Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEHAMILAN EKTOPIK (HAMIL DILUAR


RAHIM)

OLEH KELOMPOK 5

1. MUHAMMAD IZZI
2. RIMAYAZUL AINI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAATAN
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Dalam Kehamilan Ektopik (Hamil Diluar Rahim)”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi sususnan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Mataram, 20 Mei 2019


DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


2.1 Definisi Kehamilan Ektopik .................................................................... 3
2.2 Etiologi kehamilan ektopik ....................................................................... 3
2.3 Resiko factor kehamilan ektopik .............................................................. 6
2.4 Angka Kejadian Kehamilan Ektopik di NTB dan Indonesia .................... 6
2.5 Anatomi fisiologi ...................................................................................... 7
2.6 Patofisiologi kehamilan ektopik ............................................................... 16
2.7 pathway kehamilann ektopik .................................................................... 19
2.8 Penatalaksanaan kehamilan ektopik ......................................................... 19
2.9 Pencegahan kehamilan ektopik ................................................................. 23
2.10 Asuhan Keperawatan kehamilan ektopik ................................................ 23
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 40
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 40
3.2 Saran ......................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik terganggu
merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik
yang sangat beragam. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam
masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri
perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang
telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini
bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan
sebagai kehamilan diluar rongga rahim yang bukan pada tempat seharusnya, juga
dimasukkan dalam kriteria keh ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi pada cornu
uteri. Jika dibiarkan kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang
dapat berakhir dengan kematian sehingga ini akan berlanjut pada kehamilan ektopik
terganggu.
Istilah kehamilan ektopik terganggu lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang
sekarang masih banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik terganggu, yang
terbanyak terjadi didaerah tuba. Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik d sebabkan
oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk kesaluran
telur sisi seberangnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian kehamilan ektopik?
2. Apa penyebab dari kehamilan ektopik?
3. Jumlah kejadian kehamilan ektopik di indinesia dan NTB?
4. Anatomi fisiologi pada kehamilan ektopik ?
5. Tanda dan gejala penyakit pada kehamilan ektopik?
6. Penatalaksanaan pada kehamilan ektopik?
7. Pencegahan pada kehamilan ektopik ?

1.3 Tujuan
1. Untuk menegtahui pengertian dari kehamilan ektopi
2. Untuk mengetahui penyebab dari kehamilan ektopik
3. ntuk mengetahui jumlah kejadian kehamilan ektopik di indinesia dan NTB
4. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari kehamilan ektopik
5. Untuk mengtahui tanda dan gelaja dari kehamilan ektopik
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari kehamilan ektopik
7. Untuk mengetahui pencegahan dari kehamilan ektopik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kehamilan Ektopik

Berikut adalah bebrapa pengertian atau definsi dari Kehamilan Ektopik, antara
lain :

a. Kehamilan Ektopik adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi


berimplantasin dan tumbuh diluar endomentrium kavum uteri ( PB
POGI,1991).

b. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi dimana telur yang telah
dibuahi berimplantasi diluar endomentrrium kavum uteri. Sebagian besar
kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang ada yang berimplantsi di ovarium,
perut, kanalis servikalis uteri, kornu uterus yang rudimenter dan di ventrikel
pada uterus (Rachimhadi T, 1999).

c. Kehamilan Ektopik (KE) adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi


berimplantasi, tumbuh dan berkembang diluar endometrium kavum uteri. Bila
kehamilan tersebuut mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut
dengan kehamilan ektopik terganggu (KET). (Achadiat,2004)

d. Suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-


lokasi selain cavum uteri, seperti di ovarium, tuba, serviks, bahkan rongga
abdomen. Istilah Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) merujuk pada keadaan
dimana timbul gangguan pada rupture yang menyebabkan penurunan keadaan
umum pasien (http://id.wikipedia.org/wiki/kehamilanektopik).

Oleh karena itu, yang termasuk kehamilan ektopik ialah :

a) Kehamilan abdominal.

b) kehamilan ampula tuba.

c) Kehamilan ismus tuba.

d) Kehamilan interstitial tuba

e) Kehamilan ovarial.
f) Kehamilan intra ligament.

g) Kehamilan kornu.

h) Kehamilan serviks.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kehamilan ektopik


adalah salah satu komplikasi kehamilan dimana ovum yant sudah dibuahi menempel
dijaringan yang bukan dinding rahim (uterus). Sementara itu, kehamilan ektopik
terganggu adalah kegawat daruratan kebidanan (obstetric) yang mengancam nyawa
ibu dan kelansungan hidup janin serta meruppakan salah satu penyebab utama
kematian ibu, khsusnya pada trimester pertama.

2.2 Etiologi

Etiologi yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik yaitu bila perjalanan


menuju uterus, telur (ovarium) yang sudah dibuahi dibagian ampula tuba mengalami
hambatan, yang dapat diakibatkan oleh salpingitis, riwayat operasi tuba atau/pasca
operasi tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna, perlekatan tuba akibat operasi non-
ginekologis seperti apendiktomi, endometriosistuba, diventrikel tuba, perlekatan
peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba, tumor yang menekan dinding tuba,
migrasi luar ovum dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Hal-hal tersebut
secara umum menyebabkan perlengketan intra maupun ekstra luminal pada tuba,
sehingga menghambatperjalanan zigot menuju kavum uteri.

Karena tuba bukan merupakan tempat untuk pertumbuhn hasil konsepsi,


sebagaian besar kehamilan di tuba terganggu pada usia kehamilan 6-10 minggu.
Dengan terjadinya implantasi didalam lumen tuba, dapat terjadi beberapa
kemungkinan yaitu :

a. Hasil Konsepsi Mati Dini

Tempatnya ridak mungkin memberikan kesempatan tumbuh, karena


kecilnya kemungkinan diresorbsi.

b. Terjadinya Abortus

Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil


konsepsi mati dan lepas dalam lumen, lepasnya hasil konsepsi
menimbulkan pendarahan dalam lumen tuba atau keluar lumen serta
membentuk timbunan darah, tuba tampak berwarna biru pada saat
dilakukan operasi.

c. Tuba Falopi Pecah

Karna tidak dapat berkembang maka tuba dapat pecah, jonjot vili
menembus sehingga terjadi rupture yang menimbulkan timbunan darah
ke dalam ruangan abdomen.

d. Ruptura Tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan


kemungkinan akan melakukan implantsi menjadi kehamilan abdomen
sekunder, kehamilan abdominal dapat mmencapai cukup besar.

2.3 Faktor Resiko Kehamilan Ektopik

Terdapat sejumlah factor yang diduga dapat memicu kehamilan ektopik. Faktor-
faktor tersebut yaitu:

Pilihan alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi jenis spiral atau intrauterine
device (IUD) bertujuan untuk mencegah kehamilan. Namun apabila kehamilan tetap
terjadi, kemungkinan besar kehamilan ini bersifat ektopik.

a) Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya. Wanita


yang pernah mengalami kondisi ini memiliki resiko lebih
tinggi untuk kembali mengalaminya.

b) Mengidap infeksi atau inflamasi. Wanita yang pernah


mengalami inflamasi tuba falopi atau penyakit radang
panggul akibat penyakit seksual menular, seperti gonore atau
klamidia, memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami
kehamilan ektopik.

c) Masalah kesuburan dan pengobatannya. Terkadang dapat


memicu kehamilan ektopik.

d) Proses sterilisasi dan sebaliknya. Prosedur pengikatan tuba


atau pembekuan ikatan tuba yang kurang sempurna juga
beresiko memicu kehamilan ektopik.
2.4 Jumlah Data Kehamilan Ektopik di Indonesia dan di Ntb

Kesehatan ibu hamil merupakan masalah kesehatan paling menonjol diseluruh


dunia, termasuk di Indonesia.Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, menyatakan bahwa angka kematian ibu di Indonesia sebesar 359
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Padahal target AKI Di Indonesia tahun 2015
adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Faktor resiko pada ibu hamil sangat
penting diketahui karena dapat memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan
ibu, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan yang bersifat preventif.
identifikasi factor resiko tinggi penting dalam meminimalkan mordibitas dan
mortalitas maternal dan neonatal. Pendekatan factor resiko dapat digunakan untuk
mengidentifikasi pasien resiko tinggi secara dini dalam masa prenatal serta intrra
partum. Kira-kira 20% wanita hamil diidentifikasi berrisiko tinggi pada masa prenatal,
hal tersebut mengakibatkan outcome akhir kehamilan buruk sebesar 55%. Data profil
kesehatan provinsi NTB tahun 2013, didapatkan sekitar 22,3% kehamilan berisiko
tinnggi di kabupaten Lombok Barat. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun
2012, yaitu sekitar 19,8% kehamilann beresiko tinggi.

2.5 Anatomi fisiologi kehamilan Ektopik

Gambar 1. 1 organ sistem reproduksi internal wanita (Wiknjosastro, (1999).


Manusia baru mulai terbentuk ketika sebuah sel sperma dari sekian
juta yang keluar waktu bersenggama berhasil membuahi sel telur (ovum).
Dari berjuta-juta sel sperma yang masuk pada ujung atas vagina, hanya
beberapa ribu saja yang berhasil menerobos masuk ke dalam rongga rahim.
Dari jumlah itu hanya beberapa ratus yang mampu mencapai saluran telur
melalui bagian tanduk (cornu) rahim. Manusia baru sebenarnya mulai
tersusun ketika kromosom-kromosom dari sel sperma dan sel telur itu
bergabung menjadi satu. Dengan dikendalikan oleh gen, sel kemudian
membelah diri sampai terbentuk manusia baru, seperti yang telah diuraikan di
depan (Jones, 2005).
Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta
sel mani bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur,
pembuhan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
menggelumbung dari tuba falopii. Di sekitar sel telur banyak berkumpul
sperma yang banyak mengeluarkan ragi untuk melindungi zat-zat yang
melindungi ovum, kemudian masuklah satu sel mani dan bersatu dengan sel
telur. Peristiwa ini yang disebut pembuahan (Mochtar, 1998). Pembuahan
adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita., terjadi di ampulla tuba
falopi. Spermatozoa bergerak dengan cepat kedalam saluran telur. Pergerakan
naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus didalam tuba.
Spermatozoa dapat bertahan hidup didalam saluaran reproduksi wanita selam
kira-kira 24 jam (Sadler 1997).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa
rahim untuk selanjutnya rahim, peristwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira enam sampai tujuh hari.
Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin,
dipersiapkan uri atau plasenta hasil dari nidasi ini adalah blastula. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua. Blastula ini akan
masuk kedalam desidua. Bila nidasi telah terjadi dimulailah diferensiasi sel-
sel blastula (Mochtar,1998).
Wanita memiliki sifat kewanitaannya, karena setiap sel dalam
tubuhnya memiliki 44 otosom dan dua kromosom X, kecuali sel telurnya.
Sifat kewanitaan itu di perkuat oleh tidak adanya kromosom Y dalam sel-sel
tubuh. Karena tidak memiliki kromosom Y, maka alat kelamin akan
berkembang sebagaimana mestinya. Juga didapat bukti-bukti, dengan tidak
adanya kromosom Y membuat seorang wanita memiliki jiwa yang
feminin(Jones,2005).
Dibawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari korpus
luteum graviditatis dan trofoblas, uterus menjadai besar dan lembek;
endometrium dapat berubah pula menjadi desidua. Dapat ditemukan pula
perubahan-perubahan pada endometrium yang disebut fenomena Arias-Stella.
Sel epitel membesar dengan intinya hipertrofik, hiperkromatik, lobuler, dan
berbentuk tak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa,
dan kadang-kadang ditemukan mitosis. Perubahan tersebut hanya ditemukan
pada sebagian kehamilan etopik. Setelah janin mati, desidua dalam uterus
mengalami degenerasi dan kemudian dikeluarkan berkeping-keping, tetapi
kadang-kadang dilepaskan secara utuh. Perdarahan yang dijumpai pada
kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh
pelepasan desidua yang degrenatif (Wiknjosastro, 2007).

2.6 Patofisiologi Kehamilan Ektopik


Proses implantasi ovum terjadi di tuba pada dasarnya sama hanya di cavum
uteri. Telur bermidasi secara koloumneratau interkolumner. Secara kolumner telur
berimplantasi di ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya
dibatasi oleh kurangnya vaskularissasi dan biasanya telur mati secara din dan
kemudian diresorbsi. Pada nidasi interkolumner telur bernidaasi antara 2 jonjot
endosalping. Setelah tempat tertutup, maka telur dipidsahkan dari lumen tuba oleh
lapisan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis, karna
pembentukan desidua tidak sempurna maka deengan mudah vili korealis menenmbus
endosalping dan masuk lapisan otot dengan merusak jaringan dan pembuluh darah.
Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada tempa implantasi, tebalnya dinding
tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.

Dibawah pengaruh hormone estrogen dan progesterone dari korpus luteum


gravidarum dan trofoblas uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat
berubah menjadi desidua. Sel epitel membesar dengan intinya hipertropik, lobuler dan
membentuk tidak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa kadang
ditemukan mitosis. Perubhan ini hanay ditemukan pada sebian kehamiolan ektopik,
Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan kemudian
dikeluarkan berkepng-keping, tetapi kadang-kadang dilepaskan secara utuh.
Perdarahan yang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dan disebabkan
oleh desidua yang degenerative.
2.7 Pathways
Fertilisasi diampula tuba

Tuba bermasalah (bekas radang tuba, divertilikum , perekatan perituba, tuba,


tumor, abortus, operasi plastic tuba)

Menghalangi jalannya hasil fertilisasi untuk implantasi diendometrium, implantasi


diendosalping

Ovum mati Menembus lapisan Trofoblas dan filus korinalis


muskularitas peritoneum pada menembus lapisan
dinding tuba pseudokapsu laris
direabsorbsi

Perdarahan Pendarahan rongga Perdarahan lumen tuba


peritoneum pada dinding tuba

Cavum douglasi Perbesaran tuba

Hematokele retrouterine Syaraf disekitar


tuba tertekan

Gangguan rasa
nyaman nyeri

Kurang Hipotensi Hipovolemia


pengetahuan

Cemas Perdarahan Gangguan keseimbangan


vaskuler darah cairan dan elektrolit

Gangguan rasa nyaman


2.8 Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik

Bagaimana sikap bidan/perawat kebidanan dalam menghadapi kehamilan


ektopik terganggu? Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang
memerlukan penanganan spesialistis, sehingga rujukan merupakan langkah yang
sangat penting. Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu, kiranya bidan
dapat menegakkan diagnosis kemungkinannya sehingga sikap yang paling baik
diambil adalah segera merujuk penderita (ibu) ke fasilitas yang lebih lengkap seperti
puskesmas, doketr atau langsung ke rumah sakit (Manuaba,1998).Sebagai gambaran
penanganan spesialistis tersebut yang akan dilakukan adalah penataksanaan
kehamilan ektopik tergantung pada beberapa hal, antara lain lokasi kehamilan dan
tampilan klinis. Sebagai contoh, penatalaksanaan kehamilan tuba berbeda dari
penatalaksanaan kehamilan abdominal. Selain itu perlu dibedakan pula
penatalaksanaan kehamilan ektopik yang belum terganggu dari kehamilan ektopik
terganggu. Tentu saja penalaksanaan penderita dengan kehamilan ektopik yang belum
terganggu berbeda dengan penatalaksanaan penderita dengan kehamilan ektopik yang
menyebabkan syok.

Adapun prinsip umum penatalaksanaan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut:

1. Segera rujuk kefasilistas yang lebih lengkap (rumah sakit).


2. Optimalisasi keadaan umum ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi
darah untuk mengkoreksi hipovolemia dan anemia, pemberian oksigen
atau bila dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotic (pada keadaan syok
segera diberikan infuse cairan dan oksigen sambil menunggu darah.
Kondisi penderita harus diperbaiki, control tekanan darah, nadi dan
pernafasa).
3. Penatalaksanaa yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera
dengan penatalaksanaan bedah (operasi/laparatomi) setelah diagnosis
dipastikan.

