Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOLOGI

PENGAMATAN SEL

Oleh:

KHT-A
KELOMPOK-6

UMMU AIMAN
L131 22 029

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan, adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan dan

berdasarkan Pasal 1 angka 3 kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk

dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai

hutan atau disebut sebagai kawasan hutan. Berdasarkan unsur pokok yang

terkandung di dalam definisi kawasan hutan, dijadikan dasar pertimbangan

ditetapkannya wilayah-wilayah tertentu sebagai kawasan hutan, kemudian untuk

menjamin diperolehnya manfaat yang sebesar-besarnya dari hutan dan

berdasarkan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat. Terkait dengan keberadaan

masyarakat adat suku Moronene yang mendiami sebagian wilayah TN.RAW telah

diakui dan dipertahankan keberadaannya secara turun—temurun sebelum wilayah

hutannya menjadi Taman Nasional. Eksistensi keberadaan masyarakat suku

Moronene tersebut dalam mengeksploitasi kekayaan alam hutan TN.RAW

hanyalah untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

dengan cara pengetahuan kearifan lokalnya yang didapatkan dari para

”leluhurnya“.Sinapoy M. S.Halu Oleo Law Review (2018)

Biologi sel adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang struktur dan

fungsi sel yang merupakan unit dasar suatu kehidupan. Prinsip-prinsip biologi sel
yang digunakan untuk kepentingan manusia dapat diterapkan dalam bentuk

bioteknologi. Bioteknologi terdiri dari bioteknologi konvensional dan modern.

Sistem biologi telah mempengaruhi banyak disiplin ilmu biologi diantaranya

biologi di bidang kedokteran. Sebelumnya banyak permasalahan terkait

kedokteran yang tidak dapat ditemukan pemecahannya seperti pengobatan

berbagai macam penyakit yang saat ini semakin kompleks. Melalui perkembangan

biologi yang mencakup berbagai cabang ilmu seperti anatomi, fisiologi,

mikrobiologi dan patologi, saat ini banyak persoalan kedokteran yang telah

ditemukan jawabannya. Para dokter dapat melakukan pencegahan dan

penyembuhan berbagai penyakit yang dihadapi oleh manusia karena

perkembangan biologi. Tulisan ini mengkaji pemanfaatan teknologi biologi sel

dalam menunjang perkembangan dunia kedokteran yang semakin maju. Sejalan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bioteknologi di bidang

kedokteran juga semakin maju dengan penggunaan biomolekuler untuk kebutuhan

manusia. Bioteknologi modern dalam bidang kedokteran berperan penting dalam

diagnosis, pengobatan, dan rekayasa genetik. Pemanfaatan bioteknologi di bidang

kedokteran antara lain rekayasa genetika, pembuatan hormon insulin, cloning,

pembuatan antibiotic, pembuatan vaksin, teknologi plasmid, rekombinasi DNA,

fusi sel atau hibridoma, antibodi monoklomal, sel punca, dan lain-lain. Tidak

dapat dipungkiri bahwa perkembangan biologi sel saat ini telah memberikan

banyak manfaat dalam dunia kedokteran modern. Noviantari A.Sinasis (2020


1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan pengamatan sel ini adalah untuk

memperkenalkan struktur dan bentuk pada sel secara umum dan mampu

membandingkan berbagai sel dari jenis sel dari berbagai jenis organisme serta

mampu memahami sifat semipermeabilitas membran sel.

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar bisa memberikan

kesempatan kepada mahasiswa mengetahui teori tentang sel.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sel

Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang

dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu

melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk

mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk

hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya

bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan

manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel

terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,

tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua

organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri

berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari

pada pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi. Subagiartha I.

M.Anesthesiologi dan Terapi Intensif (2018)

Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar

reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.[3][4]

Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal,[5] atau disebut organisme

uniseluler, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk

tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri

dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.[1] Tubuh

manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.[5] Namun demikian, seluruh
tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh

bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus

berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi. Wikipedia (2016)

2.2 KlasifikasiTumbuhan

2.2.1 Klasifikasi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : ManihotutilissimaPohl.; Manihot esculenta Crantz

2.2.2 KlasifikasiBawangMerah (Allium cepa)

Kindom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub – divisio : Angiospermae

Ordo : Liliales(Liliaflorae)

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Species : Alliumascalonicum L.

2.2.3 Klasifikasi Tanaman Daun Hydrilla (Hydrilla Verticillata)

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Alismatidae

Ordo : Hydrocharitales

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Hydrilla

Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle

2.2.4 KlasifikasiSel Protozoa (Acrita)

Rhizopoda : Sebagai parasit

Flagellata : flagellata hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan,

sedangkan flagellata yang hidup bebas dapat ditemukan di air

tawar dan laut.

Ciliata : protozoa yang bergerak menggunakan silia atau rambut getar

Sporozoa : memilikii bentuk seperti spora


III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat praktikum pengamatan sel di laksanakan pada

hari senin 16 november 2022 pada pukul 13:00 WITA samapai dengan selesai.

