OLEH
MARLIN SALILAMA
1111417053
Dalam penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan demi penyempuraan makalah
ini. harapan penyusun semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu peneliti bertujuan untuk mengetahui
Rekayasa lingkungan dan perkembangan wadah budidaya.
1.3 manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu agar peneliti dapat mengetahui Rekayasa
lingkungan dan perkembangan wadah budidaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Wadah Budidaya
Seiring dengan perjalanan waktu dalam periode yang sama, kegiatan budidaya ikan
dimulai dengan membuat bumbun, tebat – parit atau kambang iwak dimana ikan – ikan
terperangkap dan diambil setelah keadaan air sudah demikian surut akibat keringan di
musim kemarau
Pengaturan pembuatan tebat itu dibuat oleh masing – masing pemerintah marga
yang termasksud dalam aturan lelang lebak lebung setempat. Lelang lebak lebung itu
sendiri telah dimuali sejak tahun 1630 berdasarkan undang – undang simboer Tjahja
(Arsyad, 1981)
Perkembangan selanjutnya, petani menjadi lebih jeli kemudian memanfaatkan
timbunan tanah atau pematang hasil galian untuk usaha tumpang sari, seperti menanam
jeruk, palawija dan pisang. Sementara jenis – jenis ikan yang dipelihara pada awalnya
ikan – ikan perairan umum itu sendiri seperti toman, kalui atau gurami, tebakang atau
tambakan dan betok. Tetapi kegiatan ini tidak dapat berkembang lebih lanjut karena
beberapa hambatan (Arsyad, 1980)
Perkembangan wadah budidaya di indonesia pada awalnya menggunakan tanah saja
sebagai dasarnya atau lebih dikenal dengan system budidaya tradisional, lalau system
budidaya semi - intensi yang menambahkan beton atau semi permanen disekeliiln
kolam, dan sitem intenisif yaitu dasar maupun keliling kolam mengguakan bahan
permanen. Beberapa macam budidaya ada yang baru – baru ini di aplikasikan adalah
kolam fiber (Anonim, 1987)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jenis – jenis wadah budidaya
Dalam budidaya ikan air tawar dan laut, ada beberapa jenis wadah yang dapat
digunakan antara lain adalah kolam, bak, akuarium, jaring terapung / keramba jaring
apaung. Kolam dapat digunakan sebagai wadah untuk budidaya ikan air tawar
sedangkan bak, akuarium, jaring terapung dapat digunakan untuk melakukan budidaya
ikan air tawar dan laut. Kolam dalam bahasa inggrisnya pond adalah suatu wadah yang
dapat menampung air dalam luasan yang terbatas, sengaja dibuat oleh manusia dengan
cara melakukan penggalian tanah pada lahan tertentu dengan kedalaman rata – rata
berkisar antara 1,5 – 2,0 m dan sumber air bermacam – macam. Sedangkan bak atau
tanki adalah suatu wadah budidaya ikan yang sengaja dibuat oleh manusia yang berada
di atas permukaan tanah yang dapat menampung air dengan bahan baku yang digunakan
untuk membuata bak tersebut disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Jenis – jenis
kolam dapat dibedakan berdasarkan sistem budidaya yang akan digunakan. Sedangkan
jenis – jenis bak atau tanki ini biasanya dikelompokkan berdasarkan bahan baku
pembuatannya yaitu yang terbuat dari beton disebut bak beton, yang terbuat dari kayu
dilapisi dengan plastik disebut bak plastik, yang terbuat dari serta fiber disebut bak
fiber. Akuarium merupakan salah satu wadah yang digunakan untuk budidaya ikan yang
terbuat dari kaca dan mempunyai ukuran tertentu. Jaring terapung merupakan suatu
wadah budidaya ikan air tawar dan laut yang sengaja dibuat oleh manusia untuk
membatasi air yang berada dalam suatu perairan umum (danau, laut, waduk, sungai)
agar dapat digunakan untuk membudidayakan ikan
3.1.1 Kolam
Jenis – jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem
budidaya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan yang biasa dilakukan
yaitu :
1. Tradisional / ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam
yang keseluruhan bagiann kolamnya terbuat dari tanah
2. Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya
(dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari
tanah
3. Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam
terdiri dari tembok
Kolam dapat dikelompokkan berdasarkan sumber airnya, antara lain :
1. Kolam tadah hujan
2. Kolam mata air
3. Kolam pengairan setengah teknis
4. Kolam pengairan teknis
Kolam berdasarkan asal terjadinya, antara lain :
1. Kolam yang sengaja dibuat
2. Kolam yang tidak sengaja dibuat : sisa penggalian pasir, batu bata, dan galian
tambang
Kolam berdasarkan bentuknya, antara lain :
1. Bentuk persegi panjang
2. Brntuk bujur sangkar
3. Bentuk lingkaran / bulat
Kolam Berdasarkanfungsinya, antara lain ;
1. Kolam pemeliharaan induk
2. Kolam pemijahan / perwakinan
3. Kolam penetasan telur
4. Kolam pendederan
5. Kolam pembesaran
6. Kolam penumbuhan makanan alami
7. Kolam pengendapan
8. Kolam penampungan hasil
Kolam berdasarkan aliran airnya, antara lain:
1. Kolam air tergenang
2. Kolam air mengalir
3.1.2 Bak
Wadah budidaya ikan selanjutnya adalah bak atau tanki yang dapat digunakan
untuk melakukan budidaya ikan. Berdasarkan proses budidaya ikan, jenis bak yang akan
digunakan disesuaikan dengan skala produksi budidaya hampir sama dengan kolam
dimana dapat dikelompokkan menjadi bak pemijahan, bak penetasan, bak pemeliharaan
dan bak pemberokan. Bak yangdigunakan untuk melakukan pemijahan ikan biasanya
adalah bak yang terbuat dari beton atau fiber sedangkan bak plastik biasanya digunakan
untuk melakukan pemeliharaan larva ikan
3.1.3 Akuarium
Akuarium merupakan salah satu wadah pemeliharaan ikan yang relatif sangat
mudah dalam perawatannya. Akuarium dapat digunakan untuk budidaya ikan tawar dan
air laut biasanya pada proses kegiatan pembenihan ikan atau untuk pemeliharaan ikan
hias.. Akuarium ini terbuat dari bahan kaca dimana penanaman akuarium ini berasal
dari bahasa latin yaitu aqua yang berarti air dan area yang berarti ruang. Jadi akuarium
ini adalah ruangan yang terbatas untuk tempat air yang berpenghuni, yang dapat diawasi
dan dinikmati
Akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri atau
membeli langsung dari toko. Fungsi akuarium sebagai wadah untuk budidaya ikan juga
dapat berfungsi sebagai penghias ruangan dimana akuarium tersebut dapat dinikmati
keindahannya oleh penggemarnya.
3.2.1 Kolam
kolam mempunyai kelebihan, yaitu ukuran dan bentuk dapat dibuat sesuai dengan
keinginan kita, mampu menampung air sesuai kebutuhan budidaya, lebih hemat air,
pemanenan ikan lebih cepat, mudah dikelola menurut kehendak kita. Sedangkan kolam
juga mempunyai kelemahan, antara lain hama dan penyakit akan sulit diatasi karena
cepat menyebar.
3.2.2 Bak
Bak mempunyai kelebihan yaitu hemat tempat, lebih mudah dibersihkan karena
terbatasnya tempat, cocok untuk pembenihan, tetapi juga tidak hemat biaya, kapsitas
untuk budidaya ikan pun dalam jumlah yang terbatas.
3.2.3 Akuarium
Akuarium mempunyai kelebihan yaitu perawatannya yang mudah, dapat di
kontrol, dapat digunakan sebagai media hias yang dapat dinikmati keindahannya,
mengembangbiakan ikan atau budidaya ikan air tawar dan ikan air laut, mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi. Akuarium tidak dapat digunakan dalam kegiatan budidaya
dalam skala yang besar karena keterbatasan tempat
3.2.4 Keramba jaring apung (KJA)
Teknologi yang digunakan dalam membudidayakan ikan dengan keramba ini
relative tidak mahal dan sederhana, tidak memerlukan lahan daratan menjadi badan air
yang baru serta dapat meningkatkan produksi perikanan budidaya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jenis wadah budidaya antara lain kolam, bak, akuarium, dan keramba jaring apung
4.2 Saran
Dari dulu hingga sekarang, telah terjadi banyak perkembangan wadah budidaya
mulai dari tanah hingga keramba jaring apung yang saat ini masih banyak digunakan,
oleh karena itu apapun macam wadah yang digunakan tetap saja tujuannya untuk
memperoleh hasil yang maksimal dari aktivitas budidaya itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1987. The feasibility study and detailed design on tidal swamp aquaculture
development project in karang agung south sumatera. Republic of indonesia,
ministry of public works, directorate general of water resousces development.
jakarta.
Arsyad, M.N., 1980. Pemeliharaan ikan tambakan (H. temmincki, cv) di kolam sungki
kertapati, palembang. Lokakarya nasional teknologi tepat guna bagi
pengembangan perikanan budidaya air tawar, cisarua bogor 28 – 31
Arsyad, M.N., 1980. Piara ikan dalam kurungan. Trubus No. 126, mei 1980
Arsyad M,.N., 1981. Peran hukum adat dalam pengelolaan perikanan perairan umum.
Seminar perikanan perairan umum, jakarta 19 – 21 agustus 1981