Anda di halaman 1dari 2

1.

Deviasi Uvula
 Kongenital
a. Pada kasus Palatoschisis / palatolabioschisis

Palatoschisis dapat berbentuk sebagai palatoschisis tanpa labioschisis atau


disertai dengan labioschisis. Palatoschisis sendiri dapat diklasifikasikan
lebih jauh sebagai celah hanya pada palatum molle, atau hanya berupa
celah pada submukosa. Celah pada keseluruhan palatum terbagi atas dua
yaitu komplit (total), yang mencakup palatum durum dan palatum mole
yang dimulai dari foramen insisivum ke posterior, dan inkomplit
(subtotal). Palatoschisis juga dapat bersifat unilateral atau bilateral (Loho,
2013)

Variasi yang terjadi merupakan refleksi dari deviasi rangkaian


perkembangan palatum yang dimulai dari minggu ke-8 pada regio pre
maksila dan berakhir pada minggu ke-12 pada uvula di palatum lunak.
Jadi, jika faktor penyebab bekerja pada minggu ke-8, sumbing akan terjadi
lebih ke posterior dan juga anterior termasuk alveolus, palatum keras dan
palatum lunak, serta uvula, membentuk cacat yang serius. Sebaliknya jika
penyebab bekerja dekat akhir periode perkembangan (minggu ke-11),
sumbing yang terlihat hanya pada palatum lunak bagian posterior,
menyebabkan bibir sumbing sebagian atau hanya pada uvula sebagai cacat
ringan yang tidak perlu terapi. (Suryandari, 2017)

Diklasifikasikan oleh Veau yang terbagi menjadi (Kosowski et al, 2012):

Veau 1 : Celah dari palatum mole saja

Veau 2 : Celah dari palatum mole dan palatum durum, meluas ke depan ke
foramen insisivus.

Veau 3 : Celah langit-langit unilateral komplit, biasanya bersamaan


dengan celah bibir unilateral.

Veau 4 : Celah langit - langit bilateral komplit, biasanya bersamaan


dengan celah bibir bilateral.
Salah satu manifestasi pertama yang terkait dengan cleft palatum adalah
kesulitan makan. Bayi harus diberi makan dalam posisi yang sedikit tegak.
Aerophagia adalah masalah pada bayi-bayi ini dan membutuhkan lebih
sering bersendawa dan menyusui lebih lambat (Kosowski et al, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

1. Kosowski TR, Weathers WM, Wolfswinkel EM, Ridgway EB. 2012. Cleft Palate.
Seminars in Plastic Surgery Journal Vol. 26: page 164-9.
2. Loho JN. 2013. Prevalensi Labioschisis di RSUP. Prof. Dr. RD Kandou Manado
periode Januari 2011-Oktober 2012. Jurnal e-Biomedik Volume: 1; hal. 396-401.
3. Suryandari, EA. 2017. Hubungan Antara Umur Ibu dengan Klasfikasi Labioschisis di
RSUD Prof. Margono Soekarjo Purwokerto. Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I ;
hal 49 – 56.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai