Penatalaksanaan Te
tanus
Pembimbing :
dr. Aziz Abdullah Sp.S
Oleh :
Sistri Ajeng GM 16710116
Definisi Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi aku
t disebabkan eksotoksin yang dihasilka
n oleh bakteri Clostridium tetani, ditan
dai dengan peningkatan kekakuan um
um dan kejang-kejang otot rangka yan
g dihasilkan oleh kuman pada sinaps
ganglion sambungan sumsum tulang b
elakang, sambungan neuromuskular
(neuromuscular junction) dan saraf ot
onom.
Etiologi
Etiologi
Clostridium Tetani
Terdapat 2 bentuk :
SPORA
Sangat resisten terhadap panas dan antiseptik.
VEGETATIF
dapat bertahan dalam autoklaf pada suhu 249,
8 F
(121C) selama 10-15 menit. Dapat hidup bertahuntahun.
VEGETATIF
Basil Gram-positif, berbentuk seperti pemukul
genderang atau Drum stick bacteria, berukuran
0.
4-0.6 x 2-5 mikron dan berifat motil. Obligat
anaerob , d
apat bergerak dengan menggunakan
flagela. Menghas
ilkan eksotoksin yang kuat.
Tetanolisin
Cara Penularan
Clostridium
Tetani
Luka di
tubuh
Luka tidak
disadari
Tidak di
lakukan
pengobatan
Tetanus
Patogenesis
C. Tetani masuk
ke dlm tubuh
melalui luka
Menuju motor
end plate di
otot rangka ,
medula
spinalis, otak,
pada sistem
saraf simpatis.
Memblokade
pelepasan
Inhibitor
neurotransmitt
er
(glycine &
GABA)
Dalam kondisi
anaerob spora
berkembang
Melepaskan
pengaruhnya di
empat sistem
saraf
Tonus
Menghasilkan
2 eksotoksin
(Tetanospasmin
dan tetanolisin)
Tetanospasmin
menyebar melalui
aliran
darah & sistem
limfatik
Kekakuan
otot
Gejala Klinis
1.
2.
3.
4.
Trismus
Ricus sardonicus
Nyeri kepala
Otot otot kaku dengan opistotonus,
tangan flexi,tungkai ekstensi dan jarijari mengepal
5. Kejang dimulai oleh
trismus
kaku otot maseter
mulut susah
dibuka
kejang otot dinding perut
kaku pada perabaan
Tetanus neonatorum
Bentuk tetanus ini terjadi pada neonatus. Penyebab
yang sering adalah penggunaan alat-alat yang terkonta
minasi untuk memotong tali pusat pada ibu yang belu
m diimunisasi. Gejalanya adalah bayi sulit menelan ASI, iri
tabilitas dan spasme.
Diagnosis
Diagnosis tetanus ditegakkan berdasarkan (Barkin, 2008) :
Riwayat adanya luka yang sesuai dengan masa inkubasi
Gejala klinis (Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sard
onicus (sardonic smile) )
Penderita biasanya belum mendapatkan imunisasi.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaaan fisik dapat ditemukan :
Trismus
Risus Sardonikus
Opistotonus
Otot dinding kaku seperti papan
Kejang
Uji spatula
Diagnosis Banding
No
Penyakit
Gambaran diferensial
Meningitis bakteri
Poliomielitis
Rabies
Keracunana strichnine
Tetani
No
Penyakit
Gambaran diferensial
Retropharingeal
abses
Tonsilitis berat
Efek samping
fenotiasin
Kaku kuduk
Pemeriksaan Penunjan
g
Penatalaksanaan Tetanus
Tujuan penatalaksanaan:
Penanganan spasme.
Pencegahan komplikasi gangguan napas dan
metabolik.
Netralisasi toksin.
Lakukan pembersihan luka di tempat masuknya
kuman
Asuhan keperawatan.
Lakukan pemantauan cairan, elektrolit dan ke
seimbangan kalori,
Tatalaksana Umum
1. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi
2. Menjaga saluran napas tetap bebas, pada kasus yang ber
at perlu trakeostomi.
3. Memberikan tambahan O2 dengan sungkup (masker).
4. Mengurangi spasme dan mengatasi spasme.
Diazepam efektif mengatasi spasme dan hipertonisitas. D
osis diazepam adalah 0,1-0,3 mg/kgBB/kali atau dosis untuk u
sia <2 tahun adalah 8mg/kgBB/hari diberikan oral dalam dosis
2-3 mg setiap 3 jam.
5. Jika karies dentis atau OMSK dicurigai sebagai port dentr
ee, maka diperlukan konsultasi dengan dokter gigi/THT.
Tatalaksana Khusus
1. Anti serum atau Human Tetanus Immunoglobuline (HTI
G) :
Dosis ATS yang dianjurkan adalah 100.000 IU dengan
50.000 IU im dan 50.000 IU iv. Pemberian ATS harus be
rhati-hati akan reaksi anafilaksis.
2. Antibiotika
Metronidazol telah menjadi terapi pilihan yang digun
akan di beberapa pelayanan kesehatan. Metronidazol di
berikan secara iv dengan dosis inisial 15 mg/kgBB dilanjutk
an dosis 30 mg/kgBB/hari dengan interval setiap 6 jam
selama 7-10 hari.
Sebagai lini kedua dapat diberikan penisilin prokain 50.
000-100.000 U/kgBB/hari selama 7-10 hari, jika terdapat
hipersensitif terhadap penisilin dapat diberikan tetrasiklin
50 mg/kgBB/hari (untuk anak berumur lebih dari 8 tahun).
Metronidazole
Spektrum
Mekanisme
kerja
Stabilitas
Tidak stabil
Stabil
Reaksi alergi
Sering
Jarang
Resistensi
Sering
Jarang
Struktur
Strukturnya menyerupai
GABA : menginduksi
spasme
Penetrasi ke
abses
Rendah
Baik
Akses
IM
Oral, Rektal, IV
Perbandingan Antibiotika
Deskripsi
Metronidaz
ol
Dosis
Penisilin G
Neonatus
Neonatus <1200 gr : 7,5
mg/kgBB IV tiap 48 jam
Neonatus 7 hari dan
1200 gr : 7,5 -15
mg/kgBB/hari IV dibagi
tiap 12-24 jam
Neonatus >7 hari dan
1200 gram : 15-30
mg/kg/hari IV dibagi tiap
12 jam
Bayi dan enak: 15-30
mg/kg/hari dibagi tiap 812 jam: tidak melebihi 2
g/hari
Kontraindikasi/
perhatian
KI: hipersensivitas
P:
hati-hati
pada
gangguan
dengan
diskrasia darah atau
gangguan
fungsi
hati:
lakukan
pemantauan
terhadap spasme dan
perkembangan
neuropai perifer
Antibiotik
bakterisid. Anak
KI
:
Riwayat
Berikatan dan menghambat
100 000 U/kgBB/hari IV/IM hipersensivitas
ikatan
penisilin
dengan
dibagi tiap 4 jam tidak
protein,
dengan
melebihi 24 juta.
transpeptida
yang
mengadakan ikatan silang
dengan peptidoglikan yang
merupakan
tahap
akhir
pada
sintesis
dinding
Eritromisin
Klindamisin
Agen
bakteriostatik
yang
menghambat
sintesis
protein
dengan
berikatan
dengan subunit 50S
ribosom
bakteri.
Bukan
merupakan
pilihan pada tetanus
tetapi
dapat
digunakan
pada
tetanus
karena
beberapa alasan.
Agen bakteriostatik
yang berikatan dengan
subunit
50S ribosom
Anak
15-50mg/kgBB/hari
IV/IM dibagi tiap 6
jam tidak melebihi
4g/hari
Neonatus
Neonatus 7 hari :
10-15 mg/kgBB/ hari
IV dibagi tiap 8-12
jam
Neonatus >7 hari :
10-20 mg/kgBB/ hari
IV dibagi tiap 6-12
jam
Bayi dan anak
25-40 mg/kbBB/hari
IV dibagi tiap 6-8
jam; tidak melebihi
4800 mg/hari.
KI : riwayat
hipersensitivitas.
Enteritis regional,
kolitis ulseratif,
gangguan hepatik,
kolitis yang
berikatan dengan
antibiotik.
Tetrasiklin
Vankomisin
Dosis
Agen bakteriostatik
yang menghambat
8 tahun : 25-50
sintesis protein. Tidak
mg/kgBB/ hari per oral
digunakan untuk agen
dibagi tiap 6 jam. Tidak
tetanus. Dapat
melebihi 3g/hari.
digunakan jika
pengobatan lain tidak
Agen bakterisid
Neonatus
tersedia.
yang menghambat
Neonatus 7 hari dan
sintesis RNA dan
dinding sel. Tidak
digunakan jika
pengobatan lain
tidak tersedia.
<1200 9, 15 mg/kgBB IV
dibagi dalam 24 jam
Neonatus 7 hari dan
1200-2000 g : 10-15
mg/kgBB IV dibagi tiap 1218 jam
Neonatus 7 hari dan
>200 g : 10-15 mg/kgBB
IV dibagi tiap 8-12 jam
Neonatus >7 hari dan
<1200 g : 15 mg/kgBB IV
dibagi tiap 24 jam
Neonatus >7 hari dan
1200-200 g : 10-15
mg/kgBB IV dibagi tiap 812 jam
Neonatus > 7 hari dan >
2000 g : 15-20 mg/kgBB
IV dibagi tiap 8 jam
Bayi dan anak
10 mg/kgBB IV tiap 6 jam :
lakukan penyesuaian dosis
KI : riwayat
hipersensitivitas ;
difungsi hepatik
berat ; usia <8 tahun .
KI : riwayat
hipersensitivitas
Pengelolaan Tetanus
Komplikasi
Komplikasi pada tetanus :
Laringospasme
Kekakuan otot-otot pematasan atau terjadinya
akumulasi sekresi berupa pneumonia dan atel
ektase serta kompressi fraktur vertebra dan la
serasi lidah akibat kejang.
Rhabdomyolisis
renal failure
Prognosis
Prognosis tetanus diklassikasikan dari tingkat
keganasannya, dimana :
1. Ringan ; bila tidak adanya kejang umum (gen
eralized spasme)
2. Sedang ; bila sekali muncul kejang umum
3. Berat ; bila kejang umum yang berat sering te
rjadi.
. Prognosa tetanus neonatal jelek bila:
. 1. Umur bayi kurang dari 7 hari
. 2. Masa inkubasi 7 hari atau kurang
. 3. Periode timbulnya gejala kurang dari 18 jam
. 4. Dijumpai muscular spasm.
Pencegahan
Imunisasi aktif
Perawatan luka
Pemberian ATS dan HTIG profilaksi
s
Kesimpulan
Antibiotika
metronidazol telah menjadi terapi pilihan yang dig
unakan di beberapa pelayanan kesehatan. Metroni
dazol diberikan secara iv dengan dosis inisial 15 m
g/kgBB dilanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari dengan i
nterval setiap 6 jam selama 7-10 hari. Metronidaz
ol efektif untuk mengurangi jumlah kuman C. tetani
bentuk vegetatif.
Pencegahan terdiri atas 3 aspek yaitu: imunisasi, pera
watan luka dan pemberian ATS/HTIG profilaksis.
Pencegahan melalui imunisasi sangatlah penting
mengingat perawatan tetanus sangat mahal dan sulit.
Imunisasi dapat memberikan proteksi pada infeksi tet
anus hingga 100%. HTIG dapat diberikan juga untuk p
rofilaksis tetanus pada luka kotor.