Disusun Oleh:
Kelompok 4
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah kepada
kami, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah yang berjudul “Konsep Pusat Kesehatan
Masyarakat”.
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan tentang Konsep Pusat Kesehatan
Masyarakat. Dengan adanya makalah ini harapkan mahasiswa lain dapat memahami konsep
pusat kesehatan masyarakat dengan baik.
Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada:
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
8. Bagaimana Jangkauan Pelayanan Kesehatan ?
9. Bagaimana Sistem Rujukan Upaya Kesehatan ?
10. Bagaimana Peran Perawat Di Puskesmas ?
11. Bagaimana Upaya Pengembangan Kesehatan Masyarakat ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian PUSKESMAS
2. Untuk mengetahui dan memahami Wilayah PUSKESMAS
3. Untuk mengetahui dan memahami Pelayanan Kesehatan PUSKESMAS
4. Untuk mengetahui dan memahami Fungsi PUSKESMAS
5. Untuk mengetahui dan memahami Kedudukan PUSKESMAS
6. Untuk mengetahui dan memahami Program Pokok PUSKESMAS
7. Untuk mengetahui dan memahami Fasilitas Penunjang Di PUSKESMAS
8. Untuk mengetahui dan memahami Jangkauan Pelayanan Kesehatan
9. Untuk mengetahui dan memahami Sistem Rujukan Upaya Kesehatan
10. Untuk mengetahui dan memahami Peran Perawat Di PUSKESMAS
11. Untuk mengetahui dan memahami Upaya Pengembangan Kesehatan Masyarakat
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi
Untuk menambah materi pembelajaran, referensi atau sumber-sumber lainnya untuk
memperluas pengetahuan tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).
2. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta untuk memahami tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).
3. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan pembaca agar lebih mengetahui bagaimana Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas.
Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan
pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan
demikian puskesmas harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan
masyarakat datang ke puskesmas. (M Edberg, 2007)
Menurut (Ryadi, 2016) konsep area berdasarkan pada pertimbangan lokasi serta
wilayah kerja PUSKESMAS. Klasifikasinya dapat dibedakan menjadi:
1. Konsep area
a. Puskesmas kawedanan
Letaknya di ibu kota kawedanan hingga wilayah tgasnya meliputi seluruh
wilayah kawedanan.
b. Puskesmas kecamatan
Biasanya berada di ibu kota kecamatan. Puskesmas kawedanan membawahi
beberapa psukesmas kecamatan, tergantung pada jumlah kecamatan yang ada di
kawedanan. Puskemas kecamatan bertanggung jawab kepada puskesmas
kawedanan.
c. Puskesmas desa
Merupakan Puskesmas yang berada dalam pembinanaan kepala Puskesmas
kecamatan dan tersebar dalam desa yang membutuhkan.
2. Konsep menurut tingkatan Puskesmas
Klasifikasi ini membedakan jenis – jenis Puskesmas sebagai berikut:
a. Puskesmas tingkat I (terbaik dengan kualitas grade I)
b. Puskesmas tingkat II (grade II, klualitas cukup, sudah berkembang)
c. Puskesmas tingkat III (belum berkembang dari segi kualitas)
3. Konsep menurut tipe
Klasifikasi ini membedakan jenis – jenis Puskesmas sebagai beikut:
a. Puskesmas tipe A (terbaik, identik dengan puskesmas kawedanan) dapat
membawahi 2 – 3 Puskemas tipe B.
b. Puskesmas tipe B (identik dengan tingkat kecamatan) dan dapat membawahi
beberapa Puskesmas desa
c. Puskesmas tipe C (identik dengan puskesmas tidak berkembang). (Ryadi, 2016)
4
2.3 Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan, dan rehabilitatif (pemilihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, dengan tidak membedakan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandyngan sampaitutup mata.
(Efendi, 2009)
Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di kecamatan meliputi balai
pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA), usaha higiene sanitasi
lingkungan, pemebrantasan penyakit menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut
masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor kepada kepela dinas kesehatan
daerah tingkat II. Petugas balai pengobatan tidak mengetahui apapun yang terjadi di
BKIA, begitu juga sebaliknya, petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan
oleh petugas hiegiene sanitasi. (Efendi, 2009)
Kualitas pelayanan kesehatan harus memenuhi standar pesyaratan yang pada
garis besarnya meliputi aspek etika, tidak merugikan penderita atau keluarganya dan
mampu memberi kepuasan kepada penderita. Komponen indikator persyaratannya
meliputi:
a. Medical compentece
b. Akses terhadap pelayanan yaitu terjangkau secara geografis, jarak, jenis transpostasi,
waktu perjalanan, dan bebas dari hambatan segi biaya
c. Efektifitas
d. Efisiensi
e. Kontinuitas
f. Keamanan/keselamatan (patient safety)
g. Adanya jalinan hubungan yang baik antara dokter dengan pasien
h. Respon kualitas pelayanan bagi pasien atau keluarganya. (Ryadi, 2016)
5
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat diwilayah kerjanya (Efendi, 2009)
Proses dalam melaksanakan fungsi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakt tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
puskesmas. (Efendi, 2009)
6
bertahap agar mutu pelayanan meningkat dan masyarakat dapat meningmati
berbagai pelayanan kesehatan dipuskesmas
c. Bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan puskesmas dapat mengupayakan
nursing riview dan prosedur tetap pelayanan keperawatan, agar upaya kuratif
lebih bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan
d. Bidang prefentif, puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk pembuatan
brosur seperti brosur jadwal imunisasi, pencegahan DBD, pencegahan diare, dan
lainnya sesuai skala prioritas dan kondisi masing-masing puskesmas
e. Bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan
kepada kalayak berupa brosur seperti brosur jadwal makan untuk penderita
diabetes militus saat berpuasa dan lainnya. (Efendi, 2009)
7
18. Pembinaan pengobatan tradisional.(Efendi, 2009)
Semua program pokok yang dilaksanakan dipuskesmas dikembangkan
berdasarkan proghram pokok pelayanan kesehatan dasar seperti yang dian jurkan oleh
World Health Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic Seven. Basic Seven
tersebut terdiri atas maternal and child health care, medical care, enviromental
sanitation, health education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), sdimple
laboratory, communicable disease control, dan simple statistic (pencatatan-recording
atau pelaporan-reporting). (Efendi, 2009)
Pelaksanaan program pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil. karenanya, program pokok puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat diwilayah kerjanya.
setiap program pokok puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). (Efendi, 2009)
Di samping penyelenggaraan usaha-usaha program pokok puskesmas tersebut,
puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan
tertentu oleh pemerintah pusat seperti Pekan Imunisasi Nasional. Dalam hal demikian,
baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat
bersama pemerintah daerah. (Efendi, 2009)
Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbul wabah
penyakit menular atau bencana alam. untuk mengatasi darurat seperti diatas bisa
dengan mengurangi atau menunda kegiatan lain. (Efendi, 2009)
8
Selain itu, juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga dasawisma
untuk diberikan pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke puskesmas atau
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.
(Efendi, 2009)
2. Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu, yang lebih sering dikenal pustu atau pusban adalah
unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi untuk menunjang serta
membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas
dalam ruanglingkup yang lebih kecil. Pada akhir Pelita V diwilayah kerja
puskesmas pembantu diperkirakan meliputi dua hingga tiga desa, dengan sasaran
penduduk antara 2500 jiwa (diluar jawa- Bali) hingga 10.000 jiwa (diperkotaan
Jawa Bali). Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, atau
setiap puskesmas memiliki beberapa puskesmas pembantu diwilayah kerjanya.
Namun, ada kalanya puskesmas tidak memiliki puskesmas pembantu, khususnya
didaerah perkotaan. (Efendi, 2009)
3. Puskesmas keliling
Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan
bermotor oda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga dari puskesmas. (Efendi, 2009)
Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan puskesmas keliling adalah
sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat didaerah terpencil atau
daerah yang tidah atau sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas atau
puskesmas pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu, atau
disesuaikan dengan kondisi geografis setiap puskesmas
b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian yang laur biasa (KLB)
c. Dapat dipergunakan sebagi alat transportasi pasien rujukan bagi kasus darurat
d. Pelakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunkan alat audio
visual(Efendi, 2009)
4. Puskesmas perawatan
a. Kriteria
1) Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit
9
2) Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor
3) Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang
memadai
4) Jumlah junjungan puskesmas minimal 100 orang perhari
5) Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk 3 wilayah puskesmas
disekitarnya berjumlah minimal 20 ribu jiwa perpuskesmas
6) Pemerintah daerah bbersedia menyediakan dana yang memadai
(Efendi, 2009)
b. Fungsi
Merupakan Pusat Rujukan Antara bagi pasien gawat darurat sebelum
dibawa kerumah sakit.
c. Kegiatan
Tindakan operatif terbatas terhadap pasien gawat darurat seperti
keadaan karena kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit, dan
penyakit yang lain yang mendadak yang bersifat gawat darurat. Tindakan
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Merawat sementara pasien gawat darurat untuk mengobservasi pasien
dalam rangka pemeriksaan diagnostik dengan rata-rata tiga sampi tujuh
hari perawatan
2) Melakukan pertolongan sementara untuk selanjutnya merujuk pasien
kerumah sakit
3) Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan risiko tinggi dan
persalinan dengan penyulit
4) Melakukan metode operasi peria dan metode operasi wanita (MOP dan
MOW) untuk keluarga berencana
d. Ketenagaan
1) Dokter yang telah mendapatkan latihan klinis dirumah sakit selama 6
bulan dalam bidang bedah, obstetri-ginekologi, pediatri dan interna
2) Perawat (satu orang) yang telah dilatih selama enam bulan dalam bidang
perawatan bedah, kebidanan, pediatri, dan peyakit dalam
3) Perawat atau bidan tiga orang yang diberi tugas jaga bergilir
4) Pekarya kesehatan (satu orang minimal lulus SMA)
e. Sarana
10
1) Ruangan rawat inap yang memadai (nyaman, luas, dan terpisah antara
anak, wanita, dan pria untuk menjaga prifasi)
2) Ruangan operasi dan post operasi
3) Ruangan persalinan dan ruangan menyusui sekaligus sebagai ruang
pemulihan
4) Kamar ja ga untuk perawat
5) Kamar linen dan cuci
f. Peralatan medis
1) Peralatan operasi terbatas
2) Peralatan obstretri patologis, vasektomi, dan tubektomi
3) Peralatan resusitasi
4) Minimal 10 tempat tidur dengan peralatan perawatan
g. Alat komunikasi dan tranportasi
1) Telepon atau radio komunikasi jarak sedang
2) Minimal satu buah ambulans
(Efendi, 2009)
11
a. Rujukan Medis
1) Konsultasi pasien untuk keperluan pemeriksaan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dll.
2) Pengiriman bahan atau spesimen untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap
3) Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.(Efendi, 2009)
2. Rujukan Kesehatan
Merupakan rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan sebagai berikut.
a. Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular
b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah
c. Penyidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan,
dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal
d. Pemberian makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan untuk pengungsi atas
terjadinya bencana alam
e. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air
bersih bagi masyarakat umum
f. Pemeriksaan spesimen air dilaboratorium kesehatan dan lain-lain.(Efendi, 2009)
3. Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan
a. Tujuan umum
Dihasilkannya upaya pemerataan pelayanan kesehatan yang didukung kualitas
pelayanan kesehtan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna
b. Tujuan khusus
a) Dihasilkannya upaya kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil dan berdaya guna
b) Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif dan berdayaguna.(Efendi, 2009)
4. Alur sistim rujukan upaya kesehatan
a. Internal antara petugas puskesmas
b. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas
c. Antara masyarakat dengan puskesmas
12
d. Antara puskesmas yang satu dengan yang lain
e. Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium, atau fasilitas kesehatan
lainnya.
(Efendi, 2009)
5. Upaya peningkatan mutu sistem rujukan upaya kesehatan
a. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari
puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat
b. Mengadakan pusat rujukan antara dengan mengadakan ruangan tambahan untuk
10 tempat tidur perawatan pasien gawat darurat di lokasi yang strategis
c. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit pelayanan kesehatan
d. Mmenyediakan puskesmas keliling disetiap kecamatan dalam bentuk kendaraan
roda empat atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan alat komunikasi
e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem rujukan, baik rujukan
medis maupun rujukan kesehatan
f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjukan pelayanan
rujukan
Jenjang ( Hierarki ) Komponen ( unsur ) pelayanan kesehatan
Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh
keluarganya sendiri
Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam
menolong mereka sendiri oleh kelompok
paguyuban, PKK, saka bhakti husada,
anggota RW dan RT, serta masyarakat
Fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas puskesmas pembantu, puskesmas
profesional tingkat pertama keliling, praktik dokter swasta. Poloklinik
swasta, dan lain-lainya
Fasilitas pelayanan rujukan rumah sakit kabupaten swasta atau kota,
tingkat pertama rumah sakit swasta, klinik swasta,
laboratorium dan lainya.
Fasilitas pelayanan rujukan yang Rumah sakit tipe B dan tipe A, lembaga
lebih tinggi spesialistik swasta, laboratorium kesehatan
daerah, laboratoruim klinik swasta dan
lainnya
(Efendi, 2009)
13
2.10 Peran Perawat di Puskesmas
Di puskesmas, selain sebagai pemberi layanan kesehatan, perawat juga berperan
sebagai manajer. Tugas pokok perawat di puskesmas adalah mengusahakan agar fungsi
puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik dan dapat memberi manfaat kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. Kegiatan pokok yang dilakukan oleh perawat di
puskeksmas adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
b. Melakukan pelayanan asuhan keperawatan
c. Mengoordinasi kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat
d. Mengoordinasi pembinaan peran serta masyarakat melalui pendekatan
pemeliharaan kesehatan masyarakat desa
e. Mengoordinasikan kegiatan lain seperti egiatan lintas sektoral. (Efendi, 2009)
14
1) meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan dan menerapkan perilaku hidup[ sehat.
2) meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
3) meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap
risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana,
wabah penyakit, dan lainnya).
4) meningkatnya kesehatan lingkungan didesa.
2. Sasaran dalam Pengembangan Desa Siaga
a. pihak-pihak yang dapat memengaruhi indiviodu dan keluarga, yaitu tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) , kader, dan media massa.
b. pihak-pihak yang dapat memberi dukungan atau bantuan, yaitu pejabat atau
dunia usaha.
c. semua individu dan keluarga di desa.
Semua sasaran diatas diharapkan dapat lebih mandiri dalam mengatasi
masalah-masalah kesehatan. Untuk menuju Desa Siaga, ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi, yaitu desa tersebut minimal mempunyai pos kesehatan desa
(poskesdes). poskesdes di sini merupakan suatu upaya bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang minimal melaksanakian kegiatan-kegiatan seperti berikut.
a. pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi
kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-faktor risikonya.
b. penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar
biasa serta kekurangan gizi.
c. kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
d. kegiatan lain-lain misalnya promosi untuk sadar gizi, perilaku hidup bersih
dan sehat, penyehatan lingkungan, dan kegiatan pengembangan.
Poskesdes di masyarakat juga berfungsi sebagai koordinator dari UKBM
lainnya seperti posyandu, warung obat desa, dan lainnya. Oleh karena itu,
poskesdes perlu di dukung sumber daya tenaga (minimal satu orang perawat
maternitas atau bidan dan dua orang kader) serta sarana (fisik bangunan, peralatan
dan perlengkapan, serta alat komunikasi ke masyarakat dan puskesmas). Untuk
membentuk poskesdes tidak harus memulai dari awal, tetapi bisa dengan
menggunakan sumber daya kesehatan yang sudah ada seperrti berikut.
15
a. Polindes yang sudah ada dikembangkan menjadi poskesdes
b. Memanfaatkan bangunan lain yang sudah ada misalnya balai desa
c. Dibangun baru dengan alternatif (bantuan pemda atau perpus, donatur, dunia
usaha, dan swadaya masyarakat)
3. Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga
a. Indikator masukan (input), seperti ada/tidaknya forum masyarakat desa,
poskesdes atau saranannya, tenaga kesehatan, dan UKBM lain
b. Indikator proses (process), seperti frekuensi pertemuan masyarakat desa, ada atau
tidaknya kunjungan rumah kadarzi dan PHBS,serta berfungsi atau tidaknya
Poskesdes, UKBM yang ada, sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan bencana, dan sistem surveilans (pengamatan dan pelaporan)
c. Indikator pengeluaran (output), seperti cakupan pelayanan kesehatan Poskesdes,
pelayanan UKBM yang ada, rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah
untuk kadarzi dan PHBS, serta jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang
dilaporkan atau diatasi
d. Indikator dampak (outcome), seperti jumlah jiwa yang menderita sakit (angka
kesakitan kasar) dan gangguan jiwa, jumlah ibu yang melahirkan yang meninggal
dunia, juga jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia serta menderita gizi
buruk. (Efendi, 2009)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas didefinisikan sebagai unit pelaksana teknik dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah kerjanya. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan, dan rehabilitatif (pemilihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, dengan tidak membedakan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandyngan sampaitutup mata.
Selain sebagai pemberi layanan kesehatan, perawat juga berperan sebagai manajer.
Tugas pokok perawat di puskesmas adalah mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat
diselenggarakan dengan baik dan dapat memberi manfaat kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.
3.2 Saran
Agar menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Pusat Kesehatan
Masyarakat serta saran pembaca juga sangat penting sebagai masukan untuk perbaikan
bagi penulis, dan diharapkan penulis mampu membuat karya tulisnya lebih baik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
M Edberg. (2007). Buku Ajar Kesehatan Masyarakat : Teori Sosial dan Perilaku.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
18