Anda di halaman 1dari 15

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya udang merupakan suatu kegiatan yang sering dijumpai di daerah

pesisir negara-negara tropis dan subtropis. Kebutuhan udang mengalami

peningkatan, tidak hanya ikan saja. Salah satu jenis udang yang saat ini menjadi

andalan komoditas dalam sektor perikanan ialah Litopenaeus vannamei atau

lebih dikenal dengan Udang Putih. Mencuatnya Udang Putih sedikit menggeser

Udang Windu Penaeus monodon yang lebih dahulu dikenal. Hal tersebut

dikarenakan jenis ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain dapat mudah

berkembang biak, nafsu makan baik, pertumbuhan baik dan cepat, dapat

dipelihara dengan kepadatan tinggi, berdaya tahan tubuh tinggi terhadap serangan

penyakit (Liu et al. 2004 dalam Putra,2018).

Sejalan dengan berkembangnya usaha budidaya udang. Ada beberapa

kendala yang mengganggu perkembangan usaha budidaya, kendala tersebut

berupa penyakit yang menyerang udang vannamei seperti virus, bakteri dan

parasit. Penyakit Parasit yang menyerang udang vannamei kebanyakan berasal

dari kelas protozoa. Udang yang terserang parasit pada kulit akan terlihat lebih

pucat. Udang tersebut biasanya akan menggosok-gosokkan tubuhnya ke benda-

benda yang disekitarnya. Serangan parasit pada insang menyebabkan sulit

bernafas, tutup insang mengembang dengan warna insang menjadi pucat pada

lembaran insang sering terlihat bintik-bintik merah karena pendarahan kecil

peradangan menurut (Margaretha 2011 dalam Putra,2018).


1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis parasit yang

menginfeksi udang penaeid. Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk menambah

wawasan serta pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit pada organisme

akuakultur.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Udang Kaki Putih (Litopenaus Vannamei)

Klasifikasi udang kaki putih menurut Bonne(1931) dalam Panjaitan (2012)

adalah sebagai berikut : Filum : Arthoropoda, Class : Crustacea, Subclass :

Malacostraca, Seri : Eumalacostraca, Superordo : Eucarida, Ordo : Decapoda

Subordo : Dendrobrachiata, Superfamily : Penaieodea, Family : Penaeidae, Genus

: Penacus , Subgenus : Litopenaus

Gambar 2-1. Morfologi Udang Kaki Putih (Litopenaus vannamei)

Bentuk morfologi udang vaname memiliki sepuluh kaki yang terdiri dari

lima kaki jalan dan lima kaki renang. Tubuh udang vaname secara morfologi

dibedakan menjadi dua yaitu chepalotorax atau bagaian dada serta bagian pertut

abdomen. Bagian chepalotorax terlindung oleh kulit chitin yang tebal yang

carapace. Secara anatomi chepalotorax dan abdomen terdiri dari segmen-segmen

atau ruas-ruas,dimana masing-masing segmen tersebut memiliki anggota badan

yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri(Elovaara,2001 dalam Panjaitan,2012).


2.2 Parasit yang Menyerang Udang kaki Putih (Litopenaus Vannamei)

2.2.1 Zoothamnium sp

Menurut Kotpal (1980) dalam Idrus (2014) klasifikasi Zoothamnium sp

adalah berikut ini: Phylum : Protozoa, Class : Ciliata, Ordo : Peritrichida, Family :

Zoothamniidae, Genus : Zoothamnium, Species : Zoothamnium sp.

Gambar 2-2. Zoothamnium sp

Morfologi Zoothamnium sp. memiliki ukuran tubuh 50-70 µm dengan

hidup berkoloni, berwarna keputih-putihan, menempel pada inangnya dengan

myoneme (Irvansyah dkk., 2012 dalam Idrus,2014). Zooid berbentuk globuler

yang terdiri dari tangkai peristomial berbentuk globuler yang bersilia, vakuola

kontraktil, vakuola makanan, mikronukleus dan makronukleus (Hu and Song,

2001 dalam Idrus,2014).

2.2.2 Carchesium sp

Menurut Kotpal (1980) dalam Idrus (2014) klasifikasi Charcesium sp

sebagai berikut : Phylum : Protozoa,Class : Ciliata, Ordo : Peritrichida, Family :

Vorticellidae, Genus : Carchesium, Species : Carchesium sp.


Gambar 2-3. Charcesium sp

Morfologi Carchesium sp memiliki ukuran tubuh 100-117 µm dengan

hidup berkoloni, berwarna keputih-putihan, menempel pada inangnya dengan

myoneme. Zootid berbentuk seperti lonceng terbalik yang memiliki silia, vakuola

kontraktil, vakuola makanan, makronukleus dan mikronukleus (Irvansyah

dkk,2012 dalam Idrus,2014)

2.2.3 Vorticella sp

Klasifikasi Vorticella sp menurut Kotpal (1980) dalam Idrus (2014) adalah

sebagai berikut: Phylum : Protozoa, Class : Ciliata, Ordo : Peritrichida, Family :

Vorticellidae, Genus : Vorticella, Species : Vorticella sp.

Gambar 2-3. Vorticella sp

Morfologi Vorticella sp. memiliki ukuran tubuh 95–110 x 55–65 µm

dengan hidup berkoloni, satu koloni dapat terdiri sampai 30 zooid. Menempel

pada inangnya dengan myoneme, tangkai pipih dan silindris, peristome besar
bersilia, makronukleus dan mikronukleus. Zooid berbentuk bulat dengan bagian

terluas terdapat pada tubuh bagian tengah. Memiliki vakuola kontraktil dan

vakuola makanan yang terletak di bagian dorsal (Sun et al., 2006 dalam

Idris,2014).
BAB 3 METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum penyakit organisme akuakultur tentang parasit pada udang kaki

putih (Litopenaus Vannamei) dilaksanakan pada hari Rabu 04 maret 2020 pukul

09.00 WITA sampai dengan selesai. Praktikum bertempat di Laboratorium

Akuakultur, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum parasit pada udang (Litopenaus

vannamei) tertera pada Tabel 3-1

Tabel 3- 1. Alat pratikum


No. Nama Alat Fungsi
1. Alat tulis Mencatat hal-hal yang penting dalam praktikum
2. Baki Tempat untuk membedah udang
3. Kamera Mengambil gambar dokumentasi
4. Neraca digital Menimbang bobot udang
5. Mikroskop Mengamati parasit pada organ yang di amati
6. Alat bedah (Curter, Membedah tubuh belut
gunting dan pinset)
7. Kaca preparat Sebagai tempat menyimpan organ yang di amati di
bawah mikroskop

Bahan yang digunakan dalam praktikum parasit yaitu udang kaki putih

(Litopenaus Vannamei) yang berjumlah lima ekor serta air digunakan saat

mengamati organ dibawah mikroskop.


3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum parasit dan penyakit udang

yaitu sebagai berikut :

1. Secara seksama,periksalah kutikula (Chepalotorax dan abdomen) sari

udaang, amati jika terjadi luka dan perubahan warna pada permukaan

tubuh udang.

2. Jika sulit mengamati parasit dari tubuh udang dengan menggunkan mata

telanjang atau mikroskop., buatlah preparat smear dari kutikula(lender)

amati dimikroskop.

3. Potonglah karapaks kiri hingga insang terbuka,. Letakkan bagian dalam

menghadap keatas dalam sebuah petridish dan tutup engan air. Amati

permukaan bagian dalam sebuah mikroskipjika terdapat luka atau gejala

lain yang tidak normal.

4. Guntinglah lembaran insang kiri dan tempatkan pada petri dish tutup

dengan air dan periksa dibawah mikroskop. Amati adanya parasit,warna

yang berubah penggumpalan lender dan abnormalitas lainnya.

5. Baliklah udang ke posisi kirinya sehingga bagian dorsalnya menghadap

ke pemeriksa. Ulangi langkah 1-4.

6. Periksa kemungkinan adanya parasit dan perubahan warna pada organ

tambahan seperti : anttenulles,antenna scale,maxilipeds, pereipods,

uropods dan telson.


7. Lakukan pembedahan didaerah kepala amati jika terdapat parasit perubahan

warna,luka,pembengkakan maupun gejala lainnya pada jantung,perut,gonad

dan lhymphoid organ(jika memungkinkan)


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Klasifikasi dan Deskrpisi Jenis Parasit yang Menyerang Udang Kaki

Putih (Litopenaeus vannamei).

4.1.1 Tichodina Sp.

Trichodina sp. adalah parasit penyebab penyakit yang dinamakan

trichodinasis. Trichodiniasis merupakan penyakit parasit pada larva dan ikan kecil

yang disebabkan oleh ektoparasit Trichodina sp. Ektoparasit Trichodina sp.

mempunyai peranan yang sangat penting terhadap penurunan daya kebal tubuh

ikan dan terjadinya infeksi sekunder. Klasifikasi Trichodina sp. menurut Abo -Esa

(2008) dalam Lestari (2011) adalah sebagai berikut : Filum : Protozoa, Sub filum :

Ciliophora, Kelas : Ciliata, Sub Kelas : Petrichida, Ordo : Mobilina , Famili :

Trichodinidae, Sub famili : Trichodininae, Genus : Trichodina

Gambar 4-1. Trichodina sp Gambar 4-2. Trichodina sp (sumber pribadi)

Bentuk morfologi Trichodina sp. bulat bila dilihat dari samping bentuknya

mirip bel sepeda, bila dilihat dari bawah di sekeliling mulutnya yang berada

persis di tengah akan terlihat denticle (semacam gigi gerigi) dan di sekelilingi
bulu getar. Denticle ini biasanya berjumlah antara 20 – 30 buah dan sering

dipakai untuk mengidentifikasi spesies ini. Parasit ini bergerak dan menempel di

permukaan tubuh ikan. (Setiadi, 2008 dalam Lestari,2011). Parasit ini memiliki

dua bagian yaitu anterior yang berbentuk cembung dan posterior yang berbentuk

cekung dan berfungsi sebagai alat penempel pada inang, juga memiliki dua inti,

yaitu inti besar (makronukleus) dan inti kecil (mikronukleus), inti kecil yang

dimiliki berbentuk bundar menyerupai vakuola dan inti besar berbentuk tapal

kuda,

4.2. Organ yang di Serang

Parasit Trichodina sp kebanyakan akan hadir pada musim penghujan pada

tambak semi intensif. Parasit Trichodina sp hanya ditemukan dibagian pleopod.

Trichodina sp hadir disebabkan oleh faktor molting pada udang. Pada saat

molting, udang tak memiliki antibody untuk melindungi bagian tubuhnya yang

lunak. Udang putih akan mengalami suatu tahap pergantian kulit atau molting

secara periodik.

Molting merupakan proses pergantian cangkang saat udang dalam masa

pertumbuhan. Pada fase ini, ukuran daging udang bertambah besar sementara

cangkang luar tidak bertambah besar, sehingga untuk penyesuaiannya udang akan

melepaskan cangkang lama dan membentuk kembali cangkang baru dengan

bantuan kalsium. Parasit akan pindah dari kulit lama yang mengelupas dan

menempel pada kulit udang yang baru untuk memperoleh makanan dari inangnya

yaitu udang vannamei. (Putra,2018).


4.3. Tingkat Penularan Parasit

Hasil yang diperoleh dalam pengamatan parasit yang menyerang pada

udang adalah sebagai berikut :


40 40 40 40 40
40

35

30

25
20 20 20
20

15

10

5 1 1 1 01 0 00 1 1
0

Jenis Endoparasit Insensitas (I) Prevalensi (100%)

Gambar 4-2. Grafik intensitas dan prevalensi dari jenis parasit yang
menginfeksi udang

Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa prevalensi ektoparasit cukup

tinggi yaitu berkisar antara 20%-40%. Intensitas dan prevalensi ektoparasit yang

begitu tinggi dipengaruhi oleh kepadatan kolam pemeliharaan apabila padaa

kolam yang memiliki kepadatan tinggi maka akan menyebabkan udang saling

bergesekan sehingga akan terjadi penularan parasit dengan begitu

cepat(Rustikawati,2004 dalam Nurlaila,2016).

Trichodina sp dapat muncul pada kondisi udang yang stres, dimana

dipengaruhi perubahan kondisi kualitas air yang kurang bersih dan sehat, sekitar

tambak yang banyak mengandung sisa-sisa pakan yang berlebihan, dan adanya

kandungan senyawa organik yang dapat menurunkan oksigen terlarut pada

budidaya udang vannamei(Putra,2018).


BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil praktikum mengenai Parasit dan Penyakit udang penaied dapat

ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Parasit yang ditemukan pada udang kaki putih (Litopenaus vannamei) yaitu

Trichodina sp

2. Parasit ditemukan pada udang kaki putih dibagian luar (ektoparasit) yaitu pada

bagian insang

3. Prevalensi ektoparasit berkisar antara 20%-40%

5.2 Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya agar praktikan dapat mengamati sampel

dengan lebih teliti lagi dalam menggunakan alat mikroskop selain itu, mikroskop

perlu ditambah lagi sehingga dapat mengefisienkan waktu pengamatan karena alat

merupakan salah satu penunjang dari keberhasilan suatu praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Idrus. 2014. Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada Kepiting Bakau (Scylla
Serrata) Hasil Tangkapan Di Pesisir Kenjeran Surabaya. Skripsi
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya

Lestari. A. 2011.Prevalensi Ektoparasit Protozoa Trichodina sp Pada Ikan Lele


Dumbo (Clarias gariepinus) Di Desa Ngabetan kecamatan Cereme
Kabupaten Gresik. SkripsiFakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga. Surabaya

Putra. M.K.P. Tyas.A.P. Ning.S. 2018. Prevalensi Ektoparasit Udang Vannamei


Pada Tambak Di Desa Langgeneherjo Kabupaten Pati. Jurnal Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang.Vol(7).No.2

Panjaitan. A. S. Pemeliharaan Larva Udang Vaname (Litopenaus Vannamei)


Dengan Pemberian Fitoplankton Yang Berbeda. Tugas Akhir Program
Pascasarjana Universitas Terbuka. Jakarta

Nurlaila. Irma. D. Silvi. W. 2016. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit Pada


Udang Vaname(Litopenaus Vannamei) Di Kabupaten Aceh Besar.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unisyah. Vol.1.
No. 3.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai