Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

MAKALAH TENTANG

REMATIK

DISUSUN OLEH :

Wayan Rindang Sulis Tia Wati (2016-0303-015)

Jessisca Okololy (2016-0303-030)

Lola Louvita (2016-0303-049)

Asep Irwandi (2016-0303-017)

Refaldo Arifta (2016-0303-001)

Siti Rima Ambarwati (2013-330-015)

Ayu Rina Hastuti (2013-33-007)

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami selaku anggota kelompok panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas keperawatan medikal
bedah II yakni makalah tentang “Rematik” ini dengan baik, namun kami sangatlah menyadari
sungguh akan kekurangan dan kelemahan kami selaku manusia biasa. Untuk itu kami sangatlah
mengharapkan kritikan maupun saran guna untuk membangun makalah kami ini agar lebih baik
kedepannya. Terima Kasih
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II Pembahasan

A. Defenisi Rematik
B. Gejala Penyakit Rematik
C. Ragam Penyakit dengan Gejala Rematik
D. Siapa yang Beresiko Terkena Rematik
E. Diagnosis
F. Tatalaksana Penyakit Rematik

BAB III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit rematik adalah penyakit yang tidak hanya menyerang sendi, tetapi juga menyerang
organ atau bagian tubuh lainnya. Secara umum, defenisi rematik adalah penyakit yang
menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Penyakit rematik
yang paling umum adalah osteoarthritis akibat degenerasi atau proses penuaan, arthritis
rematoid (penyakit autoimun, dan gout karena asam urat tinggi.

Sekalipun belum ada angka pasti tentang jumlah penderita rematik di Indonesia, diperkirakan
hampir 80% penduduk yang berusia 40 tahun atau lebih menderita gangguan
muskuloskeletal, penyakit nyeri, kaku pada otot dan tulang. Sementara itu, organisasi
kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 335 juta orang di dunia mengidap
penyakit rematik. Jumlah ini sesuai dengan pertambahan manusia berusia lanjut dan beragam
faktor kesehatan lainnya yang diprediksi akan terus mengalami peningkatan di masa depan.
Diperkirakan sekitar 25% pebderita rematik akan mengalami kecacatan akibat kerusakan
pada tulang dan gangguan pada persendian.

Tingkat pengenalan dan pengetahuan tentang rematik di dunia memang sangat kurang baik
pada masyarakat awam maupun kalangan medis. Terkait dengan hal ini, European Public
Opinion Survey menyimpulkan bahwa 55% penduduk di Eropa tidak menyadari bahwa
sesungguhnya penyakit rematik berpotensi mengurangi harapan hidup penderitanya. Itulah
sebabnya, mengapa Prof. Ferdinand C Breedveld, rematolog dari Universitas Leiden,
Belanda, menyatakan bahwa pendidikan tentang rematik adalah hal yang mendesak dan
penting untuk dilakukan.

Seperti di Eropa, kurangnya pemahaman tentang rematik di Indonesia juga sangat terasa,
termasuk di kalangan medis. Hasil penelitian Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Rematik
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, mengungkapkan bahwa 36,9% dari
1.600 pasien rematik usia 40 tahun ke atas yang mereka rawat menyatakan tidak
mendapatkan penjelasan atau diagnosis akan penyakit yang mereka derita dan tidak
mendapat pengobatan yang memadai. Akibatnya, banyak pasien yang merasa kueang puas
terhadap perawatan medis, dan memilih untuk melakukan pengobatan alternatif, seperti
meminum jamu atau obat-obat tradisional lainnya.

Sebenarnya, hal itu terjadi karena penyakit rematik adalah penyakit yang kompleks.
Diperkirakan ada lebih dari 100 jenis penyakit rematik. Artinya, jika kita membahas tentang
penyakit rematik, kita akan dihadapkan pada lebih dari 100 jenis penyakit. Rematik bukan
hanya penyakit dengan keluhan nyeri, kaku, pembengkakan pada sendi dan struktur
penopang tubuh, seperti otot, ligamen, dan tulang saja, melainkan juga bisa menyerang
bagian tubuh lainnya, termasuk organ dalam, yang sering disebut sebagai rematik esktra-
artikuler (rematik diluar sendi).

Istilah arthritis sering digunakan untuk menyebut beberapa penyakit rematik. Jika menyerang
satu sendi disebut monoarthritis. Dan, jika menyerang beberapa sendi disebut poliarthiritis.
Istilah arthiritis sendiri berarti inflamasi atau radang pada tulang berupa pembengkakan,
kemerahan, rasa panas, dan nyeri pada sendi yang terserang. Beragam jenis arthirtis itu
hanyalah salah satu bagian dari penyakit rematik. Beberapa penyakit rematik dikenal sebagai
penyakit jaringan penyambung karena memengaruhi jaringan penyambung dan kerangka
penunjang tubuh serta organ dalam. Juga, ada yang dikenal sebagai penyakit autoimun,
karena sistem imun menganggu jaringan-jaringan tubuhnya sendiri.

Beberapa tempat terjadinyta, rematik dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Jika terjadi di dalam sendi disebut arthirtis (osteoarthritis), gout/pirai, atau rematoid
arthritis.
2. Jika terjadi di luar sendi disebut tendinitis/ tendosinovitis, dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
- Nyeri dan kekakuan pada jaringan lunak,otot, atau tulang
- Faktor pencetus : beban kerja berlebih, trauma, kelainan postural, usia lanjut,
degenerasi jaringan ikat, atau stres psikis.

Umumnya, rematik muncul dengan beberapa keluhan atau gejala, diantaranya :

- Nyeri yang berlangsung lama


- Gangguan fungsi sendi dan otot tulang yang progresif
- Keluhan di bagian jaringan ikat dan otot.
- Keterbatasan fisik dalam melakukan beragam aktivitas, sehingga mengakibatkan
gangguan sosial, misalnya sulit berinteraksi dengan orang lain.

Pasien reamtik dapat dikenal melalui ;

1. Riwayat penyakit
- Mencermati penurunan kemampuan fungsi dalam melakukan pekerjaan sehari-hari,
seperti mandi, berpakaian, menyisir rambut, berindah posisi, berjalan, dan sebagainya
- Penurunan kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan- sebelumnya mampu,
tetapi sekarang tidak mampu.
2. Pemeriksaan terhadap fungsi sendi dan kekuatan otot, misalnya:
- Apakah sendi terasa nyeri dan bengkak?
- Apakah rasa nyeri pada sendi menghambat gerakan?
- Apakah ada kelemahan otot?

Tata laksana untuk mengatasi rematik adalah sebagai berikut :


1. Terapi panas dan dingin
- Terapi panas superfisial, misalnya mandi air hangat,berendam, mandi uap panas
(spa).
- Terapi dingin, misalnya kompres dengan air dingin atau es
2. TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), terapi laser yang bermanfaat untuk
mengurangi nyeri.
3. Penggunaan alat bantu, seperti cervical collar, korset/brace, splint, atau cacaneal pad,
yang bermnafaat untuk:
- Mencegah kelainan/ deformitas sendi dan otot
- Menopang sendi, terutama sendi penopang berat badan
4. Latihan gerak, dengan pola sebagai berikut:
- Latihan gerak sendi, stretching.
- Latihan fisik, seperti : jalan di alam erbuka, bersepeda, dan berenang, namun dengan
catatan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, sebaiknya pengidap rematik
mengomsumsi obat terlebih dahulu sebelum melakukan latihan fisik.
5. Melindungi sendi dengan melakukan beberapa hal berikut :
- Mengatur posisi tubuh dalam melakukan pekerjaan
- Memastikan postur tubuh yang benar dalam segala posisi
- Mengurangi tekanan terlalu lama pada bagian tubuh tertentu.
- Menghindari posisi tubuh yang sama dalam waktu lama
- Contoh posisi dan gerakan tubuh yang baik dan benar adalah seperti : berdiri dan
berjalan dengan posisi tubuh tegak.
- Melatih leher dengan stretching dan penguatab otot. Namun dengan catatan jangan
biasakan menggerakan leher dengan cepat dan mendadak ke segala arah.
- Hindari bantal yang tebal dan posisi tidur dengan leher yang tertunduk.
- Hindari duduk dikursi rendah dan bersila kaki atau jongkok dalam waktu yang lama.

Penyakit rematik yang paling menonjol dan sering kita jumpai adalah osteoarthiritis, arthiritis
rematoid (AR), gout dan fibromyalgia. Dari keempat jenis rematik tersebut, arthiritis rematoid
adalah jenis penyakit rematik yang paling serius dan berpotensi menimbulkan kecacatan.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi. sekalipun kata rematik sudah akrab di
telinga kita, faktanya adalah hingga kini belum ada pemahaman yang memadai tentang
penyakit rematik.
Penyebab penyakit rematik sepenuhnya bergantung jenis penyakit rematik itu sendiri.
Beberapa jenis penyakit rematik yang telah diketahui penyebabnya adalah arthritis dan
gout. Sementara itu, untuk jenis penyakit rematik osteoarthritis para rematolog menduga
bahwa penyakit itu disebabkan oleh tekanan berlebihan pada tulang, sendi yang cedera
secara berulang, atau kelemahan tulang rawan (kartilago) bawaan. Faktor lain yang
diduga berpotensi memicu osteoarthritis adalah kegemukan dan pertambahan usia. Untuk
jenis penyakit rematik arrhritis rematoid (AR), penyebab yang dominan adalah kombinasi
faktor keturunan, hormon, dan lingkungan. Terkait dengan hal ini, para rematolog
menduga bahwa riwayat keluarga dan kuturunan memainkan peranan penting dalam
penyebaran penyakit rematik, terutama untuk jenis penyakit ankilosing spondilitis, gout,
dan AR.

B. Gejala Penyakit Rematik


Secara garis besar, gejala penyakit rematik terdiri dari :
- Artralgia, yaitu gejala yang hanya ditemukan pada sendi, berupa pegal linu, tanpa
gejala lainnya. Gejala pegal-pegal ini biasanya ditemukan pada penyakit lupus atau
rematik akibat autoimun.
- Arthritis atau radang pada sendi. Gejala peradangan arthritis cendrung lengkap yaitu:
terjadi pembengkakan, muncul kemerahan di kulit, terasa nyeri dan panas pada sendi
yang terserang, dan biasanya sendi menjadi sulit untuk digerakan.
- Nyeri sendi dengan tanda radang yang tidak lengkap (artropik). Misalnya, terjadi
pembengkakan pada tulang, bukan pada jaringan lunak atau, terjadi pembengkakan
tulang yang diikuti dengan gangguan fungsi tulang, tetapi tidak muncul kemerahan
dikulit atau rasa panas.

C. Ragam Penyakit dengan Gejala Rematik


Ada banyak penyakit yang memperlihatkan gejala rematik. Secara umum, penderita akan
merasa nyeri dan kaku pada sendi dan tulang. Berikut terlampir beragam penyakit dengan
gejala rematik :

Gout
Umumnya, serangan gout muncul secara mendadak, biasanya di jempol kaki atau sendi-
sendi lainnya. Gout disebabkan oleh gangguan metabolisme protein purin yang
menyebabkan asam urat darah meningkat dan kristal asam urat terbentuk dalam sendi
atau tempat lainnya. Gout biasanya menyerang orang berusia 40-50 tahun.
Arthritis Rematoid (AR)
AR terjadi karena sistem imun menyerang lapisan atau membran sinovial sendi.
Umumnya, proses ini melibatkan seluruh tubuh dan dapat menyebabkan kelelahan,
kehilangan berat badan, kurang darah (anemia), serta menyerang paru-paru, jantung, dan
mata. AR dapat menyebabkan kecacatan tubuh.
Osteoarthritis (OA)
OA disebabkan oleh patahnya bantalan tulang rawan (kartilago) yang menjadi bantal
tulang. Penyakit ini juga sering disebut sebagai arthritis degeneratif. Biasanya,
menyerang sendi kaki, lutut, pangkal paha, dan jari tangan. Umumnya, penderita OA
berusia 45 tahun ke atas.
Arthritis Rheumatoid Juvenile
Seperti namanua, arthritis rheumatoid juvinile menyerang anak-anak. Sifat arthritis ini
berbeda dengan orang dewasa, baik diagnosis maupun perawatannya. Pada beberapa
anak, penyakit ini dapat sembuh secara total. Namun, ada juga yang tetap bertahan
sepanjang hidupnya.
Arthritis Psoriatik
Selain menyerang tulang dan jaringan sendi, arthritis jenis ini juga menyerang bagian
tubuh lainnya. Jika menyerang kulit disebut arthritis psoriasis, yang bersifat menahun
atau kronis, yaitu sekitar 5%. Umumnya, arthritis jenis ini menyerang jari tangan dan
tulang belakang. Mayoritas gejalanya ringan, tetapi dapat menjadi sangat berat.
Ankilosing Spondilitis
Kebanyakan menyerang tulang belakang secara kronis pada pria berusia 16-35 tahun.
Tulang belakang yang terkena penyakit ini dapat menjadi rapuh atau, secara perlahan-
lahan, menyatu dari atas ke bawah, sehingga membuat penderitanya bergerak seperti
robot, sulit membungkuk dan menoleh. Dalam keadaan yang sangat ekstrem,bentuk
penderitanya akan melengkung seperti tanda tanya (?), ligamen menjadi keras karena
terjadi proses penulangan. Pada wanita kasus ankisoling spondilitis cenderung bersifat
ringan dan sulit didiagnosis. Penyakit ini bertendensi genetik, dengan gen pembawa
HLA-B27.
Lupus (Systemic Lupus Erythematosus = SLE)
Penyakit ini menyerang kulit dan melibatkan sendi, otot, serta terkadang organ dalam
atau tubuh lainnya. Umumnya, terjadi pada wanita usia produktif, tetapi dapat juga terjadi
pada setiap orang dan segala usia. Jenisnya ada yang ringan dan berat hingga mengancam
jiwa.
Lain-lain
Jenis penyakit rematik ini adalah perkembangan dari infeksi bakteri, misalnya bakteri
gonorrhea, atau yang sering disebut septik arthritis. Juga, bisa terjadi karena infeksi
bakteri atau virus, tetapi tidak ditemukan disendi, melainkan di tempat lain, yang disebut
arthritis reaktif, atau yang menyerang kulit, pembuluh darah, sendi, maupun organ dalam,
seperti fibromialgia, rematik jaringan lunak yang umumnya menyerang wanita, tidak
mengakibatkan kecacatan sendi

D. Siapa yang Berisiko Terkena Rematik


Terkait dengan siapa yang rentan terkena penyakit rematik, hal itu sepenuhnya
bergantung pada jenis penyakit rematik. Setiap jenis mempunyai jenis resikonya masing-
masing. Misalnya oesteoarthritis paling sering menyerang sendi-sendi yang mendukung
berat badan, seperti sendi lutut, panggul, tulang belakang, punggung dan leher, meskipun
sedni-sendi lain juga dapat terserang. Wanita berusia lebih dari 50 tahun berisiko tinggi
terserang osetoearthritis.
Orang yang mengalami obesitas atau kegemukan juga berisiko tinggi terserang rematik,
terutama orang yang ketika muda berbadan kurus, tetapi setelah berusia 50 tahun
berbadan gemuk. Hal ini terjadi karena sebenarnya kaki orang tersebut kecil, sehingga
tidak mampu menopang berat badannya yang bertambah.
Juga orang yang pernah mengalami trauma berat pada lutut hingga terjadi pembengkakan
atau perdarahan, seperti yang umumnya dialami oleh para atlet. Dan orang-orang sering
menggunakan lutut secara berlebihan, seperti pegangang keliling atau orang yang sering
bekerja dengan posisi jongkok, yang menyebabkan tekanan berlebihan pada lutut.
Sementara itu, yang berisiko terserang gout adalah laki-laki, orang gemuk, dan orang
yang pola makannya banyak mengandung protein purin, serta faktor keturunan.

E. Diagnosis
Menegakan diagnosis penyakit rematik bukanlah perkara yang mudah. Sebab, beberapa
gejala dan tandanya bersifat umum, bahkan mirip dengan penyakit lain, dan tidak ada
batasan pasti terhadap diagnosis penyakit rematik itu sendiri. Kadar asam urat yang tinggi
bukanlah pertanda yang pasti. Apalagi, jika diikuti dengan gejala penyakit rematik
lainnya. Juga belum bisa didiagnosis sebagai gout. Demikianpula dengan faktor remotoid
positif (FR+) dalam darah, yang tidak didukung dengan gejala-gejala lainnya, yang pada
akhirnya belum bisa menegakan diagnosis arthritis rematoid. Diagnosis untuk menegakan
suatu penyakit sebaiknya dilakukan secara menyeluruh, meliputi: pertanyaan seputar
riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan foto sinar-X
(rontgen).

Riwayat Medis Penderita Rematik


Pertanyaan seputar riwayat medis penting untuk diajukan kepada pasien dengan gejala
nyeri pada tulang dan sendi. Riwayat medis penderita rematik dapat diperoleh dengan
mengajukan pertanyan berikut:
- Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada satu sendi atau lebih?
- Kapan nyeri itu muncul?
- Kapan terakhir kali nyeri terjadi?
- Kapan pertama kali pasien merasa terganggu karena rasa nyeri itu?
- Tindakan apa yang dilakukan pasien ketika pertama kali merasakan nyeri?
- Apakan tindakan fisik tertentu dapat mengurangi atau memperberat gejala nyeri?
- Apakah sebelumnya pasien pernah menderita penyakit dengan gejala nyeri atau
mengalami kecelakaan yang memicu gejala nyeri?
- Apakah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit rematik? Obat apa yang
digunakan?

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik untuk menegaskan diagnosis penyakit rematik dilakukan dengan


memeriksa sendi yang terserang. Adapun , pemeriksaan tersebut meliputi tingkat
kehangatan, kemerahan, kelainan bentuk, kekakuan dalam pergerakan, dan keempukan
sendi. Terkadang pemeriksaan fisik secara lengkap juga diperlukan, seperti pemeriksan
jantung, paru-paru, perut (abdomen), sistem saraf, mata, telinga, atau tenggorokan. Hal
ini penting karena ada beberapa jenis penyakit rematik yang menyerang organ tubuh
lainnya.

Pemeriksaan Laboratorium

Biasanya, untuk menegakan diagnosis penyakit rematik, dokter akan melalukan beberapa
pemeriksaan laboratorium, seperti :

- Antinuclear Antibody (ANA)


Fungsi tes ini adalah untuk mengetahui kadar antibodi dalam darah.
- Rheumatoid Factor
Faktor rematoid (FR+) dalam darah ditemukan pada sebagian besar penderita arthritis
rematoid. Meski demikian, perlu juga ditegaskan disini bahwa hal yang sama juga
terjadi pada penyakit lain. Bahkan tak jarang, dialami juga oleh orang sehat. Jadi FR
bukan faktor penentu diagnosis penyakit rematik.
- Foto Sinar-X (Rontgen) dan Pencitraan lain
Fungsi tes ini adalah untuk melihat kondisi sendi dari dalam. Sinar-X dapat
memperlihatkan gambaran tulang, tetapi tidak dapat memperlihtakan tulang rawan,
otot, dan ligamen. Untuk kondisi sendi secara menyeluruh, pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan computered tomography (CT atau CAT), magnetic resonance
imaging (MRI), arthrography, dan lain-lain

F. Tata Laksana Penyakit Rematik


Hingga kini, belum ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan penyakit rematik, kecuali
penyakit rematik yang disebabkan oleh infeksi. Obat-obat yang tersedia hanya mampu
mengatasi gejala penyakit rematik, bukan menghentikan proses penyakit rematik. Meski
demikian, pengobatan harus tetap dilakukan untuk meringankan penderitaan pasien.
Pengobatan ditunjukan untuk membatasi nyeri dan inflamasi, sekaligus menjamin fungsi
sendi agar dapat berkerja secara optimal. Setiap perawatan harus dilakukan seusai jenis
penyakit rematik yang diderita pasien pada tingkat keparahannya.
Pengobatan untuk arthritis diantaranya adalah dengan menggunakan obat, istirahat,
relaksasi, olahraga, diet, instruksi tentang penggunaan sendi yang baik, dan cara
menghemat energi tubuh. Pengobatan lain, seperti penggunakan obat penenang dan alat
bantu belat atau penahan berat badan juga dapat diperlukan. Rencana pengobatan
biasanya mengombinasikan beberapa tipe pengobatan, yang diubah sesuai kondisi
rematik dan pasien.

Anda mungkin juga menyukai