DI ICU
ANESTESIOLOGI
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
RSUD PANEMBAH
PANEMBAHANAN SENOPA
SENOPATI BANTUL
BA NTUL
2012
TETANUS
OTOT
SISTEM
LIMFATIK
SIRKULASI
DARAH
GEJALA DAN TANDA KLINIK
Manifestasi klinis tetanus ada tiga gambaran klinis
LOKAL TETANUS
• Penderita mempunyai antibodi terhadap toksin
tetanus namun tidak cukup untuk menetralisir toksin
yang berada di sekitar luka.
• Gejala berupa kekakuan, sakit/nyeri pada otot sekitar
luka, diikuti kejang dan spasme dari otot yang
terkena dan meluas menjadi rigiditas dan kontraksi
yang hipertonik atau spastisitas tetanik, dapat
dengan sedikit trismus.
• Simptom terlokalisir selama beberapa minggu
sampai beberapa bulan, lama-lama berkurang dan
sembuh tanpa ada gejala
SEFALIK TETANUS
• Jarang ditemukan merupakan tetanus lokal yang terjadi karena
luka sekitar kepala, muka atau karena otitis media kronis.
• Masa inkubasi 1-2 hari
• Gejalanya berupa trismus, disfagia, rhisus sardonikus dan
disfungsi nervus kranial. Tetanus sefal jarang terjadi, dapat
berkembang menjadi tetanus umum dan prognosisnya biasanya
jelek.
TETANUS NEONATORUM
• Kuman masuk melalui tali pusat karena proses pertolongan
persalinan yang tidak steril, terutama pada bayi yang lahir dari
ibu dengan imunitas yang tidak adekuat.
• Gejala awal ditandai dengan ketidakmampuan untuk menghisap
3-10 hari setelah lahir, irritabilitas dan menangis terus menerus ,
risus sardonikus, peningkatan rigiditas dan opistotonus.
• Umumnya onset berlangsung dalam 2 minggu pertama
kelahirannya
GENERAL TETANUS
• Tanda khasnya adalah trismus ketidakmampuan membuka mulut
akibat spasme otot maseter menyebabkan wajah penderita tampak
menyeringai (risus sardonicus) , kekakuan leher, sulit menelan,
• Spasme otot somatik yang luas menyebabkan tubuh penderita
membentuk lengkungan seperti busur (opistotonus) dengan fleksi
lengan dan ekstensi tungkai serta rigiditas otot abdomen yang teraba
seperti papan
• Kejang otot akut, paroksismal, tidak terkoordinasi dan menyeluruh
merupakan karakteristik dari tetanus generalis. Spasme hebat bisa
menyebabkan henti nafas dan terjadi kematian
• Kejang terjadi secara intermitten, irreguler menimbulkan nyeri dan
kelelahan serta kecemasan yang hebat dapat terjadi
SKOR TETANUS MENURUT PHILIPS
WAKTU MASUK SKOR SELAMA PERAWATAN SKOR
Masa inkubasi Spame
1. 14 hari 1 Hanya trismus 1
2. 10 hari 2 Kaku seluruh badan 2
3. 5 – 10 hari 3 Kejang terbatas 3
4. 2 – 5 hari 4 Kejang seluruh 4
5. < 48 jam 5 Opistotonus 5
Imunisasi Frekwensi spasme
Lengkap 0 6 X dalam 12 jam 0
< 10 tahun 2 Dengan rangsangan 2
> 10 tahun 4 Terkadang spontan 4
Ibu di imunisasi 8 Spontan < 3X/15 mnt 8
Tidak di imunisasi 10 Spontan > 3X/15 mnt 10
Luka infeksi Suhu
Tidak diketahui 1 36,7 – 37,0 C 1
Distal/perifer 2 37,1 – 37,7 C 2
Proksimal 3 37,8 – 38,2 C 3
Kepala 4 38,3 – 38,8 C 4
Badan 5 > 38,8 C 5
Komplikasi Pernafasan
Tidak ada 1 Sedikit berubah 0
Ringan 2 Apneu saat kejang 2
Tidak membahayakan 4 Kadang apneu saat kejang 4
Mengancam nyawa (tak langsung) 8 Selalu apneu setelah kejang 8
Mengancam nyawa 10 Perlu tracheostomi 10
Gejala klinis.
–
Tempat masuk Tali pusat, uterus, fraktur terbuka, Selain tempat tersebut
postoperatif, bekas suntikan IM
Panas badan (per rektal) > 38,4 0C (> 40 0C) < 38,4 0C ( < 40 0C)
Berat 4 20 – 40
TT KETERANGAN
lebih 10 tahun:
Toxoid 0,5 ml pada semua luka
•
Antibiotika seperlunya
•
Beda Imunisasi Aktif & Pasif
Imunisasi aktif Imunisasi pasif
• Merupakan virus/ bakteri • Antibodi dari manusia
yang dilemahkan atau hewan
• Memberikan efek
• Pembentukan antibodi
kekebalan dengan segera
memerlukan waktu
• Terdapat resiko reaksi
• Efek kekebalan bertahan alergi
lebih lama Contoh : HITG danATS
• Efek penolakan (alergi)
lebih minimal
• Contoh TT membentuk
antibodi Tetanus pada
hari ke -21 setelah
disuntik
PERBEDAAN HITG DENGAN ATS
FAKTOR PERBEDAAN TETAGAM
HITG ATS
ATS
BAHAN BAKU IG MANUSIA SERUM KUDA
SKIN
SKINTEST
TESTSUBCUTANEOUS
SUBCUTANEOUS TIDAK PERLU PERLU