Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu : Ns. Tuti Anggarawati, M.Kep

Disusun oleh :
Muhamad Sofyan
20101440120060

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV DIPONEGORO
SEMARANG
2022
A. ANATOMI FISIOLOGI
Secara umum saluran pencernaan dibagi atas dua bagian besar, yaitu kanal alimentary
atau saluran pencernaan itu sendiri dan organ asesoris yang membantu dalam proses
pencernaan. Yang termasuk dalam organ-organ utama saluran pencernaan adalah mulut,
faring, esofagus, lambung, usus halus dan usus besar. Sementara kelompok organ yang
tergabung dalam organ asesori meliputi beberapa bagian spesifik mulut seperti gigi,
lidah, kelenjar-kelenjar yang dapat di dalam mulut, hati, pankreas dan kantung empedu.
a. Mulut
Makanan yang kita konsumsi akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut dengan
bantuan pembukaan oleh labia atau bibir di bagian eksternal. Proses masuknya
makanan di dalam mulut secara internal melibatkan pipi atau bagian vestibula, lidah
dan palatum. Palatum memiliki dua bagian yaitu Hard palate atau langit dibawa
melalui faring karena komposisi faring yang tersusun atas otot rangka sehingga
memungkinkan terjadinya kontraksi otot untuk mendorong makanan dari faring
masuk ke esofagus.
b. Esofagus
Esofagus atau kerongkongan adalah saluran yang berbentuk tabung dengan
panjang sekitar 25 cm dan terletak posterior dari trakea. Esofagus menghubungkan
laringofaring dan kardiak lambung, strukturnya memiliki pola berlipat-lipat dan
terbagi atas empat lapisan dinding saluran yang dimulai dari esofagus hingga
lambung.
c. Lambung
Posisi anatomi lambung normalnya berada pada bagian kiri atas rongga perut
atau tepat di bawag diafragma. Lambung dikatakan sebagai satu-satunya organ
saluran pencernaan yang bentuknya melebar dan tidak memanjang seperti saluran
atau tabung. Selain berperan dalam memecah biomolekul nutrisi, lambung juga
dapat menjadi lokasi penampungan sementara makanan yang belum dicerna.
Kapasitas dan ukuran lambung akan bervariasi mengikuti kondisi saat terisi atau
kosong. Hal ini didukung oleh struktur mukosa lambung dengan dinding berkerut
(rugae) sehingga memungkinkan lambung untuk membesar atau mengecil sesuai
kebutuhan tubuh.
d. Usus halus
Sebagian besar aktivitas penyerapan nutrisi berlangsung di dalam usus halus.
Sfingter pilorus di dalam lambung bertanggung jawab mengontrol pergerakan dan
kapasitas partikel makanan yang akan masuk ke usus halus. Secara anatomis, usus
halus diperkirakan memiliki panjang sekira 5 meter dan terbagi atas tiga struktur
utama yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Usus halus berfungsi dalam penyerapan
air, mineral, ion dan vitamin tertentu. Sebagian besar material di dalam usus halus
umumnya berupa zat-zat yang tidak dapat dicerna tubuh, residu atau sisa-sisa
pencernaan yang siap untuk dibuang. Usus halus juga berfungsi sebagai tempat
pembentukan dan penyimpanan sementara feses, dengan mekanisme haustral
churning atau proses pencampuran dan gerak peristaltis sehingga dapat mendorong
fases untuk dieliminasi melalui rektum.
e. Rektum dan Anus
Rektum dan anus merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan yang berfungsi
sebagai akses keluarnya residu dan zat yang tidak tercerna. Sama halnya pada usus
besar, rektum juga dapat menjadi lokasi penyimpnan sementara fases. Proses
eliminasi fases atau defekasi dibantu oleh gerak peristalsis, stimulus saraf
parasimpatis dan otot. Saat usus besar terisi fases, akan terjadi distensi pada mukosa
rektal dan menghasilkan stimulus reseptor untuk berkontraksi maupun relaksasi.
f. Lidah
Lidah adalah suatu struktur otot rangka yang dilapisi mukosa pada
permukaannya. Lidah membantu dalam proses pembentukan bolus melalui tahapan
mengunyah, mensekresi mukus dan menelan. Selain itu, lidah juga memiliki peranan
penting dalam proses berbicara atau mengeluarkan suara.
g. Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva terbagi atas tiga pasang kelenjar yaitu kelenjar parotid,
kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Parotid terletak pada inferior dan
anterior telinga dikelilingi oleh kulit dan otot maseter. Kelenjar submandibular
terletak pada bagian dasar rongga mulut dan kelenjar sublingual terletak dibawah
lidah, superior terhadap kelenjar submandibular. Ketiga kelenjar ini memiliki
peranan masing-masing dalam mensekresi komponen tertentu pembentuk air liur.
Saliva membantu proses pencernaan sebagai lokasi awal pemecahan molekul
makanan terutama karbohidrat dan lemak. Bahan pengikat dan lubrikasi yang
terkandung di dalam saliva akan menyatukan dan memudahkan proses perpindahan
bolus dari rongga mulut ke faring dan esofagus. Saliva juga berperan sebagai
pelindung yang dapat menghancurkan bakteri dan membersihkan rongga mulut.
h. Pankreas
Pankreas merupakan bagian dari kelenjar retroperitoneal dan heterokrin atau
berperan dalam fungsi endokrin dan eksokrin. Pankreas masuk dalam kategori
kelenjar besar di dalam tubuh manusia dengan ukuran panjang sekitar 12-15 cm.
Pankreas terletak posterior pada lengkungan besar rongga perut dan memiliki
struktur yang dibagi atas kepala, badan, dan ekor. Kelenjar eksokrin pada pankreas
akan mensekresi getah pankreas yang mengandung air, sodium bikarbonat, garam
dan beberapa enzim penting yang membantu dakam proses pencernaan seperti
pankreatic amylase, tripsin, pancreatic lipase, dll.
i. Kantong Empedu (Gallbladder)
Kantung empedu merupakan salah satu organ asesoris pencernaan yang memiliki
bentuk menyerupai buah pir dan melekat pada inferior lobus kanan liver. Regio
kantong empedu memiliki bagian yang hampir sama dengan liver, yaitu memiliki
fundus yang berbatasan langsung dengan liver, badan sebagai bagian tengah dari
kantong empedu dan leher pada bagian ujung kantong yang berbentuk meruncing.
Dan mukosa pada kantong empedu memiliki lapisan epitel kolumnar sederhana
menyerupai lapisan rugae yang ditemukan pada lambung.

B. DEFINISI NUTRISI
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting
untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harnanto dan Rahayu,
2016).
Nutrisi adalah zat-zat yang terdapat dalam makanan baik yang berasal dari zat kimia
organik atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat berfungsi dengan
baik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar namun
juga mempunyai banyak fungsi. Fungsi umum dari nutrisi yaitu sebagai sumber energi,
mengganti sel-sel yang rusak, memelihara jaringan tubuh, mempertahankan vitalitas
tubuh dan lain sebagainya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan juga zat gizi
atau nutriennya (Asmadi, 2008).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. (Tarwoto,
Wartonah, 2006).
Nutrien akan diabsorbsi ketika berada di saluran pencernaan kemudian didistribusikan
ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien akan digunakan untuk sumber energi,
proses fungsional sel itu sendiri dan sistesis protein. Maka dari itu intake nutrisi pada
tubuh harus adekuat. Hal ini berarti nutrisi yang dimakan harus mengandung nutrien
yang seimbang meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan
yang masuk ke dalam tubuh hingga dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah
metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat
menyebabkan individu mengalami ganguan nutrisi (Asmadi, 2008).

 JENIS-JENIS NUTRISI :
Jenis nutrisi bagi manusia dapat dibagi dalam lima kelompok besar, yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan makanan.
Senyawa ini mengandung unsur kabron, higrogen, dan oksigen.
b. Lemak
Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Fungsi lemak antara lain :
1) Sumber Energi
Setiap 1 gram lemak menghasilkan energi sebesar 38 kl (9 kkal).
2) Pembentukan Jaringan Adiposa
Kelebihan lemak tidak langsung digunakan untuk energi, tetapi disimpan di
dalam jaringan adiposa.
3) Sumber Asam Lemak Esensisal
Asam lemak esensial mutlak diperlukan oleh tubuh agar dapat berfungsi
secara normal.
4) Penyerapan Vitamin Larut Lemak
Jenis lemak tertentu di dalam susunan makanan membantu tercukupinya
asupan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.
c. Protein
Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Senyawa ini dijumpai dalam sitoplasma semua sel hidup, baik hewan maupun
tumbuhan. Protein adalah substansi organik dengan kandungan unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen yang mirip dengan karbohidrat dan lemak.
d. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien organik yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk
berbagai macam fungsi biokimiawi yang berlainan dan umumnya tidak dapat
disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.

C. ETIOLOGI
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada saatnya kebutuhan
nutrisi seseorang meningkat adapula yang mengalami penurunan. Menurut Asmadi
(2008) hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Faktor yang meningkatkan kebutuhan nurtisi:
1) Pertumbuhan yang cepat seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil
2) Selama perbaikan jaringan atau pemulihankesehatan kaerena proses suatu penyakit
3) Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 10F, maka kebutuhan kalori juga
meningkat 7%.
4) Meningkatkan aktivitas
5) Stres. Sebagian individu akan makan sebagai kompensasi akibat stres yang
dialaminya.
6) Terjadinya infeksi.

Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi:


1) Terjadi penurunan laju pertumbuhan seperti pada lansia.
2) Hipotermi.
3) Penurunan BMR (basal metabolisme rate).
4) Jenis kelamin. Secara umum kebutuhan nutrisi pada perempuan lebih rendah
dibandingkan laki-laki hal ini dikarenakan perempuan mempunyai BMR yang lebih
rendah dibandingkan laki-laki.
5) Gaya hidup pasif.
6) Bedrest.

Menurut Potter dan Perry (2005) beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemenuhan
nutrisi pada seseorang adalah sebagai berikut:
1) Status Kesehatan
Seseorang yang memiliki nafsu makan yang baik menandakan memiliki tubuh
yang sehat pula. Seseorang yang mengalami anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya
disebabkan oleh gejala suatu penyakit atau efek samping obat tertentu. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi merupakan bagian penting penyembuhan dari setiap penanganan
medis.
2) Status Sosioekonomi
Status sosioekonomi berhubungan dengan biaya makanan yang berubah-ubah
(semakin tinggi) dan kemampuan seseorang berbelanja (makanan) tergantung dari
uang yang tersedia.
3) Kultur dan Agama
Pola kultur, etnik, dan agama tertentu seseorang memiliki beberapa batasan-
batasan mengenai jumlah makanan yang dapat dimakan. Makanan tertentu hanya
dapat diberikan dalam waktu yang telah disesuaikan.
4) Pilihan Pribadi
Adanya pilihan makanan yang disukai maupun yang tidak disukai dapat
berpengaruh kuat terhadap diet. Beberapa pilihan pribadi klien juga dipengaruhi oleh
simbol status, misalnya seseorang yang makan makanan mewah merasa memiliki
status sosial tinggi daripada seseorang yang makan makanan sederhana. Perawat perlu
mempertimbangkan pilihan makanan klien ketika merencanakan diet terapeutik.
5) Faktor Psikologis
Klien memerlukan motivasi untuk makan-makanan yang seimbang dan
memiliki persepsi masing-masing tentang diet. Adanya tekanan dan stresor
mempengaruhi keinginan klien untuk makan atau lebih memilih-milih makanan.
6) Alkohol dan Obat-obatan
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dikarenakan alkohol
menekan nafsu makan, menggantikan bagian dari makanan, dan lebih menghabiskan
banyak uang sehingga hanya mampu membeli sedikit makanan. Obat-obatan dapat
menekan nafsu makan sehingga menurunkan asupan zat gizi, menghabiskan zat gizi
yang tersimpan, dan mengganggu absorbsi zat gizi.

D. TANDA DAN GEJALA


Seseorang yang mengalami gangguan nutrisi mengalami beberapa tanda dan gejala
antara lain (Herdman dan Kamitsuru, 2015):
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
1) 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut secara berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan
8) Ketidakmampuan memakan makanan
9) Kurang informasi
10) Kurang minat pada makanan
11) Nyeri abdomen
12) Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat
13) Sariawan rongga mulut
b. Gangguan menelan
1) Muntah sebelum menelan
2) Ngiler
3) Tersedak sebelum makan
4) Waktu menelan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
5) Menolak makan
c. Berat badan berlebihan
BMI > 25 kg/m2
d. Kekurangan volume cairan
1) haus
2) Kulit kering
3) Membran mukosa kering
4) Peningkatan frekuensi nadi
5) Peningkatan suhu tubuh
6) Penurunan berat badan tiba-tiba
7) Penurunan tekanan darah

E. TANDA-TANDA KEBUTUHAN TERPENUHI


1) Turgor kulit baik
2) Mata tidak cekung
3) Kulit hangat dan tidak lembab
4) BAB atau BAK lancar

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN


Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat maakanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebu dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehungga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang, misalnya dibeberapa daerah tempe merupakan
sumber protein yang paling murah tidaak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
dimakan karena masyarakat menanggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
mempengaruhu status gizi, misalnya di beberapa daerah, terhadap larangan makan
pisang dan pepaya bagi para gadisi remaja. Padahal makanan tersebut merupakan
sumber vitammin yang sangat baik.
4) Kesukaan-kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-
zat yang dibutuhkan secara cukup.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempngaruhi prubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu dibandingkan kebutuhan
gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6) Penyakit
Beberapa penyakit tertendu dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

G. PATOFISIOLOGI
Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi, meskipun tubuh
dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada cairan. Kebutuhan nutrisi mungkin
tidak terpenuhi pada manusia dalam berbagai usia. Proses metabolik tubuh mengontrol
pencernaan, megeluarkan produk sampah, dan menyimpan zat makanan. Mencerna dan
menyimpan zat makanan merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh (Potter dan Perry, 2005).
Nutrisi merupakan bagian dari komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan dimana hal ini menjadi
kebutuhan tumbuh kembang selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan
zat gizi yang diperlukan antara lain: karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air
(Hidayat 2005 dalam Indriyani 2013). Gangguan pada nutrisi tubuh dapat menyebabkan
beberapa masalah antara lain:
a) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penyakit saluran pencernaan sehingga terjadi erosi mukosa lambung. Setelah itu
tonus dan peristaltik lambung menurun sehingga menyebabkan refluk duodenum
ke lambung terjadi mual dan muntah dan diangkat diagnosa keseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Selain itu diagnosa tersebut dapat disebabkan oleh
status kesehatan yang menurun kemudian otot menelan menjadi lemah dan
terjadilah gangguan menelan makanan sehingga asupan nutrisi tidak terpenuhi dan
pasien mengalami penurunan berat badan (Aditya, 2014).
b) Berat badan berlebihan
Pertumbuhan membutuhkan metabolisme. Hal ini menyebabkan terjadinya
engingkatan intake nutrisi sehingga kebutuhan energi meningkat.
Seseorangmenjadi mudah lapar dan nafsu makan meningkat, sering makan dan
terjadi peningkatan berat badan (Aditya, 2014).
c) Gangguan menelan
Gangguan pada struktur oral, faring atau esofagus antara lain sariawan dan nyeri
pada epigastrik menyebabkan seseorang mengalami kesulitan menelan. Pada
keadaan lain dapat juga menyebabkan muntah dan bisa menyebabkan volume
kekurangan cairan (Herdman dan Kamitsuru, 2015).

H. GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Menurut asmadi (2008) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri
atas kekurangan dan kelebihan nutrisi yaitu:
1) Obesitas
Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal
batas normal berat badan seseorang. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan asupan
kalori dan kebutuhan normal dan diiringi dengan penurunan penggunaan kalori
(kurang aktivitas fisik). Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
2) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah meskipun asupan
makanannya cukup dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan
energi, konjungtiva, dan lain-lain.
3) Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya
kadar gula (glukosa) darah.
4) Hipertensi
Suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Biasanya
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90 mmHg, dan dianggap
parah jika tekanan di atas 180/120 mmHg. Pola makan sehat dengan sedikit garam,
olahraga rutin, dan konsumsi obat dapat membantu menurunkan tekanan darah
5) Penyakit jantung coroner
Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika arteri koroner tersumbat oleh
timbunan lemak
6) Anoreksia nervosa
Gangguan makan yang menyebabkan seseorang terobsesi dengan berat badan dan
apa yang dimakannya. Anoreksia ditandai dengan citra tubuh yang menyimpang,
dengan ketakutan yang tidak beralasan terhadap kelebihan berat badan.
Gejalanya meliputi upaya mempertahankan berat badan di bawah normal dengan
menahan lapar atau olahraga berlebihan. Pengobatan medis mungkin diperlukan untuk
mengembalikan berat badan normal. Terapi bicara dapat membantu meningkatkan
kepercayaan diri dan perubahan perilaku.
I. PENTALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksaan medis untuk nutrisi antara lain:
1) Nutrisi oral
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami lewat mulut. nutrisi
oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan di bawah pengawasan ahli gizi.
Namun dengan semakin kompleksnya suplemen gizi yang ada di samping sejumlah
suplemen juga hanya dapat diperoleh dengan resep dokter seperti suplemen
imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik
antar dokter dan ahli gizi (Hartono, 2006).
2) Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan cukup, tapi memiliki
usus yang masih berfungsi. Penurunan kesadaran, disfagia, obstruksi esofagus,
bedahkepala-leher, hilangnya gizi akibat fistula atau stoma, semua penyakit berat
seperti pasca operasi, sesudah radioterapi atau kemoterapi, luka bakar. Pemberian
dapat berupa selang nasogastrik berukuran kecil biasanya dapat ditoleransi dengan
baik. Apabila terdapat obstruksi esofagus atau makana yang harus diberikna dalam
waktu yang lama. Selang dapat dimasukkan langsung ke lambung melalui dinding
abdomen (Rubenstein et al, 2007).
3) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral diindikasikan bila pemberian makanan melalui usus tidak
memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus, pasca operasi ileus,
atau hilangnya kandungan usus akibat fistula. Pemberian nutrisi parenteral dapat
merupakan tambahan untuk pemberian makanan melalui oral atau enteral atau
menjadi satu0satunya sumber gizi-nuyrisi parenteral total (Rubenstein et al, 2007).

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


a) PENGKAJIAN
1) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien dengan gangguan nutrisi biasanya merasakan anorexia, mual dan
muntah, BB menurun, diare kadang – kadang disertai nyeri perut, kram otot,
gangguan tidur/istirahat, sering haus, pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan
orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria.
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang
membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien mengalami
keluhan yang dirasakan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit-penyakit lain.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan
medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
1. Alergi
2. Imunisasi
3. Kebiasaan/pola hidup
4. Obat yang pernah digunakan
d. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang
dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau pun
penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
3) Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai
apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan
kesehatannya.
2. Pola Nutrisi/Metabolik
Terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui lingkar lengan atau nilai
IMT, biomedical sign merupakan data yang diperoleh dari hasil laboratorium
yang menunjang, clinical sign merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari
keadaan fisik klien yang menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau
intake makanan dan minuman yang dikonsumsi.
3. Pola eliminasi
BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi, bau, karakter)
4. Pola aktivitas & latihan
Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi kardiovaskuler, terapi
oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta mengenai kurangnya
aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien.
5. Pola tidur & istirahat
Durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur
4) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
(Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tanda-tanda vital seperti
tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
2. Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
a. Kepala
1) Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan kasar,
penampilan, depigmentasi.
2) Muka/ Wajah  Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan?
penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Mata, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
3) Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang
telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen telinga
berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang berdenging,
adakah gangguan pendengaran
4) Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung? Adakah nyeri
tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
5) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
6) Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah
tanda-tanda infeksi faring, cairan eksudat?
b. Leher  Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugularis?
c. Thorax  Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan? Adakah
sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
d. Jantung  Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya?
Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia.
5) Terapi pemeriksaan penunjang laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)

b) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor Psikologi (keengganan untuk
makanan) (D.0019)
2. Berat Badan lebih berhubungan dengan gangguan persepsi makan (D. 0018)
3. Kesiapan Peningkatan Nutrisi (D. 0026)

c) PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
berhubungan keperawatan selama … x 24 (1.03119)
dengan Faktor jam diharapkan status nutrusi
Observasi :
Psikologi membaik dengan kriteria hasil
(keengganan untuk 1. Porsi makanan yang - Idetifikasi status nutrisi
makanan) (D.0019) dihabiskan meningkat - Identifikasi alergi dan
dari skala 1 (menurun) intoleransi makanan
ke skala 5 (meningkat) - Identifikasi makanan
2. Kekutatan otot yang disukai
pengunyah meningkat - Identifikasi kebutuhan
dari skala 1 (menurun) kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya
ke skala 5 (meningkat) penggunaan selang
3. Kekuatan otot menelan nasogastrik
meningkat dari skala 1 - Monitor asupan makanan
(menurun) ke skala 5 - Monitor berat badan
(meningkat) - Monitor pemeriksaan
4. Berat badan membaik laboratorium
dari skala 1 (memburuk)
Terapeutik :
ke skala 5 (membaik)
- Lakukan oral hygiene
5. IMT membaik dari skala
sebelum makan, jika
1 (memburuk) ke skala 5
perlu
(membaik)
- Fasilitasi menentukan
6. Frekuensi makan
pedoman diet (mis.
membaik dari skala 1
piramida makanan)
(memburuk) ke skala 5
- Sajikan makanan secara
(membaik)
menarik dan suhu yang
7. Nafsu makan membaik
sesuai
dari skala 1 (memburuk)
- Berikan makanan tinggi
ke skala 5 (membaik)
serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Berat Badan lebih Setelah dilakukan tindakan Manajemen Berat Badan
berhubungan keperawatan selama … x 24 (1.03097)
dengan gangguan jam diharapkan berat badan
Observasi :
persepsi makan (D. membaik dengan kriteria hasil
0018) 1. Berat bada membaik dari - Identifikasi kondisi
skala 1 (memuruk) ke kesehatan pasien yang
skala 5 (membaik) dapat mempengaruhi
2. IMT membaik dari skala berat badan
1 (memburuk) ke skala 5
Terapeutik :
(membaik)
- Hitung berat badan odeal
pasien
- Hitung persentase lemak
dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan
target berat badan yang
realistis
Edukasi :
- Jelaskan hubungan antara
asupan makanan, aktivias
fisik, penambahan berat
badan dan penurunan
berat badan
- Jelaskan faktor risiko
berat badan lebih dan
berat badan kurang
- Anjurkan mencatat berat
badan setiap minggu, jika
perlu
- Anjurkan melakukan
pencatatan asupan
makan, aktivitas fisik dan
perubbahan berat badan.
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Nutrisi (1.12395)
Peningkatan keperawatan selama … x 24 Edukasi :
Nutrisi (D. 0026) jam diharapkan status nutrisi - Periksa status gizi, status
membaik dengan kriteria hasil alergi, program diet,
1. Porsi makanan yang kebutuhan dan
dihabiskan meningkat kemampuan pemenuhan
dari skala 1 (menurun) ke kebutuhan gizi
skala 5 (meningkat) - Identifikasi kemampuan
2. Kekutatan otot dan waktu yang tepat
pengunyah meningkat menerima informasi
dari skala 1 (menurun) ke Terapeutik :
skala 5 (meningkat) - Persiapkan materi dan
3. Kekuatan otot menelan media seperti jenis-jenis
meningkat dari skala 1 nutrisi, tabel makanan
(menurun) ke skala 5 penukar, cara mengelola,
(meningkat) cara menakar makanan
4. Berat badan membaik - Jadwalkan pendidikan
dari skala 1 (memburuk) kesehatan sesuai
ke skala 5 (membaik) kesepakatan
5. IMT membaik dari skala - Berikan kesempatan
1 (memburuk) ke skala 5 untuk bertanya
(membaik) Edukasi :
6. Frekuensi makan - Jelaskan pada pasien dan
membaik dari skala 1 keluarga alergi makanan,
(memburuk) ke skala 5 makanan yang harus
(membaik) dihindari, kebutuhan
7. Nafsu makan membaik jumlah kalori, jenis
dari skala 1 (memburuk) makanan yang
ke skala 5 (membaik) dibutuhkan pasien
- Ajarkan cara
melaksanakan diet sesuai
program
- Jelaskan hal-hal yang
dilakukan sebelum
memberikan makan
- Demonstrasikan cara
membersihkan mulut
- Demonstrasikan cara
mengatur posisi saat
makan
- Ajarkan pasien/keluarga
memonitor asupan kalori
dan makanan
- Ajarkan pasien dan
keluarga memantau
kondisi kekurangan
nutrisi
- Anjurkan
mendemonstrasikan cara
memberi makan,
menghitung kalori,
menyiapkan makanan
sesuai program diet

d) Implementasi Keperawatan
Pada proses ini perawat merealisasikan tindakan untuk mencapai tujuan.
Kegiatan dalam implementasi meliputi pengumpulan data berkelanjutan, observasi
respon pasien, serta menilai data baru. Selain itu, perawat harus mendokumentasikan
setiap tindakan yang telah diberikan kepada pasien (Kozier B, 2010).

e) Evaluasi Keperawatan
Pada proses ini, intervensi keperawatan harus ditentukan apakah intervensi
tersebut harus diakhiri, dilanjutkan, dimodifikasi, ataupun dirubah. Evaluasi dilakukan
secara continue dimana evaluasi dilakukan segera setelah implementasi dilaksanakan
sehingga memungkinkan perawat untuk segera merubah atau memodifikasi intervensi
keperawatannya. Evaluasi tidak hanya dilaksanakan segera setelah implementasi
dilakukan, namun juga dilaksanakan pada interval tertentu 48 untuk melihat
perkembangan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Kozier B, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Asmadi. 2012. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul Aziz. 2014. Ketrampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Aziz. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Diyono dkk. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Kencana
Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions
Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier Sri Mulyati.
2015. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Harnanto, A. M. & Sunarsih Rahayu. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI.
Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi &Klasifikasi
2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Edisi 2. Buku Kedokteran.EGC.
Jakarta : 140 - 147
Indriyani, W. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
dari Kebutuhan Tubuh pada An. S dengan Febris Typhoid Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta. Program Studi DIII keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan
Kusuma Husada
Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC.
Rubenstein, D., D. Wayne, dan J. Bradley. 2007. Kedokteran klinis Edisi keenam. Jakarta:
Erlangga
Sumiyati dkk. 2021. Anatomi Fisiologi : Yayasan Kita Menulis.
Tarwoto & Wartonah. (2006), Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi
3.Salemba Medika, Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan
: Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai