Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL II

PENGAMATAN SEL

DISUSUN OLEH :

NAMA : GITA INDAH CAHYANI

NIM : G 701 18 034

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : KIKI WIDYA

LABORATORIUM BIODIVERSITY
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
NOVEMBER, 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktual maupun
fungsional. Sel merupakan satuan dasar penyusun makhluk hidup. Pada tahun
1665 seorang ilmuan asal inggris yang beranama Robert Hooke mengamati
sayatan tutup sel gabus botol mikroskop yang amat sederhana yang terlihat
olehnya adalah srtuktur dari ruang kecil, yang dinamakan sel. Nehemiah Grew
menuliskan deskripsi pertamanya tentang jaringan tumbuhan pada tahun 1980,
kemudian Heisten menggunakan istilah protoplas bagi satuan protoplasma dalam
sel (Timmerck, 2005).

Jika kita mengamati suatu organisme yang agak besar dan agak mudah
dilihat maka kita tidak akan mengalami kesulitan untuk mengenali bagian-
bagiannya. Pada tahun 1543 seorang ahli anatomi yang bernama Andreas
Vesalius menerbitkan karyanya yang sangat penting yaitu buku tentang struktur
tubuh manusia. Pada abad ke 17, Antony Van Leeuwenhoek bukanlah satu-
satunya penyelidik yang menggunakan mikroskop. Tetapi lensa-lensa yang dibuat
oleh Antony memang yang terbaik, kira-kira 15 tahun sebelum Antony mengirim
surat pertama pada Royal Society Of London, seorang ahli yang bernama
Marcello Malpighi, telah melihat pembuluh-pembuluh darah yang kecil dan
berbanding tipis yang dinamakan pembulu kapiler (Campbell, 2008).

Ada tiga macam bentuk sel yaitu sel mati, sel tumbuhan dan sel hewan. Sel
dapat dipisahkan menjadi unit dasar dari struktur dan fungsi organisme. Setiap
makhluk hidup tersusun atas satu sel (uniseluler). Ada juga yang tersusun dari
banyak sel (multiseluler) kehidupan pada tingkat seluler muncul dari keteraturan
struktural, yang memperkuat tema tentang sifat-sifat baru dan korelasi antara
struktur dan fungsi sel terdapat ribuan jenis sel didalam tubuh yang secara
mikroskop dapat dibedakan, namun semuanya memiliki ciri atau struktur yang
sama (Faweett, 2002).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum


ini yaitu untuk mengenal bentuk dan struktur sel, untuk membandingkan berbagai
jenis sel dari berbagai jenis organisme dan untuk menggambarkan dan
menjelaskan bentuk dan struktur sel tumbuhan, hewan, protozoa dan
mikroorganisme. Serta mampu memahami dan mendemonstrasikan sifat
semipermeabilitas membran sel.
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengamatan sel adalah sebagai berikut:


1. Menggambarkan bentuk tumbuhan, hewan, protozoa dan mikroorganisme.
2. Menjelaskan struktur sel tumbuhan, hewan,protozoa dan mikroorganisme
3. Mendemonstrasikan sifat semipermeabilitas dari membran sel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus
Suber atau yang biasa disebut dengan ek gabus menggunakan mikroskop. Ia
menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam
pengamatannya di dalam mikroskop. Robert Hooke menyebut ruang-ruang kosong
tersebut dengan istilah Cellulae yang artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke
merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Beberapa ilmuan berlomba untuk
mengamati lebih banyak tentang sel (Astuti, 2013).

Ilmuan Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) merancang


sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop ini digunakan untuk mengamati
air rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air,
yang kemudian disebut bakteri. Antonie Van Leeuwenhoek merupakan orang
pertama yang menemukan sel hidup. Perkembangan penemuan sel mendorong
berkembangnya persepsi tentang sel hingga kemudian lahir teori-teori tentang sel. Sel
merupakan kesatuan atau unit struktural mahluk hidup, sel sebagai unit fungsional
mahluk hidup, sel sebagai unit pertumbuhan mahluk hidup, sel sebagai unit hereditas
mahluk hidup (Astuti, 2013).

Sel merupakan unit terkecil dari mahluk hidup. Sel pertama kali ditemukan oleh
Robert Hooke pada tahun 1665. Ia menemukan pengamatan sayatan gabus. Pada
pengamatan tersebut ditemukan struktur sel seperti kotak sarang lebah atau sel-sel
sebuah penjara (Aryulina, 2006).

Theodor Schwan dan Mathias Jacob Schleiden (1810-1882) menyatakan bahwa


sel merupakan kesatuan struktural organisme. Pada organisme uniseluler, sebuah sel
merupakan dalam satu individu. Jadi, segala aktivitasnya dilakukan dalam satu sel,
misalnya respirasi, mencerna makanan, dan berkembang biak. Contoh mahluk hidup
bersel satu antara lain Bakteri, Amoeba, Paramecium, Euglena dan ganggang hijau
biru. Pada organisme multiseluler, sel-sel saling bekerja sama membentuk jaringan.
Contoh mamalia dan tumbuhan. Sel juga dikelompokan menjadi dua macam yaitu sel
prokariotiik yaitu sel yang tidak memiliki membran inti. Sel eukariotik yaitu sel yang
memiliki membran pelindung material inti tidak hanya itu sel juga mempunyai fungsi
yang berdasarkan struktur masing-masing (Sa’adah, 2015).

Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan yaitu sel hewan lebih kecil,
bentuknya tidak tetap, memiliki lisososm dan sentrosom, tidak memiliki dinding sel,
plastid (kloroplas) dan vakuola. Sedangkan sel tumbuhan lebih besar, bentuknya
tetap, memiliki plastida (kloroplas), dinding sel dan vakuola, tidak memiliki lisosom
dan sentrosom (Rikki, 2006).

Bentuk daun sangat beragam, namun bentuknya biasanya berupa helain bisa
tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi
bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari
atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstermnya bisa meruncing panjang
(Kusnadi, 2008).

Klasifikasi Empulur Batang Ubi Kayu (Manihot esculenta) Menurut Hedriati


(2010), yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot esculenta
Ubi kayu dengan nama latin Manihot esculenta, pertama kali dikenal di
Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brazil dan
Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat
ditemukan bertumbuh liar di Brazil Selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar
banyak, semua kultivar Manihot esculenta dapat dibudidayakan (Aryulina, 2006).
Keunikan dari sel ini adalah memiliki bentuk berupa segi enam. Sel empulur
yang di amati hanya nampak sel yang berbentuk segi enam saja dan tidak terdapat inti
sel di dalamnya.Setiap sel yang satu dengan sel yang lainnya memiliki batasan berupa
adanya ruang antarse. Sel empulur ini termasuk dalam sel mati karena hanya terlihat
ruang kosong di dalam selnya (Tim Penyusun, 2018).

Klasifikasi Umbi Lapis Bawang Merah (Allium cepa) Menurut Nurhidayati


(2012), yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliopsida
Class : Liliopsida
Ordo : Liliales
Familia : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa

Bawang merah merupakan tanaman rendah yang tumbuh tegak dengan tinggi
dapat mencapai 25 – 50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
Peakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam tanah
(Subowo, 2002).
Secara umum sampel ini sangat mudah di dapatkan terutama di pasar-pasar
terdekat. Sel bawang merah memiliki bentuk yang tersusun menyerupai susunan batu
bata. Di dalam sel bawang merah tersebut terdapat inti sel yang letaknya tidak
beraturan. Sel bawang merah akan terlihat berwarna merah karena mengandung
pigmen fikoeritrin yang mendominasi pigmen warna yang terdapat di dalam sel
bawan merah. Sel bawang merah tergolong dalam sel hidup karena memiliki inti sel,
Inti sel merupakan pusat dari aktivitas dari sel bawang merah ini (Tim Penyusun,
2018).
Klasifikasi Daun Hidrilla (Hydrilla verticillata) Menurut Nurhidayati (2012),
yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Familia : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrillla verticillata
Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang merupakan bagian dari
ekosistem danau dan berperan sebagai sumber daya baik langsung maupun tidak
langsung (Sa’adah, 2015).
Dibawah mikroskop cahaya, sel hydrilla tampak berwarna hijau. Sel ini
berwarna hijau karena pigmen yang mendominasi adalah pigmen klorofil. Sama
halnya dengan sel bawang merah, sel hydrilla juga memiliki bentuk yang tersusun
seperti batu bata namun yang membedakannya pada sel daun hydrilla nampak bentuk
yang aneh pada bagian dinding sel terluarnya yaitu trikoma. Trikoma ini berfungsi
untuk mencegah penguapan yang berlebihan. Di dalam pengamatan, akan nampak
aliran sitoplasma yang menunjukkan adanya kehidupan dari tanaman ini (Tim
Penyusun, 2018).
Istilah ephitelium berasal dari kata ephi yang berarti upon atau di atas dan thele
yang berarti nipple atau punting. Istilah tersebut untuk pertama kali digunakan
terhadap suatu lapisan pada permukaan bibir yang tembus cahaya. Di bawah lapisan
tersebut terdapat punting-punting atau papillae jaringan pengikat yang banyak
mengandung kapiler darah. Punting jaringan pengikat tadi menonjol-nonjol ke lapisan
penutup permukaan yang bersifat tembus cahaya, dan lapisan inilah yang sebenarnya
berbentuk sebagai epitel. Selanjutnya penggunaan istilah epitel meluas untuk semua
bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang
bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Lembaran sel tersebut terdapat menutupi
dan membatasi di luar ataupun di luar tubuh (Subowo, 2002).

Darah merupakan jaringan ikat yang terdiri dari sel-sel yang tertanam dalam
matriks cair yang disebut plasma. Ada dua kelas sel-sel yang tertanam di plasma
darah: sel-sel darah merah, yang mengtranspor oksigen dan sel darah putih yang
berfungsi dalam pertahanan tubuh. Darah juga mengandung platelet atau trombosit,
fargmen-fragmen sel yang terlibat dalam proses penggumpalan darah. Darah terdiri
dari 55% plasma darah (bagian cair darah) dan 45% korpuskuler (bagian padat darah)
(Campbell, 2008).

Membran plasma terdiri dari lapisan ganda (bilayer) fosfolipid dengan berbagai
protein yang melekat atau tertanam dilapisan tersebut. Di interir membran, ekor
fosfolipid bersifat hidrofobik, demikian pula dengan bagian interior protein, ekor
fosfolipid bersifat hidrofobik, seperti protein atau bagian protein yang bersentuhan
dengan larutan berpelarut air dikedua sisi membran. Membran plasma (plasma
mebrane) berfungsi sebagai pelintang selektif yang memungkinkan lalu lintas
oksigen, nutrien, dan zat buangan yang cukup untuk melayani keseluruhan sel
(Campbell, 2008).

Lalu lintas molekul kecil dan ion secara terus-menerus melintasi membran
dalam dua arah. Walaupun lalu lintas melalui membran berlangsung ekstensif,
membran sel bersifat permebel selektif, dan zat-zat tidak dapat melewati penghalang
itu secara bebas. Jika larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi akan
memiliki konsentrasi air yang lebih rendah, dan air akan berdifusi kedalam larutan
melintasi membran dari wilayah yang berkonsentrasi rendah kewilayah yang
berkonsentrasi tinggi sampai pada kedua sisi membran setara. Difusi air melewati
membran permeabel selektif disebut osmosis. Membran memiliki pori-pori yang
cukup besar untuk dilewati molekul pewarna. pergerakan akan molekul pewarna akan
menyebabkan sebagian diantaranya melewati pori-pori, ini akan banyak terjadi pada
sisi yang lebih banyak molekul. Pewarnaan berdifusi dari konsentrasi yang lebih
tinggi ke tempat yang konsentrasi yang lebih rendah atau disebut berdifusi menuruni
gradien konsentrasi ( Campbell, 2008 )
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/tanggal : Kamis, 27 September 2018
Waktu : Pukul 13.00 WITA-selesai
Tempat : Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Alat
1. Pipet tetes
2. Silet/Cutter
3. Jarum/Lanset
4. Kaca arloji
5. Pinset
6. Kaca Preparat
7. Gelas objek
8. Gelas penutup
9. Mikroskop Binokuler
10. Cawan petri
11. Tusuk gigi
12. Toples dengan tutupnya (telur harus muat dalam toples)
13. Pita ukuran yang lentur (pita ukuran yang menjahit)
b. Bahan
1. Ephitelium rongga mulut
2. Darah manusia
3. Bawang merah (Alium cepa)
4. Ubi kayu (Manihot esculenta)
5. Hydrilla verticilata
6. Alamanda catartica
7. Alkohol 70%
8. Air/aquades
9. Kapas
10. Kertas hisap
11. Pewarna (eosin, metilen blue, dan giemsa)

B. Prosedur Kerja
Kegiatan 1
Pengamatan penampang melintang empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta)
sebagai gambaran bentuk sel tumbuhan
1. Dibuatlah potongan melintang empulur batang ubi kayu setipis mungkin.
2. Diletakkan potongan kecil tersebut pada gelas objek dan jaga jangan sampai
terjadi lipatan atau kerutan.
3. Ditambahkan satu atau dua tetes air, kemudian tutuplah dengan gelas penutup.
4. Diamatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran paling lemah (10X),
kemudian gambar beberapa sel.

Kegiatan 2
Pengamatan struktur sel umbi lapis bawang merah (Allium cepa) sebagai
gambaran sel tumbuhan dengan Bagian-bagiannya.
1. Dipotonglah suing bawang merah segar
2. Diambillah salah satu lapisan siung yang berdaging, kemudian patahkanlah
lapisannya tersebut sehingga bagian yang cekung tampak adanya epidermis
tipis.
3. Dengan menggunakan pinset, dijepitlah epidermis tersebut dan lepaskan dari
umbinya dengan perlahan-lahan.
4. Diletakkan potongan kecil epidermis pada gelas objek dan jaga jangan sampai
terjadi lipatan atau kerutan.
5. Ditambahkan satu atau dua tetes air, kemudian tutuplah dengan gelas penutup.
6. Diamatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran paling lemah (10 X),
kemudian gambar beberapa sel dan bagian-bagiannya.
7. Diteteskan satu tetes zat warna Yodium di salah satu tepi gelas penutup dan
isaplah dengan kertas penghisap pada sisi yang berlawanan. Kemudian amati
dengan pembesaran (40 X) sehingga terlihat jelas bagian-bagian dari sel.
8. Digambarlah sel tersebut dengan bagian-bagian yang bias anda kenali.

Kegiatan 3
Pengamatan Struktur Sel Daun Hydrilla verticilata sebagai Gambaran Sel
Tumbuhan
1. Diambil selembar daun yang muda (atau daun pada pucuk) Hydrilla
verticilata yang telah disiapkan, kemudian letakkan diatas kaca objek dalam
posisi bentangan membujur yang rata lalu tetesi dengan air.
2. Ditutup daun tersebut dengan kaca penutup dengan hati-hati jangan sampai
terbentuk gelembung udara.
3. Diamati sel tumbuhan dibawah mikroskop.
4. Diperhatikan bentuk sel dan bagian-bagiannya seperti butir-butir kloroplat-
kloroplas dan vakuola pada sitoplasma sel.
5. Digambarlah sel lengkap dengan bagian-bagian yang anda kenali.

Kegiatan 4
Pengamatan Struktur Sel Selaput Rongga Mulut sebagai Gambaran Sel Hewan.
1. Dengan menggunakan ujung tumoul scalpel atau ujung jari atau sebuah tusuk
gigi, dikeruklah epitel pada bagian dalam dinding pada pipi anda.
2. Ditebarkan epitel yang diperoleh ke dalam setetes air pada kaca objek.
3. Ditutuplah sediaan tersebut dengan kaca penutup.
4. Diteteskan metilen blue secara hati-hati pada salah satu tepi gelas penutup.
5. Dihisaplah metilen blue dengan menggunakan kertas hisap (tissue) melalui
sisi yang berlawanan dengan tempat meneteskan metilen blue.
6. Amatilah preparat tersebut dibawah mikroskop yang dimulai dengan
pembesaran lemah (10 X) kemudian pembesaran kuat (40 X).
7. Digambarlah struktur sel epitel rongga mulut.

Kegiatan 5
Pengamatan Darah Manusia sebagai Gambaran Sel Hewan.
1. Direndam lanset dengan alkohol 70% dalam kaca arloji.
2. Dibersihkan jari telunjuk anda dengan alkohol 70%.
3. Dengan menggunakan lanset ditusukkan jari telunjuk dengan hati-hati dan
oleskan darah tersebut pada kaca objek dengan membuang tetesan yang
pertama.
4. Diamati sediaan apusan darah tersebut dibawah mikroskop yang dimulai
dengan perbesaran lemah kemudian perbesaran kuat.
5. Diperhatikan dan gambar sel darah (eritrosit, limfosit, eosinofil, neutrofil, dan
basofil).

Kegiatan 6
Pengamatan Sel Protozoa
1. Disediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah dibersihkan.
2. Diteteskan air rendaman jerami ke atas kaca objek kemudian tutp dengan kaca
penutup. Jangan ditekan karena protozoa akan hancur.
3. Diamati dibawah mikroskop:
 Gambar sel protozoa dan tuliskan bagian-bagiannya.
 Protozoa yang anda amati, termasuk dalam kelas apa?
 Cocokkan protozoa yang anda amati dengan gambar terlampir, termasuk
jenis apa?

Kegiatan 7
Pengamatan Sifat Permeabilitas Membran Sel.
1. Diukur dan catat garis tengah telur di sekeliling bagian tengahnya
2. Dicatat bentuk telur
3. Dimasukkan telur ke dalam stoples. Jangan sampai kulitnya pecah
4. Dituangkan cuka ke dalam stoples sampai seluruh telur terendam kemudian
stoples ditutup
5. Diamati perubahan yang terjadi pada telur secara peiodik selama 72 jam
6. Dikeluarkan telur setelah 72 jam dan ukur garis tengahnya
7. Dibandingkan bentuk dan ukuran telur sebelum dan sesudah direndam di
dalam cuka
8. Dibukalah kulit telur, setelah mencatat perubahan yang terjadi pada telur.
Jangan sampai selaput telur ikut terbuka.
9. Dimasukkan telur tersebut kedalam stoples yang telah berisi sirup dengan
ketinggian sekitar 7,5 cm
10. Ditutup toples dan biarkan selama 72 jam
11. Dibandingkan bentuk dan ukuran telur sebelum dan sesudah kulit telur dibuka
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut:


No Gambar Keterangan
1. Struktur irisan empelur
2 ubi kayu.
1. Dinding sel
2. Isi sel mati

2. Struktur sel umbi lapis


1 bawang merah.
1. Inti sel
2
2. Dinding sel
3. Struktur sel selaput
rongga mulut.
1
1. Cairan
sitoplasma
2 2. Inti sel

n
4. Struktur sel darah
1 manusia.

2
1. Leukosit
2. Trombosit
3. Eritrosit
3

5. Struktur sel protozoa


1. Euglena

1
Lama perendaman telur (jam) sirup
24 48 59 72 72
Diameter 15 cm 16,1 cm 16,5 12 cm 14 cm
telur (cm)
B. Pembahasan
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsangan ciri hidup lainnya.

Pada percobaan empulur batang ubi kayu yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop, menggunakan perbesaran 40 X, yang dimana pada saat
dilihat dibawah mikroskop, yang tampak pada mikroskop, pada saat pengamatan
yaitu sel penyusunya seperti berbentuk segi enam dan bagian sel yang terlihat
adalah dinding sel. Berdasarkan literatur yang didapatkan, ubi kayu (Manihot
esculenta) merupakan sel mati karena tidak adanya inti sel (nukleus) dan
sitoplasma serta tidak menunjukkan adanya aktivitas dalam sel tersebut. Sehingga
ruang selnya kosong, hal ini disebabkan karena protoplasmanya telah mati
(mengering) (Tim pengajar 2012).

Pada percobaan daun hidrilla yang telah diamati dengan menggunakan


mikroskop menggunakan perbesaran 40 X. Menghasilkan pengamatan yang sesuai
dengan literatur, yang dimana pada saat pengamatan dibawah mikroskop yang
tampak pada mikroskop, daun hidrilla mempunyai bentuk sel hexagonal dan
memiliki dinding sel tebal dan mengandung klorofil sehingga hidrilla berwarna
hijau. Berdasarkan literatur yang didapatkan, Hydrilla tersusun dari sel berbentuk
persegi panjang dan terdapat organel-organel sel yaitu nukleus, dinding sel, plastida, dan
sitoplasma sehingga sel hydrilla termasuk jenis sel hidup karena masih terdapat organel-
organel protoplasma. Juga menemukan adanya aliran plasma yang arahnya berlawanan
dengan arah jarum jam seperti sitoplasma pada kebanyakan sel, beberapa saat pada
kehidupannya memperlihatkan aliran protoplasma (Tjitrosomo, 1983).
Pada percobaan umbi lapis bawang merah yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop menggunakan perbesaran 40X. Menghasilkan
pengamatan yang sesuai dengan literatur, yang dimana pada saat pengamatan
dibawah mikroskop yang tampak pada mikroskop, umbi lapis bawang merah
bentuk selnya hexagonal dan terdapat inti sel atau nukleus, dinding sel dan
sitoplasma (Tjitrosomo, 1983).

Pada percobaan ephitelium rongga mulut yang telah diamati dengan


menggunakan mikroskop menggunakan perbesaran 40 X. Berdasarkan dari hasil
praktikum pengamatan sel selaput rongga mulut diperoleh bagian-bagian sel yang
terdiri dari inti sel pipih dan lapisan basal. Sel epitel merupakan jaringan yang
melapisi atau menutup permukaan tubuh, baik permukaan luar maupun permukaan
dalam.berdasarkan literatur, sel epithelium rongga mulut merupakan epithelium
pipih berlapis banyak. Dalam pengamatan ini, pada epithel rongga mulut tidak
ditemukan vakuola, plastida, dan dinding sel. Sel epithelium rongga mulut
memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda, Itulah sebabnya ketika kami
membandingkan dengan kelompok lain maka perbedaan struktur sedikt terlihat
berbeda (Tim Pengajar, 2012).

Pada percobaan sel darah manusia yang telah diamati dengan menggunakan
mikroskop menggunakan perbesaran 40 X. Berdasarkan dari hasil pengamatan sel
darah merah (eritrosit) terlihat dominan didalam sel, setelah diteliti, sel darah
merupakan sel hidup yang terdiri dari 3 jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Menurut Tim Pengajar (2012) Bagian-bagian sel darah merah:
1. Plasma darah, cairan berwarna kuning jernih
2. Sel darah merah (eritrosit), bulat pipih bagian tengahnya cekung
3. Sel darah putih (leukosit), memiliki inti tetapi tidak memiliki bentuk dan warna
4. Keping-keping darah (trombosit), tidak beraturan, tidak berwarna, tidak memiliki
inti sel
Pada percobaan air jerami yang telah diamati dengan menggunakan
mikroskop menggunakan perbesaran 40 X. Berdasarkan dari hasil praktikum
pengamatan sel protozoa, diperoleh protozoa jenis euglena. Berdasarkan litetur
yang didapatkan, Dalam pengamatan yang kami lakukan protista mirip hewan yang
kami temukan dalam air rendaman jerami yaitu Euglena viridis. Euglena viridis adalah
sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung enterior (depan)
tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Serta euglena memiliki alat
gerak berupa flagel (Tim pengajar, 2012).

Pada pengamatan sifat permeabilitas membran sel, terdapat perubahan yang


terjadi pada percobaan karena adanya proses osmosis. Perubahan yang terjadi
adalah terbentuknya gelembung pada permukaan kulit telur disebabkan terjadinya
reaksi antara kalsium dengan cangkang telur dan cuka. Semipermeabel sendiri
adalah suatu keadaan dimana zat-zat tertentu yang hanya bisa masuk kedalam
yang dibutuhkan oleh sel. Menurut literatur saat cangkang telur direndam didalam
air cuka, kalsium karbonat bereaksi dengan air cuka membentuk garam kalsium
karbohidrat. Larut sehingga yang tersisa adalah protein pengikat yang elastik.
Karena kulit telur rentang terhadap asam cuka. Itulah sebabnya mengapa
gelembung-gelembung bermunculan. Semakin lama waktu perendamannya maka
akan semakin besar diameter telurnya. Hal ini disebabkan karena kulit atau
cangkang telur telah terkelupas maka tidak ada lagi yang membatasi masuknya
zat-zat terlarut seperti air sehingga air dapat masuk dan membuat telur semakin
besar (Tim Pengajar, 2012).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan kesimpulan yang diperoleh pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang menyusun suatu
makhluk hidup.
2. Pada sel tumbuhan, bentuk sel biasanya sama dikarenakan sel tumbuhan
memiliki dinding sel sehingga bentuknya sama atau tetap.
3. Pada sel hewan, bentuk sel tidak persis atau tidak sama dikarenakan sel hewan
tidak memiliki dinding sel sehingga bentuk selnya tidak tetap atau berubah-
ubah.
4. Larutan asam cuka dapat membuat cangkang telur menjadi lunak karena pada
asam cuka mengandung asam asetat (CH3COOH).
5. Larutan glukosa (sirup) menyebabkan perubahan warna telur menjadi merah.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini sebaiknya setiap pengamatan
harus dilakukan dengan teliti dan mengikuti prosedur kerja untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Untuk efesiensi dan efektifitas waktu yang disediakan dalam
praktikum, agar kiranya para praktikan menjalin kerjasama yang baik antar sesama
anggota kelompok. Kepada asisten agar kiranya memberikan arahan dan batasan
yang jelas dalam setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D. 2006. Biologi 2. Esis. Jakarta.

Astuti. 2013. Biologi. Vicosta Publishing. Jakarta.

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Faweett, 2002. Buku ajar histology. EGC saktiono. Jakarta.

Hedriati. 2010. Jago Biologi. Media Pusindo. Jakarta.

Kusnadi, 2008. Biologi. Kawan Pustaka. Jakarta.

Rikki, F, 2006. Mudah Belajar Biologi. Setia Purnama. Jakarta.

Sa’adah, L. 2015. Biologi. Indonesia sejahtera. Jakarta.

Nurhidayati. 2012. Mudah Belajar Biologi. Setia Purna. Jakarta.

Subowo, R. 2002. Histologi Umum. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung.

Tim Pengajar.(2012).Kreatif dan Inovatif dalam Pengajaran Sains. Jurnal Pengajaran

biologi Sekolah Menengah,Vol.1, No.2, 27-28.2. Brown, D. E. 199

Timmerck. 2005. Epidemiologi Pengantar 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Tim Penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Botani Farmasi. Jurusan Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar.


LEMBAR ASISTENSI

Nama : Wulandari
Stambuk : G 401 18 047
Kelompok :4
Asisten : Megawati

No Hari/tanggal Koreksi Paraf

1
2

Anda mungkin juga menyukai