a. Pada Kehamilan Tuba


Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada penderita dengan
kehamilan tuba yang belum terganggu maupun yang sudah terganggu.
Tentu saja pada kehamilan ektopik terganggu, pembedahan harus
dilakukan secepat mungkin. Terdapat 2 macam pembeedahan untuk
mengakhiri kehamilan tuba, yaitu :
1. Pembedahan konservatif, dimana integritas tuba dipertahankan yang
mencakup:
a) SalpingastomiAdalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil
konsepsi yang berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi
disepertiga distal tuba fallopi. Insisi dibiarkan terbuka (tidak dijahit
kembali) untuk sembuh persekundam.
b) Salpingotomi
Pada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa
pada salpingotomi insisi dijahit kembali.
2. Pembedahan Radikal
a) Salpingektomi
Merupakan reseksi tuba, yang dapat dikerjakan baik pada
kehamilan tuba yang belum maupun yang sudah terganggu.
Indikasi dilakukannya salpingektomi adalah sebagai berikut:
1. Kehamilan ektopik mengalami rupture (terganggu)
2. Penderita(ibu) tidak menginginkan fertilitas pasca operasi
3. Terjadi kegagalan sterilisasi
4. Telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya
5. Penderita(ibu) meminta dilakukan sterilisasi
6. Perdarahan berlanjut pasca salpingotomi
7. Kehamilan tuba berulang
8. Kehamilan heterotopik ( kehamilan ektopik disebuah lokasi yang
dapat koeksis dengan kehamilan intarauterine)
9. Masa kehamilan berdiameter lebih dari 5 cm
b. Pada Kehamilan Kornual
1. Dilakukan ooverektomi atau salpingo-ooverektomi
2. Dilakukan histerektomi bila usia penderita>35 tahun
3. Dilakukan fundektomi bila usia penderita masih muda, atau hanya
insisi dan reparasi bila kerusakan pada kornu kecil saja
c. Pada Kehamilan Abdominal
1. Dilakukan laparatomi, bila mudah (kehamilan kecil) dimana
kantung dan plasma diangkat
2. Bila besar atau susah (kehamilan abdominal lanjut), janin
dilahirkan dan tali pusat dipotong dekat dengan plasenta, plasenta
ditinggalkan dan dinding perut ditutup. Perlu diketahui, upaya
untuk mengangkat plasenta pada kehamilan abdominal lanjut dapat
berakhir dengan bencana, yakni perdarahan yang tidak dapat
dikendalikan ataupun diatasi.
Dengan mengetahui prinsip umum penatalaksanaan kehamilan
ektopik diatas, makan bidan/perawat kebidanan lebih mendapatkan
gambaran penatalaksanaan kehamilan ektopik lebih lanjut dan
memahami tingkat kewenangan dalam penanganan kehamilan
ektopik ini.

2.9 PENCEGAHAN

Pencegahan kehamilan di luar kandungan bias dilakukan dengan berbagai cara,


seperti:

a. Berhenti merokok. wanita yang merokok akan memiliki


kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan
ektopik.

b. Berhubungan seksual secara aman. Misalnya dengan menggunakan


kondom. Hal ini dapat mengurangi resiko kehamilan ektopik dan
melindungi seseorang dari penyakit menular seksual.

c. Deteksi dini dengan memeriksakan diri ke dokter. Resiko


kehamilan ektopik memang tidak bias dihindari 100%, Namun,
anda dapat mengurangi komplikasi dengan melakukan deteksi dini.
Jika anda memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka
kerja sama dengan dokter sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
2.10 ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. IdentitasPasien
Nama
Umur
Jeniskelamin
Alamat
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/Bangsa
Agama
Tanggal MRS
TanggalPengkajian
Diagnose medis

b. RiwayatKesehatanSekarang
1) Yang menjadikeluhanutamaialahnyeri
2) Riwayatkeluhanutamabiasanyanyeridisertaidenganperdarahan
vagina dalamjumlah yang sedikit, berwarnacokelattua,
pasienakanjugamerasamual/muntahbahkansampaipingsan.

c. RiwayatKesehatanDahulu
Ada kemungkinanpasienpernahmengalamisuatupenyakit yang
diberikanterapiantibiotika, apakahpasienmenggunakanalatkontrasepsi,
bias sajasebelumnyapasiensudahpernahmengalamipenyakit yang sama.

d. RiwayatKesehatanKeluarga
Penyakitinijugamerupakanpenyakitkongenital, jadi bias
sajaadaanggotakeluarganya yang jugapernahmengalamipenyakit yang
sama.

e. KebutuhanDasar
 Nutrisi : kebutuhannutrisikurang , mual/muntah
 Eliminasi : BAB , BAK ,
 Istirahatdantidur : terganggu
 Aktivitas : pasientidakmampumelakukanaktivitassendiri
 Personal hygiene :dalammelakukankebersihandiri,
pasiendibantuolehperawatdankeluarga.

f. PemeriksaanFisik
 Keadaanumum : tampaklemah
 Kesadaran : compos mentis
 TTV : TD menurun , RR cepat , N menurun , S meningkat.

Kepala :rambut normal , wajahpucat , konjungtivaanemis ,
bibirsianosis.
 Leher : tidakadapembesarankelenjarputihbening
 Mamae : terjadiperubahanpadamamae
 Perut : nyeritekan abdomen bagianbawah
 Genetalia :pervaginemkeluardicudal cast ,
danperdarahanberwarnacokelattua.
2.11 ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1  Nyeri abdomen bagianbawah Proses nidasi nyeri
 Perdarahan vagina
 Mual/muntah
 Pusing Gangguanpada tuba
 Ekspresiwajahmeringis
 Pucat
 Gelisah Perjalanantelurterhambat
 TD menurun, Nadimenurun.
Kehamilanektopik

Response tuba

nyeri
2  Luka post laparatomi Kehamilanek Gangguanmobili
 Luka kemerahan, bengkak topikterganggu tasfisik
 Luka basah
 Nyeri
 Pasienlemah Laparatomi
 Tidakdapatberaktivitas

Post laparatomi

kelemahan
3  Luka post laparotomy Kehamilanektopiktergangg Gangguanintegri
 Kemerahan , bengkak u taskulit
 Luka basah
 Nyeri
 Pasienlemah Laparotomy

Lusisioperasi

Ganggua nintegritaskulit
4  Pasienbertanyatentangpenya Kurangpengetahuan Ansietas
kitnya
 Pasientakutdengankeadaanny
a Kurangnyainformasi

Takutdengankeadaannya

ansietas

2.12 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeriberhubungandenganberimplementasinyahasilkonsepsidiluar
endometrium
2. Gangguanmobilitasfisikberhubungandenganketidaknyamanan yang
terjadisetelahoperasi
3. Gangguanintegritaskulitberhubungandenganadanyanisisioperasi
4. Ansietasberhubungandengankurangnyainformasitentangkehamilan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1 Nyeriberhubungande Nyeriberhubunga Kajitingkatnyeri, Untukmengetahuiperub
nganberimplentasinya nsampaihilangsete observasilokasilamany ahanpadakarakteristikn
hasilkonsepsidiluar lahdiberikantinda adanintensitasnya. yeridandapatmenunjukk
endometrium kankeperawatand 1. Jelaskanpenye anpenyetaraanpenyakit.
ditandaidengan : engankriteria : babnyeridanan 1. Agar
jurkanpasienun pasientahupenye
•  Ekspresiw tukmenghindar babdiamerasany
Perdarahanva ajahtenang inya eridanmenghind
gina 2. Aturposisipasi arinya.
ensesuaidenga 2. Posisi yang
• Mual/muntah
nkeinginandan baikdannyaman
• Pusing kenyamanan dapatmengurang
3. Anjurkantekni inyeri
• krelaksasi 3. Untukmengenda
Ekspresiwajah 4. Kolaborasidng likannyeri
meringis andokterdalam 4. Untukmenguran
pemberiananal ginyeri
• Pucat getik. 5. Agar
• Gelisah 5. Alihkanperhati perasaantidakter
anpasien fokuspadanyeri.
• TD menurun,
Nadimenurun.

