Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Diajukan Guna Memenuhi Tugas PMI/Praktik Klinik Keperawatan Komprehensif Stase
Keperawatan Dasar Di Ruang cengkir 2 RSUD Indramayu Tahun 2022

Disusun Oleh :
Nama : Zuhratun Nisa
NIM : 2006059
Kelas : D3 Keperawatan 3B

Program Studi Diploma III


Keperawatan Politeknik Negeri
Indramayu
Tahun 2022
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit,termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan- bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya.Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan.Zat-zat gizi dan zat lain yang terkadang aksi rekasi dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit
(Wartonah,2010)
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktifitas tubuh
(Alimul,2006)
2. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kubutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri dari sistem pencernaan dan organ
asesoris (Lusianah, Indaryani, & Suratun, 2012).
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan
bagian dalam yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami
proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat
hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah
amilum yang terkandung dalam makanan menjadi maltose. Di dalam mulut
juga terdapat kelenjer saliva yang menghasilkan saliva untuk proses
pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amilase,melicinkan
bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengencerkan bolus.
b. Farung dan Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang
hidung, mulut, dan laring.Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di
bagian ats hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan
dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang
lebih 20- 25 cm dan terletak di belakang terkea, di depan tulang punggung,
kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang behubungan
langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung. Esofagus
merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung
c. lambung
Fungsi lambung yaitu sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai
dicerna sedikit demi sedikit dan memecah makanan menjadi partikel-partikel
kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi lambung juga
untuk mensekresi pepsin dan HCL yang akan memecah protein menjadi
pepton, amilase memecah amilum menjadi maltose, lipase memecah lemak
menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin. Makanan
berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah
lambung yang mengandung 0,4% HCL untuk mengasamkan semua
makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan.
d. usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5
meter dalam keadaan hidup, kemudian akan bertambah panjang menjadi
kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal.Fungsi usus halus pada
umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat
makanan yang telah halus akan diabsorpsi di dalam usus halus, yaitu absorpsi
besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan
bantuan empedu dan asam folat
e. Usus Besar
Usus besar atau juga disebut kolon merupakan sambungan dari dari usus halus
yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang 1,5
meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan
berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar.Fungsi
utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%) elektrolit,
vitamin, dan sedikit glukosa. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi
untuk mrnyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa
makanan
f. Anus
Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan luar
tubuh.Di anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka dan
menutup anus. Fungsi utama anus adalah sebagai alat pembuangan feses
melalui proses defekasi (buang air besar).
g. Hati
Fungsi hati dalam sistem pencernaan adalah menghasilkan cairan empedu,
fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, mempreduksi sel darah merah,
dan menyimpan glikogen.
h. Kantong Empedu
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH
optimum enzin-enzim pada usus halus, mengemulai garam-garam empedu,
mengamulisi lemak, mengekskresi berperan zat yang tak digunakan oleh tubuh
dan member warna pada feses.
i. Pancreas
Pankreas merupakan kelenjer yang struturnya sama seperti kelenjer ludah dan
memiliki panjang kurang lebih 15 cm. pankreas memiliki dua fungsi yaitu
fungsi endokrin eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang
membentuk getah pancreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin
yang terbesar di antara alveoli pankreas.
3. Komponen – komponen nutrisi
Nutrisi memiliki 6 komponen yaitu,karbohidrat,lemak,protein,air,vitamin,dan
mieral
1. Karbohidrat
Karbohidrat sumber energy utama dalam diet.Tiap gram karbohidrat
menghasilkann 4 kilokalori (kkal) karbihidrat terutama Karbohidrat
terutamadiperoleh dari tumbuhan,kecuali laktosa (gula susu).Karbohidrat
diklasifikasikan menurut unit atau sakarida. Monosakarida,seperti glukosa
(dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula yang lebih
dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk dari
banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk
beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006).
Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh
dari susu,padi-padian,buah-buahan,sirup,sukrosa,tepung dan sayur-sayuran
(Hidayat,2006)
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A,D,E,K
yang larut dalam lemak.Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan
hewani.Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti
terdapat pada kacang-kacangan,kelapa dan lain-lainnya.Sedangkan Lemak
hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti
pada daging sapi,kambing dan lainnya (Hidayat, 2006)
3. Protein
Potein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel.Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup,
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai
larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam
amino,diantaranya 9 asam amino esensial (yang tidak dapat dibuat didalam
tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar) dan selebihnya asam amino non-
esensial (Pudjiadi, 2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air
sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body
mass). Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain
sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi
sel, pelumas cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu,
dan peredam benturan (Yuniasatuti, 2008)
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untukmengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
serta dapat mempertahankan organisme.Vitamin dibutuhkan antara lain
vitamin A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalamkelompok
mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt,tembaga,flourin,
iodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,natriun, sulfur, dan seng.
Semuanya harus tersedia dalam jumlah yangcukup (Hidayat, 2006).
B. PATOFISIOLOGI
INFLASI

Kesulitan Batu

Sputum
Defisit Nutrisi

Pembersihan Jalan

Nafas tidak Efektif

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi (Hidayat,2008)
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan
yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah,terdapat larangan
makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja.Padahal,makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi
anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan
merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Penyakit
Beberapa penyakit tertentu dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.
D. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
Pemasangan selang NGT
 Definisi :
NGT adalah nasogastric tube,alat ini yang berfungsi untuk memasukan nutrisi
cairan pada pasien tertentu melalui selang plastic yang dipasang dari hidung
sampai lambung.
 Ukuran NGT di bagi menjadi 3
1. Bayi ukuran 6 Fr
2. Anak-anak 8-12 Fr
3. Dewasa 16 Fr
 Indikasi pemasangan NGT
1. Pasien tidak sadar
2. Pasien dengan gangguan menelan
3. Pasien pos operasi esophagus atau mulut
4. Pasien dengan keracunan
5. Pasien dengan muntah darah
 Tujuan pemasangan NGT
1. Memberikan nutrisi pada pasien tidak sadar dan pasien yang memiliki
gangguan menelan
2. Untuk menguras lambung yang bertujuan mengeluarkan darah
mapun mengeluarkan racun dari lambung
3. Mencegah terjadinya atropi pasa esophagus atau lambung pada
pasien yang tidak sadar
 Kontra indikasi pemasangan NGT
1. Pasien yang memiliki tumor di hidung atau esophagus
2. Pasien yang mengalami cidera pada serebrospinal
 Indikasi pemasangan NGT
1. Dekompresi isi lambung
2. Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus
paralitik peritonitis dan pankreatitis akut.
3. Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas
lambung,Memasukan cairan atau makanan
4. Pasien tidak dapat menelan
5. Diagnostik
6. Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung
 Prosedur
1. Persiapan pasien
a. Lakukan dengan 5S (senyum,salam,sapa,sopan,santun)
2. Persiapan alat-alat
a. NGT ukuran bayi atau anak
b. Pelumas/jelly
c. Kassa
d. Plester dan guntiing
e. Spuit 10cc
f. Stetoscope
g. Pelak atau pengalas
h. Kom berisi air
i. Bengkok
j. Tutup selang atau klem
k. Serung tangan
l. Spatel
m. penlight
3. Pelaksanaan
a. alat-alat di dekatkan ke pasien
b. tutup privasi pasien
c. cuci tangan
d. atur posisi semi flower,pada bayi sebaiknya di bedong
e. letakan pengalas di bawah kepala bayi atau anak
f. letakan pengalas di dada bayi atau anak
g. pakai sarung tangan
h. bersihkan hidung bayi atau anak terlebih dulu apabila kotor
i. ukur panjang selang yang akan di masukan (ukur dari puncak lubang
hidung ke dalam telinga bawah dank e prosesus xipoideus di sternum)
j. beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur dengan plester
k. olesi jelly atau pelumas pada selang NGT sepanjnag 5-8 cm dan
pangkal sonde ditutup
l. masukan selang ke dalam lubang hidung sampai pada selang yang di
tandai
m. periksa selang ,asuk saluran pencernaan dengan spatel dan penlight
pada mulut
n. periksa kebenaran masuknya pada lambung dengan jalan masuknya
sedikit udara melalui spuit dan dengarkan suara hembusan udara
dengan stetoskop,dengan cara hisap cairan lambung dengan spuit 10 cc
bila keluar sisa makanan berarti pemasangan seudah betul atau masuka
unjung NGT ke dalam kom yang berisi air,jika tidak ada gelembung
berarti pemasangan NGT sudah benar
o. fiksasi selang dengan plester
p. rapikan pasien
q. bereskan alat-alat kembalikan ke tempat smeula
r. lepaskan sarung tangan
s. cuci tangan
4. Evaluasi dokumentasi
a. jelaskan tindakan telah selesi di lakukan
b. evaluasi hasil tindakan dan respon pasien
c. dokumentasi hasil tindakan
E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian pada pasien kebutuhan
nutrisi
 Pengkajian focus
1. Riwayat Keperawatan dan Diet
a. Anggaran makanan,makanan kesukaan,waktu makan
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d. Adakah status fisik pasien yang dpaat meningkatkan diet seperti luka
bakar atau demama?
e. Adakah toleransi makanan atau minuman tertentu?
2. Factor yang Memengaruhi Diet
a. Status kesehatan
b. Kultur kepercayaan
c. Status social dan ekonomi
d. Factor psikologis
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
3. Pemeriksaan
Fisik
a. Keadaan fisik
b. Berat badan
c. Kardiofaskuler
d. Kulit
e. Bibir
f. Lidah
g. Mata
h. Pengukuran antroprometri
 Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
 BMI (Body Mass Index) 𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝑇𝐵 𝑥 𝑇𝐵 (𝑚)
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas
(MAC) Nilai normal
- Wanita :28,5 cm
- Pria : 28,3 cm
F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Deficit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d secret yang tertahan
G. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Dx Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi


1. Deficit Nutrisi b.d Tujuan: Pemberian Makanan
ketidakmampuan menelan Setelah dilakukan tindakan Enteral (I.03126)
makanan (D.0019) keperawatan 3×24 jam, O:
diharapkan Status Nutrisi - Periksa posisi
(L.03030) meningkat nasogastric tube
(NGT) dengen
Kriteria Hasil: memeriksa residu
1. Berat Badan (5-1) lambung atau
2. Indeks Masa Tubuh (IMT) mengaukultasi
(5-1) hembusan udara
3. membran Mukosa (5-1) - Monitor rasa penuh
dan mual
T:
- Gunakan teknik
bersih dalam
pemberian makanan
via selang
- Ukur residu sebelum
pemantauan makanan
- Hindari pemberian
makanan jika residu
lebih dari 150 cc atau
lebih dari 110%-
120% dari jumlah
makanan tiap hari
E:
- Jelaskan tujuan
dan langkah-
langkah prosedur

Pemberian Obat
Intravena
(I.02065)
O:
- Verifikasi order obat
sesuai dengan indikasi
- Periksa tanggal
kadaluarsa obat
T:
- Lakukan prinsip 6
benar
(pasien,obat,dosis,wa
ktu,rute,dokumentasi)
- Pastikan ketepatan
dan kepatenan kateter
IV
E:
- Jelaskan jenis
obat,alas an
pemberian obat,dan
efek samping sebelum
pemberian
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Tujuan: Latihan Batuk Efektif
Efektif b.d secret yang Setelah dilakukan tindakan (I.01006)
tertahan keperawatan 3×24 jam, O:
diharapkan Besihan Jalan Nafas - Identifikasi
(L.01001) menurun kemampuan
batuk
Kriteria Hasil: - Identifikasi
1. Batuk efektif menurun adanya retensi
(5-1) sputum
2. Produksi sputum T:
menurun (1-5) - Atur posisi semi
fowler atau
fowler
- Pasang perlak dan
bengkok di
pangkuan pasien
- Buang secret
pada tempat
sputum
E:
- Anjurkan
melakukan Tarik
nafas dalam
melalui hidung
selama 4 detik
ditahan selama 2
detik,kemudian
keluarkan dari
mulut dengan
bibir mencucu
selama 8 detik
- Anjurkan
mengulangi
Tarik nafas
dalam hingga 3
kali
- Anjurkan Tarik
nafas dalam
dengan kuat
langsung setelah
Tarik nafas dalam
yang ketiga
Terapi Oksigen
(I.01026)
O:
- Monitor
kecepatan aliran
oksigen
- Monitor posisi
alat terapi
oksigen
- Monitor aliran
oksigen secara
periodic dan
pastikan fraksi
yang di berikan
cukup
T:
- Gunakan
perangkat oksigen
yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien
E:
- Ajarkan keluarga
dan pasien cara
menggunakan
oksigen di
ruamah
K:
- Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto & Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,Edisii


3.Jakarta:Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai