NIM : 20101440120039
KELAS : 2A
Pengkajian
Penyakit tetanus kebanyakan terdapat pada anak-anak yang belum pernah mendapatkan
imunisasi tetanus (DPT) dan pada umumnya terdapat pada anak dari keluarga yang belum
mengerti pentingnya imunisasi dan pemeliharaan kesehatan seperti kebersihan lingkungan
dan perorangan.
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui predisposisi
penyebab sumber luka. Biasanya pasien tetanus sering menimbulkan kejang, dan harus
diberikan tindakan untuk menurunkan keluhan kejang tersebut.
3. Intervensi Keperawatan
Dx.1.Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum pada
trakea dan spame otot pernafasan, ditandai dengan ronchi, sianosis, dyspneu, batuk tidak
efektif disertai dengan sputum dan atau lendir, hasil pemeriksaan lab, Analisa Gasa Darah
abnormal (Asidosis Respiratorik)
NO. (D.0001)
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria : - Klien tidak sesak, lendir atau sleam tidak ada - Pernafasan 16-18 kali/menit -
Tidak ada pernafasan cuping hidung - Tidak ada tambahan otot pernafasan - Hasil
pemeriksaan laboratorium darah Analisa Gas Darah dalam batas normal (pH= 7,35-7,45 ;
PCO2 = 35-45 mmHg, PO2 = 80-100 mmHg)
Dx.2.Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-
otot pernafasan, yang ditandai dengan kejang rangsanng, kontraksi otot-otot pernafasan,
adanya lendir dan sekret yang menumpuk.
Tujuan : Pola nafas teratur dan normal Kriteria : - Hipoksemia teratasi, mengalami perbaikan
pemenuhan kebutuahn oksigen - Tidak sesak, pernafasan normal 16-18 kali/menit - Tidak
sianosis.
NO. (D.0005) 1.Monitor Rasional irama pernafasan dan Indikasi respirati rate adanya
penyimpangan atau kelaianan dari pernafasan dapat dilihat dari frekuensi, jenis
pernafasan,kemampuan dan irama nafas. 2 . Atur posisi luruskan jalan nafas. Jalan nafas yang
longgar dan tidak ada sumbatan proses respirasi dapat berjalan dengan lancar. 3 Observasi
tanda dan gejala sianosis Sianosis merupakan salah satu tanda manifestasi ketidakadekuatan
suply O2 pada jaringan tubuh perifer 4 . Oksigenasi Pemberian oksigen secara adequat dapat
mensuplai dan memberikan cadangan oksigen, sehingga mencegah terjadinya hipoksia 5
Observasi tanda-tanda vital tiap 2 Dyspneu, jam sianosis merupakan tanda terjadinya
gangguan nafas disertai dengan kerja jantung yang menurun timbul takikardia dan capilary
refill time yang memanjang/lama.
Dx.3.Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia)
yang dditandai dengan suhu tubuh 38-40 oC, hiperhidrasi, sel darah putih lebih dari
10.000 /mm3 Tujuan Suhu tubuh normal Kriteria : 36-37oC, hasil lab sel darah putih
(leukosit) antara 5.00010.000/mm3
NO. (D.0130) 1 . Atur Rasional suhu lingkungan yang Iklim lingkungan dapat mempengaruhi
nyaman. kondisi dan suhu tubuh individu sebagai suatu proses adaptasi melalui proses
evaporasi dan konveksi. 2 Pantau suhu tubuh tiap 2 jam Identifikasi perkembangan gejala-
gajala ke arah syok exhaution 3 Berikan hidrasi atau minum ysng Cairan-cairan cukup
adequat membantu menyegarkan badan dan merupakan kompresi badan dari dalam 4
Lakukan tindakan teknik aseptik dan Perawatan antiseptik pada perawatan luka.
4. Implementasi Keperawatan
Lakukanlah apa yang harus anda lakukan pada saat itu. Dan catat apa yang telah anda
lakukan tidakan pada pasien.
5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi semua tindakan yang telah anda berikan pada pasien. Jika
dengan tindakan yang diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih baik. Maka
tindakan dapat dihentikan. Jika sebaliknya keadaan pasien menjadi lebih buruk, kemungkinan
besar tindakan harus mengalami perubahan atau perbaikan