Anda di halaman 1dari 15

ASKEP TETANUS

NAMA : WIWIANTI
NIM : 15.1101.132
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
Pengertian Tetanus

tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan


toksin kuman Clostridium tetani, bermanisfestasi
dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti
kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus
otot massater dan otot-otot rangka
Etiologi

 kuman yang berbentuk batang seperti penabuh


genderang berspora, golongan gram positif,
hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin
yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang
mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan
saraf perifer setempat. Timbulnya tetanus ini
terutama oleh clostiridium tetani yang didukung
oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan
yang salah.
Patofisiologi

 Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin)


dari bakteri Gram positif anaerob, Clostridium
tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu
setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah
tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi).
Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting
yang manifestasi klinis utamanya adalah hasil
dari pengaruh kekuatan eksotoksin
Tanda dan Gejalah

1).   Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2- 21


hari
2).   Ketegangan otot
rahang dan leher (mendadak)
3).  
Kesukaran membuka mulut (trismus)

4).   Kaku kuduk (epistotonus), kaku dinding


perut dan tulang belakang
5).   Saat kejang tonik tampak
Pencegahan

 1).   Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-


11 Bulan
2).   Ibu hamil mendapatkan suntikan TT
minimal 2 X
3).   Pencegahan
terjadinya luka & merawat luka secara adekuat

4).   Pemberian anti tetanus serum.


Asuhan keperawatan
Pengkajian
 Identitas pasien : nama, umur, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
diagnosa medik, rencana terapi
 Identitas orang tua:
 Ayah : nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.
Ibu :
nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat
 Identitas sudara kandung
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan
Diagnosa Keperawatan

1).   Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame otot
pernafasan.
2).   Gangguan pola nafas
berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme
otot-otot pernafasan.

3).   Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan


dengan efeks toksin (bakterimia)
4).   Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
Intervensi Keperawatan
 Dx.1.Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sputum pada trakea dan spame otot pernafasan, ditandai
dengan ronchi, sianosis, dyspneu, batuk tidak efektif disertai dengan
sputum dan atau lendir, hasil pemeriksaan lab, Analisa Gasa Darah
abnormal (Asidosis Respiratorik)
 Tujuan : Jalan nafas efektif
 Kriteria :
 – Klien tidak sesak, lendir atau sleam tidak ada
 – Pernafasan 16-18 kali/menit
 – Tidak ada pernafasan cuping hidung
 – Tidak ada tambahan otot pernafasan
 – Hasil pemeriksaan laboratorium darah Analisa Gas Darah dalam batas
normal (pH= 7,35-7,45 ; PCO2 = 35-45 mmHg, PO2 = 80-100 mmHg)
lanjutan
 Dx.2.Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan
nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan, yang
ditandai dengan kejang rangsanng, kontraksi otot-otot
pernafasan, adanya lendir dan sekret yang menumpuk.
 Tujuan : Pola nafas teratur dan normal
 Kriteria :
 – Hipoksemia teratasi, mengalami perbaikan pemenuhan
kebutuahn oksigen
 – Tidak sesak, pernafasan normal 16-18 kali/menit
 – Tidak sianosis.
lanjutan

 Dx.3.Peningkatan suhu tubuh (hipertermia)


berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia)
yang dditandai dengan suhu tubuh 38-40 oC,
hiperhidrasi, sel darah putih lebih dari 10.000
/mm3
 Tujuan Suhu tubuh normal
 Kriteria : 36-37oC, hasil lab sel darah putih
(leukosit) antara 5.000-10.000/mm3
lanjutan
 Dx.4.Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah yang
ditandai dengan intake kurang, makan dan minuman yang
masuk lewat mulut kembali lagi dapat melalui hidung dan
berat badan menurun ddiserta hasil pemeriksaan protein
atau albumin kurang dari 3,5 mg%.
 Tujuan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
 Kriteria :
 – BB optimal
 – Intake adekuat
 – Hasil pemeriksaan albumin 3,5-5 mg %
Evaluasi

 Evaluasi semua tindakan yang telah anda berikan


pada pasien. Jika dengan tindakan yang diberikan
pasien mengalami perubahan menjadi lebih baik.
Maka tindakan dapat dihentikan. Jika sebaliknya
keadaan pasien menjadi lebih buruk,
kemungkinan besar tindakan harus mengalami
perubahan atau perbaikan
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai