OLEH KELOMPOK 1
1. M. SOFYANDI
2. PUTU ANGGA SWANDANA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Asuhan Keperawatan Dalam Pendarahan Di Awal Kehamilan
(Abortus Iminen)”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi sususnan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
COVER
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah
keguguran atau abortus. Mengingat semkain berkembnagnya pendidikan
dan pengethauan masyarakat khususnya wanita dengan emansipasinya
dalam turut serta menghidupi ekonomi keluarga, membuat kejadian
abortus menjadi cukup tinggi dalam dekade terakhir. Didukung pula oleh
pengaruh budaya barat dengan pergaulan bebasnya menjadinya banyak
kejadian kehamilan tidak diinginkan menjadi meningkat sehingga
kecenderungan kejadian abortus provocatus juga meningkat. Bahkan
semakin merebaknya klinik – klinik aborsi di tanah air, semakin
membuka peluang wanita untuk melakukan aborsi tanpa memikirkan
akibatnya.
1. Uterus
Antara kelahiran dan masa purbertas, uterus secara bertahan turun
dari bagian bawah abdomen kevelfis sejati. Setelah peburtas, uterus
biasanya terletak digaris tengah pada pelvis sejati, posterior terhadap
simpisis publis kandung kemih, serta anterior terhadap rectum.
Pada kebanyakan wanita saat kandung kemih kosong, uterus berada
dalam posisi anterpersi (ujungcondong kedepan) dan sedikit antefleksi
(melengkung kedepan), dengan korpus bersandar pada bagian atas dinding
posterior kandung kemih. Serpik mengarah kebawah dan kebelakang
ujung sacrum sehinga serpik biasanya berada pada sekitar sudut kanan
badan vagina. Pada wanita lain uterus mungkin berada pada posisi tengah
atau ujung, codong kebelakang (retroversi). Uterus yang melengkung lebih
dari biasasehinga pondus (atas) lebih dekat ke serviks disebut berada
dalam posisi antak fleksi atau rektrofleksi (gbr.3-5).
Kandung kemih yang penuh mendorong uterus kebelakang kerah
rectum. Rectum yang penuh mengerakan uterus kedepan, kearah kandung
kemih. Posisi uterus juga berubah, tergantung pada posisi wanita
(misaknya, berbaring terlentang, tengkurap, miring, ataw berdiri), usia,
dan kehamilan. Pergerakan yang bebas memungkinkan uterus bergerak
sedikit keatas selama siklus respons sekssual (hlm.56) sehinga Servik
berada pada posisi yang meningkat kemungkinan terjadinya pembuahan.
Ligament dan otot dasar pelpis menopang uterus, termasuk badan
perenium. Secara keseluruhan ada 10 ligamen yang menstabilisasi uterus
di dalam rongga pelpis (lihat gambar 3-1,3-4,dan 3-7): 4 pasal
ligament,yakni ligamnetum latum, ligementum teres uteri)
sakrouterinum,dan kardinale (transfersa atau mackendroudt),dan dua
ligament tunggal, yakni anterior (puboservikal) dan pustorior
(rektorvaginal). Ligamentum posterior membentuk rongga retrouterin
yang dalam, yang dikenal sebagai cul-de-sac of douglas (gbr.3-6 dan 3-
13).
Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin,
dan teraba pada.deraja kepadatan ini berfariasi bergantung pada bebera
faktor. Misalnya, uterus mengandung lebih banyak rongga selama fase
sekresi siklus menstruasi, lebih lunaa selama masa hamil, dan lebih pada
setelah menofause.
Uterus terdiri dari tiga bagian (lihat gambar.3-3 dan 3-4): fundus
yang merupakan tonjolan bulat dibagian atas terletak di atas insersi tuba
palopii , korpus yang merupakan bagian utama yang mengelilingi kopum
uteri, dan istmus yakni bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan
korpus dengan serfiks dan dikenal sebagsi segmen uterus pada bagiaan
bawa pada masa hamil
Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan pertmanjaan
endometrim, kehamilan, dan persalinan.fungsi-fungsi ini ensensial untuk
reproduksi, tetapi tidak diperlukan tidak diperlukan kelangsungan
fisiologis wanita.
Gambar 1.1 Uterus (Kusnan, 2000)
2. Ovarium
Etiologi:
- Faktor kelainan tumbuh
konsepsi
- Faktor kelainan plasenta
- Faktor penyakit bawaan
- Faktor kelainan traktus
Dilatasi serviks
Resiko defisit volume cairan
Kelemahan
Nyeri
Resiko gawat janin
3. Progestogen
Progestogen merupakan substansi yang memiliki aktivitas
progestasional atau memiliki efek progesteron, 13 diresepkan pada 13-
40% wanita dengan abortus imminens. Progesteron merupakan produk
utama korpus luteum dan berperan penting pada persiapan uterus
untuk implantasi, mempertahankan serta memelihara kehamilan. 1,3
Sekresi progesteron yang tidak adekuat pada awal kehamilan diduga
sebagai salah satu penyebab keguguran sehingga suplementasi
progesteron sebagai terapi abortus imminens diduga dapat mencegah
keguguran, karena fungsinya yang diharapkan dapat menyokong defi
siensi korpus luteum gravidarum dan membuat uterus relaksasi.
Sebagian besar ahli tidak setuju 3,4,8 namun mereka yang setuju
menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan
hormon progesteron. Berdasarkan pemikiran bahwa sebagian besar
keguguran didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini
dapat disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon
progesteron memang tidak banyak manfaatnya. Meskipun bukti
terbatas, 1,4 percobaan pada 421 wanita abortus imminens
menunjukkan bahwa progestogen efektif diberikan pada
penatalaksanaan abortus imminens sebagai upaya mempertahankan
kehamilan. Salah satu preparat progestogen adalah dydrogesterone,
Penelitian dilakukan pada 154 wanita yang mengalami perdarahan
vaginal saat usia kehamilan kurang dari 13 minggu. Persentase
keberhasilan mempertahankan kehamilan lebih tinggi (95,9%) pada
kelompok yang mendapatkan dosis awal dydrogesterone 40 mg
dilanjutkan 10 mg dua kali sehari selama satu minggu dibandingkan
kelompok yang mendapatkan terapi konservatif 86,3%.14
Meskipun tidak ada bukti kuat tentang manfaatnya namun
progestogen disebutkan dapat menurunkan kontraksi uterus lebih
cepat daripada tirah baring, terlepas dari kemungkinan bahwa
pemakaiannya pada abortus imminens mungkin dapat menyebabkan
missed abortion, progestogen pada penatalaksanaan abortus imminens
tidak terbukti memicu timbulnya hipertensi kehamilan atau
perdarahan antepartum yang merupakan efek berbahaya bagi ibu.
Selain itu, penggunaan progestogen juga tidak terbukti menimbulkan
kelainan kongenital. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan jumlah
lebih besar untuk memperkuat kesimpulan.
4. hCG (human chorionic gonadotropin)
hCG diproduksi plasenta dan diketahui bermanfaat dalam
mempertahankan kehamilan. Karena itu, hCG digunakan pada abortus
imminens untuk mempertahankan kehamilan. Namun, hasil tiga
penelitian yang melibatkan 312 partisipan menyatakan tidak ada
cukup bukti tentang efektivitas penggunaan hCG pada abortus
imminens untuk mempertahankan kehamilan. Meskipun tidak terdapat
laporan efek samping penggunaan hCG pada ibu dan bayi, diperlukan
penelitian lanjutan yang lebih berkualitas tentang pengaruh hCG pada
keguguran.
2.9 Pencegahan Abortus Immines
Adapun cara yang dipergunakan untuk mencegah abortus immines
adalah dengan cara :
1. Vitamin10, diduga mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal
kehamilan dapat mengurangi risiko keguguran, namun dari 28
percobaan yang dilakukan ternyata hal tersebut tidak terbukti.
2. Antenatal care (ANC), disebut juga prenatal care, merupakan
intervensi lengkap pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah
atau mengidentifi kasi dan mengobati kondisi yang mengancam
kesehatan fetus/bayi baru lahir dan/atau ibu, dan membantu wanita
dalam menghadapi kehamilan dan kelahiran sebagai pengalaman yang
menyenangkan. Penelitian observasional menunjukkan bahwa ANC
mencegah masalah kesehatan pada ibu dan bayi. Pada suatu penelitian
menunjukkan, kurangnya kunjungan rutin ibu hamil dengan risiko
rendah tidak meningkatkan risiko komplikasi kehamilan namun hanya
menurunkan kepuasan pasien. Perdarahan pada kehamilan disebabkan
oleh banyak faktor yang dapat didentifi kasi dari riwayat kehamilan
terdahulu melalui konseling dan anamnesis.
2.10 Askep NANDA NIC NOC Abortus Immines
1. Pengkajian Data Fokus
Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami
keluhan sebagai berikut:
a. Tidak enak badan.
b. Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas
tinggi.
c. Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.
d. Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-
flek darah atau perdarahan terus-menerus.
e. Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit
menyebar sampai ke punggung dan pinggang.
f. Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.
g. Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn
hati dalam jumlah banyak.
h. Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.
i. Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian
penyakitnya.
j. Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi
meningkat dan suhu meningkat.
Pengkajian Data Dasar
1. Riwayat Kehamilan
Kurangnya antenatal care yang baik. Penggunaan obat – obat yang
meningkatkan ikterus ex: salisilat sulkaturosic oxitosin yang dapat
mempercepat proses konjungasi sebelum ibu partus.
2. Riwayat Persalina
Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan, dokter. Atau data obyektif
; lahir prematur/kurang bulan, riwayat trauma persalinan, hipoksia
dan asfiksia
3. Riwayat Post natal
Adanya kelainan darah, kadar bilirubin meningkat kulit bayi
tampak kuning.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Seperti ketidak cocokan darah ibu dan anak polisitemia, gangguan
saluran cerna dan hati ( hepatitis )
5. Riwayat Pikososial
Kurangnya kasih sayang karena perpisahan, perubahan peran orang
tua
6. Pengetahuan Keluarga
Penyebab perawatan pengobatan dan pemahan ortu terhadap bayi
yang ikterus.
7. Pengkajian Kebutuhan Dasar manusia
a. Aktivitas / Istirahat
Letargi, malas.
b. Sirkulasi
Mungkin pucat menandakan anemia.
c. Eliminasi
Bising usus hipoaktif.
Pasase mekonium mungkin lambat.
Feses mungkin lunak/coklat kehijauan selama pengeluaran
bilirubin.
Urin gelap pekat; hitam kecoklatan (sindrom bayi bronze)
d. Makanan / Cairan
Riwayat perlambatan / makan oral buruk, mungkin lebih disusui
daripada menyusu botol. Pada umumnya bayi malas minum ( reflek
menghisap dan menelan lemah sehingga BB bayi mengalami
penurunan). Palpasi abdomen dapat menunjukkan pembesaran
limfa, hepar
e. Neuro sensori
Sefalohematoma besar mungkin terlihat pada satu atau kedua
tulang parietal yang berhubungan dengan trauma kelahiran /
kelahiran ekstraksi vakum Edema umum, hepatosplenomegali, atau
hidrops fetalis mungkin ada dengan inkompatibilitas Rh berat.
Kehilangan refleks Moro mungkin terlihat Opistotonus dengan
kekakuan lengkung punggung, fontanel menonjol, menangis lirih,
aktivitas kejang (tahap krisis)
f. Pernafasan
Riwayat asfiksia
g. Keamanan
Riwayat positif infeksi / sepsis neonates Dapat mengalami ekimosis
berlebihan, ptekie, perdarahan intracranial. Dapat tampak ikterik
pada awalnya pada daerah wajah dan berlanjut pada bagian distal
tubuh; kulit hitam kecoklatan (sindrom bayi Bronze) sebagai efek
samping fototerapi.
h. Seksualitas
Mungkin praterm, bayi kecil untuk usia gestasi (SGA), bayi dengan
retardasi pertumbuhan intrauterus (LGA), seperti bayi dengan ibu
diabetes. Trauma kelahiran dapat terjadi berkenaan dengan stress
dingin, asfiksia, hipoksia, asidosis, hipoglikemia. Terjadi lebih
sering pada bayi pria dibandingkan perempuan.
i. Penyuluhan / Pembelajaran
Dapat mengalami hipotiroidisme congenital, atresia bilier, fibrosis
kistik.
Faktor keluarga; missal riwayat hiperbilirubinemia pada kehamilan
sebelumnya, penyakit hepar, fibrosis kristik, kesalahan
metabolisme saat lahir (galaktosemia), diskrasias darah
(sferositosis, defisiensi gukosa-6-fosfat dehidrogenase.
Faktor ibu, seperti diabetes; mencerna obat-obatan (missal, salisilat,
sulfonamide oral pada kehamilan akhir atau nitrofurantoin
(Furadantin); inkompatibilitas Rh/ABO; penyakit infeksi (misal,
rubella, sitomegalovirus, sifilis, toksoplamosis).
Faktor penunjang intrapartum, seperti persalinan praterm, kelahiran
dengan ekstrasi vakum, induksi oksitosin, perlambatan pengkleman
tali pusat, atau trauma kelahiran
Pemeriksaan Penunjang:
a. Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks
atau pada kasus abortus imminens sering ditemukan serviks
tertutup dan keluhan nyeri hebat pada pasien.
b. Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat
jaringan ikut keluar pada pemeriksaan.
c. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat
perdarahan.
d. Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan
masih berlangsung.
e. Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk
memastikan kondisi janin.
f. Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.
2. Asuhan Keperawatan
A. Data Subjektif
a. Klien mengeluh lelah
b. Klien merasa kurang bertenaga
c. Klien mengeluh nyeri
d. Klien mengeluh sulit tidur
e. Klien merasa bingung dengan penyakitnya
f. Klien merasa khawatir dengan kondisinya
g. Klien mengeluh pusing
h. Klien menanyakan masalah yang terjadi padanya
B. Data Objektif
a. Perdarahan dan nekrosis desidualis
b. Klien tampak meringis
c. Tekanan darah meningkat
d. Klien tampak gelisah
e. Dilatasi serviks klien
f. Klien tampak lesu
g. Klien nampak letih bergerak
h. Klien nampak menunjukan perilaku berlebihan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan
separasi plasenta.
2. Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute
normal dan atau abnormal (perdarahan).
3. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan
kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan
psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh;
perdarahan.
4. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan
suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap
perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta.
5. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan);
ancaman/perubahan pada status kesehatan, fungsi peran, pola
interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga (hospitalisasi,
pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.
6. Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar),
mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang
pemajanan/mengingat; kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak
mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan
skunder akibat perdarahan; prosedur invasif.
Analisa Data
PENGKAJIAN PROBLEM SYMTOM
DS :
a. Klien mengeluh
pusing
b. Klien merasa
kurang bertenaga
DO : Kelemahan
a. Perdarahan dan
penurunan produksi energi
nekrosis desidualis
metabolic, peningkatan
b. Klien tampak lesu
kebutuhan energi (status
hipermetabolik); kebutuhan
DS :
psikologis/emosional
a. Klien merasa
berlebihan; perubahan kimia
kurang bertenaga
tubuh; perdarahan.
k. Klien mengeluh
lelah
l. Klien mengeluh Resiko terjadi
gawat janin intra
sulit tidur
uteri (hipoksia)
DO :
a. Klien tampak lesu
b. Klien tampak letih
bergerak penurunan suplay O2 dan
nutrisi ke jaringan plasenta
DS : skunder terhadap perdarahan
a. Klien mengeluh Ketakutan/ansietas akibat pelepasan separasi
pusing plasenta.
b. Klien mengeluh
nyeri
DO :
a. Perdarahan dan
nekrosis desidualis
krisis situasi (perdarahan);
b. Dilatasi serviks
ancaman/perubahan pada status
klien Defisit knowledge
/ Kurang kesehatan, fungsi peran, pola
pengetahuan
interaksi; ancaman kematian;
DS : (kebutuhan
belajar), mengenai perpisahan dari keluarga
a. Klien merasa
penyakit,
(hospitalisasi, pengobatan),
bingung dengan prognosis dan
kebutuhan transmisi/penularan perasaan
penyakitnya
pengobatan
interpersonal.
b. Klien merasa
khawatir dengan
kondisinya
DO :
Resiko tinggi
kurang pemajanan/mengingat;
a. Klien tampak terhadap infeksi
kesalahan interpretasi
gelisah
informasi, mitos; tidak
mengenal sumber informasi;
DS :
keterbatasan kognitif.
a. Klien menanyakan
masalah yang
terjadi padanya
DO :
a. Klien nampak
menunjukan
perilaku ketidak adekuatan pertahanan
skunder akibat perdarahan;
berlebihan
prosedur invasif.
DS :
a. Klien mengeluh
nyeri
DO :
l. Perdarahan dan
nekrosis desidualis
m. Tekanan darah
meningkat
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri b/d adanya kontraksi Pasien dapat Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, frekuensi, durasi Menentukan intervensi
uterus, skunder terhadap mendemonstrasikan hilang dan intesitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang selanjutnya.
pelepasan separasi plasenta dari ketidaknyamanan. digunakan.
Kriteria evaluasi:
menyangkal nyeri, Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam bila tidak menerima agen Mengidentifikasi kemajuan
melaporkan perasaan osmotic secara intravena, setiap 2 jam bila menerima agen atau penyimpangan dari hasil
nyaman, ekspresi wajah osmotic. yang diharapkan.
dan postur tubuh rileks. Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam bila menerima
agen osmotic intravena.
Berikan tindakan kenyamanan dasar, mis. Reposisi, gosokan Meningkatkan relaksasi dan
membantu memfokuskan
punggung, dan aktifitas hiburan, mis. Musik, televisi. kembali perhatian.
Kriteria evaluasi: tak ada Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus, Temuan-temuan ini
manifestasi dehidrasi, takikardia, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine gelap mennadakan hipovolemia dan
resolusi oedema, elektrolit atau encer gelap. perlunya peningkatan cairan.
serum dalam batas normal, Konsultasi doketr bila manifestasi kelebihan cairan terjadi. Pada luka bakar luas,
perpindahan cairan dari ruang
haluaran urine di atas 30
intravaskular ke ruang
ml/jam. interstitial menimbukan
hipovolemi.
Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa. Indikator tidak langsung dari
Perthanakn kleuhan haus. status hidrasi/derajat
kekurangan.
Dorong pemasukan cairan sampai 3000 cc/24 jam sesuai Membantu dalam memelihara
toleransi tubuh. kebuthan cairan dan
menurunkan resiko efek
samping yang
membahayakan.
Kolaborasi:
Berikan cairan IV sesuai indikasi. Diberikan untuk hidrasi
umum serta mengencerkan
obat antineoplastik dan
menurunkan efek samping
merugikan, mis. Mual/muntah
atau nefrotoksitas.
Kelemahan b/d penurunan Klien dapat mengontrol Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat tanpa Mencegah kelelahan yang
produksi energi metabolic, kelemahan yang timbul diganggu. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan berlebihan. Periode istirahat
peningkatan kebutuhan energi dan dapat memenuhi periode istirahat. Jadwalkan aktifitas periodic bila pasien sering diperlukan untuk
mempunyai energi banyak. Libatkan pasien/orang terdekat memperbaiki/mengurangi
(status hipermetabolik); aktifitas secara mandiri.
dalam jadwal perencanaan. pemakaiann neergi.
kebutuhan Kriteria hasil: Perencanaan akan
psikologis/emosional Menunjukkan peningkatan memungkinkan pasien
berlebihan; perubahan kimia dalam beraktifitas. menjadi ektif selama waktu
tubuh; perdarahan. Kelemahan dan kelelahan dimana tingkat energi lebih
berkurang. tinggi, yang dapat
Kebutuhan ADL terpenuhi memperbaiki perasaan
sejahtera dan rasa kontrol.
secara mandiri atau dengan
Meningkatkan kekuatan
bantuan. stamina dan memampukan
frekuensi jantung/irama pasien manjadi lebih aktif
dan Td dalam batas tanpa kelelahan berarti.
normal.
kulit hangat, merah muda Dorong masukan nutrisi. Masukan/penggunaan nutrisi
dan kering adekuat perlu untuk
memenuhi kebutuhan energi
untuk aktifitas.
Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan Teknik penghematan energi
ADL pasien. menurunkan penggunaan
energi dan membantu
keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh: Aktifitas yang maju
posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada memberikan kontrol jantung,
nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst. meningaktkan regangan dan
mencegah aktifitas
berlebihan.
Resiko terjadi gawat janin Gawat janin tidak terjadi, Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri. Meminimalkan tekanan pada
intra uteri (hipoksia) b/d bayi dapat dipertahankan aorta sehingga O2 yang
penurunan suplay O2 dan sampai umur 37 minggu disuplay ke plasenta dan janin
nutrisi ke jaringan plasenta dan atau BBL 2500 gr. lebih lancar.
skunder terhadap perdarahan. Kriteria hasil:
Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur Deteksi dini terhadap adanya
Gerakan janin aktif.
sesuai dengan masa kehamilan: penyimpangan pada
DJJ 120-140 x/mnt. 1 x/bln pada trimester I kehamilan.
Kontraksi uterus /his tidak 2 x/bln pada trimester II
ada. 1 x/minggu pada trimester III.
Kehamilan dapat
dipertahankan sampai Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin. Penurunan DJJ dan gerakan
janin sebagai prediksi adanya
umur 37 minggu dan atau
asfiksia janin.
BBL 2500 gr.
Perdarahan berhenti atau Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat. Fase istirahat yang lebih akan
tidak ada. membantu meminimalkan
Flek-flek tidak ada. pemakaian energi dan O2
sekaligus dapat
mengistirahatkan bayi sampai
cukup bulan.
Jelaskan pada pasien untuk segera memeriksakan Sebagai kontrol langsung dari
kehamilannya bila terdapat: pasien terhadap kondisi
Gerakan janin berkurang/menurun. kehamilannya.
Kontraksi/his terus-menerus.
Perdarahan
Nyeri abdomen.
Perut mengeras dan sangat nyeri.
Ketakutan/ansietas b/d krisis Pasien dapat Kaji derajat ansietas. Menentukan intervensi
situasi (perdarahan); mendemonstrasikan keperawatan selanjutnya.
ancaman/perubahan pada hilangnya ansietas.
Biarkan pasien mengekspresikan perasaan tentang Pengekspresian perasaan
status kesehatan, fungsi Kriteria hasil:
kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien. membantu pasein
peran, pola interaksi; Pasien melaporkan Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan. mngidentifikasi sumber
ancaman kematian; hilangnya / berkurangnya ansietas dan penggunaan
perpisahan dari keluarga perasaan cemas/khawatir. respon koping. Pendekatan
(hospitalisasi, pengobatan), Pasien tenang. tenang oleh pemberi
transmisi/penularan perasaan Pasien kooperatif dalam perawatan menyampaikan
interpersonal. pengobatan. kepercayaan dan control.
Pengetahuan apa yang
Postur tubuh rileks.
diperkirakan membantu
Ekspresi wajah tenang. mengurangi ansietas.
Skala HARS: < 5
Pertahankan control nyeri efektif. Nyeri adalah sumber ansietas.
Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan Memberikan keyakinan
menyentuh pasien bila tepat. bahwa pasien tidak sendiri
atau ditolak, berikan respek
dan penerimaan individu,
mengembangkan
kepercayaan.
Waspada pada tanda menyangkal/depresi, mis. Menarik diri, Pasien dapat menggunakan
marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri mekansime pertahanan dari
dan kaji potensial nyeri pada skala 0-10. menyangkal dan
mengekspresikan harapan
dimana diagnosis tidak akurat.
Persaan bersalah, distress
spiritual, gejala fisik atau
kurang erawatan diri dapat
menyebabkan pasien menjadi
menarik diri dan yakin bahwa
bunuh diri adalah pilihan
tepat.
Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan Menjamin system pendukung
mayor akan dibuat. untuk pasien dan
memungkinkan orang terdekat
terlibat degna tepat.
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd ancaman/situasi. Cemas berkelanjutan dapat
Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan terjadi dalam berbagai derajat
marah, takut dll. selama beberapa waktu dan
Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas. dapat dimanifestasikan oleh
Tingkatkan partisipasi bila mungkin. gejala depresi.
Perkiraan dan informasi dapat
menurunkan kecemasan
pasien.
3.2 Saran
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
EGC, Jakarta
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jilid1.Media Aesculapius
FKUI, Jakarta
Syaifudin, Abdul Bakri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.YBP-SP, Jakarta
Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit
Buku Kedoketran EGC, Jakarta