Disusun oleh :
Muhamad Sofyan
20101440120060
B. DEFINISI NUTRISI
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting
untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harnanto dan Rahayu,
2016).
Nutrisi adalah zat-zat yang terdapat dalam makanan baik yang berasal dari zat kimia
organik atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat berfungsi dengan
baik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar namun
juga mempunyai banyak fungsi. Fungsi umum dari nutrisi yaitu sebagai sumber energi,
mengganti sel-sel yang rusak, memelihara jaringan tubuh, mempertahankan vitalitas
tubuh dan lain sebagainya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan juga zat gizi
atau nutriennya (Asmadi, 2008).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. (Tarwoto,
Wartonah, 2006).
Nutrien akan diabsorbsi ketika berada di saluran pencernaan kemudian didistribusikan
ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien akan digunakan untuk sumber energi,
proses fungsional sel itu sendiri dan sistesis protein. Maka dari itu intake nutrisi pada
tubuh harus adekuat. Hal ini berarti nutrisi yang dimakan harus mengandung nutrien
yang seimbang meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan
yang masuk ke dalam tubuh hingga dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah
metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat
menyebabkan individu mengalami ganguan nutrisi (Asmadi, 2008).
JENIS-JENIS NUTRISI :
Jenis nutrisi bagi manusia dapat dibagi dalam lima kelompok besar, yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan makanan.
Senyawa ini mengandung unsur kabron, higrogen, dan oksigen.
b. Lemak
Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Fungsi lemak antara lain :
1) Sumber Energi
Setiap 1 gram lemak menghasilkan energi sebesar 38 kl (9 kkal).
2) Pembentukan Jaringan Adiposa
Kelebihan lemak tidak langsung digunakan untuk energi, tetapi disimpan di
dalam jaringan adiposa.
3) Sumber Asam Lemak Esensisal
Asam lemak esensial mutlak diperlukan oleh tubuh agar dapat berfungsi
secara normal.
4) Penyerapan Vitamin Larut Lemak
Jenis lemak tertentu di dalam susunan makanan membantu tercukupinya
asupan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.
c. Protein
Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Senyawa ini dijumpai dalam sitoplasma semua sel hidup, baik hewan maupun
tumbuhan. Protein adalah substansi organik dengan kandungan unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen yang mirip dengan karbohidrat dan lemak.
d. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien organik yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk
berbagai macam fungsi biokimiawi yang berlainan dan umumnya tidak dapat
disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.
C. ETIOLOGI
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada saatnya kebutuhan
nutrisi seseorang meningkat adapula yang mengalami penurunan. Menurut Asmadi
(2008) hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Faktor yang meningkatkan kebutuhan nurtisi:
1) Pertumbuhan yang cepat seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil
2) Selama perbaikan jaringan atau pemulihankesehatan kaerena proses suatu penyakit
3) Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 10F, maka kebutuhan kalori juga
meningkat 7%.
4) Meningkatkan aktivitas
5) Stres. Sebagian individu akan makan sebagai kompensasi akibat stres yang
dialaminya.
6) Terjadinya infeksi.
Menurut Potter dan Perry (2005) beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemenuhan
nutrisi pada seseorang adalah sebagai berikut:
1) Status Kesehatan
Seseorang yang memiliki nafsu makan yang baik menandakan memiliki tubuh
yang sehat pula. Seseorang yang mengalami anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya
disebabkan oleh gejala suatu penyakit atau efek samping obat tertentu. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi merupakan bagian penting penyembuhan dari setiap penanganan
medis.
2) Status Sosioekonomi
Status sosioekonomi berhubungan dengan biaya makanan yang berubah-ubah
(semakin tinggi) dan kemampuan seseorang berbelanja (makanan) tergantung dari
uang yang tersedia.
3) Kultur dan Agama
Pola kultur, etnik, dan agama tertentu seseorang memiliki beberapa batasan-
batasan mengenai jumlah makanan yang dapat dimakan. Makanan tertentu hanya
dapat diberikan dalam waktu yang telah disesuaikan.
4) Pilihan Pribadi
Adanya pilihan makanan yang disukai maupun yang tidak disukai dapat
berpengaruh kuat terhadap diet. Beberapa pilihan pribadi klien juga dipengaruhi oleh
simbol status, misalnya seseorang yang makan makanan mewah merasa memiliki
status sosial tinggi daripada seseorang yang makan makanan sederhana. Perawat perlu
mempertimbangkan pilihan makanan klien ketika merencanakan diet terapeutik.
5) Faktor Psikologis
Klien memerlukan motivasi untuk makan-makanan yang seimbang dan
memiliki persepsi masing-masing tentang diet. Adanya tekanan dan stresor
mempengaruhi keinginan klien untuk makan atau lebih memilih-milih makanan.