2 Gangguanmobilitasfis Mobilitasfisikdap 1. Ajarkanpasien 1. Pengendalianny


ikberhubungandenga atterlaksanadenga untukmelakuk eriadalahkompo
nketidaknyamanan n optimal anteknikrelaks nen yang
yang setelahdiberikanp asiuntukmenge terpentingdalam
terjadisetelahoperasi, erawatan, ndalikannyeri mempertahanka
ditandaidengan : dengankriteria : 2. Membantupasi nmobilitasototda
endalam ADL ndanpersendian
 Luka post  Pasientam 3. Memberikanm yang optimal
laparotomy pakrileks andidengan air 2. Untukmemberik
 Luka  Pasienkuat hangatdantidak an rasa
kemerahan,  Mulaibera bolehterlalupa puasdanpercaya
bengkak ktivitas nas. diripadapasien
 Luka basah 4. Mengajarkanm 3. Air
 Nyeri em hangatdapatme
 Pasienlemah antupasienmel mberikankenya
akukanlatihanf mananpadapasie
 Tidakdapatber
aktivitas isiksedikit nsaatmandi,
demi tetapi air yang
sedikitsecarabe terlalupanasdapa
rtahap, tmenyebabkan
misalnyaperge rasa letih.
rakanjari, 4. Untukmencegah
pergelangantan terjadinyakekak
gandan kaki. uanotot
5. Menganjurkan 5. Untukmeningkat
pasienuntukme kankekuatandan
ngimbangiistir fungsisertameng
ahatdenganlati urangipelatinans
hanfisik. ehubungandeng
antingkataktivita
s.
3 Gangguanintegritasku Integritaskulitutuh 1. Menjagabagia 1. Untukmencegah
litberhubungandenga setelahdiberikanp n yang di insisi terjadinyainfeksi
nadanyainsisioperasi, erawatan, agar 2. Gerakan yang
ditandaidengan: dengankriteriahasi tetapbersihdan tidakhati-
l: kering. hatidapatmenari
 Luka post 2. Anjurkanpasie kjahitandanmeru
operasi  Luka nuntukberhati- sakjaringandice
 Luka kering hatidanperlaha katjahitan
kemerahan,  Luka n- 3. Untukmenjagak
begkak tidakbeng lahandalammel ebersihanlukada
 Luka basah kak akukangerakan lammempercepa
 Nyeri  Jahitandia , t proses
 Pasienlemah ngkat hindaritekanan penyembuhan
 Luka padabagianper 4. Untuk proses
bersih ut. pembentukanjari
3. Menggantibalu nganbaru
tan,
membersihkan
lukadanmengg
unakanobat-
obatanuntuklu
kasesuaidenga
nintruksidokter
.
4. Memberikan
diet yang
banyakkaloida
n protein.
4 Ansietasberhubunganden Ansietasdapatdiat 1. Monitor 1. Untukmenentiak
gankurangnyainformaite asisetelahdiberika tingkatkecema ntindakan yang
ntangkehamilanektopik, npenjelasandenga sanpasien, akandilakukan
ditandaidengan : kriteriahasil : observasikeada 2. Lingkumgan
ankesadaranpa yang
 Pasienbertanya-  Pasientida siendankemam tenangdapatmen
tanyatentangpeny kbertanya- puandalamme gurangikecemas
akitnya tanyalagite mecahkanmasa an
 Bingung ntangpeny lah 3. Agar
 Pasientakutdenga akitnya 2. Pertahankanlin pasienmegertida
nkeadaannya  Pasientena gkungan yang nmenyadariakan
 Pasientegang ng amandannyam keberadaannya
andantenangba 4. Agar
gipasien pasienmengertib
3. Berikanpenjela ahwadiaakanse
sanpadapasient mbuhdanakanke
entangpenyakit mbalimelakukan
nyadanpenyeb aktivitasbiasany
abnya asebelum sakit.
4. Berikaninform
asibahwasetela
hperawatansel
esai,
pasiensudahbe
radadalamkead
aanaman
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kehamilan Ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahya bagi wanita yang
berrsangkutan yang berhubungan dengan besarnya besar kemungkinan terjadi keadaan yang
gawat, keadaaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu. Macam-
macam kehamilan ektopik berdasarkan implantasi antara lain :

a. Kehamilan Abdominal

b. Kehamilan Ampula

c. Kehamilan Servikal

d. Kehamilam Heterotopik Kombinasi

e. Kehamilan Kornu

f. Kehamilan Ismik

g. Kehamilan Ovarial

h. Kehamilan Tuba

3.2 Saran

Mahasiswa diharapkan untuk mengetahui bagaimana kehamilan ektopik, dan


mahasiswa diharapkan untuk bias mengatasi permasalahan pada kehamilan ektopik.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah Nurul. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas : AR-RUZZ MEDIA.Jogjakarta
Maryunani Anik. 2009. Asuhan Kegawat Daruratan Dalam Kebidanan : CV. Trans Info
Media. Jakarta
Nugroho Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan : Nuha Medika.
Yogyakarta
Sujiatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan : Nuga Medika. Yogyakarta
Purwningsah Wahyu. 2010.Asuhan Keperawatan Maternitas :Nuha Medika. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai