Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP KDM)

KEBUTUHAN NUTRISI NY.R DI RUANG MINA 6


RUMAH SAKIT ISLAM LUMAJANG

NAMA : JONI MAULIDI


NIM : 2102146

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS dr.
SOEBANDI
JEMBER
2023
PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien Ny. R Telah dibuat pada tanggal 14
Juli 2023 Pada pasien di ruang Mina 6

........................., ……………2023
Pembimbing ruangan, Pembimbing Akademik,

(……………………………………………..) (…………………………………………..)
NIP/NIK. NIK.

Kepala Ruangan,

(……………………………………………..)
NIP/NIK
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi
1. Definisi
Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan
zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (DAPUS 1).
Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang yang
kita makan sementara nutrisi adalah apa yang terkandung di dalamnya. Nutrisi
adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk
energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuhnya. Tubuh memerlukan nutrisi
untuk kelangsungan hidup, nutrisi yang diperlukan tubuh adalah nutrient esensial
bagi kelangsungan metabolism sel tubuh,nutrient tersebut antara lain adalah
karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin, proses pencernaan dan penyerapan
nutrisi esensial tersebut dipengaruhi oleh kemampuan kerja organ sistem
pencernaan (DAPUS LPN 5).
Nutrisi atau gizi merupakan faktor mutlak yang diperlukan oleh tubuh dalam
proses tumbuh kembang. Kebutuhan nutrisi untuk setiap orang berbeda- beda
diperngaruhi oleh usia, jenis kelamin dan aktifitas. Nutrisi yang dibutuhkan anak
usia dini tidak sama dengan orang dewasa, anak-anak membutuhkan asupan
nutrisi lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Hal ini karena anak masih dalam
fase tumbuh kembang. Pada masa 1-5 tahun (balita) kebutuhan nutrisi anak
menjadi lebih meningkat dari sebelumnya, hal ini dikarenakan pada periode ini
banyak melakukan dan menemukan hal-hal baru. Dalam hal ini nutrisilah yang
memegang peran yang sangat besar pada tubuhnya (DAPUS 2).

2. Elemen Nutrisi
Nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara umum dapat dikelompokkan menjadi lima,
yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Terdapat beberapa zat gizi
yang berperan penting dalam proses pertumbuhan yaitu :
a. Karbohidat
Fungsi utama karbohidrat ialah sebagai penyedia sumber tenaga utama
bagi tubuh berbentuk energi. 1 gram karbohidrat menyediakan 8 energi
sebesar 4 kilokalori (Kal) bagi tubuh. Karbohidrat berbentuk glukosa
merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan sistem saraf.
Karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh berbentuk
glikogen yang disimpan dalam hati dan otot (DAPUS 3).
b. Protein
Protein merupakan komponen utama protoplasma di dalam sel, selain
ia dapat menjadi sumber energy juga berperan penting dalam proses
pertumbuhan. Protein berperan dalam pemeliharaan jaringan, perubahan
komposisi tubuh, serta proses regenerasi jaringan.
c. Lemak
Lemak menyumbangkan 40-50% energi yang dikonsumsi oleh bayi.
Lemak menyediakan sekitar 60% energi yang diperlukan tubuh selama
beristirahat. Walaupun kelebihan karbohidrat dan protein dapat diubah
dalam bentuk lemak, namun lemak tidak dapat diubah dalam bentuk
karbohidrat dan protein. Lemak sebagai komponen utama pembentuk
membran sel. Lemak juga membantu penyerapan dan penyimpanan
vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E dan K. Asam lemak esensial,
seperti asam lemak omega 3 dan omega 6 merupakan zat nutrisi penting
yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak. Namun, asam lemak ini
diperoleh dari luar, tidak disintesis sendiri oleh tubuh (DAPUS 3).
d. Kalsium
Kalsium berfungsi untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Lebih
dari 98% kalsium tubuh berebntuk tulamg dan 1% nya lagi ada dalam
cairan tubuh dan otot. Sebanyak 30-60% asupan kalsium diserap oleh
tubuh. Selain itu, kalsium juga membantu menjaga detak jantung agar
teratur dan mengirimkan impuls saraf. Kalsium juga digunakan dalam
pembentukan protein RNA dan DNA untuk membantu aktivitas
neuromuskuler.
e. Zat besi
Zat besi adalah bahan dasar dalam pembentukan hemoglobin dan
juga berperan dalam pengangkutan oksigen dan sari-sari makanan ke
seluruh sel di dalam tubuh. Hal ini penting untuk pertumbuhan, sistem
kekebalan tubuh dan produksi energy. Kekurangan zat besi dapat
disebabkan oleh aktivitas berlebih, kurangnya asupan, pencernaan yang
buruk, atau konsumsi teh dan kopi yang berlebih.

B. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Nutrisi


Saluran pencernaan manusia terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus (DAPUS LPN 4).
1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan. Di dalam mulut
terdapat lidah yang be rfungsi untuk merasakan (asam,asin, pahit, dan manis) dan
mencampurkan makanan. Ketika makana msuk ke mulut, makanan tersebut akan
dipotong-potong oleh gigi, sehingga menjadi bagian kelcil. Kemudian saliva akan
membungkus bagian makanan tersebut.
Fungsi dari saliva :

1) Memecah polisakarida menjadi disakarida melalui kerja amilase dari


saliva.
2) Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel- partike
makanan, serta menghasilkan pelumas, sehingga makanan lebih mudah
dicerna.
3) Enzim lisozim menghancurkan bakteri tertentu dan membilas makanan
yang mungkin digunkan oleh bakteri.
2. Faring dan Esofagus

Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Di


lengkungan faring terdapat tonsil (amandel) yang banyak mengandung kelnejar
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Bagian atas berhubunga
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan
tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium.

3. Lambung
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Makakan masuk ke dalam
lambung dari keronglongan melalui otot berbentuk cincin yang disebut sfingter
yang bisa membuka dan menutup, sehingga menghalangi makanan kembali ke
kerongkongan. Didalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Gerakan
peristaltik dinding lambung mengakibatkan makanan di dalam lambung
tercampur. Lambung juga mengasilkan getah lambung yang mengandung asam
lambung, serta enzim lain. Asam lambung berfungsi sebagai pembunuh
mikroorganisme dan menggantikan enzim pepsinogen menjadi pepsin yang dapat
mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.

4. Usus Halus
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, ileum dan jejenum
1) Usus dua bels jari (duodenum)

Duodenum terletak setelah lambung dan menghubungakannya ke


usus kosong (jejenum). Pada duodenum terdapata dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

2) Jejenum
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus antara 2-8 meter, 1-2
meter aalah bagian jejenum. Permukaan dalam jejenum berupa
membran mukus dan terdapat jonjot usus (villi), yang
memperluas permukaan dari usus.
3) Illeum
Ileum disebut juga usus penyerapan yang memiliki pH antara 7-8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu.

5. Usus Besar

Usus besar terdiri dar : kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
desendens (kiri) dan kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Usus besar
menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Banyak
bakteri yag terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna bahan, membantu
penyerapan zat gizi, membuat zat-zat penting, serta berperan penting untuk fungsi
normal dari usus.

6. Anus

Rektum terdapat dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di kolon descendens.

Proses pencernaan makanan tidak terlepas dari peran organ-organ


sistem pencernaan (DAPUS 4), diantaranya :
a) Hati

Hati berfungsi sebagai regulasi hematologik, pengaturan


metabolisme karbohidrat, lemak, dan regulasi metabolik dimana

seluruh sirkulasi darah dari saluran pencernaan yang mengabsorpsi


nutrisi akan masuk ke hati melalui sistem vena porta hepatika.
Kemudian sel hati akan mengekstrak nutrisi dan toksin dari darah
sebelum beredar ke sirkulasi sistemik. Hati akan memindahkan atau
menyimpan kelebihan nutrisi dan akan memecahkan simpanan
makanan jika terjadi kekurangan nutrisi.
b) Kandung empedu

Kandung empedu menghasilkan garam empedu yang berfusngsi untuk


mempercepat kerja enzim seperti amilase dan tripsin. Kandung
empedu juga berfungsi menyimpan cairan/garam empedu yang
dihasilkan oleh hati sekitar 1 liter per hari.
c) Pankreas

Pankreas mempunyai dua fungsi yaitu fungsi endokrin dan eksokrin.


Sel endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan glukgon yang
berperan dalam pengaturan kadar gula darah. Sedangkan sel eksokrin
menghasilkan cairan pankeas seperti air, ion, dan enzim pencernaan.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Menurut (DAPUS LPN 4), kandungan nutrisi dalam makanan adalah
pertimbangan penting dalam merencanakan diet, pilihan makanan dan kebiasaan
individu seringkali menjadi faktor utama yang mempengaruhi asupan makanan aktual.
Adapun faktor yang mempengruhi kebutuhan nutrisi sesorang yaitu :
a. Perkembangan

Individu yang sedang berada dalam masa pertumbuhan yang cepat (masa
bayi dan remaja) memiliki kebutuhan gizi yang meningkat. Sedangkan
lansia memerlukan lebih sedikit kalori karena resiko penyakit.
b. Jenis kelamin
Kebutuhan zat gizi pria dan wanita sangat berbeda karena komposisi tubuh
dan fungsi reproduksi. Pada pria, kebutuhan kalori dan protein lebih besar
karena masa otot yang leih besar, karena masa otot yang leih besar,
sedangkan pada wanita yang sedang
c. Etnis dan budaya
Pilihan makana sangat berbeda di antara individu dari latar belakang budaya
yang berbeda. Etnis seringkali mennetukan pilihan makanan.
d. Medikasi dan terapi
Efek obat-obatan pada nutrisi sangat bervariasi. Beberapa obat- obatan
mungkin mengganggu nafsu makan, mengganggu persepsi rasa atau
mengganggu absorpsi atau ekskresi zat gizi. Sebaliknya, zat gizi dapat
memengaruhi manfaat obat. Beberapa zat gizi dapat menurunkan absorbsi
obat.
e. Kesehatan
Kebiasaan makan dan status nutrisi, sangat dipengaruhi oleh status kesehatan
individu. Proses penyakit dan pembedahan saluran gastroinestinal dapat
mempengaruhi pencernaan, absorpsi dan metabolisme. Proses metabolik dapat
terganggu oleh penyakit hati.

D. Status Nutrisi

Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh (body
mass index-BMI) dan berat tubuh ideal (ideal body weight- IBW). (DAPUS LPN 4)
1. Body mass index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai
panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan
obesitas. Rumus BMI diperhitungkan:

BB (Kg) atau BB(Pon) x 704,5


TB (meter)² TB (inci)²
2. Ideal body weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam ungsi tubuh yang


sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter
dikurangi 100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari jumlah tersebut.
Rumus IBW diperhitungkan: (TB - 100) + 10%

E. Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi

Masalah umum yang berkaitan dengan ketidakseimbangan nutrisi adalah


kekurangan atau kelebihan nutrisi yang dimanifestasikan adanya kelebihan berat
badan, obesitas, berat badan yang kurang dari normal, atau kehilangan berat
badan (DAPUS LPN 4)
1. Kelebihan berat badan atau overweight.

Untuk menentukan status overweight dipakai dengan ukuran Indeks Massa


Tubuh (BMI atau IMT), serta dengan membandingkan perhitungan berat badan
ideal. Overweight diidentifikasikan dengan kriteria untuk orang Asia jika IMT
antara 23,0-24,9 (normal: 18,5-22,9) atau kelebihan berat badan 10-20% dari berat
badan ideal. Penyebab terjadinya overweight di antaranya faktor keturunan,
perubahan pola makan, kurang aktivitas.
2. Obesitas

Menurut WHO tahun 2006 obesitas dikelompokkan menjadi: preobesitas


dengan IMT antara 25-29,9 kg/m²; obesitas I degan IMT 30,0-34,9; obesitas II
dengan BMI 35,0-39,9; dan obesitas III dengan BMI lebih dari 40,0. Penyebab
obesitas di antaranya faktor keturunan, pola makan dengan porsi besar atau diet
yang tinggi karbohidrat, protein dan lemak, serta aktivitas yang kurang.

3. Berat badan kurang atau underweight.


Merupakan kondisi dimana berat badan kurang dari normal, yaitu kurang
dari 10% dari berat badan idela atau BMI kurang dari 18,5. Ada beberapa kondisi
yang menyebabkan berat badan kurang, diantaranya; asupan nutrisi yang kurang,
ketidakmampuan menyediakan makanan, pecandu alkohol dan obat terlarang
serta berbagai penyakit infeksi saluran cerna.

F. Pathway
G. Penalataksanaan

1. Pengkajian

a) Identitas pasien

Berisikan data umum dari pasien. Yang terdiri dari nama, tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk, alamat, tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
b) Identitas penaggung jawab

Berisikan data umum dari penanggung jawab pasien yang bisa di hubungi
selama menjalani masa rawatan di rumah sakit.
c) Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

a. Keluhan Utama

Keluhan utama pada pasien sirosis hepatis diantaranya, tidak nafsu


makan, mual atau muntah, kelemahan fisik, penurunan berat dana dan
kesulitan menelan (Tarwoto dan Wartonah, 2015)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang merupakan permulaan klien merasakan


keluhan dari gejala awal sampai sekarang. Perawat perlu mengkaji
secara sitematis agar gejala yang dirasakan pasien tida ada yang
terlewatkan. Tanyakan apakah ada perubahan intake nutrisi setiap ada
keluhan utama atau apakah berhubungan juga dengan berat badan.
d) Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

1) Pola Nutrisi

Anamnesis mengenai jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dan


dilakukan dengan cermat. Penghasilan dan pengeluaran per bulan
harus dikaji. Makanan sehari-hari yang dikonsumsi, sumber bahan
makanan (untuk mengetahui kandungan gizi), kebiasaan hidup
(misalnya ngemil sebelum tidur), kondisi finansial keuangan), sering
minum alkohol, makanan yang dipantang, dan makanan yang
menyebabkan alergi.
2) Pola tidur dan istirahat

Waktu istirahat perhari pasien di bandingkan saat keadaan sehat


dengan keadaan saat pasien dirawat dirumah sakit, olahraga (apa

jenisnya dan berapa frekuensinya), biasanya pasien mudah lelah saat


melakukan aktivitas sederhana.
3) Pola coping

Respon terhadap stress (makan atau tidak makan), persepsi terhadap


masalah, persepsi terhadap faktor penyebab/pendukung, tanggapan
terhadap keadaan sekarang atau konsep diri, sistem pendukung yang
ada (kekuatan/kelemahan), dirumah hidup dan makan sendiri.
4) Pengetahuan tentang nutrisi
e. Pemeriksaan fisik

1) Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,


berat badan dan tanda–tanda vital.
2) Ukuran antropometri :

a) Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%

b) Lingkar pergelangan tangan

c) Lingkar lengan atas (MAC)


(nilai normal)
Wanita : 28,5 cm

Pria : 28,3 cm

d) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF) :


(nilai normal)
Wanita : 16,5-18 cm

Pria : 12,5-16,6 cm
(Tarwoto dan Wartonah, 2015)
11. Diagnosa

Diagnosa yang muncul pada masalah kebutuhan nutrisi

DIAGNOSA TUJUAN DA KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL

(D.0019) Defisit Status nutrisi membaik Manajemen nutrisi (I.03119)

Nutrisi diberi kode (L.03030)


Kriteria hasil untuk Observasi

membuktikan bahwa status


 Identifikasi status nutrisi
nutrisi membaik adalah:
 Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makan yang makanan
dihabiskan meningkat  Identifikasi makanan yang
2. Berat badan membaik disukai
3. Indeks massa tubuh  Identifikasi kebutuhan kalori dan
(IMT) membaik jenis nutrien
 Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik

 Lakukan oral hygiene sebelum


makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis: piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika
perlu
 Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastik jika
asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi

 Ajarkan posisi duduk, jika


mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian medikasi


sebelum makan (mis: Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
DIAGNOSA TUJUAN DA KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL

(D.0018)Berat Konseling Nutrisi (I.03094)


Berat badan membaik
Badan Lebih diberi kode L.03018
Observasi
Kriteria hasil untuk
 Identifikasi kebiasaan makan dan
membuktikan bahwa berat
perilaku makan yang akan diubah
badan membaik adalah:
 Identifikasi kemajuan modifikasi
1. Berat badan membaik diet secara regular
2. Tebal lipatan kulit  Monitor intake dan output cairan,
membaik nilai hemoglobin, tekanan darah,
3. Indeks massa tubuh kenaikan berat badan, dan
membaik kebiasaan membeli makanan

Terapeutik

 Bina hubungan terapeutik


 Sepakati lama waktu pemberian
konseling
 Tetapkan tujuan jangka pendek
dan jangka Panjang yang realistis
 Gunakan standar nutrisi sesuai
program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan
 Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi (mis. Usia, tahap
pertumbuhan dan perkembangan,
penyakit)

Edukasi
 Informasikan perlunya modifikasi
diet (misal: penurunan atau
penambahan berat badan,
pembatasan natrium atau cairan,
pengurangan kolesterol
 Jelaskan program gizi dan
persepsi pasien terhadap diet
yang diprogramkan

Kolaborasi

 Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai