Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR FARMASI

PERCOBAAN PEMBUATAN PREPARAT

OLEH :

KELOMPOK : II (DUA)

KELAS : FARMASI B

ASISTEN PJ : NUR AZIZAH, S.Farm

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2017 / 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi penting sederhana yang dapat

hidup atau merupakan unit terkecil penyusun semua makhluk hidup atau merupakan

unit terkecil penyusun semua makhluk hidup. Sel berkelompok membentuk massa

dengan berbagai spesialisasi lapisan sel yang berbeda. Pada makhluk hidup yang

tubuhnya hanya terdiri dari suatu sel, segala fungsi kehidupannya dilakukan oleh sel

tersebut.

Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma

(mambran sel), sementara daerah didalam sel tersebut disebut sitoplasma.Sel

tumbuhan dibagi dan dibatasi oleh dinding sel yang didalamnya terdapat tempat

berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan

tentang sel hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Dalam hal ini,

mempelajari ukuran, dan bentuk sel merupakan hal penting, namun tanpa memahami

isi dari sel (unit sel) serta hubungannya dengan sel lain yang melapisinya tidak akan

didapat pengetahuan yang mendalam tentang sel itu sendiri.

Preparat irisan adalah preparat yang dibuat dari irisan-irisan tipis yang

tembus cahaya dari organ tubuh makhluk hidup.Pengirisan dilakukan apabila organ

tubuh makhluk hidup. Pengirisan dilakukan apabila organ yang akan dibuat yang

akan diakukan apabila organ yang akan dibuat menjadi preparat cukup tebal.

Pengirisan dapat dilakukan dengan tangan atau bantuan alat yang disebut

mikroskop.Preparat irisan biasanya dari batang, akar, daun, otot dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui dan mengamati isi sel tumbuhan maka dilakukan

praktikum di laboratorium Biologi Farmasi Dasar pada tanggal 17 Oktober 2017.


Adapun hubungan percobaan pembuatan preparat dengan dunia farmasi

ialah karena farmasi adalah ilmu yang mempelajari obat-obtan yang berasal dari

bahan alam, baik itu tumbuhan hewan dan bahan kimia dalam percobaan preparat ini

sampelnya berasal dari bahan alam yaitu sampel tumbuhan dan hewan.

B. Maksud Dan Tujuan

1. Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk mengembangkan keterampilan dalam

pembuatan preparat bawang merah (Allium cepa), daun hidrilla (Hidrilla

vertillicata), kapuk randu (Ceiba pentandra), dan membran mukosa pipi (Homo

sapiens) dengan menggunakan mikroskop

2. Tujuan Percobaan

Untuk memberikan keterampilan dan kemampuan dalam pembuatan dan

pengamatan preparat, juga untuk mengetahui bagaimana bentuk preparat dari setiap

sampel yang diamati yaitu bawang merah (Allium cepa), daun hidrilla (Hidrilla

vertillicata), kapuk randu (Ceiba pentandra), dan membran mukosa pipi (Homo

sapiens)

C. Prinsip Percobaan

Dilakukan pengamatan terhadap sel preparat sel :

1. Tumbuhan bawang merah (Alium cepa), daun hidrilla (Hidrilla verticillata) dan

kapuk randu (Celba pentandra) dengan mikroskop pada pembesaran 4x dan 10x.

2. Hewan yaitu membran mukosa epitel pipi (Homo sapiens) pada sel preparat

hewan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 4x dan 10x kemudian diamati

bagian – bagian yang nampak pada sel tersebut.


BAB II
TUJUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Sel adalah unit fungsional dan struktural terkecil dasar makhluk hidup jadilah

sama dalam satu kesatuan, bagian-bagian sel makhluk hidup membentuk sel utuh

yang hidup pada memiliki arti kehidupan. Misalnya dengan cara memperbanyak diri,

dengan cara membelah diri, menanggapi rangsangan, dan melakukan metabolisme

(Sujadi. 2013: 82).

Istilah sel disebutkan pertama kali oleh Robert Hooke pada tahun 1655.

Istilah tersebut muncul ketika ia melihat struktur-struktur ruang kendali yang

menyusun sebuah gabus kayu dengan menggunakan mikroskop buatannya (Sujadi.

2013: 82).

Dari tahun 1665 Pertengahan 20 ilmuan biologi hanya memiliki mikroskop

cahaya untuk mengamati sel. Meskipun demikian mereka banyak menemukan hal-

hal penting, seperti makhluk hidup. Oleh karena itu semua (Sujadi. 2013: 82):

1. Sel merupakan dasar penyusun makhluk hidup oleh karena itu semua

makhluk hidup tersusun oleh sel.

2. Sel merupakan dasar penyusun fungsional dan makhluk hidup.

3. Semua sel berasal dari sel melalui proses pembuatan atau pembelahan sel.

Pengetahuan tentang struktur sel mulai mengalami kamajuan ketika para

ilmuan mulai menggunakan mikroskop. Sel memiliki bentuk ukuran yang bervariasi.

Umumnya sel memiliki ukuran mikroskopik, sebagai contoh pada ovum manusia

diantaranya 100µm, daun untuk sel tumbuhan memiliki bentuk yang berbeda. Pada

umumnya sel pada tumbuhan memilki bentuk segi empat memanjang atau segi enam

(Pratiwi. 2012: 28).


Tubuh tumbuhan, secara morfologi terdiri atas unit sel dilindungi oleh

dinding sel, dan masing-masing sel megadakan kesatuan dengan adanya subtansi

antarsel. Didalam tubuh tumbuhan sel-sel ini terdapat dalam kelompok yang

structural dan fungsional berbeda dengan jaringan (Amanda. 2007: 42).

Preparat terdiri dari dua macam yaitu preparat awetan dan preparat segar.

Preparat awetan jaringan tumbuhan adalah salah satu media pembelajaran Biologi

yang sangat efektif. Preparat awetan bisa juga disebut preparat kering ysitu preparat

yang bisa dipakai berkali-kali, sedangkan preparat segar yang biasa disebut preparat

basah yaitu preparat yang dibuat secara langsung tanpa pengawetan berasl dari

jaringan hidup dan dilakukan untuk satu kali pengamatan saja dan tidak untuk

dipakai berkali–kali (Lianary. 2000: 41).

Untuk mendapatkan preparat yang baik harus dilakukan penyayatan atau

pengirisan setipis mungkin. Sayatan tersebut adalah (Hadioetomo. 1990: 83):

1. Sayatan melintang (cross section) adalah sayatan yang arahnya horizontal

sejajar dari objek yang akan diteliti

2. Sayatan membujur (longitudinal section) adalah sayatan yang arahnya

horizontal sejajar dari objek.

3. Sayatan tengah (median section) adalah sayatan yang arahnya sejajar pada

bagian tengah suatu objek.

Berikut ini cara pembuatan preparat (Champbell. 2012: 82):

1. Membuat preparat tanpa penyayatan, misalnya pada waktu pengamatan

mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya : air yang diamati, diambil dengan

pipet tetes dan tempatkan pada kaca.

2. Membuat preparat dalam penyayatan.


Membuat preparat pada organ tubuh organisme, contoh penampang daun,

batang, akar dan lainnya dilakukan dengan sayatan melintang sesuai kebutuhan.

Preparat yang diamati yaitu berupa objek, biasanya objeknya berasal dari sel hewan

dan tumbuhan. Sel hewan memiliki bagian sama seperti sel, tumbuhan, hanya saja

pada sel hewan ditentukan membran sel dan bukan dinding sel. Sedangkan sel

tumbuhan memiliki bagian berupa daging sel, inti sel sitoplasma. Dinding sel

merupakan salah satu pembeda antara sel tumbuhan dan sel hewan. Dinding sel

berperan sebagai alat proteksi memberi bentuk sel, dan jalur transportasi antar sel.

Inti sel merupakan organel yang memiliki system endosmembran dengan materi

genetik didalamnya, yang berkaitan dengan pewarisan sifat dan reproduksi sel,

sitoplasma berisi organel-organel yang memiliki fungsi masing-masing organel khas

yang dimiliki oleh tumbuhan adalah sel kloroplas dan vakula (Dwijoseputro. 1989:

89).

Dalam pembuatan preparat ada yang dikenal dengan istilah fikasi.Fikasi ini

bertujuan untuk memberikan toksisi atau mematikan meletakkan sel bakteri pada

objek glass tanpa merusak struktur selnya (Campbell. 2005: 74).

Pada preparat terdapat mikroorganisme yang ada didalam, mempunyai

morfologi, struktur dan sifat–sifat yang khas. Begitupula bakteri-bakteri yang hidup

teratur tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel–sel bakteri tersebut

disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah

untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut

juga berfungsi untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan dan pewarnaan.

Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologinya yaitu mengetahui

reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Dewi. 1989: 39).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan

bantuan alat memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar

yang seperti dinding sel begitu pula sel dalam yang seperti alga memiliki dinding sel

dan vakuola (Vdk. 1993: 102).

Sel–sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak tampak

tembus pandang (transparan) bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa hingga

strukutr dilihat karena siptoplasima sel nya mempunyai indeks bias yang hampir

sama dengan indeks bias lingkungan yang bersifat cair, kontras antar sel dan latar

belakangnya dapat di pertajamkan dengan cara mewarnai sel–sel dengan zat warna

(Hardioetomo. 1990: 89).

Preparat adalah objek yang akan diamati dibawah mikroskop seorang

berkebangsaan Italia merupakan orang pertama yang mengamati sayatan-sayatan

jaringan pada organ-organ tertentu, seperti otak, hati, ginjal limpa dan paru – paru

(Tim dosen FIMPA UNM. 2010: 2).

Robert Hooke (1663) merupakan orang yang pertama memperkenalkan istilah

sel berdasarkan hasil pengamatannya pada sayatan gabus. Ia melaporkan bahwa

sumber gabus terdiri atas ruang-ruang kecil yang diberi nama sel (Tim dosen FMIPA

UNM. 2010: 3).

Segala sesuatu yang diamati dibawah mikroskop dinamakan preparat para

tokoh yang mengemukakan teori sel pada awalnya dokrin sel telah melakukan

permukaan pendapat teori sel pada awalnya dokrin sel telah melakukan pengamatan

dibawah mikroskop terhadap bagian-bagian organel makhluk hidup. Misalnya yang

dilakukan oleh Robert Hook dengan sayatan sel gabusnya, Marsello Malpighi dengan
sayatan jaringan organ. Hal-hal yang diamati dibawah mikroskop inilah kemudian

dengan istilah preparat (Muhajadin. 2011: 5).

Biologi berkembang dari hasil kerja para peniliti biologi, menggali

pengetahuan dari objek–objek biologi. Sebagai objeknya adalah semua makhluk

hidup menggali ciri objek tersebut dengan demikian semua makhluk hidup dapat

menjadi objek mengamatan (Setiono. 2004: 1).

Pada objek kita dapat mengenali masalah-masalah dengan adanya gejala-

gejala. Untuk objek berupa organ tumbuhan berdaging seperti buah biasanya

disimpan sebagai awetan basah, sedangkan untuk daun, batang dan akarnya.

Umumnya dengan awetan kering berupa herbarium, demikian halnya dengan

pengawetan hewan-hewan diawetkan dengan cara kering ataupun basah (Suyitno.

2004: 1).
Adapun ayat yang berhubungan dengan percobaan ini adalah (Az-Zumar :
21):

َ‫ك َلنبكنم َفميِنهاَ َبسببلل َنوأننَنننزنل َممنن َلنبكبم َاًلمذيِ َنجنعنل َاًللسنماَمء َنماَلء َفنأننخنرنجنناَ َبممه َأننزنواًلجا‬
‫ض َنمنهلداً َنونسلن ن‬
‫اًنلننر ن‬
‫ت َنش ل تت‬‫ممن َنَننباَ ت‬
‫ن ن‬

Terjemahannya :
“Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di
bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-
derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal sehat”.
Adapun tafsir dari QS. Az – Zumar/39:21 Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah

menceritakan kepada kami Ali Ibnu Husain, telah menceritakan kepada kami Amir

Ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Qutaibah alias Atabah Ibnu Yaqzan,
dari ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a sehubung dengan makna firman-Nya: apakah kamu

tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu

diatur-Nyasumber-sumber air di bumi (Az-Zumar:21). Tiada suatu air pun di dalam

bumi, melainkan berasal dari air yang di turunkan dari langit, tetapi rongga-rongga

yang ada di dalam bumilah yang mengubahnya. Yang demikian itu disebutkan oleh

firman-Nya: lalu diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi (Az-Zumar:21)

maka barang siapa yang ingin mengubah air yang asin menjadi tawar, hendaklah ia

menguapkannya (dan uapnya itu akan menjadi air tawar). Hal yang sama telah

dikatakan oleh Sa’id Ibnu Jubair dan Amir Asy-Sya’bi, bahwa semua air yang ada di

dalam tanah berasal dari langit. Sa’id Ibnu Jubair mengatakan bahwa asalnya dari

salju. Yakni salju itu terhimpun di atas gunung – gunung dan menetap di puncaknya,

lalu dari bawahnya menyumberlah mata air-mata air. Firman Allah Swt: kemudian

ditumbuhakan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam

warnanya (Az-Zumar:21) Yaitu kemudian dari air yang diturunkan dari langit dan

yang timbul dari sumber air yang ada di bumi dikeluarkanlah tumbuh-tumbuhan

yang beraneka ragam bentuk,rasa, bau, dan manfaatnya. Lalu ia menjadi kering (Az-

Zumar:21) maksudnya, sesudah itu menjadi kering dan hancur berguguran.

Sesungguhanya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-

orang yang mempunyai akal (Az-Zumar:21) yakni orang-orang yang mengambil

pelajaran dari fenomena ini akan menyimpulkan bahwa pada mulanya dunia itu

seperti gambaran tersebut; diawali dengan hijau, segar, dan indah, lalu menjadi tua

dan cacat. Dahulunya muda, kini menjadi tua dan pikun serta lemah; dan sesudah

semuanya itu lalu mati. Orang yang berbahagia adalah orang sesudah itu mendapat

kebaikan (Ali. 2015: 625).


B. Uraian Bahan

1. Aqua destilata (Dirjen POM. 1979: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILATA

Nama lain : Air suling, air murni, aquadest, air batering

Rumus Molekul: H2O

Berat Molekul : O

H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak bewarna, tidak berbau, tidak berasa

Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

C. Klasifikasi dan Deskripsi Sampel

1. Bawang Merah (Tjitrosoepomo. 2012: 384)

Regnum : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Sub devisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Sub kelas :-

Ordo : Liliales

Family : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium cepa

Deskripsi : Tanaman semusim yang berbentuk seperti rumput, berbatang

pendek dan berakar serabut, tinggi dapat mencapai 25cm dan

membentuk rumpun. Daun berbentuk seperti pipa, bulat kecil


memanjang 50 – 70cm, berlubang, bagian ujungnya

meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua. Batang

semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan

menjadi umbi lapis. Tangkai bunga keluar dari dasar umbi.

Bunga majemuk berbentuk tandan yang terdiri atas 50 – 200

kuntum bunga. Buah berbentuk bulat dengan ujunng tumpul

yang membungkus biji yang berbentuk agak pipih (Hidayat.

2015: 50).

2. Hidilla (Tjitrosoepomo. 2012: 384)

Regnum : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Sub devisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Sub kelas :-

Ordo : Hydracharitales

Family : Hydrochardiaceae

Genus : Hydrilla

Spesies : Hydrilla vertillica

Deskripsi : Tumbuhan yang sering disebut dengan istilah rumput air ini

memiliki akar berupa rimpang yang berwarna putih

kekuningan dan dapat di dalam air hingga kedalaman 2 meter.

Batangnya tipis dan panjangnya kira – kira 1 – 2 meter untuk

tumbuhan yang sudah dewasa, tumbuh secara horizontal.

Batang hidrilla berbentuk tikar padat vegetasi. Daun


tumbuhan hidrilla yang lancip segitiga dan tumbuh

mengelilingi batang secara mengulir. Daun hidrilla berbentuk

lancip – lancip ini membedakannya dari tumbuhan lainnya.

3. Kapuk Randu (Tjitrosoepomo. 2012: 163)

Regnum : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Sub devisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Sub kelas : Dialypetalace

Ordo : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Ceiba

Spesies : Ceiba pentandra

Deskripsi : Merupakan pohon tropis yang banyak ditanam di Asia.

Kapuk merupakan pohon yang menggugurkan bunga dengan

tinggi pohon 8 – 30 meter dan dapat memiliki batang pohon

yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 meter. Pada

batangnya terdapat duri – duri temple besar yang berbentuk

kerucut. Daunnya bertangkai panjang dan berbentuk kerucut.

Bunga terkumpul di ketiak daun yang sudah rontok (dekat

ujung ranting). Kelopak berbentuk lonceng.

4. Mukosa pipi (Singgi. 1988: 6)

Kingdom : Animalia

Filum : Cordata
Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Sub ordo : Haplorhini

Famili : Hominidae

Genus : Homo

Spesies : Homo sapiens

Deskripsi : Memiliki ciri antara lain terdiri dari berjalan tegak, volume

otak antara 1000 – 1200 cc, tinggi anatar 120 – 210 cm,

memiliki dagu dan tulang rahang yang tidak begitu kuat

(Waluyo. 2006: 23).


BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah dek glass, gelas kimia, mikroskop, objek

glass, silet, pinset dan pipet tetes.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah Aqua destillata, bawang merah (Allium

cepa), cattonbud daun hidrilla (Hidrilla vertillicata), kapuk randu (Ceiba pentandra),

membran mukosa pipi (Homo sapiens), tissue, dan tusuk gigi

B. Cara Kerja

1. Pembuatan preparat Bawang Merah (Amilum cepa)

a. Diucapkan bismillah

b. Dibersihkan permukaan objek gelas yang digunakan

c. Dibuat irisan setipis mungkin dari bawang merah

d. Diletakkan irisan tersebut diatas objek glass dengan menggunakan pinset

e. Ditetesi dengan aqua destilata

f. Ditutup dengan menggunakan dek glass

g. Diamati dibawah mikroskop

h. Difoto

2. Pembuatan preparat daun hidrilla (Hidrilla vertillica)

a. Diucapkan bismillah

b. Dibersihkan atau permukaan objek glass yang akan digunakan

c. Dibuat irisan setipis mungkin dari daun hidrilla

d. Diletakkan irisan tersebut diatas objek glass dengan menggunakan pinset


e. Ditetesi dengan aqua destilata

f. Ditutup dengan menggunakan dek glass

g. Diamati dibawah mikroskop

h. Difoto

3. Pembuatan preparat kapuk randu (Ceiba pentandra)

a. Diucapkan bismillah

b. Disiapkan kapak randu, diambil sedikit

c. Diletakkan diatas objek glass

d. Ditetesi dengan aqua destilata

e. Ditutup dengan menggunakan dek glass

f. Diamati dibawah mikroskop

g. Difoto

4. Pembuatan preparat segar manusia (Homo sapiens)

a. Diucapkan bismillah

b. Dibersihkan permukaan objek glass

c. Diambil membran mukosa bagian dalam pipi menggunakan tusuk gigi

d. Diletakkan membran mukosa pada permukaan objek glass

e. Ditetesi aqua destilata

f. Ditutupi dengan dek glass, diusahakan tidak ada gelembung udara

g. Diamati dibawah mikroskop

h. Difoto
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel pengamatan
No Gambar yang diamati Gambar literatur Keterangan
1 Bawang merah (Allium cepa)
Perbesaran 4x
1

2
1. Dinding sel
2. Nukleus
3. Sitoplasma
3 4. Epidermis
5. Inti sel
4
Perbesaran 10x
1. Dinding sel
1 2. Nukleus
3. Sitoplasma
4. Epidermis
2 5. Inti sel
3

2 Hidrilla (Hydrilla vertillicata) 5


Perbesaran 4x
1 1. Klorofil
2. Sitoplasma
2 3. Dinding sel
4. Inti sel
3 5. Epidermis

4
Perbesaran 10x
1

2
1. Klorofil
2. Sitoplasma
3
3. Dinding sel
4. Inti sel
4 5. Epidermis
3 Kapuk randu (Ceiba
pentanra)
Perbesaran 4x
1 1. Dinding sel
2. Gelembung
2 udara
3. Ruang kosong
3 4. Torsi
Ruang antar
4 sel
Perbesaran 10x
1. Dinding sel
1 2. Gelembung
udara
2 3. Ruang kosong
4. Torsi
3 5. Ruang antar
sel
4
4 Membran mukosa pipi
(Homo sapiens)
Perbesaran 4x

1. Inti sel
2. Sitoplasma
1

Perbesaran 10x
1. Inti sel
2. Sitoplasma
1

2
B. Pembahasan

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Bentuk-bentuk sel

bermacam–macam sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan tempatnya sel dibagi

menjadi dua macam yaitu sel tumbuhan dan sel hewan.

Sel tumbuhan memiliki bagian berupa dinding sel, inti sel, sitoplasma dinding

sel merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan yang menjadi

pembeda sel tumbuhan dan sel hewan.

Untuk pembuatan dari sel tumbuhan yaitu dibuat apakah preparat bawang

merah, hidrilla, atau kapuk randu. Untuk membuat preparat dari tumbuhan dilakukan

pengirisan bagian sel menggunakan silet, kemudian diambil bagian yang paling tipis

diletakkan pada objek glass ditetesi aquadest lalu ditutup dengan dek glass, dan

diletakkan di atas meja preparat lalu dijepit dan diamati preparat tersebut.

Untuk pembuatan preparat dari sel hewan yaitu membran mukosa pipi

dilakukan dengan mengorek membran mukosa bagian dalam pipi dengan

menggunakan cotton bad atau tusuk gigi, kemudian sel diletakkan diatas meja

preparat.

Pada sel–sel bawang merah (Allium cepa) kita dapat melihat susunan sel – sel

yang rapat, susunan sel–sel yang rapat tersebut adalah jaringan epidermis pada

tumbuhan yang memang rapat. Ditentukan sel–sel bawang merah yang tersusun rapat

dan berbentuk persegi. Pada pembesaran 10x kita bisa melihat dengan jelas sel–sel

berwarna merah. Dan hasil yang diperoleh pun cukup jelas tentang gambar sel yang

menyusun bawang merah.


Sel pada hidrilla (Hidrilla vertillicata) tersusun seperti balok yang tersusun

rapat, sama dengan pada sel bawang merah. Sel-sel yang tersusun rapat tersebut

adalah sel–sel epidermis.

Pada sel kapuk randu (Ceiba pentandra) tersusun sel-sel bening yang seperti

batang tentang yang terputus-putus dan transparan, didalamnya terdapat zat berapa

cairan. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan.

Pada pengamatan sel membran mukosa (Homo sapiens) dengan pembesaran

10x dapat dilhat bahwa pada sel–sel mukosa pipi yang bergerak-gerak dan gerakan

lambat, berbentuk sel berubah-ubah karena tidak terdapat dinding sel jadi selnya

bebas dan berubah.

Adapun faktor kesalahan yaitu pada seluruh preparat masih banyak

gelembung air yang terlihat pada mikroskop, sehingga setelah difiksasi bila hilang

gelembung airnya.

Adapun alasan perlakuan pada percobaan ini yaitu aquadest digunakan untuk

membuat bayangan dari preparat. Fiksasi dilakukan untuk menghentikan proses

metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan, mengawetkan komponen –

komponen jaringan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

preparat adalah objek yang akan diamati dibawah mikroskop preparat terdiri atas dua

yaitu preparat kering yang artinya objek yang tahan diawetkan dan preparat tersebut

bisa dipakai berkali-kali sedangkan preparat basah yang artinya objek yang dibuat

dari objek hidup, langsung dan tidak diawetkan, biasanya preparat ini hanya

digunakan satu kali saja.

Pada umumnya bagian-bagian sel yang dapat dilihat dengan perbesaran 4x

dan 10x yaitu inti sel, ruang kosong (hanya pada Ceiba pentandra), sitoplasma dan

epidermis pada tumbuhan, dan pada sel hewan bagian yang terlihat yaitu inti sel.

B. Saran

1. Untuk laboratorium

Untuk menambah sarana prasarana dalam laboratorium terutama untuk

miroskopnya.

2. Untuk asisten

Untuk lebih bersabar dalam mengahadapi praktikan


KEPUSTAKAAN
Ali, Maulana. Quran Suci Terjemah dan Tafsir. Jakarta: Darul Kitab Islamiah. 2015

Amanda. Sel. Jakarta: Gramedia. 2007

Champbell. Biologi. Jakarta: Erlangga. 2005

Dwi, Djoesopurno. Panduan Buku Biologi. Bogor: Yudistira. 1989

Hadioeranto. Analis Mikroba. Jakarta: Rraja Grafindo Persada. 1990

Hidayat, Syasul. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: Agriflo. 2015

Law. Biologidasar. Jakarta: Rraja Grafindo Persada. 1994

Liary. Kimia. Jakarta: Erlangga. 2002

Pratiwi. Pengendalian Sel. Jakarta: Swadya. 2012

Singgih, Wibowo. Bagian Sel. Jakarta: Niaga Swadya. 1988

Sudjadi. Biologi Dasar. Jakarta: Erlangga. 2013

Sutiyono. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta: Erlangga. 2004

Tim Dosen FMIPA UNM. Sains Biologi. Jakarta: Ganesa. 2010

Tjitrosoepomo, Gembang. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada Press. 2012

Valk, Wheeler. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. 1984


LAMPIRAN

Skema Kerja

Dibersihkan permukaan objek gelas yang digunakan

Dibuat irisan setipis mungkin dari setiap sampel

Diletakkan irisan tersebut diatas objek glass dengan menggunakan pinset

Ditetesi dengan aqua destilata

Ditutup dengan menggunakan dek glass, usahakan tidak ada gelembung udara

Diamati dibawah mikroskop

Difoto hasil pengamatan

Anda mungkin juga menyukai