Bertempat di Laboratorium Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako,

palu.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan in iadalah pipet tetes, silet,

jarum pentul, pita ukur, pinset, tusuk gigi, toples, cuka 2 botol, tisu, kapas, kaca

preparat, cover glass, mikroskop cahaya, gelas arloji, alcohol 70%, sirup DHT 2

botol, 2 butir telur.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang ubi

kayu (Manihot esculenta), bawangmerah (Allium cepa), hydrilla (hydrilla

verticillate), selaput rongga mulut (ephitelium mucosa), air rendaman jerami

(oryzo galiua), sel darah merah (eritosit).

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Pengamatan Empulur Ubi Kayu (Manihotesculenta)

Pada praktikum pertama pada empulur ubi kayu (Manihot esculenta

Crantz) yaitu potong melingkar empulur batang ubi kayu setipis mungkin,

kemudian letakkan potongan kecil tersebut pada gelas objek dan jaga jangan

sampai terjadi lipatan atau kerutan. Tambahkan satu atau dua tetes air, kemudian
tutuplah dengan gelas penutup. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran

paling lemah (10X).

3.3.2 Pengamatan Sel Bawang Merah (Allium cepa)

Pada praktikum kedua pada sel bawang merah (Allium cepa) yaitu

potonglah suing bawang merah yang masih segar, ambillah salah satu lapisan

suing yang berdaging. Kemudian patahkanlah lapisan tersebut, sehingga bagian

yang cekung tampak adanya epidermis tipis. Dengan menggunakan pinset,

jepitlah epidermis tersebut dan lepaskan dari umbinya secara perlahan-lahan.

Letakkan potongan kecil epidermis pada gelas objek danjaga-jaga jangan sampai

terjadi lipatan atau kerutan. Tambahkan satu atau dua tetes air, kemudian tutuplah

dengan gelas penutup. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran paling

lemah (10X).

3.3.3 Pengamatan Daun Hydrilla (Hydrilla Verticillata)

Pada praktikum ketiga pada daun hydrilla (HydrillaVerticillata) yakni

dengan mengambil selembar daun yang muda atau daun pada pucuk hydrilla

verticillate yang telah disiapkan, kemudian letakkan di atas kaca objek dalam

posisi bentangan membujur yang rata lalu ditetesi dengan air. Tutuplah daun

tersebut dengan kaca penutup dengan hati-hati jangan sampai terbentuk

gelombang udara. Amatilah sel tumbuhan dibawah mikroskop.

3.3.4 Pengamatan Sel Selaput Rongga Mulut (ephitelium mucosa)

Pada praktikum keempat pada serongga mulut atau ujung jari atau sebuah

tusuk gigi, keruklah epitel pada bagian dalam dinding pipi.Tebarkan epitel yang
diperoleh kedalam setetes air pada kaca objek. Tutuplah sediaan tersebut dengan

kaca penutup. Amatilah preparat tersebut dibawah mikroskop dengan perbesaran

lemah (10X).

3.3.5 Pengamatan Darah Manusia

Pada praktikum kelima pada seldarah manusia yakni rendam jarum pentul

dengan alkohol 70% dalam kaca arloji, bersihkan jari telunjuk dengan alkohol

70%. Dengan menggunakan jarum pentul tusukan jari telunjuk dengan hati-hati

dan oleskan darah tersebut pada kaca objek tersebut tetesan darah yang pertama.

Amati sediaan apusan darah tersebut di bawah mikroskop yang dimulai dengan

perbesaran lemah (10 X) kemudian perbesaran kuat (40X).

3.3.6 Pengamatan Sel Protoza

Pada praktikum keenam pada sel protozoa yakni, sediakan kaca objek

dengan kaca penutup yang telah dibersihkan. Teteskan air rendaman jerami keatas

kaca objek kemudian tutup dengan kaca penutup. Jangan ditekan karena sel

protozoa akan hancur.

3.3.7 Pengamatan Sifat Permeabilitas Membran Sel

Pada praktikum terakhir pada sifat permeabilitas membrane sel yakni ukur

dan catat, bagian telur di sekeliling bagian tengahnya. Catat bagaimana ukuran

bentuk telur. Masukkan telur kedalam toples, jangan sampai kulitnya pecah.

Tuangkan cuka kedalam toples sampai seluruh permukaan telur terendam

kemudian toples ditutup. Amati perubahan yang terjadi pada telur secara periodic

selama 72 jam. Keluarkan telu rsetelah 72 jam dan ukur garis tengahnya.
Bandingkan bentuk dan ukuran telur sebelum dan sesudah direndam di dalam

cuka.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari praktikum pengamatan sel ini adalah

Gambar : Emplur Ubi Kayu (Manihat Esculenta) yang diamati menggunakan

perbesaran 40X

Gambar : Bawang merah (allium cepa) yang di amati menggunakan pembesaran

10X
Gambar : Daun hydrilla (hydrilla verticallata) yang diamati menggunakan

perbesaran 10X.

Gambar : Selaput Rongga Mulut (ephitelium mucosa) yang diamati menggunakan

pembesaran 10X
Gambar : Sel Darah Merah (Eritrosit) yang diamati menggunakan pembesaran

10X

Gambar : Sel Protozoa (Orizo Saliva) yang diamati menggunakan pembesaran


10X
IV.1.2 Tabel hasil pengamatan telur

Pengamatan telur pada air cuka

Lama perendaman telur (jam)

Diameter (cm) 0 24 48 72

Diameter telur A 13 cm 14 cm 14,4 cm 15 cm

Diameter telur B 13 cm 14,5 cm 15 cm 16 cm

Pengamatan telur pada sirup DTH

Lama perendaman telur (jam)

Diameter (cm) 0 24 48 72

Diameter telur A 14 cm 14,2 cm 14,3 cm 14,5 cm

Diameter telur B 13 cm 14 cm 14,4 cm 15 cm

4.2 Pembahasan

Hasil pengamatan yang sudah kami lakukan pada empelur batang ubi

kayu yang dipotong secara melintang, dapat dilihat bahwa empulur batang ubi

kayu memiliki bagian-bagian sel berupa dinding sel, inti sel, sel gabus dan ruang

antar sel bentuk dari sel batang ubi kayu yaitu segi enam dan tersusun rapat antara

selsatu dengan sel lainnya. Pada hasil pengamatan empulur batang ubi kayu begitu
unik karena sel-selnya yang berbaris lurus dan rapat membentuk segi enam baik

diamati dengan mikroskop perbesaran 10X.

Kemudian hasil pengamatan yang kedua kami lakukan pada sel umbi lapis

bawang merah yang telah diiris tipis, dapat dilihat bahwa sel umbi lapis bawang

mempunyai bentuk persegi Panjang. Bagian sel yang dapat diamati adalah dinding

sel, inti sel dan sitoplasma. Pada sel ini juga terdapat vakuola dan piosfid yang

mengandung zat warna, se lumbi lapis bawang merah merupakan sel hidup karena

terdapat protoplasma yaitu plastida, plasma sel, inti sel dan sitoplasma.

Pengamatan ketiga yang kami lakukan pada sel daun hydrilla yang di

potong pada began pucuknya, dapat dilihat bahwa sel daun hydrilla tersusun atas

dinding sel yang tebal, dan inti sel. Sel daun hydrilla berbentuk segi empat yang

teratur dan tersusun seperti batu bata. Sel daun hydrilla merupakan sel hidup

karena terdapat sel protoplasma yaitu dinding sel, kloroplas, dan vakuola serta inti

sel.

Setelah itu kami melakukan pengamatan terhadap sel epitel rongga mulut

yang ada dalam dinding pipi, bisa dilihat sel epitel ini berwarna putih, berbentuk

pipih dan berlapis-lapis. Pada sel epitel rongga mulut ini terdapat organel berupa

membran sel, inti sel, membran dasar, sitoplasma, jaringan ikat dan pembuluh

kapiler. Sel epitelium pipi ini adalah sel hidup yang melakukan aktivitas hidup

karena memiliki inti sel, sitoplasma, dan organel-organel lainnya.

Dan dari hasil pengamatan yang terakhir kami lakukan pada sel protozoa

menggunakan air rendaman jerami, dapat dilihat bahwa di dalam air rendaman

jerami terdapat mikroorganisme yang sangat kecil dan bersel satu yaitu protozoa.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum pengamatan sel ini yaitu :

1. Sel termasuk organisme uniseluler seperti yeast, protozoa, dan bakteri dan

pertama kali di temukan oleh Robert Hookepada 1665

2. Sel adalah unit terkecil dari kehidupan, yang memiliki bentuk dan ukuran

yang berbeda-beda tergantung tempat dan fungsi dari jaringan yang

disusunnya.

3. Sel dalam bahasa Latin adalah cellula yang artinya bilik kecil

4. Penemuan sel yang telah terjadi sejak 200 tahun yang lalu dianggap

sebagai bagian dari sistem membran yang tak terpisahkan dalam

organisme multisel.

5.2 Saran

Pada praktikum pengamatan sel ini sebaiknya pihak Universitas maupun

Fakultas bisa menyediakan sarana dan prasarana yang lebih lengkap lagi agar

mahasiswa ataupun praktikan bisa lebih lebih leluasa dan lebih nyaman dalam

melakukan pengamatan terhadap sel maupun pengamatan lainya.


DAFTAR PUSTAKA

JOURNAL KearifanLokal Masyarakat Adat Suku Moronene dalam


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Sinapoy M. S.
Halu Oleo Law Review (2018)

JOURNAL Prosiding Seminar Nasional Sains Pemanfaatan Teknologi


Biologi Sel Dalam Dunia Kedokteran Modern Abstrak Noviantari
A.Sinasis (2020)

JOURNAL Selstruktur, fungsi, dan regulasi Subagiartha I. M.


Anesthesiologi dan Terapi Intensif (2018)

JOURNALSel (biologi) Wikipedia (2016)

Anda mungkin juga menyukai