Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
BERHUBUNGAN DENGAN NUTRISI
DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS AMPENAN

DISUSUN OLEH
TANIA HARTATI RAHMAN
093STYC17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM
2018

1
A. Definisi
1. Nutrisi
Nutrisi adalah pengetahuan tentang makanan dalam hubungannya
dengan kesehatan atau pengetahuan tentang cara memberikan makanan
dengan benar, agar tubuh berada dalam keadaan sehat yang sebaik-
baiknya. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.( Nanda. 2005-2006 )
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi di penuhi dengan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan
bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak
menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolism dan
keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).
Untuk beraktivitas melakukan berbagai kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari memerlukan tenaga.
Ada enam golongan zat gizi yang diperlukan tubuh yakni:
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
d. Mineral, seperti: Fe, Ca, P, K, Na dan Indium
e. Vitamin, seperti:Vit,A,B1,B11,B12,C,D,E dan K
f. Air
Kegunaan zat gizi bagi tubuh:
a. Sebagai zat tenaga

Memberi tenaga yang diperlukan tubuh untuk bergerak dan


bekerja, mislanya: karbohidrat dan lemak. Protein juga dapat
menghasilkan tenaga.
b. Sebagai zat pembangun

2
Memberi bahan untuk membangun tubuh atau untuk
memelihara dan memperbaiki bagian tubuh yang rusak, misalnya:
protein mineral.
c. Sebagai zat pengatur

Memberi bahan untuk mrngatur pekerjaan tubuh, misalnya:


misalnya :mineral, vitamin dan juga protein.
Supaya sehat, orang harus makan makanan yang mengandung
semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang cukup.
Vitamin adalah zat gizi yang diperlukan dalam kuantitas sedikit sekali
dan tidak dapat diprodukasi sendiri oleh tubuh. Apabila orang makan
makanan yang tepat,ia tidak memerlukan tablet vitamin.
Orang yang sedang dalam masa oenyembuhan dari suatu
penyakit memerlukan lebih banyak zat pembangun untuk mengganti
jaringan tubuhnya yang rusak sewaktu dia sakit.
Beberapa hal penting yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi
dalah: ukuran tubuh, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan keadaan hamil
atau menyusui.
Ukuran Tubuh
Orang yang bertubuh besar memerlukan zat gizi lebih banyak
dari orang yang bertubuh kecil.
Usia
Pada usia dimana terjadi pertumbuhan yang pesat dan
banyak kegiatan, seperti pada masa remaja, diperlukan banyak zat
pembangun dan zat tenaga,sedangakan orang yang sudah mulai tua,
kebutuhannya akan menjadi berkurang.
Jenis Kelamin
Pada usia tertentu pria memerlukan zat gizi yang lebih
banyak daripada wanita karena kegiatannya, ukuran tubuh yang lebih
besar, dan sebagainya. Untuk zat-zat gizi tertentu kadang-kadang
wanita memerlukan lebih banyak daripada pria.
Pekerjaan

3
Perbedaan pekerjaan terutama pekerjaan yang memerlukan
kekuatan otot menyebabakan perbedaan jumlah zat gizi yang
diperlukan dengan pekerjaan yang memerlukan kerja otak.
Keadaan hamil dan menyusui
Ibu hamil dan ibu menyusui memerlukan zat gizi lebih
banyak daripada keadaan biasa. Hal ini disebabkan karena
pertumbuhan janin dalam kandungan, persediaan makanan bayi pada
waktu dilahirkan serta sebagai bahan persiapan air susu ibu.
2. Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan


proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh
secara fisika maupun kimiawi.
Sistem pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan ( alimanter ),
yaitu tuba muscular panjang yang merentang dari mulut sanpai anus, dan

4
organ organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati kandung
empedu dan pancreas.
Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah
mempelajari fungsi atau kerja sistem percernaan dalam keadaan normal.
a. fungsi sistem pencernaan
Fungsi utama adalah untuk menyediakan makanan, air, dan
elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap di
absorbsi.
Pencernaan berlansung secara mekanik dan kimiawi dan melewati
proses berikut :
1) ingesti : masuknya makanan kedalam mulut
2) pemotongan dan penggilingan makanan yang dilakukan
secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur
dengan saliva sebelum di telan.
3) peristalsis : gelombang kontraksi otot polos involunter
yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran
pencernaan
4) digesti : hidrolisis kimia ( penguraian ) molekul besar
menjadi molekul kecil sehingga absorbs dapat
berlangsung
5) absorbsi : penggerakkan produk akhir pencernaan dari
lumen saluran pencernaan kedalam sirkulasi darah dan
limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
6) egesti ( defekasi ) : proseseliminasi zat-zat sisa yang tidak
cerna,juga bakteri dalam bentuk fesesbdari saluran
pencernaan.
b. organ-organ sistem pencernaan
1) mulut
2) faring
3) esophagus
4) lambung
5) usus halus

5
6) Pancreas
7) Hati
8) kantung empedu dan saluran empedu
9) usus besar
10) rectum
11) Anus

1) mulut

Mulut adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan


dan berisi organ asesoris yang berfungsi dalam proses awal
pencernaan. Batas-batas mulut adalah atas : palatum durum
dan molle, bawah : mandibula, lidah dan struktur lain pada
dasar mulut, lateral : pipi, depan : bibir, belakang : lubang
menuju faring.
Pipi dibentuk oleh membrane mukosa, musculus
buccinators, yang membentang dari maxilla sampai
mandibula, bantalan lemak buccinators( yang berkembang
dengan baik pada masa bayi, memberikan bayi penampilan
“tembem”).
Dasar mulut dibentuk oleh lidah, lekukan pada bagian
depan dan samping lidah tempat membrane mukosa di
refleksikan dari lidah ke gusi, dibawah lekukan ini, glandula
salivarius submandibular dan sublingual dan beberapa otak

6
kecil bekerja pada lidah. Palatum durum dibentuk oleh
sebagian maxilla dibagian depan dan os palatinum dibagian
belakang. Tulang dilapisi oleh poreusteum dan membrane
mukosa. Palatum molle, dibentuk oleh otot dan jaringan ikat
yang di lapisi membrane mukosa, bersambungan dengan
palatum durum dibagian depan. Uvula adalah tonjolan lunak
berbentuk kerucut yang menggantung pada garis tengah.
Pada setiap sisi terdapat dua arcus membrane mukosa dan
diantaranya merupakan tonsil.
a. Lidah

Lidah terdiri dari otot yang dilapisi pada bagian atas dan
samping dengan membrane mukosa. Dorsum membentuk sebagian
dasar mulut dan melengkung ke belakang dank e bawah, bagian
sepertiga posteriornya berhadapan dengan faring dan normal tidak
terlihat. Sulcus terminalis adalah alur berbentuk V, dengan V
menunjuk ke belakang yang memisahkan bagian dua pertiga
anterior dan sepertiga anterior. Foram,en caecum adalah lubang
kecil pada apex V. membrane mukosa bagian dorsum tebal dan
ditutupi oleh banyak papilla. Sekitar 12 papila besar terlihat dalam
satu baris dibagian depan sulcus terminalis, setiap papilla

7
dikelilingi oleh parit dangkal. Taste bud adalah sel khusus pada
dinding parit ini dan mengandung sel tempat rasa di apresiasikan
dan dari sana mereka berhubungan dengan otak. Akar bagian
potero-inferior lidah menempel dengan otot palatum, processus
styloideus os temporal, mandibula dan os hyoideum. Frenulum
adalah lipatan pendek membrane mukosa pada garis tengah yang
berjalan tepat dibawah dan belakang ujung lidah menuju dasar
mulut.
a. Kelenjar ludah
Di dalam mulut terdapat kelenjar ludah yang memiliki
fungsi :

a. melarutkan makanan
b. memudahkan menelan
c. melindungi selaput mulut terhadap dingin,panas,asam, dan basa.
Kelenjar ludah terdiri dari tiga bagian :
a. Glandula parotis
Glandula parotis adalah kelenjar berbentuk baji tidak beraturan
terletak dibagian depan, bawah dan belakang daun telinga.
Ductus parotis keluar dari batas anterior, berjalan horizontal
melintasi pipi, menembus lemak dan musculus buccinators,
membuka di bagian dalam pipi di seberang gigi molar 2 atas.
Glandula parotis, menghasilakn ludah( saliva) yang berbentuk
air.
b. Glandula submandibularis
Glandula mandibularis terletak di bagian belakang dasar mulut
tertutup dibawah angulus mandibula. Ductusnya berjalan ke
depan pada dasar mulut membuka ke dalam mulut pada bagian
samping lidah.
c. Glandula sublingualis
Glandula sublingualis terletak di bawah membrane mukosa
dasar mulut dan tertutup dibawah bagian depan lidah. Kelenjar
ini memiliki sekitar 12 saluran kecil yang membuka ke dalam

8
dasar mulut. Kelenjar ludah mensekreasi saliva sebagai respon
terhadap antisipasi makanan di dalam mulut. Rangsangan
melalui saraf parisimpatis menghasilkan dilatasi pembuluh
darah di dalam kelenjar dan mengalirkan saliva.
Saliva memiliki tiga fungsi :
a. Memungkinkan makanan dikunyah oleh gigi dan dan
dibentuk kedalam bolus, gumpalan yang dapat ditelan
b. Ptyalin, enzim dalam saliva mengubah karbohidrat menjadi
maltose
c. Melembapkan lidah bagian dalam mulut, memungkin lidah
bergerak saat bicara.
2) Faring

Faring adalah tabung fibromuskular yang melekat pada dasar


tengkorak di atas dan berhubungan dengan esophagus di bagian
bawah. Faring terdiri dari tiga bagian, nasofaring dan orafaring.
Laring ofaring ada dibelakang epiglotis dan laring berhubungan
dengan esophagus dibagian bawah. Makanan melewati orafaring dan
laringofaring masuk kedalam esophagus.
Mastikasi, makanan dipotong dan di hancurkan oleh gigi dan
dilembabkan oleh saliva membentuk bolus masa berlapis saliva.
Menelan :
1) Bolus ditekan oleh lidah pada palatum durum
2) Palatum molle menutup nasofaring
3) Bolus turun ke permukaan dorsal lidah
4) Pada tahap ini laring naik, pintu masuk laring menyempit, plica
vokalis menutup
5) Posisi epiglotis mengarahkan makanan menjauhi lubang laring,
dan setelah bolus melewatinya, epiglotis membengkok di atas
lubang laring mungkin untuk mencegah semua remahan agar
tidak memasuki laring
6) Setelah bolus melewati esophagus, struktur bagian atas kembali
ke posisi normalnya

9
3) Esofagus

Esophagus ( gambar. 14.3 ) adalah tabung muscular dengan


panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 0,5 cm. esophagus di mulai di
leher sebagai sambungan faring berjalan ke bawah leher dan toraks
dan kemudian melalui crus sinistra diafragma memasuki lambung.
Di bagian depannya adalah trakea dan kelenjar tiroid, jantung,
diafragma. Di bagian belkaangnya columna verteblaris. Pada setiap
sisi adalah paru dan pleura. Arcus aorta terletak pada sisi kiri
oeshopagus dan aorta descendens awalnya terletak pada sisi kiri dan
kemudian lewat di belakangnya, sehingga terletak di antara
oeshopagus dan columna vertebralis. Oesophagus akan menyempit
pada, ujung atas oesophagus, tempat bronkus menyilangi
oesophagus, tempat oesophagus melewati diafragma.
Komposisi :
a. Lapisan dalam membrane mukosa
b. Lapisan submukosa yang tebal, mengandung kelenjar mucus
c. Lapisan otot serat llongitudinal dan sirkular
d. Lapisan fibrosa di bagian luar

Bolus memasuki sepertiga bagian atas oesophagus kurang


dari satu detik dan di dorong kebawah melewati sisanya oleh
kontraksi seperti cincin otot oesophagus. Bolus yang lembab dan

10
lunak mencapi pintu masuk lambung dalam beberapa detik tetapi
bolus yang kering mungkin harus di dorong pleh gelombang
sekunder yang dapat terasa nyeri.
4) Lambung

Lambung ( gambar. 14.4, 14.5, 14.6 ) lebar dan merupakan


bagian yang dapat sangat berdilatasi dan saluran cerna. Lambung
bervariasi dalam bentuk tergantung dari jumlah makanan di

11
dalamnya, adanya gelombang peristaltic, tekanan dari organ lain,
respirasi dan postur tubuh. Posisi, bentuk dan mobilitas lambung
sangat bervariasi. Lambung biasanya memiliki bentuk J dan terletak
di kuadran kiri atasabdomen. Lambung memiliki : permukaan
anterior dan posterior, curvature minor pada sisi kanan, curvature
mayor pada sisi kiri, orificium cardia tempat oesophagus bergabung,
fundus : kubah diatas tingkat orifficium cardia normal di isi oleh
gelombang udara, corpus : bagian terbesar lambung, canalis
pyloricus : tabung sempit dibawah corpus, lubang pylorus : kedalam
bagian pertama duodenum. Orifficium cardia tidak memiliki sfingter
khusus ( cincin otot yang membuka dan menutup dengan kontraksi
dan relaksasi ) tetapi tetap tertutup oleh lipatan membrane mukosa
dan oleh otot pada bagian bawah oesophagus.

Lubang pylorus di kelilingi oleh sphincter pylori ( gambar


14.7 ) spingter definitive yang di bentuk oleh penebalan otot sirkular
lambung. Lapisan paritonium, lambung dilapisi oleh peritoneum
kecuali sepanjang garis curvature mayor dan minor, padanya
direflesikan dalam lipatan ganda. Carvutura mayor berhubungan
dengan colon transversum oleh oymentum mayus, lipatan ganda
peritoneum dan dengan lien. Curvature minor berhubungan dengan
hepar oleh omentum minus, lipatan ganda peritoneum.
Fungsi lambung :

12
a. Bertindak sebagai “hopper” berisi makanan di dalam kantong dan
mengeluarkannya secara bertahap ke dalam usus
b. Meneruskan pencernaan maknan sampai pada tahap dimana
pencernaan lebih lanjut dapat terjadi di dalam usus
c. Menyekresi “ faktor intrinsic” yang di butuhkan untuk absorbs
vitamin B12

Cairan lambung adalah cairan encer yang di sekresi oleh


kelenjar dan sel-sel membrane mukosa lambung. Cairan ini terdiri
dari : asam hidroklorida dalam larutan cair, pepsinogen yang di
koversi oleh asam dalam lambung menjadi pepsin yang memecah
protein menjadi molekul yang lebih kecil, mucus di sekresi dari sel-
sel pada permukaan membrane mukosa, fungsi utamanya adalah
melapisi permukaan membrane mukosa untuk melindunginya dari
pencernaan oleh asam hidroklorida. Cairan lambung di sekresi dalam
tiga fase :
a. Fase sereberal
Antisipasi terhadap makanan menyebabkan stimulus dari otak
berjalan melalui nervous vagus kelambung tempat kelenjar dan
sel di ransang oleh sekresi. Pada fase ini gastrin, hormone yang di
sekresi oleh sel membrane mukosa canalis pylori lambung
memasuki aliran darah dan akhrnya tiba kembali di memberan
mukosa lambung yang merangsang cairan lambung lebih banyak.
b. Fase gastric
Lebih banyak gastrin di produksi oleh kombinasi tiga peristiwa,
regangan mekanik lambung oleh maknan , adanya produk protein
di dalam lambung dan stimulasi vagal.
c. Fase intestinal
Sampainya makanan di dalam usus halus menyebabkan skresi
cairan lambung lebih lanjut mungkin oleh produksi lebih banyak
gastrin.

13
Pencernaan dalam lambung, jumlah pencernaan yang di
lakuakan di dalam lambung hanya sedikit, di batasi oleh konversi
protein menjadi pepton. Aklorhidria adalah adanya asam
hidroklorida dari cairan lambung.
Gerakan lambung, dalam keadaan istirahat lambung
berkontraksi. Bila waktu makan berikutnya tidak tiba, akan terjadi
gelombang peristaltic yang menyebabkan nyeri lapar mendadak.
Lambung bertendendi untuk mengakomodasi makanan yang masuk
dan kemudian gelombang peristaltic di mulai pada bagian atas dan
berjalan ke baah menuju pylorus , sebanyak empat kali dalam satu
waktu. Pada awalnya pylorus tetap tertutup, dan efek gelombang
pada pada saat ini adalah untuk mencampur makanan dan
memejankan makanan dengan cairan lambung. Kemudian sphincter
pylori mulai mengalami relaksasi dan mengeluarkan sejumlah kecil
makanan setiap saat.

5) Usus Halus
Usus halus adalah bagian saluran cerna di antara lambung
dan usus besar. Usus halus panjang, saluran bergulung mengisi
sebagian besar rongga abdomen.

Duodenum

14
Duodenum (gambar. 14.8) adalah saluran berbentuk C,
panjang sekitar 25 cm, pada bagian belakang abdomen, mengitari
caput pancreas. Duodenum digambarkan dalam 4 bagian,
bagian I: berjalan ke kanan,
bagian II: berjalan ke bawah,
bagian III: berjalan mendatar ke kiri dan ke depan vena cava inferior
dan aorta,
bagian IV: berjalan mendatar ke atas bersambungan dengan jejunum.
Lambung membuka ke dalam bagian I pada lubang pylorus.
Pancreas dan duktus biliaris membuka ke dalam bagian II
sebagai lubang bersama pada papila kecil, lubang dikontrol oleh
sfingter yang disebut sfingter Oddi. Kadang-kadang duktus terbuka
secara terpisah.
Jejunum dan ileum
Jejunum adalah bagian bagian pertama dan ileum adalah
bagian kedua dari seluruh usus halus. Kombinasi mereka bervariasi
dari 300 sampai 900 cm.
Nama kedua bagian ini tradisional. Tidak ada perbedaan yang
jelas diantaranya. Jejunum agak besar, memiliki dinding tebal, lebih
banyak lipatan, membrana mukosa dan lebih sedikit plak Peyeri.
Jejunum dan ileum terdapat di dalam peritoneum kecuali
sepanjang garis perlekatannya.
Suplai darah usus halus: oleh percabangan arteria mesenterica
superior (cabang dari aorta); cabang berhubungan di dalam
mesenterium oleh sejumlah arcade arteri, yang keluar dari cabang
terminal.
Drainase vena usus halus: ke dalam vena mesenterica superior dan
kemudian ke dalam vena porta.
Drainase limfe usus halus: ke dalam nodus di dalam mesenterium
dan kemudian ke dalam kelenjar aorticus dan cisterna chyli.
Inervasi usus halus: oleh nervus simpatis dan parasimpatis (vagus).
Fungsi usus halus :

15
a. Sekresi cairan usus
b. Menerima empedu dan getah pancreas
c. Pencernaan makanan
d. Absorbs air, garam dan vitamin
e. Gerakan isi usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek
dan “ gelpmbang rush” yang menggunakan isi sepanjang usus
lebih cepat.

STRUKTUR
Membrana mukosa: berbentuk banyak lipatan sirkular atau
semisirkular, atau spiral. Seluruh permukaannya ditandai dengan
jutaan vili; vilus adalah tonjolan kecil yang ditutupi oleh selapis sel
dan mengandung pembuluh darah, kelenjar limfe, saraf, dan serat
otot.
Plak peyeri adalah plak jaringan limfe pada membrane
mukosa, sering terdapat pada ileum dari pada jejunum.
lapisan submukosa.
lapisan muscular: serta sirkular dan longitudinal.
peritoneum.
Divertikulum Meckel: kelainan congenital yang ditemukan
sebanyak 2 persen orang. Divertikulum usus halus dapat terjadi
sampai sepanjang 5 cm, terjadi pada 15-60 cm dari katup ileosekal.
Divertikulum merupakan sisa duktus yang menghubungkan kantong
yolk dengan usus dan dapat berhubungan dengan umbilicus oleh tali
fibrosa, yang merupakan sisa dari duktus.
Pencernaan
Pencernaan makanan lebih lanjut terjadi pada usus halus
dengan kerja getah pancreas, empedu, dan getah usus.
Gambaran klinis
Ulkus duodenum (serupa dengan ulkus gaster) dapat terjadi
pada bagian I duodenum, di mana makanan yang telah dicerna
sebagian bersifat asam. Di bawah tingkat muara pankreatik-biliaris,

16
isi duodenum dibuat menjadi bas oleh getah pancreas dan empedu
dan tidak terjadi ulserasi.
Pada penyakit malabsorpsi (mis. Steatorea idiopatik) terdapat
kegagalan usus halus untuk menyerap makanan, vitamin, dan garam.
Hal ini menyebabkan penurunan berat, defisiensi vitamin, defisiensi
garam, dan anemia.
Divertikulum Meckel dapat meradang. Pada demam tifoid,
plak peyer meradang dan dapat mengalami ulserasi, kadang-kadang
menyebabkan perforasi ke dalam rongga peritoneal.
6)Usus Besar
Panjang usus besar bervariasi, berkisar sekitar 150 cm. dapat
dibedakan dari usus halus dengan ukurannya yang lebih besar dan
adanya taenia coli dan appendices epiploicae. Taenia coli adalah 3
pita serat otot longitudinal pada bagian luar colon dan memendek
daripada seluruh dinding usus menyebabkan gambaran sakulasi atau
berkerut. Appendiks dan rectum tidak memiliki taenia coli.
Appendices epiploicae adalah umbai peritoneum yang mengandung
lemak pada permukaan caecum.
Caecum

Caecum (gambar. 14.10) adalah kantong lebar, terletak pada


fossa iliaca dextra. Ileum memasuki sisi kirinya pada lubang
ileosekal, celah oval yang dikontrol oleh spingter otot. Appendiks

17
membuka ke dalam caecum di bawah lubang ileosekal. Caecum
berlanjut ke atas sebagai colon ascendens.
Appendiks
Appendiks adalah tonjolan seperti cacing dengan panjang
sampai 18 cm dan membuka pada caecum pada sekitar 2,5 cm di
bawah katup ileosekal. Appendiks memiliki lumen yang sempit.
Lapisan submukosanya mengandung banyak jaringan limfe.
Appendiks berhubungan dengan mesenterium ileum oleh
mesenterium pendek berbentuk segitiga yang di dalamnya berjalan
pembuluh darah dan pembuluh limfe appendicular.
Posisinya bervariasi. Berdasrkan frekuensi letaknya
di belakang caecum,
di bawah caecum atau menggantuung ke dalam pelvis,
di depan atau belakang ujung ileum,
di depan caecum.
Gambaran klinis
Appendicitis adalah inflamasi appendiks. Penyebabnya
biasnya tidak diketahui, tetapi sering mengikuti sumbatan lumen.
Pada appendicitis akuta, appendiks menjadi merah dan
membengkak, dapat berlanjut menjadi ganggrenosa, atau dapat
berulserasi dan menyebabkan peritonitis atau abses appendiks.
Colon ascendens

18
Colon ascendens membentang dari caecum pada fossa iliaca
dextra ke sisi kanan abdomen sampai flexura colica dextra di bawah
lobus hepatis dexter.
Colon transversum
Pada flexura colica dextra colon membelok ke kiri dengan
tajam dan menyilangi abdomen sebagai colon transversum dalam
lengkungan yang dapat menggantung lebih rendah daripada
umbilicus, dan naik pada sisi kiri berakhir pada flexura colica
sinistra di bawah lien.
Colon descendens
Pada flexura colica sinistra, colon membelok kembali
berjalan ke bawah pada sisi kiri abdomen sampai tepi pelvis, tempat
colon berlanjut sebagai colon sigmoid.
Colon sigmoid (pelvicus)
Colon sigmoid memiliki beberapa lengkungan di dalam
pelvis dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan pertengahan
sacrum tempatnya berhubungan dengan rectum.
Rectum
Rectum mempunyai panjang sekitar 12 cm dan mendapat
namanya karena berbentuk lurus atau hampir lurus. Rectum dimulai
pada pertengahan sacrum dan berakhir pada canalis analis.
Hubungan rectum
Posterior: setengah bawah sacrum dan coccygeus,
Lateral: musculus levator ani,
Anterior: (a) pria-vesica urinaria, vesicular seminalis, glandula
prostatica,
(b) wanita-cervix uteri, vagina.
Canalis analis
Canalis analis memiliki panjang sekitar 3 cm, berjalan ke
bawah dan ke belakang, dan berakhir pada anus.
Pada setiap sisinya adalah fossa ischiorectalis.

19
Canalis analis memiliki musculus sphincter internus dan
externus, yang mengontor pembukaan dan penutupan anus.
Suplai darah usus besar: oleh cabang arteria mesenterica superior
sampai flexura colica sinistra dan oleh cabang arteria mesenterica
inferior.
Drainase vena usus besar: ke dalam vena mesenterica superior dan
inferior, dan kemudian ke dalam vena porta.
Drainase limfe usus besar: ke dalam kelenjar limfe di dalam
peritoneum dan kemudian ke dalam glandula aorticus.
Inervasi usus besar: oleh saraf simpatis dan parasimpatis.
3. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Fisiologis
a. Intake Nutrisi
1) Kemampuan memdapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
2. Kemampuan mencerna nutrient
a. Obstruksi saluran cerna
b. Malabsorbsi nutrient
c. DM

3. Kebutuhan metabolisme
a. Pertumbuhan
b. Stres
c. Kondisi yang meningkatkan BMR
d. Kanker

20
4. Gaya hidup dan kebiasaan
a. Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
b. Kebiasaan makan pada lansia menghindari makanan yang pantang
di makan

5. Kebudayaan dan kepercayaan


Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
6. Sumber ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.
7. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak memperdulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
8. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera cerebrovascular (VA) yang
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak
mampu merencanakan dan menyediakan makanan sendiri.
9. Kehilangan
Terutama pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendri. Mereka biasana tidak memahami niali suatu
makanan yang gizinya seimbang.
10. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah
payah, berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
11. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
12. Penyakit saluran pernafasan
Termasuk sakit gigi dan ulkus
13. Obat
Pada lansia yang mendapatkan lebih banyak obat dibandingkan
kelompok usia lain yang lebih muda,ini berakibat buruk bagi nutrisi

21
lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang
semakin jauh.
14. Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan wanita.
Pada laki-laki dibutuhkan BMR 1,0 kkal/kg/BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kg/BB/jam.
15. Tinggi badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh, maka semakin besar
pengeluaran panas.sehingga kebutuhan metabolismebasal tubuh
juga menjadi besar.
4. Patofisiologi
Kondisi fisiologi yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, kemempuan daya beli, dan menyiapkan
makanan serta prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada
tingkat aktivitas, maka nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk
meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas, maka nutrisi dan kilokalori
diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan
meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau
pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asuhan makanan,
pencernaan, absorpsi, metabolism dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat
makanan tertentu dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat
menurunkan kebutuhan protein oleh krena protein di ekskresi oleh ginjal.
Penyakit-penyakitfisik biasanya meningkatan kebutuhan zat makanan.
Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang
dapat menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absorpsi,
gangguan transportasi, atau penggunaan yang tidk sepantasnya. Luka pada
mulut dapat menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat
makan. Diare dapat menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih
cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, dimana kandung

22
empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang berfungsi untuk
mencerna lemak menjadi tidak aktif.
Pathway
Penyakit saluran Status kesehatan Gaya hidup Kebutuhan
pencernaan menurun dan kebiasaan metabolism
untuk
pertumbuhan

Erosi mukosa Kelemahan otot Kebiasaan Peningkatan


lambung menelan mengkonsumsi intake nutrisi
makanan yang
Menurunnya tidak sehat
tonus dan Gangguan Kebutuhan
peristaltik menelan energy
lambung makanan meningkat

Refluks
Asupan Kelebihan zat Mudah lapar
duodenum ke
lambung nutrisi tidak dalam tubuh
terpenuhi yang tidak
dibutuhkan

Mual Nafsu makan


Penurunan meningkat
berat badan Penyerapan
didalam tubuh
Muntah tidak sempurna

Sering makan

Ketidakseimbangan nutrisi Resiko ketidak


: kurang dari kebutuhan seimbangan nutrisi :
tubuh lebih dari kebutuhan
Ketidskseimbangan
tubuh
nutrisi : lebih dari
kebutuhan tubuh

Sumber : https://www.scribd.com.doc.Pathway-Nutrisi

23
5. Tanda dan Gejala
1. Kram abdomen
2. Nyeri abdomen
3. Menghindari makanan
4. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
5. Kerapuhan kapiler
6. Diare
7. Kehilangan rambut berlebihan
8. Bising usus hiperaktif
9. Kurang makanan
10. Kurang informasi
11. Kurang minat pada makanan
12. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
13. Kesalahan konsepsi
14. Kesalahan informasi
15. Membran mukosa pucat
16. Ketidakmampuan memakan makanan
17. Tonus otot menurun
18. Mengeluh gangguan sensasi rasa
19. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily
allowance)
20. Cepat kenyang setelah makan
21. Sariawan rongga mulut
22. Steatorea
23. Kelemahan otot pengunyah
24. Kelemahan otot untuk menelan

6. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis
1) Memberikan makanan yang bergizi
2) Mengatur diet pasien
3) Menambah suplemen atau vitamin

24
4) Mengajarkan pola makanan yang sehat
5) Menawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering
6) Berkolaborasi dengan ahli gizi
b) Penatalaksanaan keperawatan
Pengkajian
a. Riwayat keperawatan dan diet
1) Apakah diet yang dilakukan secara khusus?
2) Anjuran makan makanan kesukaan, waktu makan
3) Adakah penurunan dan peningkatan BB dan berapa
lama periode dietnya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan
diet seperti luka bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makan atau minum tertentu?
b. Faktor yang mempengaruhi diet
1) Kesehatan atau status kesehatan
2) Kultur atau kepercayaan
3) Status sosial ekonomi
4) Faktor psikologis
B. Masalah kebutuhan nutrisi
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan
berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
d. Adanya penurunan albumin serum

Kemungkinan penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker

25
b. Penurunan absorbsi nutrisi
c. Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunya resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan nutrisi secara berlebihan.
Tanda klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
c. Aktivitas menurun atau monoton

Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal.
4. Kurang nutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat sel. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang
dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi,
pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dll.
5. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
7. Penyakit jantung coroner

26
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian
lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia nervosa
Penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan.
C. Kelompok Rentan Gizi
Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat
yang paling mudah menderita gangguan kesehatan karena kekuranngan gizi.
Kelompok tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkmebangan
yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok
usia yang lain.
Kelompok rentan gizi ini terdiri dari:
1. Kelompok bayi (0-1 tahun)
2. Kelompok balita (1-5 tahun)
3. Kelompok anak sekolah (6-13 tahun)
4. Kelompok remaja (14-20 tahun)
5. Kelompok ibu hamil dan ibu menyusui
6. Kelompok usia lanjut

1. Kelompok Bayi
Bayi berada didalam masa pertumbuhan perkembangan yang paling
pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada usia 6 bulan akan mencapai
pertumbuhan atau berat badan dua kali lipat dari berat badan pada waktu
lahir.
Zat gizi yang diperlukan adalah;
a. Protein, diperlukan 3-4gram/KgBB/hari
b. Kalsium, untuk pertumbuhan kerangka tulang dan gigi
c. Vitamin D

27
Di daerah tropis sinar matahari cukup melimpah sehingga kebutuhan
vitamin D tidak menjadi masalah
d. Viatamin A dan K harus diberikan sejak pasca natal
e. Fe (Besi)
Di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang. Dapat di
berikan dalam bentuk sari buah.Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi
tersebut sudah terkandung di dalam ASI (air susu ibu). Oleh sebab itu,
apabila gizi ibu cukup baik dan anak diberi ASI sampai usia minimal 6
bulan zat gizi tersebut sudah mencukupi. Pemberian ASI tanpa makanan
tambahan lain sampai usia 6 bulan tersebut pemberian ASI ekslusif.
Disamping itu, ASI juga mempunyai keunggulan yakni mengandung
imunoglobulin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi yang bersal dari
tubuh ibu. ASI dapat ditambah dengan makanan tambahan sesuai dengan
kondisi anatomi dan fungsional alat pencernaan bayi.
Penggantian ASI dengan makanan orang dewasa (menyapih)
sebaiknya dilakukan secara berangsu-angsur agar anak dan alat
pencernaanya mengadakan penyusaian sedikit demi sedikit.
2. Kelompok Anak Balita
Beberapa kondisi yang menyebabkan anak balita rawan gizi adalah:
a. Anak balita masih dalam proses taransisi dari makanan bayi ke makanan
orang dewasa
b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah
kembali bekerja penuh sehingga perhatian ibu berkurang. Dan
pengurusan anak sering diserahkan kepada saudaranya yang lebih
tua,tetapi tidak mempunyai pengalaman dan keterampilan unutk
mengurus anak dengan baik.
c. Anak balita belum dapat mngurus dirinya sendiri, termasuk dalam
memilih makanan. Sedangkan ibunya sudah tidak begitu memperhatikan
lagi makanan anak balita karena dianggap sudah dapat makan sendiri.
d. Anak balita sudah main ditanah bahkan diluar lingkungan rumahnya,
sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang
memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai jenis penyakit.

28
Yang harus diperhatikan:
a. Kebangkitan kebiasaan makan yang baik
Anak-anak perlu mengkonsumsi pangan yang beragam dan
seimbang.jadi orang tua harus berusha untuk makan yang beragam dan
menghindari ungkapan ketidaksukaan terhadap makan tertentu.
b. Kesukaan makan
Ada masa anak-anak hanya mau makan satu atau dua jenis saja, hal
tersebut adalah umum. Konsumsi selama periode beberapa minggu
kemudian akan menyeimbangkannya.
c. Keahlian makan
Anak ingin menyuapi dirinya sendiri dan kadang-kadang mengalami
kesulitan. Walaupun prosesnya kotor dan berantakan, tetapi harus
dibimbing. Penekanan yang harus selalu rapi akan menimbulkan sters
ketegangan pada waktu makan.
d. Konsumsi mineral dan kalsium
Sayur-sayuran berwarna hijau memberikan zat besi, dan anak-anak
sebaiknya minum susu secara teratur.
e. Meminimalkan obesitas
Pengguanaan makanan manis dan gorengan harus dikurangi dan dapat
diganti buah-buahan. Orang tua juga harus membatasi kebiasaan anak
untuk menonton TV sepanjang hari,karena akan merangsang selera
makan makanan yang mengandung zat gizi yang rendah.
Perbaikan gizi kelompok balita oleh pemerintah diupayakan dengan
adanya Posyandu, program PMT ( pemberian makanan tambahan )
ataupun Taman Balita.
3. Kelompok Anak Sekolah
Masalah yang timbul pada kelompok anak sekolah antara lain:
a. Berat badan rendah
b. Defisiensi fe (besi )
c. Defesiansi vitamin C,dll
Masalah tersesbut timbul karena pada usia anak sangat aktif bermain
dan banyak kegiatan disekolah maupun dilingkungan. Di pihak lain anak

29
pada kelompok ini kadang-kadang selera makanannya menurun, sehingga
konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan.
Hal-hal berikut dapat berguna untuk mendorong anak-anak
mengkonsumsi makanan yang bergizi :
a. Seluruh anggota keluarga paling sedikit harus makan bersama sekali
dalam sehari
b. Ikut sertakan anak-anak dalam penyiapan makanan
c. Sediakan makanan kecil bergizi di rumah, khususnya anak-anak yang
ditinggal sendiri di rumah setelah pulang sekolah. Contohnya : buah
segar, pop corn, kacang yang tidak bergaram, es lilin dari nus buah, dan
sebagainya.
4. Kelompok Kerja
Pertumbuhan anak remaja sangat pesat dengan berbagai kegiatan
atau aktifitas fisik maupun non fisik. Oleh sebab itu, apabila konsumsi
makana tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan
kegiatannya, maka ankan terjadi defensiasi yang menghambat
pertumbuhannya.
a. Pada remaja ptri mulai terjadi menstruasi yang berarti mulai terjadi
pembuangan Fe. Sedangkan remaja putrid ini sering sangat
memperhatikan bentuk badannya, sehingga membatasi konsumsi
makanannya.
b. Pada remaja pria kegiatan jasmaniah sangat meningkat (atletik,sepak
bola, mendaki gunung dan sebagainya). Bila konsumsi berbagai sumber
zat gizi tidak ditingkatkan mungkin terjadi defensiasi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih menu :
a. Batasi gorengan-gorengan menjadi satu sajian per hari atau 2-3 sajian
tiap minggu
b. Untuk mencegah osteoporosis sangat penting bagi remaja putrid
mengkonsumsi susu.
5. Kelompok Ibu Hamil
Ibu hamil berhubungan dengan proses pertumbuhan , yaitu
pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ

30
tubuh sebagai pendukung proses kehamilan tersebut, misalnya mamae
(payudara). Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan itu , maka
kebutuhan makanan sebagai sumber energy meningkat. Ibu hamil
memerlukan peningkatan kebutuhan kalori sebanyak 300-350 kalori/hari
dan protein sebanyak 10 gram/hari serta peningkatan suplai vitamin,
terutama tiamin, riboflavin, vitamin A dan D, mineral khususnya Fe dan
kalsium.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat :
a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah
b. Kelahiran premature (lahir belum cukup umur kehamilan )
c. Melahirkan dengan berbagai kesulitan
d. Lahir mati
Pada periode hamil muda sering terjadi rangsangan pada organ
rongga perut, yang dapat menimbulkan nausea (mual ), vomitus (muntah),
hiperemesis gravidarum dan anoreksia (hilangnya atau kurang selera makan
). Untuk mengurangi efek tersebut makanan harus :
a. Kering, minum harus di pisahkan dari waktu makan
b. Makan sedikit tapi sering
c. Kadar lemak rendah
d. Makanan mudah di cerna dan jangan banyak mengandung bumbu
e. Protein tinggi
f. Pada trimester ke-2 masa kehamilan sebaiknya diberi suplemen Fe,
vitamin C, dan B-kompleks
6. Kelompok Ibu Menyusui
Postpartum tubuh ibu menyesuaikan kembali alat-alat kandungan
menjadi bentuk normal seperti sebelum hamil. Mamamae menyiapkan diri
dan mulai berfungsi menghasilkan ASI. Melalui ASI zat-zat gizi yang
diperlukan neonates diberikan dari tubuh ibunya dari persediaaan yang telah
disiapkan terlebih dahulu. Sekresi ASI rata-rata 800-850 Ml/hari dan setiap
100 Ml nya mengandung :
1) Kalori 60-65 kal
2) Protein 1,0-1,2 gram

31
3) Lemak 2,5-3,5 gram
Komponen tersebut diambil dari tubuh ibu dan harus digantikan
dengan suplai makanan ibu sehari-hari. Untuk itu, ibu yang menyusui
memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan protein 25 gram
sehari. Apabila konsumsi makanan ibu tidak mencukupi, zat-zat gizi di
dalam ASI akan terpengaruh. Khusus untuk protein , bila konsumsi ibu tidak
mencukupi, maka ASI akan tetap memberikan jatah yang diperlukan anak
dengan mengambil dari jaringan tubuh ibu, akibatnya ibu akan kurus. Bila
konsumsi ibu kurang mengandung banyak kalsium, maka kalsium akan
diambil dari cadangan kalsium jaringan ibu, sehungga menjadi osteoporosis
dan kerusakan gigi.
7. Kelompok Lanjut Usia (Lansia)
Kelomok lanjut usia tidak berhubungan dengan pertumbuhan badan,
tetapi sebaliknya terjadi degenerasi jaringan dan sel-selnya. Sehingga dapat
menimbulkan gangguan gizi, oleh sebab itu, untuk lansia makanan yang
dikonsumsi sebaiknya :
a. Makana dipotong-potong kecil, lunak mudah ditelan. Gigi-gigi lansia
mungkin sudah banyak mengalami kerusakan bahkan copot, sehingga
menimbulkan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan
harus diolah sehingga tidak perlu di gigit atau di kunyah keras-keras.
b. Makanan yang tidak banyak mengandung lemak, karena lemak sulit
untuk dicerna.
c. Kadar serat jangan terlalu banyak, tetapi harus tetap tersedia. Serat tidak
dapat dicerna, tetapi serat dapat melancarkan peristaltic sehingga
membantu dalam proses defekasi.
D. Proses Penggunaan Bahan Makanan (ReviewAnfis )
1. Mulut
Makanan dikunyah dan dibasahi dengan air ludah supaya bersifat
basah dan licin sehingga berbentuk bolus dan mudah ditelan. Air ludah
mengandung ptyalin, yaitu enzim yang berguna untuk mencegah
karbohidrat bentuk olisakarida menjadi bentuk monosakarida dan
disakarida. Ptyalin bekerja dalam suasana basah, selanjutnya makanan di

32
dorong ke lambung. Selama suasana makanan masih bersifat basah maka
proses pencernaan polisakarida masih diteruskan di lambung.
2. Lambung
Selama makanan dikunyah didalam mulut, kelenjar getah lambung
mendapatkan rangsangan untuk menegeluarkan getah lambung. Makanan
yang dielan masuk kedalam lambung sedikit demi sedikit dicampur
dengan getah lambung yang disebut kimus.
Dalam getah lambung terdapat asam klorida (HCl) dan pepsin,
rennin serta amylase. Oleh pengaruh HCl makanan yang masuk lambung
lama kelamaan di ubah dari sifat basa menjadi asam, maka enzim ptyalin
yang berasal dari air ludah tidak aktif lagi.
Enzim :
1) Amylase : berguna memecah hidrat arang, melanjutkan tugas ptyalin
2) Pepsin : berguna membantu memecah protein asam amino
3) Renin : berguna membantu memecah protein menjad asam amino,
tetapi khusus bagi protein yang berasal dari susu.
Makanan didalam lambung selama 1-3 jam tergantung dari sifat
dan keadaan makanan itu sendiri. Makanan yang mengandung lemak lebih
lama tinggal di lambung sehingga member rasa kenyang lebih lama.
Bila makanan sudah bersifat asam, akan mempengaruhi pylorus
sehingga dapat membuka dan memungkinkan makanan meninggalkan
lambung dan masuk ke usus 12 jari. Katup pylorus akan menutup kembali
oleh pengaruh basa yang ditimbulkan oleh Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
yang merupakan salah satu hasil dari kelenjar pancreas.
Jadi kegunaan HCl :
1) Mengubah sifat makanan dari basa menjadi asam
2) Mrnolong mengaktifkan kerja enzim amylase, pepsin dan rennin
3) Menoling membuka katup pylorus
3. Usus 12 jari (duodenum )
Makanan setelah melewati katup pylorus, masuk ke usus 12 jari. Di
dalam usus 12 jari bermuara 2 kelenjar yaitu :
a. Kelenjar pancreas

33
Menghasilkan empat jenis enzim yaitu :
1) Amylase : membantu memecahkan hidrat arang
2) Lipase : membantu pemecahan lemak
3) Tripsin : membantu pemecahan protein
4) Eripsin : membantu pemecahan protein
Keempat enzim diatas berfungsi dalam suasana basa. Selain
empat enzim tersebut, pancreas juga menghasilakan natrium bikarbonat
yang berguna mengubah makanan yang masuk ke usus 12 jari menjadi
bersifat basa, sehingga enzi,m dapat aktif dan dapat membantu menutup
katup pylorus.
b. Kelenjar empedu
Kelenjar empedu menghasilakan air empedu, yang mengandung
garam empedu yang berguna menolong asam lemak yang bersifat tidak
larut dalam air menjadi dapat beremulsi dengan membentuk garam
kompleks (beremulsi : bercampur tapi tidak terlarut ). Salah satu contoh
hidrat arang yang tidak dapat dicerna adalah selulosa yang akan
memberi bentuk fases, tetapi dengan gerak peristaltic akan dapat
berjalan. Oleh karena itu, meskipun tidak dapat berjalan tetapi memiliki
manfaan bagi tubuh.
4. Penyerapan makanan
Penyerapan makanan terjadi di sepanjang usus. Enzim yang aktif di
usus 12 jari masih tetap aktif selama kimus berada dalam usus halus.
Proses penyerapan adalah proses lewatnya nutrien melewati dinding usus
halus masuk pembuluh darah. Permukaan dinding halus berlipat-lipat,
sehingga permukaan usus halus diperluas memungkinkan penyerapan
lebih banyak.
a. Penyerapan hidrat arang
Hidrat arang yang dimakan ditemukan dalam 3 bentuk yaitu :
Polisakarida, monosakarida dan disakarida. Setelah mengalami proses
pencernaan, bentuk yang didapati ialah disakarida dan monosakarida
yang memiliki sifat mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap
melalui dinding usus.

34
b. Penyerapan protein
Protein yang dimakan setelah mengalami proses pencernaan
menjadi bentuk asam amino yang mempunyai sifat larut dalam air,
sehingga dapat dserap melalui dinding usus.
c. Penyerapan lemak
Lemak yang dimakan setelah mengalami proses pencernaan
akan ditemukan dalam bentuk gliserol. Gliserol dapat larut dalam air,
sehingga mudah diserap dan asam lemak dengan bantuan garam
empedu mampu beremulsi tetapi penyerapan lemak memerlukan tenaga
dan tidak semua asam lemak dapat diserap. Penyerapan lemak dengan
cara aktif selektif.
d. Penyerapan vitamin
Vitamin pada garis besarnya dapat dibagi dalam dua golongan
besar yaitu :
1) Vitamin yang larut dalam air ( vit B dan C) vitamin dapat diserap
secara pasif
2) Vitamin yang larut dalam lemak ( vit A, D, E, K ) vitamin ini diserap
secara aktif selektif.

e. Penyerapan mineral
Mineral pada umumnya dapat larut dalam air, jadi dapat diserap
dengan cara pasif.
5. Metabolisme
Zat makanan setelah diserap melewati dinding usus halus masu
dalam pembuluh darah dan limfe, perlu mengalami berbagai jenis proses
kimia (pembakaran ) sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
Metabolism hidrat arang dan lemak menghasilakan tenaga,
sedangkan metabolism protein menghasilkan pertumbuhan dan juga tenaga
dan pengatur proses dalam tubuh.
a. Metabolism hidrat arang
Hidrat arang yang berbentuk monosakarida dan disakarida
diserap melalui mukosa usus. Hidrat arang bersama dengan darah

35
dibawa kehati. Dihati monosakarida diubah menjadi glukosa dan
dialirkan lewat pembuluh darah keotot untuk dibakar menghasilkan
tenaga.
Hati memiliki peranan penting dalam mengatur kadar gula
darah.Bila gula darah melebihi kadar normal, maka terjadi glikogenesis
(pembentukan glikogen dari glukosa, fruktosa dan galaktosa) sehingga
kadar gula darah berada diantara.
Glikogen yang terbentuk disimpan sebagian didalam hati dan
sebagian dialirkan dan disimpan diotot, kulit dan ginjal. Bila suatu saat
kadar konsumsi hidrat arang kurang, maka hati memecah glikogen dan
diubah menjadi glukosa kembali.
b. Metabolism lemak
Asam lemak yang tekah beremulsi setelah melewati dinding
usus halus memasuki pembuluh limfe. Emulsi lemak dibawa ke
pembuluh darah di vena aorta. Sebagian akan di bawa ke hati dan
dibentuk menjadi trigliserida yang akan kembali dialirkan ke darah.
Sebagian emulsi lemak yang lain lansung dialirkan ke jaringan. Di
jaringan asam lemak akan disimpan dibawah kulit dan di alat-alat tubuh
seperti ginjal, mata, lambung, jantung.
c. Metabolism protein
Pada umumnya protein mengandung tksin (racun) maka protein
yan diserap dalam bentuk asam amino bersama dengan darah dibawa ke
hati untuk didetoksikasi. Proses metabolime asam amino selain
menghasilkan jaringan tubuh juga menghasilkan tenaga.

36
BAB II
Asuhan Keperawatan Nutrisi
1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat


meliputi : Pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik
secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1) Identitas Pasien
a. Nama
Mengidentifikasi nama lengkap dari pasien agar
tepat pada saat melakukan pengkajian.
b. Umur

Kebutuhan nutrisi anak-anak lebih tinggi bila


dibandingkan dengan ukuran tubuhnya daripada orang
dewasa hal ini dapat dimengerti karena pada usia tersebut
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
c. Jenis kelamin

Pada laki-laki membutuhkan kalori lebih banyak


daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki
mempunyai lebih banyak otot-otot dan aktivitas sehingga
BMR nyapun lebih tinggi.
d. Pekerjaan

Kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh tingkat aktivitas


terutama penggunaan otot untuk memproduksi energi.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan tambahan
nutrisi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI.
e. Alamat

Pada lingkungan (negara) yang beriklim panas


kebutuhan kalorinya lebih rendah dibandingkan dengan
negara iklim dingin, ini disebabkan karena lingkungan
dingin lebih banyak kebutuhan produksi panas untuk

37
keseimbangan tubuh, sedangkan dengan suhu panas dibantu
dengan suhu lingkungan.
f. Kultur dan Agama

Mitos pada makanan akibat dari latar belakang


kultural, Keyakinan terhadap makanan sering melibatkan
keyakinan yang salah bahwa makanan tertentu khusus
menyehatkan, namun sering di abaikan karena faktor
budaya atau kebiasaan masyarakat itu sendiri.
g. Pendidikan

Pendidikan berkaitan erat dengan pengetahuan dan


pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan.
2) Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau
keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang
dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai,
yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan
jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk
selanjutnya.
3) Kemampuan makan
Beberapa yang perlu dikaji dalam hal kemempuan
makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan
makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
4) Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian
nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien
mengenai kebutuhan nutrisi.
5) Nafsu makan, jumlah asupan
6) Tingkat aktivitas
7) Pengonsumsian obat
8) Pengukuran Antropometrik

38
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan,
berat badan dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat
dapat di gambarkan pada suatu kurva/ grafik sehingga dapat
terlihat pola perkembangannya.
Tinggi dan berat badan orang dewasa sering
dibandingkan dengan bermacam-macam peta untuk
dirinya. Pada umumnya, berat untuk pria lebih dari berat
badan seorang wanita walaupun tingginya sama. Ini
disebabkan karena pria mempunyai presentase jaringan
dan struktur tulang yang berbeda.
9) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, dan elektrolit.
2. Pola aktivitas sehari-hari
Pengkajian pola fungsi menurut Gordon dan di kombinasikan
dengan pola “The Activities of Living” (kebutuhan dasar manusia
menurut Virginia Henderson)
1) Pola Kesehatan
Menggambarkan pola pemahaman klien tentang
kesehatan, kesejahteraan, dan bagaimana kesehatan mereka
diatur.
2) Makan dan minum
Mengkaji tentang kemempuan pasien dalam memenuhi
kebutuhan makan dan minum, tentang prilaku makan dan
minum , kemampuan menentukan makan dan minum yang
memenuhi syarat kesehatan, kemampuan memasak dan
menyiapkan makanan sendiri.
3) Eliminasi
Mengkaji kemampuan BAB/BAK serta fungsi dari
organ-organ tersebut dan bagaimana pasien mempertahankan
fungsi normal dari BAB/BAK

39
4) Pola aktivitas – Olahraga
Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian
waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk aktivitas kehidupan
sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pola aktivitas.
5) Istirahat dan tidur
Mengkaji kemampuan pasien dalam pemenuhan
kebutuhan tidur (pola, jumlah, kualitas)
6) Pola persepsi diri-konsep diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang
dirinya sendiri ; kemampuan mereka, gambaran diri, dan
perasaan.
7) Menghindari bahaya
Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan
keamanan dan pencegahan pada saat melakukan aktivitas
hidup sehari-hari, termasuk factor lingkungan, factor sensori
serta factor psikososial.
8) Pola Hubungan peran
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan
hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran utama dan
tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
9) Bekerja
Mengkaji pekerjaan pasien saat ini atau pekerjaan yang
lalu.
10) Pola koping - toleransi stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan
ketrampilan koping dalam mentoleransi stress.
11) Pola Reproduksi – seksualitas
Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam
seksualitas ; termasuk status reproduksi wanita, pada anak-anak
bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan
mengetahui alat kelaminnya.

40
12) Pola nilai dan keyakinan
Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan
(termasuk kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan
dan keputusan gaya hidup.
3. Pemeriksaan fisik
1 Keadaan umum Composmentis, somnolen, koma, delirum

2 Tanda-tanda vital Ukuran dari beberapa kriteria mulai dari


tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.

3 Pemeriksaan Kepala Pada kepala yang bisa dilihat adalah bentuk


kepala, kesimetrisan, penyebaran rambut,
adakah lesi, warna keadaan rambut.

4 Pemeriksaan wajah Inspeksi : Adakah sianosis, bentuk dan


struktur wajah
5 Pemeriksaan mata Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji
adalah kelengkapan kesimetrisan

6 Pemeriksaan hidung Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada


pernapasan cuping hidung, Keadaan
membrane mukosa dari hidung

7 Pemeriksaan telinga Inspeksi : Keadaan telinga, adakah serumen


adakah lesi yang akut atau kronois.

8 Pemeriksaan leher. Inspeksi : Adakah kelainan pada kulit leher.


Palpasi : trachea, posisi trachea (miring,
lurus, atau bengkok), adakah pembesaran
kelenjar tiroid adakah pembendungan vena
jugularis.

41
9 Pemeriksaan Bagaimana kedaan turgor kulit adakah lesi,
integument kelainan pada kulut, tekstur, warna kulit.

10 Pemeriksaan Thorax Inspeksi dada, bagaimana bemtuk dada,


bunyi normal.

11 Pemeriksaan jantung Inspeksi dan palpasi : Mendeteksi letak


jantung, apakah ada pembesaran jantung.
Perkusi : Mendiagnosa daerah-daerah
diafragma dan abdomen
Auskultasi : Bunyi jantunf I dan II

12 Pemeriksaan Inspeksi : Bagaimana bentuk abdomen (


Abdomen simetris, adakah luka, apakah ada
pembesaran abdomen).
Auskultasi : Mendengarkan suara peristaltic
usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi : Apakah ada kelainan pada suara
abdomen, hati (pekak) lambung (timpani)
Palpasi : Adanya nyeri tekan atau nyeri lepas
saat dilakukan palpasi

13 Pemeriksaan anus Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada


anus

42
4. Analisa Data
Analisa data dengan diagnosa NANDA M. Wilkinson, Judith. 2017)

No Tanda dan Gejala Etiologi Masalah


1 Ds : Ketidakmampuan untuk Nutrisi :
 Kram abdomen menelan atau mencerna ketidakseimbang
 Nyeri abdomen makanan atau menyerap an kurang dari
(dengan atau nutrient akibat factor bio, kebutuhan tubuh
tanpa penyakit) psikologis, atau ekonomi,
 Menolak makan termasuk beberapa contoh

 Indigesti non-NANDA berikut ini :

 Persepsi  Ketergantungan zat

ketidakmampua kimia (sebutkan)

n utuk mencerna  Penyakit kronis


makanan (sebutkan)

 Melaporkan  Kesulitan
perubahan mengunyah atau
sensasi rasa menelan

 Melaporkan  Faktor ekonomi


kurangnya  Intoleransi
makanan makanan
 Merasa capek  Kebutuhan
kenyang setelah metabolic tinggi
mengonsumsi  Refleksi
makanan menghisap pada
Do : bayi tidak adekuat
 Pembuluh  Kurang
kapiler rapuh pengetahuan dasar
 Diare atau tentang nutrisi
steatore  Akses terhdap
 Adanya bukti makanan terbatas
kekurangan  Hilang nafsu

43
makanan makan
 Kehilangan  Mual dan muntah
rambut yang  Pengabaian oleh
berlebihan orang tua
 Bising usus  Gangguan
hiperaktif psikologis
 Kurang (sebutkan)
informasi,
informasi yang
salah
 Kurangnya
minat terhadap
makanan
 Salah paham
 Membran
mukosa pucat
 Tonus otot
buruk
 Menolak untuk
makan

 Rongga mulut
terluka
(inflamasi)

 Kelemahan otot
yang berfungsi
untuk menelan
atau mengunyah

2 Ds :  Asupan yang berlebih Nutrisi: ketidak

44
 Peningkatan terhadap kebutuhan seimbangan
selera makan metabolic lebih dari
 Makan sebagai  Asupan yang kebutuhan
respon terhadap berlebihan terhadap tubuh.
pengaruh aktivitas fisik
eksternal (mis, (pengeluaran kalori)
waktu siang Faktor lain yang
atau situasi berhubungan (non-
social) NANDA internasional)
 Makan sebagai  Ketergantungan
pengaruh dari pada bahan
situasi internal kimia
selain rasa lapar  Penurunan
(mis, ansietas) kebutuhan
 Penggunaan metabolik (mis,
makanan padat sekunder akibat
sebagai sumber program tirah
makanan utama baring)
sebelum usia  Norma adat dan
lima bulan budaya
Do :  Peningkatan
 Konsentrasi selera makan
asupan makanan  Kurang
dimalam hari pengetahuan
 Pola makan dasar tentang
disfungsional nutrisi
(mis:, makan  Obat-obatan
sambil yang
melakukan merangsang
aktifitas selera makan
lainnya)  Penggunaan
 Makan sebagai makanan

45
respon terhadap sebagai
pengaruh penghargaan
eksternal, diri atau
seperti waktu tindakan
siang atau kenyamanan
situasi sosial  Obesitas pada
 Makan sebagai salah satu atau
respon terhadap kedua orang
pengaruh tua
internal selain  Penggunaan
rasa lapar (mis, makanan padat
ansietas sebagai sumber
[marah,depresi, makanan utama
bosan, stres, sebelum usia
dan kesespian]) lima bulan
 Tingkat  Pemilihan
aktivitas kurang makanan yang
gerak tidak
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari
 Penggantian
pemanis untuk
adiksi
5. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik ditandai dengan gangguan
pola makan, mual dan muntah.

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi

46
ditandai dengan menolak makan akibat kehilangan nafsu
makan, mukosa bibir kering.

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan ketidaknyamanan ditandai dengan
gangguan rasa nyaman (nyeri) akibat gastritis

6. Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi dan Rasional


hasil
1. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan  Manajemen
n nutrisi kurang tindakan keperawatan gangguan makanan:
dari kebutuhan selama 3x24 jam di mencegah dan
tubuh berhubungan harapkan nutrisi pasien menangani
dengan kurang terpenuhi dengan pembatasan diet yang
pengetahuan dasar indikator : sangat ketat dan
tentang nutrisi di Hasil NOC aktivitas berlebihan
tandai dengan Selera makan: atau memasukkan
Persepsi keinginan untuk makan makanan atau
ketidakmampuan ketika dalam keadaan minuman dalam
untuk mencerna sakit atau sedang jumlah banyak dan
makanan, menolak menjalani pengobatan berusaha
untuk makan dan Fungsi mengeluarkan
mukosa bibir gastrointestinal : semuanya
kering. tingkat makanan Rasional : Nutrisi
(melalui konsumsi atau enteral secara
pemberian makan fisisologis lebih kuat
melalui selang) daripada nutrisi
berpindah dari parenteral dan dapat
konsumsi hingga memelihara struktur
ekskresi dan fungsi intestin
Status nutrisi : Tingkat  Manajemen cairan :

47
ketersediaan zat gizi meningkatkan
untuk memenuhi keseimbangan cairan
kebutuhan metabolik dan mencegah
Status nutrisi komplikasi akibat
:pengukuran dari kadar cairan
biokimia; komponen yang tidak normal
dan kimia cairan tubuh atau diluar harapan
yang mengindikasikan Rasional : Erosi
status nutrisi yang terus menerus
Status nutrisi : dalam status nutrisi
Asupan zat gizi : menempatkan klien
asupan zat gizi untuk pada resiko
memenuhi kebutuhan komplikasi yang
metabolik berhubungan dengan
Berat badan massa malnutrisi, seperti
tubuh : tingkat sepsis, dehidrasi, dan
kesesuaian berat badan, ketidkseimbangan
otot, dan lemak dengan elektrolit
tinggi badan , rangka  Interprestasi data
tubuh, jenis kelamin laboratorium:
dan usia menganalisis secara
Prilaku menaikkan kritis data
berat badan : laboratorium pasien
Tindakan personal untuk membentu
untuk menaikkan berat dalam membuat
badan setelah keputusan klinis
penurunan badan yang Rasional :
signifikan secara Mengetahui status
sukarela atau terpaksa nutrisi pasien
Kriteria Evaluasi sehingga dapat di
Penggunaan bahasa berikan diet yang
NOC tepat

48
 Memperlihatkan  Manajemen nutrisi:
Status Nutrisi, membantu atau
yang di buktikan menyediakan asupan
oleh indikator makanan dan cairan
sebagai berikut ( diet seimbang
sebutkan 1-5 Rasional : Membantu
ekstrem, berat, memenuhuhi asupan
sedang, ringan, atau nutrisi diet seimbang
tidak ada  Terapi nutrisi:
penyimpangan dari pemberian makanan
rentan normal) : dan cairan untuk
- Asupan gizi mendukung proses
- Asupan metabolik pasien
makanan yang malnutrisi atau
- Asupan cairan beresiko tinggi
- Energi terhadap malnutrisi
 Contoh lain Rasional : Untuk
pasien akan : meningkatkan asupan
- Mempertahanka nutrisis pasien
n berat badan  Pemantauan nutrisi:
atau bertambah mengumpulkan dan
- Menjelaskan menganalisisi data
komponen diet pasien untuk
bergizi adekuat mencegah dan
- Mengungkapkan meminimalkan kurang
tekat untuk gizi
mematuhi diet Rasional : Untuk
- Menoleransi diet memastikan
yang di anjurkan keseimbangan cairan
- Mempertahanka dan nutrisi yang
n massa tubuh adekuat
dan berat badan  Penyuluhan:

49
dalam masa program diet:
normal mempersiapkan
- Memiliki nilai pasien untuk benar-
laboratorium ( benar mematuhi pola
misalnya, diet yang di
transperin, programkan
albumin dan Rasional : tindakan
elektrolit) dalam ini membantu
batas normal pemahaman dan
- Melaporkan kepatuhan
tingkat alergi  Bantuan perawatan
yang adekuat diri, makan :
membantu individu
untuk makan
Rasional : Untuk
memudahkan menelan
dan membantu
pencernaan serta
mengurangi resiko
tersedak atau aspirasi
 Bantuan menaikkan
berat badan:
memfasilitasi
pencapaian kenaikan
berat badan
Rasional : Untuk
mengetahui tingkat
kenaikan berat badan.
 Manajemen berat
badan: memfasilitasi
pemeliharaan berat
badan tubuh dan

50
presentase lemak
tubuh yang optimal
Rasional : Laporan
kehilangan berat
badan yang melebihi
setengah kg untuk
memastikan
keseimbangan cairan
dan nutrisi adekuat

2.Ketidakseimbangan Setelah dilakukan  Peningkatan latihan


nutrisi lebih dari tindakan keperawatan fisik: memfasilitasi
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam di aktivitas fisik yang
berhubngan dengan harapkan berat badan teratur untuk
asupan yang berlebih dalam batas normal mempertahankan atau
terhadap kebutuhan dengan indikator : meningkatkan
metabolik di tandai Hasil NOC kemampuan dan
dengan peningkatan Status Nutrisi: kesehatan ke tingkat
selera makan dan Asupan makanan dan yang lebih tinggi
tampak menggunakan cairan: Jumlah Rasional : Di
makanan sebagai makanan dan cairan samping membantu
sebagai penghargaan yang dikonsumsi tubuh menurunkan berat
diri atau tindakan selama waktu 24 jam badan, aktivitas
kenyamanan Pengendalian berat merupakan alternatif
badan : Tindakan dari makan sebagai
personal untuk penghilang stres
mencapai dan  Manajemen Nutrisi:
mempertahankan berat membantu atau
badan yang optimal menyediakan asupan
Kriteria Evaluasi makanan dan cairan
Penggunaan bahasa dengan diet seimbang

51
NOC Rasional : Tindakan
 Menunjukkan status ini dapat mendorong
nutrisi : Asupan pasien untuk makan
Makanan dan makanan yang
Cairan, yang di memberikan energi
buktikan oleh tanpa mengakibatkan
indikator sebagai penambahan berat
berikut ( sebutkan 1- badan
5: ketidak adekuat,  Kelompok
kurang adekuat, dukungan:
cukup adekuat, memanfaatkan
adekuat, atau sangat lingkungan kelompok
adekuat): asupan untuk memberi
makanan dan cairan dukungan emosi dan
melalui oral informasi terkait
 Contoh lain kesehatan untuk
- Menyadari anggota
masalah berat Rasional : Sumber-
badan sumber tersebut dapat
- Mengungkapkan memberikan
secara verbal penguatan dan
keinginan untuk informasi
menurunkan  Bantuan
berat badan menurunkan berat
- Berpartisispasi badan : memfasilitasi
dalam program penurunan berat
penurunan berat badan dan lemak
badan yang tubuh.
terstruktur Rasional : Tindakan
- Berpartisispasi ini melibatkan dan
dalam program memberikan
latihan yang

52
teratur penguatan positif
- Mendekati berat
badan ideal
- Menahan diri
untuk tidak
makan banyak
dalam satu
waktu tertentu
- Mengalami
asupan kalori,
lemak,
karbohidrat,
vitamin,
meniral, zat besi
dan kalsium
yang adekuat,
tetapi tidak
berlebihan

1. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan


intervensi keperawatan. (Kozier, 2011) Implementasi merupakan
langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan
oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk
mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang
dtimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan. (Zaidin Ali,
2014). Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku
keperawatan, dmana perawat melakukan tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto , 2007).

53
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar
sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai
pengetahuan kognitif (intelektual) , kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
factor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Kozier et al.,
1995)
2. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan,rencana tindakan,dan pelaksanaannya yang sudah berhasil
di capai. Evaluasi sendiri merupakan kegiatan yang disengaja dan terus
menerus dilakukan dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya.
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang di berikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan yang dapat menyelesaikan masalah klien.
Evaluasi ditulis setiap kali setelah semua tindakan dilakuakan
terhadap pasien. Pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 yaitu SOAPIER
atau SOAP :
S Subyektif Hasil pemeriksaan terahir yang dikelukan oleh
pasien biasanya biasanya data ini berubungan
dengan kriteria hasil

O Obyektif Hasil pemerikasaan terakhir yang dilakukan


oleh perawat biasanya data ini juga

54
berhubungan dengan kriteria hasil

A Analisia Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah


kebutuhan pasien telah telah terpenuhi atau
tidak

P Rencana asuhan Dijelaskan rencana tindakan lanjut yang akan


dilakukan terhadap pasien

I Intervensi Tindakan prawat untuk mengatasi masalah yang


ada

E Evaluasi Evaluasi terhadap tindakan keperawatan

R Revisi

Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian,atau tidak


teratasi adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan
tujuan dan criteria hasil yang telah ditetapkan. Formaat evaluasi
menggunakan :
S Subjektif adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien
setelah tindakan diberikan

O Objektif adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,


penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan

A Analisis adalah membandingkan antara informasi subjective dan


objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil
kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian atau tidak
teratasi.

P Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan


berdasarkan hasil analisa

55
DAFTAR PUSTAKA
Heriana,Pelpina.2014.Buku Ajar: Kebutuhan Dasar Manusia.Binapura Karisma :
Tangerang Selatan
Ghibson, Jhon.2002.Fisiologi dan Anatomi modern untuk perawat.EGC : Jakarta
https://www.slideshare.net
https://id.scribd.com/doc/285954747/LP-KDM-Nutrisi
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik, E/4, Vol. 2. Jakarta : EGC

56

Anda mungkin juga menyukai