6) Alkohol dan Obat-obatan
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dikarenakan alkohol
menekan nafsu makan, menggantikan bagian dari makanan, dan lebih menghabiskan
banyak uang sehingga hanya mampu membeli sedikit makanan. Obat-obatan dapat
menekan nafsu makan sehingga menurunkan asupan zat gizi, menghabiskan zat gizi
yang tersimpan, dan mengganggu absorbsi zat gizi.
G. PATOFISIOLOGI
Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi, meskipun tubuh
dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada cairan. Kebutuhan nutrisi mungkin
tidak terpenuhi pada manusia dalam berbagai usia. Proses metabolik tubuh mengontrol
pencernaan, megeluarkan produk sampah, dan menyimpan zat makanan. Mencerna dan
menyimpan zat makanan merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh (Potter dan Perry, 2005).
Nutrisi merupakan bagian dari komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan dimana hal ini menjadi
kebutuhan tumbuh kembang selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan
zat gizi yang diperlukan antara lain: karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air
(Hidayat 2005 dalam Indriyani 2013). Gangguan pada nutrisi tubuh dapat menyebabkan
beberapa masalah antara lain:
a) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penyakit saluran pencernaan sehingga terjadi erosi mukosa lambung. Setelah itu
tonus dan peristaltik lambung menurun sehingga menyebabkan refluk duodenum
ke lambung terjadi mual dan muntah dan diangkat diagnosa keseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Selain itu diagnosa tersebut dapat disebabkan oleh
status kesehatan yang menurun kemudian otot menelan menjadi lemah dan
terjadilah gangguan menelan makanan sehingga asupan nutrisi tidak terpenuhi dan
pasien mengalami penurunan berat badan (Aditya, 2014).
b) Berat badan berlebihan
Pertumbuhan membutuhkan metabolisme. Hal ini menyebabkan terjadinya
engingkatan intake nutrisi sehingga kebutuhan energi meningkat.
Seseorangmenjadi mudah lapar dan nafsu makan meningkat, sering makan dan
terjadi peningkatan berat badan (Aditya, 2014).
c) Gangguan menelan
Gangguan pada struktur oral, faring atau esofagus antara lain sariawan dan nyeri
pada epigastrik menyebabkan seseorang mengalami kesulitan menelan. Pada
keadaan lain dapat juga menyebabkan muntah dan bisa menyebabkan volume
kekurangan cairan (Herdman dan Kamitsuru, 2015).
b) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor Psikologi (keengganan untuk
makanan) (D.0019)
2. Berat Badan lebih berhubungan dengan gangguan persepsi makan (D. 0018)
3. Kesiapan Peningkatan Nutrisi (D. 0026)
c) PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
berhubungan keperawatan selama … x 24 (1.03119)
dengan Faktor jam diharapkan status nutrusi
Observasi :
Psikologi membaik dengan kriteria hasil
(keengganan untuk 1. Porsi makanan yang - Idetifikasi status nutrisi
makanan) (D.0019) dihabiskan meningkat - Identifikasi alergi dan
dari skala 1 (menurun) intoleransi makanan
ke skala 5 (meningkat) - Identifikasi makanan
2. Kekutatan otot yang disukai
pengunyah meningkat - Identifikasi kebutuhan
dari skala 1 (menurun) kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya
ke skala 5 (meningkat) penggunaan selang
3. Kekuatan otot menelan nasogastrik
meningkat dari skala 1 - Monitor asupan makanan
(menurun) ke skala 5 - Monitor berat badan
(meningkat) - Monitor pemeriksaan
4. Berat badan membaik laboratorium
dari skala 1 (memburuk)
Terapeutik :
ke skala 5 (membaik)
- Lakukan oral hygiene
5. IMT membaik dari skala
sebelum makan, jika
1 (memburuk) ke skala 5
perlu
(membaik)
- Fasilitasi menentukan
6. Frekuensi makan
pedoman diet (mis.
membaik dari skala 1
piramida makanan)
(memburuk) ke skala 5
- Sajikan makanan secara
(membaik)
menarik dan suhu yang
7. Nafsu makan membaik
sesuai
dari skala 1 (memburuk)
- Berikan makanan tinggi
ke skala 5 (membaik)
serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Berat Badan lebih Setelah dilakukan tindakan Manajemen Berat Badan
berhubungan keperawatan selama … x 24 (1.03097)
dengan gangguan jam diharapkan berat badan
Observasi :
persepsi makan (D. membaik dengan kriteria hasil
0018) 1. Berat bada membaik dari - Identifikasi kondisi
skala 1 (memuruk) ke kesehatan pasien yang
skala 5 (membaik) dapat mempengaruhi
2. IMT membaik dari skala berat badan
1 (memburuk) ke skala 5
Terapeutik :
(membaik)
- Hitung berat badan odeal
pasien
- Hitung persentase lemak
dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan
target berat badan yang
realistis
Edukasi :
- Jelaskan hubungan antara
asupan makanan, aktivias
fisik, penambahan berat
badan dan penurunan
berat badan
- Jelaskan faktor risiko
berat badan lebih dan
berat badan kurang
- Anjurkan mencatat berat
badan setiap minggu, jika
perlu
- Anjurkan melakukan
pencatatan asupan
makan, aktivitas fisik dan
perubbahan berat badan.
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Nutrisi (1.12395)
Peningkatan keperawatan selama … x 24 Edukasi :
Nutrisi (D. 0026) jam diharapkan status nutrisi - Periksa status gizi, status
membaik dengan kriteria hasil alergi, program diet,
1. Porsi makanan yang kebutuhan dan
dihabiskan meningkat kemampuan pemenuhan
dari skala 1 (menurun) ke kebutuhan gizi
skala 5 (meningkat) - Identifikasi kemampuan
2. Kekutatan otot dan waktu yang tepat
pengunyah meningkat menerima informasi
dari skala 1 (menurun) ke Terapeutik :
skala 5 (meningkat) - Persiapkan materi dan
3. Kekuatan otot menelan media seperti jenis-jenis
meningkat dari skala 1 nutrisi, tabel makanan
(menurun) ke skala 5 penukar, cara mengelola,
(meningkat) cara menakar makanan
4. Berat badan membaik - Jadwalkan pendidikan
dari skala 1 (memburuk) kesehatan sesuai
ke skala 5 (membaik) kesepakatan
5. IMT membaik dari skala - Berikan kesempatan
1 (memburuk) ke skala 5 untuk bertanya
(membaik) Edukasi :
6. Frekuensi makan - Jelaskan pada pasien dan
membaik dari skala 1 keluarga alergi makanan,
(memburuk) ke skala 5 makanan yang harus
(membaik) dihindari, kebutuhan
7. Nafsu makan membaik jumlah kalori, jenis
dari skala 1 (memburuk) makanan yang
ke skala 5 (membaik) dibutuhkan pasien
- Ajarkan cara
melaksanakan diet sesuai
program
- Jelaskan hal-hal yang
dilakukan sebelum
memberikan makan
- Demonstrasikan cara
membersihkan mulut
- Demonstrasikan cara
mengatur posisi saat
makan
- Ajarkan pasien/keluarga
memonitor asupan kalori
dan makanan
- Ajarkan pasien dan
keluarga memantau
kondisi kekurangan
nutrisi
- Anjurkan
mendemonstrasikan cara
memberi makan,
menghitung kalori,
menyiapkan makanan
sesuai program diet
d) Implementasi Keperawatan
Pada proses ini perawat merealisasikan tindakan untuk mencapai tujuan.
Kegiatan dalam implementasi meliputi pengumpulan data berkelanjutan, observasi
respon pasien, serta menilai data baru. Selain itu, perawat harus mendokumentasikan
setiap tindakan yang telah diberikan kepada pasien (Kozier B, 2010).
e) Evaluasi Keperawatan
Pada proses ini, intervensi keperawatan harus ditentukan apakah intervensi
tersebut harus diakhiri, dilanjutkan, dimodifikasi, ataupun dirubah. Evaluasi dilakukan
secara continue dimana evaluasi dilakukan segera setelah implementasi dilaksanakan
sehingga memungkinkan perawat untuk segera merubah atau memodifikasi intervensi
keperawatannya. Evaluasi tidak hanya dilaksanakan segera setelah implementasi
dilakukan, namun juga dilaksanakan pada interval tertentu 48 untuk melihat
perkembangan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Kozier B, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Asmadi. 2012. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul Aziz. 2014. Ketrampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Aziz. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Diyono dkk. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Kencana
Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions
Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier Sri Mulyati.
2015. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Harnanto, A. M. & Sunarsih Rahayu. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI.
Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi &Klasifikasi
2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Edisi 2. Buku Kedokteran.EGC.
Jakarta : 140 - 147
Indriyani, W. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
dari Kebutuhan Tubuh pada An. S dengan Febris Typhoid Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta. Program Studi DIII keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan
Kusuma Husada
Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC.
Rubenstein, D., D. Wayne, dan J. Bradley. 2007. Kedokteran klinis Edisi keenam. Jakarta:
Erlangga
Sumiyati dkk. 2021. Anatomi Fisiologi : Yayasan Kita Menulis.
Tarwoto & Wartonah. (2006), Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi
3.Salemba Medika, Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan
: Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.