Anda di halaman 1dari 34

Tetanus

Selva Awandari
406138017
definisi
Tetanus adalah penyakit yang mengenai
sistem saraf yang disebabkan oleh
tetanospasmin
yaitu neurotoksin yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani, ditandai dengan spasme
tonik
persisten disertai dengan serangan yang jelas
dan keras
etiologi
Tetanus disebabkan oleh kuman Clostridium
tetani, yang merupakan bakteri batang gram
positif berukuran 0,5m - 1,7m x 2,1m -
18,1m dan bersifat obligat anaerob.

epidemiologi
Clostridium tetani banyak ditemukan di dalam
tanah dan 10% - 40% kotoran binatang serta
sangat menyukai lingkungan yang lembab.
Kuman ini dapat pula ditemukan pada tanah
yang kering, debu, kotoran kuda, sapi,
babi, domba, kambing, anjing, tikus, ayam
dan manusia Patogenesis
Patogenesis
Penyebaran toksin
1.masuk ke dalam otot
2.melalui sistem limfatik
3.penyebaran ke pembuluh darah
4.toksin masuk ke ssp
Hubungan antar bentuk manifestasi klinis
dengan penyebaran toksin
Tetanus lokal
Pada bentuk ini, penderita biasanya
mempunyai antibodi terhadap toksin tetanus
yang
masuk ke dalam darah, namun tidak cukup
untuk menetralisir toksin yang berada di
sekitar luka.

Tetanus sefal
Merupakan bentuk tetanus lokal yang
mengikuti trauma pada kepala. Otot-otot yang
terkena adalah otot-otot yang dipersarafi oleh
nukleus motorik dari batang otak dan medula
spinalis servikalis.
Gejala :trismus, disfagia, rhisus sardonikus,
disfungsi nervus kranial

Ascending Tetanus
Suatu bentuk penyakit tetanus yng pada
awalnya berbentuk lokal biasanya mengenai
tungkai dan kemudian menyebar mengenai
seluruh tubuh. Setelah terjadi tetanus lokal,
toksin disekitar luka masuk cukup banyak
dengan cara ascenden masuk ke dalam SSP.

Tetanus umum
toksin melalui peredaran darah masuk ke dalam berbagai
otot dan
kemudian masuk ke dalam SSP. Penyakit ini biasanya
didahului trismus kemudian
mengenai otot muka, leher, badan dan terakhir
ekstremitas. Hal ini disebabkan panjang
sistem persarafan setiap tempat berbeda-beda, yang
paling pendek adalah yang
mengurus otot-otot rahang, kemudian secara berurutan
mengenai daerah lain sesuai
urutan panjang saraf.


Gejala klinis dapat berupa berupa trismus,
iritable, kekakuan leher, susah menelan,
kekakuan dada dan perut (opistotonus),
fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai,
rasa sakit dan kecemasan yang hebat serta
kejang umum yang dapat terjadi dengan
rangsangan ringan seperti sinar, suara dan
sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.
Tetanus neonatorum
Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir,
disebabkan adanya infeksi tali
pusat, umumnya karena pemotongan tali
pusat yang tidak steril dan ibu yang
tidak mendapat imunisasi yang adekuat
Gejala :ketidakmampuan untuk menetek,
kelemahan, irritable diikuti oleh kekakuan
dan spasme
Mekanisme kerja toksin tetanus
1. Jenis toksin
Tetanolisin : mengahancurkan sel darah
merah, menambah kondisi optimal untuk
berkembangnya bakteri
Tetanspamin : toksin terhadap saraf. (kecuali
saraf sensorik)
2. Toksin tetanus dan reseptornya pada
jaringan saraf

Toksin tetanus berkaitan dengan gangliosid
ujung membran presinaptik, baik pada
neuromuskular junction, mupun pada
susunan saraf pusat
3. Kerja toksin tetanus pada neurotransmitter
Tempat kerja utama toksin adalah pada sinaps
inhibisi dari susunan saraf pusat, yaitu dengan
jalan mencegah pelepasan neurotransmitter
inhibisi seperti glisin, Gamma Amino Butyric
Acid (GABA), dopamin dan noradrenalin
Perubahan akibat toksin tetanus

1. Susunan saraf pusat
2. Aktifitas neuromuskular perifer
3. Perubahan pada sistem saraf autonom
4. Gangguan Sistem pernafasan
5. Gangguan hemodinamika
6. Gangguan metabolik
7. Gangguan Hormonal


DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis
dan riwayat imunisasi :
1. Adanya riwayat luka yang terkontaminasi,
namun 20% dapat tanpa riwayat luka.
2. Riwayat tidak diimunisasi atau imunisasi tidak
lengkap

3. Trismus, disfagia, rhisus sardonikus,
kekakuan pada leher, punggung, dan otot
perut (opistotonus), rasa sakit serta
kecemasan

4. Pada tetanus neonatorum keluhan awal
berupa tidak bisa menetek

5. Kejang umum episodik dicetuskan dengan
rangsang minimal maupun spontan dimana
kesadaran tetap baik.


Hasil pemeriksaan laboratorium :
-Lekositosis ringan
-Trombosit sedikit meningkat
-Glukosa dan kalsium darah normal
-Cairan serebrospinal normal tetapi tekanan
dapat meningkat
-Enzim otot serum mungkin meningkat
-EKG dan EEG biasanya normal


-Kultur anaerob dan pemeriksaan
mikroskopis nanah yang diambil
- Kreatinin fosfokinase dapat meningkat
karena aktivitas kejang (> 3U/ml)

DIAGNOSIS BANDING
Kelainan metabolik : Tetani
Infeksi : rabies
Penyakit ssp : status epileptikus
Tolok ukur
Nilai
Masa inkubasi Kurang dari 48 jam 5
2 5 hari 4
6 10 hari 3
11 14 hari 2
Lebih dari 14 hari 1
Lokasi infeksi Internal / umbilikal 5
Leher, kepala, dinding tubuh 4
Ekstremitas proksimal 3
Ekstremitas distal 2
Tidak diketahui 1
Penentuan derajat keparahan menurut Phillips:
Imunisasi Tidak ada 10
Mungkin ada / ibu mendapat 8
Lebih 10 tahun yang lalu 4
Kurang 10 tahun 2
Proteksi lengkap 1
Faktor
memperberat
Penyakit / trauma yang membahayakan jiwa 10
Keadaan yang tidak langsung membahayakan
jiwa
8
Keadaan yang tidak membahayakan jiwa 4
Trauma atau penyakit ringan 2
A.S.A** derajat 1
-tetanus ringan (angka <9 )
-tetanus sedang ( 9 16 ) dan
- tetanus berat ( angka >16 ).
PENATALAKSANAAN
tiga hal yang harus dilakukan pada
manejemen tetanus yaitu :
1. Memberikan perawatan suportif
2. Menetralisir toksin dalam sistem sirkulasi
3. Menghilangkan sumber tetanospasmin
1. Perawatan umum
- Merawat dan membersihkan luka sebaik-
baiknya
- Diet cukup kalori dan protein, bentuk
makanan tergantung kemampuan membuka
mulut dan menelan
- Isolasi untuk menghindari rangsang luar
seperti suara dan tindakan terhadap
penderita

Oksigen, pernafasan buatan dan
trachcostomi bila perlu.
Mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit.


2. Menetralisir toksin dalam
sistem sirkulasi
Tetanus Imunoglobulin adalah antitoksin
pilihan; dosis 3000-6000 unit diberikan IM
atau IV
TIG intratecal
Anti Tetanus Serum : Dosis biasa 50.000 unit
IM diikuti 50.000 unit lewat infus lambat IV
3. Eliminasi Bakteri

Lokasi luka dibersihkan kalau perlu dieksisi.
Kultur luka untuk menemukan bakterinya,
tetapi tidak selalu berhasil.
Penicillin adalah drug of choice: berikan
prokain penicillin, 1,2 juta unit IM atau IV
setiap 6 jam selama 10 hari.
Untuk pasien yang alergi penicillin dapat
diberikan tetracycline, 500 mg PO atau IV
setiap 6 jam selama 10 hari
4. Suportif Terapi
a. Nutrisi dan cairan
b. Menjaga agar pernafasan tetap efisien
c. Mengurangi kekakuan dan mengatasi
kejang
-contoh :diazepam 0.5-1.0mg/kgBB/4jam
d. Neuromuskular blockers

e. Semua penderita tetanus harus tetap dalam
unit perawatan intensif di ruangan yang
tenang dengan cahaya remang samapai
spasme, kejang, dan ketidakstabilan autonom
(perubahan besar tekanan darah) telah
mereda.

komplikasi
Saluran pernafasan asfiksia, aspirasi
pneumonia, atelektasis
Kardiovaskulartakikardia, hipertensi,
Tulang dan ototfraktur columna vertebralis
akibat kejang yang terus menerus


prognosis
Tetanus lokal
-vitam : dubia ad bonam
-functionam : bonam
-sanationam : bonam
Tetanus umum
-vitam : dubia ad malam
-functionam : dubia ad malam
-sanationam : bonam
PENCEGAHAN
1. Imunisasi aktif
2. Mencegah terjadinya luka
3. Merawat luka secara adekuat
4. Pemberian anti tetanus serum (ATS) atau
Tetanus Imunoglobulin (TIG) dalam beberapa
jam setelah luka akan memberikan
kekebalan pasif, sehingga mencegah
terjadinya
tetanus akan memperpanjang masa inkubasi

Anda mungkin juga menyukai