c) Obesitas
g) Kanker
diduga gastritis.
6. Tindakan Penanganan
Terapi GERDditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala-
gejala yang diderita pasien, mengurangi frekuensi atau kekambuhan serta
durasi refluks esofageal. Terapi juga bertujuan untuk mempercepat
penyembuhan mukosa yang terluka, dan mencegah berkembangnya
komplikasi. Terapi diarahkan pada peningkatan mekanisme pertahanan untuk
mencegah refluks dan/ atau mengurangi faktor-faktor yang memperburuk
agresifitas refluks atau kerusakan mukosa.
a. Modifikasi Gaya Hidup
1) Berhenti merokok;
2) Berhenti minum alkohol;
3) Meninggikan tempat tidur bagian kepala;
4) Mengindari mengangkat barang berat;
5) Diet rendah lemak;
6) Penurunan berat badan pada pasien gemuk;
7) Tidak makan terlalu kenyang;
8) Hindari pakaian ketat, terutama di daerah pinggang.
b. Terapi Endoskopik.
1. Pengkajian
3) Respiratory rate.
4) Suhu tubuh.
b. Keluhan utama
b) Data objektif :
2) Sirkulasi
b) Data Objektif:
3) Eliminasi
4) Makan/ minum
a) Data Subjektif:
5) Sensori neural
a) Data Subjektif:Pasien mengatakan ada rasa pahit di lidah.
6) Nyeri/kenyamanan
a) Data Subjektif:
b) Data Objektif:
7) Respirasi
a) Data Subjektif :
b) Data objektif:
8) Rasa aman
9) Interaksi sosial
a) Data Subjektif:
f. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum, meliputi kesan keadaan sakit ter- masuk ekspresi wajah
dan posisi pasien.
2. Keadaan kesadaran meliputi penilaian secara kualitatif seperti compos
mentis, apathis, somnolent, sopor, koma dan delirium.
3. Pemeriksaan tanda vital, meliputi denyut nadi (fre- kuensi, irama,
kualitas), tekanan darah, pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, pola
pernapasan) dan suhu tubuh.
4. Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening.
2. Diagnosa (SDKI)
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan (D.0019)
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
c. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung (D.0076)
d. Risiko aspirasi dengan faktor risiko refleks muntah (D.0006)
3. INTERVENSI
No Diagnosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
1 Defisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119) 1. Mengetahui status nutrisi pasien saat
t Setelah dilakukan intervensi Observasi ini.
N keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi status nutrisi 2. Menghindari adanya reaksi alergi
utr jam diharapkan status 2. Identifikasi alergi dan karena makanan
isi nutrisi membaik dengan intoleransi makanan 3. Dapat mencatat intake makanan yang
be kriteria hasil : 3. Monitor asupan makanan masuk ke tubuh
rh 1. Porsi yang dihabiskan 4. Monitor berat badan 4. Mengetahui apakah adanya perubahan
ub meningkat Terapeutik berat badan
un 2. Nyeri abdomen 5. Lakukan oral hygenen 5. Mencegah terjadinya muntah akibat
ga menurun sebelum makan , Jika rasa tidak enak di mulut
n 3. Nafsu makan membaik perlu 6. Mencegah terjadinya konstipasi
de 6. Berikan makanan tinggi 7. Menambah nafsu makan juga
ng serat untuk mencegah memberikan vitamin yang dibutuhkan
an terjadinya konstipasi oleh tubuh
ke 7. Berikan suplemen 8. Dapat memberikan nutrisi bagu tubuh
tid makanan, Jika Perlu 9. Mencegah terjadinya aspirasi saat
ak 8. Berikan makanan tinggi makan.
m kalori dan protein 10. Agar pasien mendapatkan jumlah
a Edukasi vitamin serta nutrisi yang tepat terkait
m 9. Anjurkan posisi duduk
pu saat makan, Jika mampu dengan status gizinya
an 10. Ajarkan diet yang 11. Agar pasien mendapatkan nutrisi serta
m diprogramkan kalori yang tepat berdasarkan salan
en Kolaborasi dari lintas profesi yaitu ahli gizi.
el 11. Kolaborasi dengan ahli
an gizi untuk menentukan
m jumlah kalori dan jenis
ak nutrient yang dibutuhkan,
an Jika Perlu
an
(D
.0
01
9)
2 Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238) 1. dapat mengetahui karakteristik nyeri
berhub Setelah dilakukan intervensi Observasi yang dialami pasien
ungan keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi lokasi, 2. pasien dapat memeberitahukan kepada
dengan jam diharapkan tingkat karakteristik, durasi, frekuensi, perawat terhadap nyeri yang dirasakan
agen nyeri menurun dengan kualitas, intensitas nyeri menggunakan ekspresi
penced kriteria hasil : 2. Identifikasi nyeri non verbal 3. dapat mengurangi faktor yang dapat
era 3. Identifikasi faktor yang
fisiolog 1. Keluhan nyeri menurun memperberat nyeri memperberat nyeri
is 2. Meringis menurun Terapeutik 4. dapat mengurangi serta meringankan
(D.007 3. Mual dan muntah 4. Berikan teknik non nyeri yang di alami pasien
7) menurun farmakologis untuk 5. istirahat dan tidur bisa menjadi teknik
mengurangi nyeri (teknik pengalihan nyeri yang dialami pasien
relaksasi nafas dalam, guided 6. pasien dapat mengetahui tentang nyeri
imaginery) yang dirasakannya
5. Fasilitas istirahat dan tidur 7. pasien dapat mengurangi nyeri dengan
Edukasi mandiri
6. Jelaskan penyebab, periode 8. Pasien dapat mempraktekkan teknik
dan pemicu nyeri nonfarmakologis untuk mengurangi
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri yang dialami
nyeri 9. Analgetik sebagai teknik farmakologis
8. Anjurkan melakukan teknik untuk mengurangi nyeri.
non farmakologis secara
mandiri
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
analgetik
3 Nausea berhubungan Tingkat Nausea (L.08065) Manajemen Mual (I.03117) 1. Dapat mengetahui frekuensi mual dan
dengan iritasi lambung Setelah dilakukan intervensi Observasi muntah yang dialami pasien.
(D.0076) keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi pengalaman 2. Dapat mengurangi faktor yang
jam diharapkan tingkat mual menyebabkan mual dan muntah pada
nausea meenurun dengan 2. Identifikasi faktor utama pasien.
kriteria hasil : penyebab mual 3. Agar tidak terjadi deficit nutrisi
1. Nafsu makan cukup 3. Monitor asupan dikarenakan mual dan muntah
meningkat nutrisi/kalori 4. Dapat mengurangi rasa mual pada
2. Keluhan mual menurun Terapeutik pasien
3. Perasaan ingin muntah 4. Kendalikan faktor 5. Dapat mengurangi rasa ingin muntah
menurun lingkungan penyebab pada pasien
4. Sensasi asam dimulut mual 6. Dapat mencegah terjadinya gastritis
menurun 5. Kurangi atau hilangkan atau asam lambung yang naik
keadaan penyebab mual 7. Dapat menyimpan cadangan energi
6. Berikan makanan dalam 8. Dapat mengurangi rasa mual karena
jumlah kecil tetapi sering adanya rasa asam dibagian pangkal
Edukasi kerongkongan
7. Anjurkan istirahat dan 9. Dapat mengurangi rasa mual dengan
tidur yang cukup teknik nonfarmakologis
8. Anjurkan sering 10. Dapat mengurangi rasa mual dengan
membersihkan mulut jika teknik farmakologis.
terangsang mual
9. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
(biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapo musik
akupesyur)
Kolaborasi
10. Kolaborasi penggunaan
antiemetik,jika perlu
4 Risiko Tingkat Aspirasi Pencegahan Aspirasi 1. Dapat mencegah terjadinya aspirasi
aspirasi (L.01066) (I.01018) makanan.
dengan Setelah dilakukan intervensi Observasi 2. Dapat mencegah makanan yang
faktor keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor tingkat berada di lambung naik ke
risiko jam diharapkan tingkat kesadaran, batuk, muntah kerongkongan.
refleks aspirasi menurun dengan dan kemampuan menelan 3. Agar makanan dapat dicerna dengan
muntah kriteria hasil : Terapeutik cepat
(D.000 1. Kemampuan menelan 2. Posisikan semi fowler (30- 4. Agar obat dapat ceoat tersalurkan
6) meningkat 45 derajat) 30 menit 5. Menghindari terjadinya tersedak saat
sebelum memberikan makan
asupan oral 6. Mencegah terjadinya aspirasi
3. Berikan makanan dengan 7. Mencegah terjadinya aspirasi saat
ukuran yang kecil dan makan
lunak
4. Berikan obat oral dalam
bentuk cair
Edukasi
5. Anjurkan makan secara
perlahan
6. Ajarkan strategi
pencegahan aspirasi
7. Ajarkan teknik
mengunyah atau menelan,
Jika perlu
4. 12. 12.
DAFTAR PUSTAKA
Luckman and Sorensen S, 2018, Medikal Surgical Nursing Psychology Approach, Fourt
Ed, Philadelpia London.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indinesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indinesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI