Pembimbing:
dr. Niniek Budiarti Sp.PD-KPTI
Merupakan penyakit yang akut, sering fatal, yang
disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi oleh
bakteri Clostridium tetani.
Tetanospasmin
Fungsi merupakan
tetanolisin neurotoksin yang
tidak diketahui menyebabkan
manifestasi klinis
secara pasti tetanus
Banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan serta di
daerah pertanian. Bakteri ini peka terhadap panas dan tidak dapat bertahan
dalam lingkungan yang terdapat oksigen
Spora mampu bertahan dalam keadaan yang tidak menguntungkan selama
bertahun-tahun dalam lingkungan yang anaerob. Spora dapat bertahan dalam
autoklaf pada suhu 249,8 F (121C) selama 10-15 menit. Spora juga relatif
Karakteristik resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya. Spora dapat menyebar kemana-
mana, mencemari lingkungan secara fisik dan biologic
Toksin berdifusi menuju ujung terminal dari sel inhibitor batang otak
Neuron motorik tidak dihambat terjadi spasma otot & paralisis spasma
Otot wajah terkena paling awal karena jalur axonalnya
pendek, sedangkan neuron-neuron simpatis terkena paling
akhir, mungkin akibat aksi toksin di batang otak
Tetanus Tetanus
Lokal Sefalik
Terdapat trias klinis berupa rigiditas, spasme otot, dan
apabila berat disfungsi otonomik. Kaku kuduk, nyeri
tenggorokan, dan kesulitan untuk membuka mulut, sering
merupakan gejala awal tetanus. Spasme otot masseter
menyebabkan trismus atau rahang terkunci. Spasme secara
progresif meluas ke otot-otot wajah yang menyebabkan
ekspresi wajah yang khas, risus sardonicus dan meluas ke
otot-otot untuk menelan dan menyebabkan disfagia.
Spasme ini dipicu oleh stimulus internal dan eksternal
dapat berlangsung secara beberapa menit dan dirasakan
nyeri
Tetanus
Sefalik
Metronidazole diberikan secara iv dengan dosis inisial 15
mg/kgBB dilanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari setiap 6 jam
selama 7-10 hari.
Sebagai lini kedua dapat diberikan penicillin procain
Antibiotik 50.000-100.000 U/kgBB/hari selama 7-10 hari
Faal Hati:
Albumin 4,5 g/dL 3,5-5,5
GDS 72 mg/dL <200
Faal Ginjal:
Ureum 25,3 mg/dL 16,6-48,5
Kreatinin 0,67 mg/dL <1,2
pH 7.41 7,35-7,45
pCO2 33 mmHg 35-45
pO2 82,5 mmHg 80-200
Bikarbonat (HCO3) 21 mmol/L 21-28
Kelebihan Basa (BE) -3,9 mmol/L (-3) -(+3)
Saturasi O2 96,3% >95
Suhu 37,0 C
Kesimpulan: Normal
Lab Nilai Nilai Rujukan
Kekeruhan Jernih
Warna Kuning
pH 6,0 4,5 8,0
Berat Jenis >1,030 1,005 1,030
Glukosa Negatif Negatif
Protein +1 Negatif
Keton Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Lekosit Negatif Negatif
Darah 2+ Negatif
10x
Epitel 0,8 /LPK 3
Silinder Negatif /LPK
Hialin -/LPK 2
Berbutir -/LPK Negatif
Lain-lain -/LPK
40x
Eritrosit 5 /LPB 3
Eumorfik -%
Dismorfik -%
Lekosit 2,1 /LPB 5
Kristal Ca Oksalat ++/LPB
Bakteri 966 x 103/mL 93 x 103/mL
Lain lain -
Position :AP KV cukup, symmetric
Soft tissue: Normal
Bone : no visible fracture, osteolytic and
osteoblastic lesion,
costae D/S : normal ICS D/S : normal
Trachea: di tengah, tidak ada deviasi
Hilus: D : normal
S : normal
COR: Site : normal
Size : normal, CTR = 50%
Shape :normal
Hemidiaphragm:D: dome shapedS: dome
shaped
Costophrenico angle: D/S tajam
Pulmo : D : fibroinfiltrat pada semua
lapang paru
S :fibroinfiltratpada semua lapang paru
Conclusion : Pneumonia, TB paru
Cue and Clue Problem List Idx PDx PTx PMo
Pemeriksaan fisik :
-GCS : 456
-Trismus +
-Muscle Rigidity +
-Muscle spasm +
-Opistotonus +
Cue and Clue Problem List Idx PDx PTx PMo