HASIL PENELITIAN
43
SD, SMP) (69,2%) dan 12 responden dengan tingkat pendidikan tinggi (Tamat SMA,
Perguruan Tinggi) (30,8%).
Tabel 5.3. Distribusi Responden Desa Tegalweru berdasarkan Pendidikan Terakhir
44
Status pekerjaan pada responden kegiatan di Desa Selorejo dapat dilihat pada tabel 5.6.
terdiri dari 21 responden yang tidak bekerja (52,5%) dan 19 responden yang bekerja (47,5%).
Tabel 5.6. Distribusi Responden Desa Selorejo berdasarkan Status Pekerjaan
45
5.1.1.5 Keiskutsertaan Asuransi Kesehatan Responden Kegiatan
Keikutsertaan asuransi Kesehatan pada responden kegiatan di Desa Tegalweru dapat
dilihat pada tabel 5.9. terdiri dari 12 responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan (30,8%)
dan 27 responden yang memiliki asuransi kesehatan (69,2%).
Tabel 5.9. Distribusi Responden Desa Tegalweru berdasarkan Keikutsertaan Asuransi
Kesehatan
46
Tingkat pengetahun pada responden kegiatan di Desa Slorejo dapat dilihat pada tabel
5.12. terdiri dari 4 responden dengan tingkat pengetahuan rendah (10%) dan 36 responden
dengan tingkat pengetahuan Tinggi (90%).
Tabel 5.12. Distribusi Responden Desa Selorejo berdasarkan Tingkat Pengetahuan
47
5.1.1.8 Dukungan Keluarga
Dukungan Keluarga pada responden kegiatan di Desa Tegalweru dapat dilihat pada
tabel 5.15. terdiri dari 14 responden dengan dukungan rendah (35,9%) dan 25 responden
dengan dukungan tinggi (64,1%).
Tabel 5.15. Distribusi Responden Desa Tegalweru berdasarkan Dukungan Keluarga
48
Peran tenaga kesehatan pada responden kegiatan di Desa Selorejo dapat dilihat pada
tabel 5.18. terdiri dari 12 responden dengan peran rendah dari tenaga kesehatan (30%) dan 28
responden dengan peran tinggi dari tenaga kesehatan (70%).
Tabel 5.18. Distribusi Responden Desa Selorejo berdasarkan Peran Tenaga Kesehatan
49
Tabel 5.21. Distribusi Responden Desa Tegalweru berdasarkan Kepatuhan Pengobatan
50
Tabel 5.23. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Jenis Kelamin pada
Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan jenis
kelamin didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah pada perempuan 27 responden (73%)
lebih tinggi daripada laki-laki 1 responden (33,3%), pada kepatuhan pengobatan sedang
perempuan 9 responden (24,3%) lebih rendah daripada laki-laki 2 responden (66,7%), dan pada
kepatuhan pengobatan tinggi pada perempuan 1 responden (2,7%) lebih tinggi daripada laki-
laki (0%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan dengan tingkat pengetahuan diuji dengan
menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang tidak signifikan antara kepatuhan
pengobatan dan jenis kelamin (p= 0,285).
Tabel 5.24. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Jenis Kelamin pada
Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
51
5.1.2.2 Hubungan dan Distribusi Kepatuhan Pengobatan dengan Tingkat Pendidikan
Terakhir
Hasil tabulasi silang pada Desa Tegalweru antara kepatuhan pengobatan dengan
tingkat pendidikan terkahir didapatkan bahwa pengetahuan rendah pada kepatuhan pengobatan
rendah 21 responden (77,8%) lebih tinggi daripada tingkat pendidikan tinggi 4 responden
(33,3%), pada kepatuhan pengobatan sedang tingkat pendidikan rendah 6 responden (22,2%)
lebih rendah daripada tingkat pendidikan tinggi 7 responden (58,3%), dan pada kepatuhan
pengobatan tinggi tingkat pendidikan rendah (0%) lebih rendah daripada tingkat pendidikan
tinggi 1 responden (8,3%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan dengan tingkat
pengetahuan diuji dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang
signifikan antara kepatuhan pengobatan dan tingkat pendidikan terakhir (p= 0,018).
Tabel 5.25. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Tingkat Pendidikan
Terakhir pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan tingkat
pendidikan terkahir didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah pada tingkat pendidikan
rendah 27 responden (81,8%) lebih tinggi daripada tingkat pendidikan tinggi 1 responden
(14,3%), pada kepatuhan pengobatan sedang tingkat pendidikan rendah 6 responden (18,2%)
lebih rendah daripada tingkat pendidikan tinggi 5 responden (71,4%), dan pada kepatuhan
pengobatan tinggi tingkat pendidikan rendah (0%) lebih tinggi daripada tingkat pendidikan
tinggi 1 responden (14,3%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan dengan tingkat
pengetahuan diuji dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang tidak
signifikan antara kepatuhan pengobatan dan tingkat pendidikan terakhir (p= 0,001).
52
Tabel 5.26. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Tingkat Pendidikan
Terakhir pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
Tabel 5.27. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Status Pekerjaan pada
Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
53
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan status
pekerjaan didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah pada yang tidak bekerja 16
responden (76,2%) lebih tinggi daripada yang bekerja 12 responden (63,2%), pada kepatuhan
pengobatan sedang yang tidak bekerja 5 responden (23,8%) lebih rendah daripada yang bekerja
6 responden (31,6%), dan pada kepatuhan pengobatan tinggi yang tidak bekerja (0%) lebih
rendah daripada yang bekerja 1 responden (5,3%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan dan
status pekerjaan diuji dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang
tidak signifikan antara kepatuhan pengobatan dan status pekerjaan (p= 0,457).
Tabel 5.28. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Status Pekerjaan pada
Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
54
Tabel 5.29. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Lama Menderita Hipertensi
pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
55
5.1.2.5 Hubungan dan Distribusi Kepatuhan Pengobatan dengan Keikutsertaan
Asuransi Kesehatan
Hasil tabulasi silang pada Desa Tegalweru antara kepatuhan pengobatan dengan
keikutsertaan asuransi kesehatan didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah pada yang
tidak ikut serta dengan asuransi kesehatan 10 responden (83,3%) lebih tinggi daripada yang
ikut serta dengan asuransi kesehatan 15 responden (55,6%), pada kepatuhan pengobatan sedang
yang tidak ikut serta dengan asuransi kesehatan 2 responden (16,7%) lebih rendah daripada
yang ikut serta dengan asuransi kesehatan 11 responden (40,7%), dan pada kepatuhan
pengobatan tinggi yang tidak ikut serta dengan asuransi kesehatan (0%) lebih rendah daripada
yang ikut serta dengan asuransi kesehatan 1 responden (3,7%). Hubungan antara kepatuhan
pengobatan dan keikutsertaan asuransi kesehatan diuji dengan menggunakan Chi Square dan
didapatkan hasil korelasi yang tidak signifikan antara kepatuhan pengobatan dan keikutsertaan
asuransi kesehatan (p= 0,236).
Tabel 5.31. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Keikutsertaan Asuransi
Kesehatan pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan
keikutsertaan asuransi kesehatan didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah pada yang
tidak ikut serta dengan asuransi kesehatan 13 responden (81,3%) lebih tinggi daripada yang
ikut serta dengan asuransi kesehatan 15 responden (62,5%), pada kepatuhan pengobatan sedang
yang tidak ikut serta dengan asuransi kesehatan 3 responden (18,8%) lebih rendah daripada
yang ikut serta dengan asuransi kesehatan 8 responden (33,3%), dan pada kepatuhan
pengobatan tinggi yang tidak ikut serta dengan asuransi kesehatan (0%) lebih rendah daripada
yang ikut serta dengan asuransi kesehatan 1 responden (4,2%). Hubungan antara kepatuhan
pengobatan dan keikutsertaan asuransi kesehatan diuji dengan menggunakan Chi Square dan
56
didapatkan hasil korelasi yang tidak signifikan antara kepatuhan pengobatan dan keikutsertaan
asuransi kesehatan (p= 0,388).
Tabel 5.32. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Keikutsertaan Asuransi
Kesehatan pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
57
tentang 23 12 1 36
Tinggi
Hipertensi (63,9%) (33,3%) (2,8%) (100%)
25 13 1 39
Total
(64,1%) (33,3%) (2,6%) (100%)
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan tingkat
pengetahuan tentang Hipertensi didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah pada tingkat
pengetahuan rendah 3 responden (75%) lebih tinggi daripada tingkat pengetahuan tinggi 25
responden (69,4%), pada kepatuhan pengobatan sedang tingkat pengetahuan rendah 1
responden (25%) lebih rendah daripada tingkat pengetahuan tinggi 10 responden (27,8%), dan
pada kepatuhan pengobatan tinggi tingkat pengetahuan rendah (0%) lebih rendah daripada
tingkat pengetahuan tinggi 1 responden (2,8%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan dan
tingkat pengetahuan tentang hipertensi diuji dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan
hasil korelasi yang tidak signifikan antara kepatuhan pengobatan dan tingkat pengetahuan
tentang hipertensi (p= 0,934).
Tabel 5.34. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Tingkat Pengetahuan
tentang Hipertensi pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
58
sedang yang kurang terjangkau akses pelayanan kesehatan 7 responden (25%) lebih rendah
daripada yang terjangkau akses pelayanan kesehatan 6 responden (54,5%), dan pada kepatuhan
pengobatan tinggi yang kurang terjangkau akses pelayanan kesehatan (0%) lebih rendah
daripada yang terjangkau akses pelayanan kesehatan 1 responden (9,1%). Hubungan antara
kepatuhan pengobatan dan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan diuji dengan
menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang signifikan antara kepatuhan
pengobatan dan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan (p= 0,040).
Tabel 5.35. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Keterjangkauan Akses
Pelayanan Kesehatan pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan
keterjangkauan akses pelayanan kesehatan didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah
yang kurang terjangkau akses pelayanan kesehatan 28 responden (80%) lebih tinggi daripada
yang terjangkau akses pelayanan kesehatan (0%), pada kepatuhan pengobatan sedang yang
kurang terjangkau akses pelayanan kesehatan 7 responden (20%) lebih rendah daripada yang
terjangkau akses pelayanan kesehatan 4 responden (80%), dan pada kepatuhan pengobatan
tinggi yang kurang terjangkau akses pelayanan kesehatan (0%) lebih rendah daripada yang
terjangkau akses pelayanan kesehatan 1 responden (20%). Hubungan antara kepatuhan
pengobatan dan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan diuji dengan menggunakan Chi
Square dan didapatkan hasil korelasi yang signifikan antara kepatuhan pengobatan dan
keterjangkauan akses pelayanan kesehatan (p= 0,000).
59
Tabel 5.36. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Keterjangkauan Akses
Pelayanan Kesehatan pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
60
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan
dukungan keluarga didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah dengan dukungan
keluarga rendah 12 responden (80%) lebih tinggi daripada dengan dukungan keluarga tinggi
16 responden (64%), pada kepatuhan pengobatan sedang dengan dukungan keluarga rendah 3
responden (20%) lebih rendah daripada dengan dukungan keluarga tinggi 8 responden (32%),
dan pada kepatuhan pengobatan tinggi dengan dukungan keluarga rendah (0%) lebih rendah
daripada dengan dukungan keluarga tinggi 1 responden (4%). Hubungan antara kepatuhan
pengobatan dan dukungan keluarga diuji dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan
hasil korelasi yang signifikan antara kepatuhan pengobatan dan dukungan keluarga (p= 0,011).
Tabel 5.38. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Dukungan Keluarga pada
Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
61
Tabel 5.39. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Peran Tenaga Kesehatan
pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan peran
tenaga kesehatan didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah dengan peran tenaga
kesehatan rendah 3 responden (60%) lebih rendah daripada dengan peran tenaga kesehatan
tinggi 25 responden (71,4%), pada kepatuhan pengobatan sedang dengan peran tenaga
kesehatan rendah 2 responden (40%) lebih tinggi daripada dengan peran tenaga kesehatan
tinggi 9 responden (25,7%), dan pada kepatuhan pengobatan tinggi dengan peran tenaga
kesehatan rendah (0%) lebih rendah daripada dengan peran tenaga kesehatan tinggi 1
responden (2,9%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan dan peran tenaga kesehatan diuji
dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang tidak signifikan antara
kepatuhan pengobatan dan peran tenaga kesehatan (p= 0,760).
Tabel 5.40. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Peran Tenaga Kesehatan
pada Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
62
5.1.2.10 Hubungan dan Distribusi Kepatuhan Pengobatan dengan Motivasi Berobat
Hasil tabulasi silang pada Desa Tegalweru antara kepatuhan pengobatan dengan
motivasi berobat didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah dengan motivasi berobat
rendah 20 responden (87%) lebih tinggi daripada dengan motivasi berobat tinggi 5 responden
(31,3%), pada kepatuhan pengobatan sedang dengan motivasi berobat rendah 3 responden
(13,0%) lebih rendah daripada dengan motivasi berobat tinggi 10 responden (62,5%), dan pada
kepatuhan pengobatan tinggi dengan motivasi berobat rendah (0%) lebih rendah daripada
dengan motivasi berobat tinggi 1 responden (6,3%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan
dan motivasi berobat diuji dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang
signifikan antara kepatuhan pengobatan dan motivasi berobat (p= 0,002).
Tabel 5.41. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Motivasi Berobat pada
Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Tegalweru
Hasil tabulasi silang pada Desa Selorejo antara kepatuhan pengobatan dengan
motivasi berobat didapatkan bahwa kepatuhan pengobatan rendah dengan motivasi berobat
rendah 12 responden (100%) lebih tinggi daripada dengan motivasi berobat tinggi 16
responden (57,1%), pada kepatuhan pengobatan sedang dengan motivasi berobat rendah (0%)
lebih rendah daripada dengan motivasi berobat tinggi 11 responden (39,3%), dan pada
kepatuhan pengobatan tinggi dengan motivasi berobat rendah (0%) lebih rendah daripada
dengan motivasi berobat tinggi 1 responden (3,6%). Hubungan antara kepatuhan pengobatan
dan motivasi berobat diuji dengan menggunakan Chi Square dan didapatkan hasil korelasi yang
signifikan antara kepatuhan pengobatan dan motivasi berobat (p= 0,025).
63
Tabel 5.42. Tabulasi Silang Kepatuhan Pengobatan dengan Motivasi Berobat pada
Responden dan Nilai Signifikansinya pada Desa Selorejo
64