badan lahir rendah
d. Ras/etnis
e. genetik
2. Modifiable risk factors
a. Well-documented and modifiable risk factors
1. Hipertensi
2. Paparan asap rokok
3. Diabetes
4. Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu
5. Dislipidemia
6. Stenosis arteri karotis
7. Sickle cell disease
8. Terapi hormonal pasca menopause
9. Diet yang buruk
10. Inaktivitas fisik
11. Obesitas
b. Less well-documented and modifiable risk factors
1. Sindroma metabolik
2. Penyalahgunaan alkohol
3. Penggunaan kontrasepsi oral
4. Sleep-disordered breathing
3 | Asuhan Keperawatan Stroke

5. Nyeri kepala migren


6. Hiperhomosisteinemia
7. Peningkatan lipoprotein (a)
8. Peningkatan lipoprotein-associated phospholipase
9. Hypercoagulability
10. Inflamasi
11. Infeksi
E. Patofisiologi

4 | Asuhan Keperawatan Stroke

ASUHAN KEPERAWATAN PADA STROKE


I.

Pengkajian Keperawatan
Pemeriksaan fisik head to toe
PENGKAJIAN
I. DATA IDENTITAS & BIOGRAFI
Nama

:-

Umur

:-

No. Rekam Medis

:-

Jenis Kelamin

: ( ) Pria ( ) Wanita

Berat/ Tinggi Badan

: Kg/.Cm

Tanggal masuk ruangan

Jam masuk ruangan

:-

Datang dengan cara

Dari

:-

Diagnosa Medis

: Stroke

Penanggung
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama

Riwayat Penyakit Sekarang

:-

Terapi/operasi

yang

:-

pernah

dilakukan
Riwayat Penyakit Dahulu

:-

Penyakit Dahulu

:-

Obat-obat

yang

biasa : -

dikonsumsi
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat
Kesehatan Lingkungan
Riwayat Kesehatan Lainnya
Riwayat perkembangan

Kondisi umum

:-

Alergi:

:-

Obat

:-

Makanan

:-

5 | Asuhan Keperawatan Stroke

Tanda dan gejala

:-

Obat sebelum MRS


III. PERNAFASAN

:-

Jalan nafas

Frekuensi

Pola
Batuk
Sekresi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Lainnya

:
:
:
:
:
:

IV. KARDIOVASKULER
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Perfusi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Lainnya

:
:
:
:
:
:
:
:
:

V. NEUROLOGI
Kesadaran

GCS

Pupil

Reflek patologi

Refleks fisiologis

Kejang

Lainnya
VI. GASTROINTESTINAL

Inspeksi

Keadaan mukosa
Bentuk abdomen

:
:

6 | Asuhan Keperawatan Stroke

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Benjolan/massa

Lainnya

Nutrisi

BAB

Konsistensi
Frekuensi
Lainnya

:
:
:

VII. GENITO URINARI


BAK

Produksi

Warna

Lainnya
VIII. INTEGUMEN

Warna kulit

Tekstur

Turgor

Integritas

Edema

Lainnya
IX. MUSKULOSKELETAL

Kekuatan otot

Tonus

Fraktur

Nyeri

Skala nyeri

Lainnya
X. REPRODUKSI

Menarche

Siklus haid

Lama

7 | Asuhan Keperawatan Stroke

Disminorhe

HPHT

HPL

Fluor

Riwayat obstetric

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Lainnya
XI. PSIKOSOSIAL

Hubungan social

Mekanisme koping

Support sistem

Tenang

Cemas

Konsep diri

Lainnya
XII. ADL

Tk. Ketergantungan
Personal hygiene
Status mobilisasi
Lainnya

:
:
:
:

XIII. SPIRITUAL
Agama
Keyakinan

:
terhadap

Tuhan

YME

Kemauan untuk berubah

Kemampuan untuk melakukan


ibadah

Lainnya
:
XIV. DIAGNOSTIK PENUNJANG
Rontgen
:
Lab.

Lainnya

8 | Asuhan Keperawatan Stroke

XV. CATATAN
Banjarbaru,25 September 2014
Ttd,
Ns. X
1. Identitas penanggung jawab
Nama

Umur

Jenis kelamin

Agama

Alamat

Suku/bangsa

Hub. Dengan px

Pemeriksaan fungsional Gordon


No.

Komponen

Pengkajian

Diagnosa

Dx
Pola

1. Penatalaksanaan
Kesehatan/Persepsi
Sehat
2. Pola Nurtrisi dan
Metabolik
3. Pola Eliminasi

9 | Asuhan Keperawatan Stroke

Pola Latihan dan

Pada pasien dalam kasus stroke

Hambatan

Aktivitas

didapatkan hasil bahwa pola latihan

mobilitas fisik
Defisit perawat diri

dan aktivitasnya terganggu dengan

4.

tanda dan gejala: kelemahan dan


kelumpuhan pada separuh badan.

: makan
Resiko jatuh

5. Pola Istirahat Tidur


Pola Kognitif
6.

Pada pasien dalam kasus stroke


didapatkan hasil bahwa pola kognitif

Nyeri akut
Hambatan

terganggu dengan tanda dan gejala:

komunikasi verbal

nyeri atau sakit yang hebat pada


kepala.
Pola Persepsi

Pada pasien dalam kasus stroke

Defisit perawatan

Konsep Diri

didapatkan hasil bahwa pola latihan

diri : makan

dan persepsi konsep diri terganggu


deengan tanda dan gejala: pasien
7.

merasa malu dengan kecacatan pada


tubuhnya,

pasien

kehilangan

pekerjaan karena penyakitnya dan


pasien tidak dapat memerankan peran
sebagai suami/istri/orang tua.
8. Pola Peran dan

Tanggung Jawab
9. Pola Seksual

Reproduksi
10. Pola Koping dan

Pada pasien dalam kasus stroke

Toleransi Stress

didapatkan hasil bahwa pola koping


dan toleransi diri terganggu deengan
tanda dan gejala: pasien merasa
gelisah dan khawatir karena tidak
akan bisa lagi kembali ke aktivitas
normal dalam jangka waktu yang

10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

Ansietas

11. Pola

lama.
Keyakinan -

dan Nilai

Analisa Data
Data

Kesulitan membolak balik posisi

Masalah
Hambatan mobilitas

Etiologi
Gangguan

Perubahan cara berjalan

fisik

neuromuskular

Keterbatasan kemampuan melakukan


keterampilan motorik halus

Keterbatasan kemampuan melakukan

keterampilan motorik halus


Ketidakmampuan mengambil

dan Defisit Perawatan Diri Gangguan

memasukan makanan ke mulut

Ketidakmampuan

: Makanan

Neuromuskular

mengunyah

makanan

Ketidakmampuan

makanan
Mengekspresikan perilaku (gelisah, Nyeri akut

Agens

merengek, menangis )

biologis

menghabiskan

Melaporkan nyeri secara verbal


Tidak dapar bicara

Hambatan

Perubahan

Pelo

Komunikasi Verbal

saraf pusat

Sulit bicara

Bicara dengan kesulitan


Gelisah

Ansietas

Perubahan

Mengekspresikan kekhawatiran karena

perubahan dalam peristiwa hidup


Gangguan mobilitas fisik

Penuruan ekstremitas bawah

Penggunaan alat bantu (tongkat)

Gangguan keseimbangan
Berat badan 20% atau lebih di bawah Ketidakseimbangan

cidera

sistem

dalam

status kesehatan
Resiko Jatuh

berat badan ideal

nutrisi

Ketidakmampuan memakan makanan

kebutuhan tubuh

Keleahan otot pengunyah

11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

kurang

Ketidakmampuan

dari menelan makanan

Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

No.

Diagnosa
Hambatan mobilitas fisik b/d Gangguan neuromuskular
Defisit Perawatan Diri : Makanan b/d Gangguan Neuromuskular
Nyeri Akut b/d Agens cidera biologis
Hambatan Komunikasi Verbal b/d Perubahan sistem saraf pusat
Ansietas b/d Perubahan dalam status kesehatan
Resiko Jatuh faktor resiko Gangguan mobilitas fisik, Penuruan ekstremitas bawah,

7.

Penggunaan alat bantu (tongkat)


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan
menelan makanan

Intervensi Keperawatan
Nama

Ruang

Jenis Kelamin :
Umur
No.
a
1

No. RM

Diagnos

:
:

Dx Medis : Stroke
NOC

Mobilitas

NIC

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah hambatan mobilitas fisik
pasien dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Keseimbangan (4)
2. Pergerakan otot (4)
3. Pergerakan sendi (4)

Terapi Latihan : Kontrol Otot


1. Tentukan kesiapan pasien
untuk meningkatkan aktifitas
2. Kolaborasikan dengan terapis
fisik mengenai program latihan
3. Sediakan privasi pasien saat
pelatihan
4. Sarankan

pasien

untuk

menggunakan baju yang tidak


melukai saat latihan

Keterangan :

5. Tekankan penyediaan instruksi

Skala 1 : tidak pernah

pada pasien mengenai latihan

mendemonstrasikan

yang

12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

tepat

untuk

Skala 2 : jarang mendemostrasikan

meminimalisir

luka

dan

memaksimalkan keefektifan

Skala 3 : kadang-kadang

6. Sediakan isyarat langkah demi

mendemonstrasikan

langkah pada setiap latihan

Skala 4 : sering mendemostrasikan

aktifitas

motorik

selama

latihan

Skala 5 : selalu

7. Sediakan

mendemonstrasikan

lingkungan

yang

nyaman pada pasien setelah


periode latihan
8. Anjurkan
melakukan

2.

pasien

untuk

latihan

secara

mandiri
Perawatan Diri : Makan
Bantuan Perawatan Diri : Makan
1. Kemampuan untuk menelan
Setelah
dilakukan
tindakan
2. Berikan bantuaan fisik yang
keperawatan selama 3 x 24 jam
diperlukan
pasien mampu, dengan kriteria
3. Sediakan makanan pilihan dan
hasil :
minuman yang sesuai
4. Pantau berat badan pasien
1. Mengunyah makanan (4)
5. Berikan sedotan untuk minum
2. Menelan makanan (4)
3. Menelan cairan (4)
jika diperlukan
Keterangan :
Skala 1 : Parah sekali terkompromi
Skala 2 : Parah terkompromi
Skala 3 : Sedang terkompromi
Skala 4 : Ringan terkompromi
Skala 5 : Tidak terkompromi

3.

Kontrol Nyeri
Level Nyeri

Manajemen Nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri secara

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 4 x 60 menit
(4 jam) pasien tidak mengalami
nyeri, dengan kriteria hasil:
2.
13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

komprehensif
karakteristik,

termasuk
durasi,

lokasi,

frekuensi,

kualitas dan faktor presipitasi


Observasi reaksi nonverbal dari

1. Mengenali serangan nyeri (3)


2. Melaporkan nyeri (3)

ketidaknyamanan
3. Gunakan
teknik
terapeutik

3. Ekspresi wajah terhadap nyeri


(3)

untuk

komunikasi
mengetahui

pengalaman nyeri pasien


4. Kurangi faktor presipitasi nyeri
5. Pilih dan lakukan penanganan

Keterangan ( 1 ) :

nyeri
6. Ajarkan

Skala 1 : tidak pernah


mendemonstrasikan.

nonfarmakologi
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
8. Tingkatkan istirahat
9. Berikan informasi tentang nyeri

Skala 2 : jarang
mendemonstrasikan.

tentang

teknik

seperti penyebab nyeri, berapa

Skala 3 : kadang kadang


mendemonstrasikan.

lama nyeri akan berkurang dan


antisipasi ketidaknyamanan dari

Skala 4 : sering
mendemonstrasikan.

prosedur
10. Kolaborasi dengan dokter jika ada

Skala 5 : selalu
mendemonstrasikan.

keluhan dan tindakan nyeri tidak


berhasil

Keterangan ( 2 - 3 ) :
Skala 1 : parah sekali
Skala 2 : parah
Skala 3 : sedang
Skala 4 : ringan
4

Skala 5 : tidak ada


Komunikasi : ekspresif

Peningkatan
Komunikasi
:
penurunan bicara
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Menggunakan kata kata yang
keperawatan selama 1 x 24 menit
sederhana dan kalimat yang pendek.
2.
Berdiri di depan pasien ketika
(1 hari) pasien tidak mengalami
berbicara.
hambatan komunikasi verbal,
3. Dorong pasien untuk mengulang
dengan kriteria hasil:
kata kata
4. Kaji kemampuan pasien dalam
1. Menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi.
berbicara : vokal ( 4 )

14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

2. Kejelasan dalam berbicara ( 4 )

Keterangan :
Skala 1 : Parah sekali terkompromi
Skala 2 : Parah terkompromi
Skala 3 : Sedang terkompromi
Skala 4 : Ringan terkompromi
Skala 5 : Tidak terkompromi
5.

Kecemasan diri Kontrol

Penurunan Kecemasan
1. Gunakan
pendekatan

yang
Setelah
dilakukan
tindakan
menenangkan
keperawatan selama 1 x 60 menit
2.
Nyatakan dengan jelas harapan
(1 jam) pasien tidak mengalami
terhadap pelaku pasien
cemas, dengan kriteria hasil:
3. Jelaskan semua prosedur dan apa
1. Melaporkan
berkurangnya
yang dirasakan selama prosedur
tanda gejala fisik akibat stres 4. Temani pasien untuk memberikan
(4)
keamanan dan mengurangi takut
2. Beradaptasi dalam perubahan 5. Berikan informasi aktual mengenai
hidup ( 4 )
3. Melaporkan

diagnosis, tindakan prognosis


berkurangnya 6. Libatkan
keluarga
untuk

stres ( 4 )
4. Menggunakan

mendampingi klien
teknik 7. Instruksikan pada pasien untuk

relaksasi untuk mengurangi


kecemasan ( 4 )

Keterangan :

menggunakan tehnik relaksasi


8. Dengarkan dengan penuh perhatian
9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong
pasien
untuk

Skala 1 : tidak pernah


mendemonstrasikan.
Skala 2 : jarang
mendemonstrasikan.
Skala 3 : kadang kadang
mendemonstrasikan.
Skala 4 : sering

15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

mengungkapkan
ketakutan, dan persepsi.

perasaan,

mendemonstrasikan.
Skala 5 : selalu
mendemonstrasikan.
6.

Perilaku Pencegahan Jatuh

Pencegahan Jatuh

Setelah
dilakukan
tindakan 1. Identifikasikan defisiensi kognitif
keperawatan selama 1 x 24 jam (1
atau fisik dari pasien yang bisa
hari) pasien tidak mengalami
meningkatkan kemungkinan jatuh
gangguan keseimbangan yang
membuat terjatuh, dengan kriteria
di suatu lingkungan.
hasil:
2. Identifikasikan perilaku dan faktor1. Penggunaan alat bantu yang
faktor yang memberi efek risiko
sesuai (4)

untuk jatuh.
3. Instruksikan
memanggil

Keterangan :
Skala 1 : tidak pernah
mendemonstrasikan.
Skala 2 : jarang
mendemonstrasikan.

pasien
asisten

jika

untuk
ingin

bergerak, bila diperlukan.


4. Ajarkan pasien bagaimana cara
jatuh untuk meminimalisir luka.
5. Sediakan

alat

bantu

untuk

menstabilkan gaya berjalan.

Skala 3 : kadang kadang


mendemonstrasikan.
Skala 4 : sering
mendemonstrasikan.
Skala 5 : selalu
mendemonstrasikan.

7.

Status Nutrisi : Pemasukan

Cairan dan Makanan


Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 7 x 24 jam (7
hari ) pasien tidak mengalami
kekurangan nutrisi, dengan kriteria
hasil:
1. Pemasukan nutrisi ( 4 )
2. Pemasukan makanan ( 4 )
3. Pemasukan Cairan ( 4 )
16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

Manajemen Nutrisi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk

menentukan

kalori

dan

nutrisi

jumlah
yang

dibutuhkan pasien.
2. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
3. Ajarkan pasien bagaimana

4. Pemasukan

makanan

melalui

membuat

oral ( 4 )
5. Pemasukan cairan melalui oral
(4)

catatan

makanan

harian.
4. Monitor

adanya

BB.
5. Monitor

lingkungan

penurunan
selama

makan.
6. Monitor turgor kulit.
7. Monitor kekeringan, rambut

Keterangan ( 1 - 4 ):
Skala 1 : Parah Sekali

kusam, total protein, Hb dan

Skala 2 : parah

kadar Ht.
8. Monitor pucat, kemerahan, dan

Skala 3 : sedang

kekeringan

Skala 4 : ringan

jaringan

konjungtiva.
9. Monitor intake nuntrisi.
10. Informasikan pada klien dan

Skala 5 : tidak ada

keluarga

tentang

nutrisi.
11. Kolaborasi

manfaat

dengan

dokter

tentang kebutuhan suplemen


makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
12. Anjurkan banyak minum.

Implementasi keperawatan
Nama

Ruangan

Jenis Kelamin

No. Ruangan

Umur

Dx. Medis

Tanggal.
23
Septembe
r 2014

Shift
Pagi

No. Dx
1

Jam
08.00

Tindakan keperawatan
1. Menentukan
kesiapan

09.00

pasien

untuk

meningkatkan aktifitas
2. Mengkolaborasikan
dengan

terapis

fisik

mengenai program latihan


3. Menyediakan
privasi
17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

TTD

pasien saat pelatihan


4. Menyarankan pasien untuk
menggunakan baju yang
tidak melukai saat latihan
9. Menekankan penyediaan
instruksi pada pasien
mengenai latihan yang
tepat untuk meminimalisir
luka dan memaksimalkan
keefektifan
10. Menyediakan isyarat
langkah demi langkah
pada setiap latihan aktifitas
motorik selama latihan
11. Menyediakan lingkungan
yang nyaman pada pasien
setelah periode latihan
Anjurkan pasien untuk
melakukan latihan secara
mandiri
2

10.00
11.00

1. Membuat pasien mampu


untuk menelan
2. Memberikan

bantuaan

fisik yang diperlukan


3. Menyediakan
makanan
pilihan dan minuman yang
sesuai
4. Memantau

berat

pasien
5. Memberikan
untuk

minum

badan
sedotan
jika

diperlukan

1. Melakukan pengkajian nyeri

18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

secara komprehensif termasuk


lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi

reaksi

nonverbal

dari

ketidaknyamanan
3. Menggunakan

teknik

komunikasi terapeutik untuk


mengetahui pengalaman nyeri
pasien
4. Mengurangi faktor presipitasi
nyeri
5. Memilih

dan

lakukan

penanganan nyeri
6. Mengajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
7. Mengevaluasi

keefektifan

kontrol nyeri
8. Meningkatkan istirahat
9. Memberikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa

lama

berkurang

nyeri

akan

dan

antisipasi

ketidaknyamanan

dari

prosedur
10. Mengkolaborasikan

dengan

dokter jika ada keluhan dan


tindakan nyeri tidak berhasil
1. Menggunakan kata kata yang
sederhana dan kalimat yang
pendek.
2. Berdiri di depan pasien ketika
siang

12.00
13.00

berbicara.
3. Mendorong

pasien

untuk

mengulang kata kata


4. Mengkaji kemampuan pasien

19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

dalam berkomunikasi.
1. Menggunakan

pendekatan

yangmenenangkan
2. Menyatakan dengan

jelas

harapanterhadap pelaku pasien


3. Menjelaskan semua prosedur
dan apayang dirasakan selama
5

prosedur
4. Menemani

pasien

untuk

memberikankeamanan

dan

mengurangi takut
5. Memberikan informasi aktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
6. Melibatkan keluarga
untukmendampingi klien
7. Menginstruksikan pada pasien
untukmenggunakan tehnik
relaksasi
8. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
9. Menidentifikasi tingkat
kecemasan
10. Membantu pasien mengenal
situasi yangmenimbulkan
kecemasan
11. Mendorong pasien
untukmengungkapkan
perasaan, ketakutan,persepsi.
1.

Mengidentifikasikan
defisiensi kognitif atau fisik
dari

pasien

meningkatkan

yang

kemungkinan

jatuh di suatu lingkungan.


2.
20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

bisa

Mengidentifikasikan

perilaku dan faktor-faktor yang


memberi
6

efek

risiko

untuk

jatuh.
3.

Menginstruksikan

pasien

untuk memanggil asisten jika


ingin bergerak, bila diperlukan.
4.

Mengajarkan pasien
bagaimana cara jatuh untuk
meminimalisir luka.

5.

Menyediakan alat bantu


untuk menstabilkan gaya
berjalan.

1. Mengkolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan jumlah
kalori

dan

nutrisi

dibutuhkan pasien.
2. Meyakinkan
diet

yang
yang

dimakan mengandung tinggi


7

serat

untuk

konstipasi.
3. Mengajarkan

mencegah
pasien

bagaimana membuat catatan


makanan harian.
4. Memonitor adanya penurunan
BB.
5. Memonitor lingkungan selama
makan.
6. Memonitor turgor kulit.
7. Memonitor
kekeringan,
rambut kusam, total protein,
Hb dan kadar Ht.
8. Memonitor pucat, kemerahan,
dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva.
9. Memonitor intake nuntrisi.
10. Menginformasikan pada klien
21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

dan keluarga tentang manfaat


nutrisi.
11. Mengkolaborasi
dokter

tentang

suplemen

dengan
kebutuhan

makanan

seperti

NGT/ TPN sehingga intake


cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
12. Menganjurkan banyak minum.
pagi

08.00

1. Menentukan

09.00

kesiapan

pasien

untuk

meningkatkan aktifitas
2. Mengkolaborasikan
dengan

terapis

fisik

mengenai program latihan


3. Menyediakan
privasi
pasien saat pelatihan
4. Menyarankan pasien untuk
menggunakan baju yang
tidak melukai saat latihan
5. Menekankan penyediaan
instruksi pada pasien
mengenai latihan yang
tepat untuk meminimalisir
luka dan memaksimalkan
keefektifan
6. Menyediakan isyarat
langkah demi langkah
pada setiap latihan aktifitas
motorik selama latihan
7. Menyediakan lingkungan
yang nyaman pada pasien
setelah periode latihan
Anjurkan pasien untuk

22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

melakukan latihan secara


mandiri

1. Membuat pasien mampu


untuk menelan
2. Memberikan bantuaan
fisik yang diperlukan
3. Menyediakan makanan
pilihan dan minuman yang
sesuai
4. Memantau berat badan
pasien
5. Memberikan sedotan
untuk minum jika
diperlukan
( Lanjutkan Implementasi
pada diagnosa defisit
perawatan diri : makan
sampai hari ke tiga)
1. Mengkolaborasi

dengan

ahli gizi untuk menentukan


7

jumlah kalori dan nutrisi


yang dibutuhkan pasien.
2. Meyakinkan diet yang
dimakan
tinggi

mengandung
serat

untuk

mencegah konstipasi.
3. Mengajarkan
pasien
bagaimana

membuat

catatan makanan harian.


4. Memonitor
adanya
penurunan BB.
5. Memonitor
lingkungan
selama makan.
6. Memonitor turgor kulit.
7. Memonitor
kekeringan,
rambut

kusam,

total

protein, Hb dan kadar Ht.


8. Memonitor
pucat,
kemerahan,
23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva.
9. Memonitor intake nuntrisi.
10. Menginformasikan pada
klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi.
11. Mengkolaborasi

dengan

dokter tentang kebutuhan


suplemen makanan seperti
NGT/

TPN

sehingga

intake cairan yang adekuat


dapat dipertahankan.
12. Menganjurkan
banyak
minum.
( Lanjutkan Implementasi
diagnosa

Nutrisi

Metabolik sampai hari ke


7)

Evaluasi Keperawatan
Nama

Ruangan

Jenis Kelamin

No. Ruangan

Umur

Dx. Medis

Tanggal.
25 Sep
2014

Shift
pagi

Jam
08.0010.00

No. Dx
1

Catatan perkembangan
S: Pasien mengatakan sudah bisa
membolak balik posisi dengan
benar tanpa bantuan
O: Pasien terlihat sudah bisa
berjalan dengan benar
A: Masalah Hambatan Mobilitas
fisik teratasi
P: Hentikan intervensi

24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

TT

25 sep

pagi

2014

11.00-

12.00

S: Pasien mengatakan belum bisa


memasukan makanan ke mulut
O: Pasien terlihat sedikit bisa
mengunyah makanan
A: Masalah Defisit Perawatan
Diri : Makanan

23 sep

12.00

2014

13.00

P: Hentikan Intervensi
S : Pasien mengatakan tidak ada
nyeri lagi
O : Pasien terlihat tidak menahan
nyeri
A : Masalah Nyeri Akut teratasi
P : Hentikan intervensi

23 sep

Siang

2014

14.00

15.00

S :

Pasien mengatakan sudah

bisa berbicara
O : Pasien terlihat tidak pelo
A
:
Masalah
hambatan
komunikasi verbal teratsi
P : hentikan intervensi

23 sep

Sore

2014

16.00-

17.00

S : Pasien mengatakan sudah


tidak merasa cemas
O : Pasien sudah tidak terlihat
khawatir
A : Masalah ansietas teratasi
P : Hentikan intervensi

23 sep

Malam

2014

18.00

19.00

S : Pasien mengatakan mampu


menjaga keseimbangan
O : Pasien terlihat sudah tidak
menggunakan alat bantu
A :
Masalah Resiko jatuh
teratasi
P : Hentikan intervensi

29 Sep
2014

pagi

08.00
09.00

S : Pasien mengatakan mampu


memakan makanan
O
:
Berat badan pasien

25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

meningkat
A

: Masalah Ketidakseibangan

nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh teratasi
P : Hentikan Intervensi

PENUTUP
Kesimpulan
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n S t r o k e

Anda mungkin juga menyukai